Anda di halaman 1dari 24

Tugas Pengantar Teknik Elektro BAB 6

MEDAN ELEKTROMAGNETIK & INDUKTOR

Nama Kelompok :
- Mochammad Irsyad Nasrullah Nim : 223600029
- Hartadi Wisnumurti Nim : 223600006
- Muhammad Arief Hidayat Nim : 193600001
- RizkyRamadhana Wijaya Nim : 223600033

Dosen Pembimbing:
Ir. Winarno Fadjar Bastari, M.Eng.

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknologi Industri
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Tahun 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan karunia dan
berkatnya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Pengantar Teknik Elektro ini.
Makalah Pengantar Teknik Elektro saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak terutama Bapak Ir. Winarno Fadjar Bastari, M. Eng.,
sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih juga kepada pihak – pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasanya
maupun segi teori dan teknis lainnya. Oleh karena itu, dengan lapangdada dan tangan
terbuka, kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada saya, sehingga saya dapat memperbaiki Makalah Pengantar Teknik Elektro
ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari Makalah Pengantar Teknik Elektro
ini dapat diambil ilmu, hikmah dan manfaatnya sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan pembaca.

Surabaya, 6 Nopember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2

2.1 Pengertian Rekruitment ............................................................. 2

2.2 Pengertian Seleksi ................................................................... 6

2.3 Pengertian Penempatan kerja .................................................. 10

BAB III PENUTUP..................................................................................... 11

4.1 Kesimpulan...................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................12
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan
listrik yang bergerak lainnya. Atau secara sederhana Medan magnet adalah ruangan di
sekitar kutub magnet, yang gaya tarik/tolaknya masih dirasakan oleh magnet lain. Tahun
1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik (artinyamagnetmenimbulkanlistrik) melalui eksperimen yang
sangat sederhana. Sebuah magnet yang digerakkan masukdan keluar pada kumparan
dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan itu.

Induktor maupun transformator sebenarnya merupakan komponen devais


elektromagnetik yang cukup sederhana, terdiri dari sebuah inti logam dan satu ataulebih
lilitan. Seketika arus bolak-balik mengaliri induktor dan transformator,seketika itu
membentuk fluks magnetik. Fluks yang dihasilkan tentu akan mempengaruhi medan
magnetik dan induktansi yang berdampak pada inductor ataupun transformator. Namun
geometri dari belitan menentukan bentuk fluks yang terbentuk pada devais
elektromagnetik . Sehingga ketika terbentuk garis-garis fluks yang tidak terkopel dengan
baik antara belitan maka ini yang disebut dengan garis-garis fluks bocor.

Induktor merupakan salah satu komponen pasif yang mampu menyimpan dan
memberikan energi yang jumlahnya terbatas. Dalam sebuah rangkaian, induktor
dinyatakan dengan simbol L dalam satuan Henry (H). Sedangkan induktansi suatu
induktor tergantung dari banyaknya lilitan (N), panjang lilitan (l), luas daerah sekat (A),
dan permeabilitas inti (µ).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan medan elektromagnetik, induktor dan induktansi?
2. Bagaimana induktansi terjadi pada sebuah rangkaian listrik?
3. Apa saja jenis – jenis induktansi?

1.3 Tujuan
1. Ingin mengetahui definisi atau pengertian medan magnet, induktor dan induktansi.
2. Ingin mengetahui proses induktansi pada sebuah rangkaian listrik beserta
contohnya.
3. Ingin mengetahui apa saja jenis – jenis induktansi.
2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Medan Elektromagnetik

Medan Elektromagnetik adalah sebuah medan terdiri dari dua medan


vektor yang berhubungan: medan listrik dan medan magnet. Ketika dibilang
medan elektromagnetik, medan tersebut dibayangkan mencakup seluruh
ruang; biasanya medan elektromagnetik hanya terbatas di sebuah daerah
kecil di sekitar objek dalam ruang. Pertamakali bidang elektromagnetik
ditemukan pada abad ke 19, ketika fisikawan menyadari bahwa busur listrik
(percikan api) dapat direproduksi dari kejauhan dan tanpa menghubungkan
kabel diantara keduanya.
Hal ini membuat ilmuan percaya bahwa ada kemungkinan bisa berkomunikasi jarak
jauh tanpa menggunakan kabel. Pemancar radio yang pertamakali memanfaatkan busur
listrik ini dan penerima yang terkait adalah sebagai menarik untuk orang-orang pada awal
abad ke-20 sebagai internet pada saat ini. Ini adalah awal dari yang biasa kita sebut
nirkabel komunikasi.

Medan elektromagnetik (ME) biasanya dihasilkan dari arus (alternating AC)


dalam konduktor listrik. Frekuensi dari arus dapar berkisar dari satu siklus
dalam ribuan tahun pada ekstrim yang rendah ke triliun atau quadrillions
siklus per detik (pada suhu yang sangat tinggi).
Unit standar elektromagnetik adalah hertz. Sebuah frekuensi 1000 Hz adalah
onekilohertz (kHz). Frekuensi 1000 kHz adalah salah satu megahertz (MHz).
Frekuensi 1000 MHz adalah salah satu gigahertz (GHz). Panjang gelombang
elektromagnetik adalah terkait dengan frekuensi. Jika frekuensi F dari
gelombang elektromahnetik ditentukan dalam megahertz, dan W panjang
gelombang ditentukan dalam meter (m). Maka dalam ruang bebas, keduanya
berhubungan melalui rumus w = 300 / f.
Contohnya sebuah sinyal pada 100 MHz yang mmiliki panjang gelombang 3
m, atau sekitar 10 m. Rumus yang sama ini berlaku apabila frekuensi dalam
GHz dan panjang gelombang ditentukan dalam milimeter (mm). Dengan
demikian, sinyal pada 30 GHz akan memiliki panjang gelombang 10 milimeter
atau sedikit kurang dari setengah inchi.

Elemen-Elemen Medan Elektromagnetik


1. Vektor

Vektor adalah besaran yang dicirikan oleh besar (magnitude) dan arah. Contoh :
berat, gaya, kecepatan, medan listrik, medan magnet, kuat medan listrik, percepatan
gravitasi dsb.
2. Hukum Coulomb

Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan gaya Coulomb yang bekerjapada
masing-masing muatan-muatan titik yag terpisah dengan jarak tertentu didalam medium
dielektrik.

3. Intensitas Medan Elektromagnetik


4. Fluks Elektromagetik

Fluks magnetik (sering disimbolkan Φm), adalah ukuran atau jumlah medan magnet
B yang melewati luas penampang tertentu, misalnya kumparan kawat (hal ini sering pula
disebut "kerapatan medan magnet"). Satuan fluks magnetik dalam Satuan Internasional
adalah weber (Wb) (Weber merupakan satuan turunan dari volt-detik)

(B medan magnet seragam melalui bidang datar) dimana θ adalah sudut datang B
menurut vektor a (vektor a adalah vektor normal, yaitu tegak lurus dengan bidang).
Umumnya, fluks magnetik yang melalui bidang S dinyatakan sebagai integral dari medan
magnet atas luas bidang.

di mana   adalah fluks magnetik, B adalah medan magnet, S adalah luas bidang,


tanda "- " menunjukkan operasi perkalia titik, dan dS adalah vektor infinitesimal (kecil
tak berhingga), yang magnitudonya adalah elemen luas diferensial dari S, yang arahnya
adalah tegak lurus bidang.

A. Fluks dalam bidang tertutup

Hukum Gauss untuk magnetisme, yang merupakan satu dari empat Persamaan
Maxwell, menyatakan bahwa jumlah fluks magnetik yang melalui bidang tertutup sama
dengan nol. ("bidang tertutup" adalah bidang yang melingkupi suatu ruang tanpa celah.)

Dengan kata lain, hukum Gauss untuk magnetisme menyatakan:

untuk setiap bidang tertutup S.

B. Fluks magnetik yang melalui bidang terbuka

Jika fluks magnetik yang melalui bidang tertutup selalu berjumlah nol, fluks
magnetik yang melalui bidang terbuka tidak selalu nol dan nilai ini sangat penting dalam
teori elektromagnetisme. Contohnya, perubahan fluks magnetik yang melalui kumparan
kawat akan menimbulkan Gaya gerak listrik (GGL), yang kemudian menyebabkan
adanya arus listrik, dalam kumparan. Perhitungannya diberikan melalui Hukum Faraday:

di mana:
 adalah GGL,
Φm adalah fluks yang melewati bidang terbuka yang dibatasi oleh kurva ∂Σ(t),
∂Σ(t) adalah kurva tertutup yang berubah sejalan dengan waktu; GGL timbul disekitar
kurva ini, dan merupakan batas bidang di mana Φm berada, dℓ adalah elemen
vektor infinitesimal dari kurva ∂Σ(t),
v adalah kecepatan dalam dℓ,
E adalah medan listrik,
B adalah medan magnet.

5. HUKUM GAUSS

Hukum Gauss adalah hukum yang menghubungkan penyebaran muatan listrik


dengan medan listrik yang dihasilkannya. Hukum Gauss dapat dinyatakan dengan

dimana ΦE adalah fluks listrik melewati permukaan tertutup S menutup


volume V, Q adalah total muatan tertutup dalam S, dan ε0 adalah konstanta listrik. Fluks
listrik ΦE didefinisikan sebagai integral permukaan medan listrik:

Dengan E adalah medan listrik, dA adalah vektor melambangkan luas elemen yang


sangat kecil, dan · melambangkan perkalian dot 2 vektor. Karena fluks didefinisikan
sebagai integral medan listrik, penulisan Hukum Gauss dalam bentuk ini disebut bentuk
integral.
6. Induktansi Medan Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya arus listrik pada penghantar listrik
akibat dari adanya perubahan medan magnet di sekeliling penghantar.
7. GGL ( GERAK GAYA LISTRIK )
Gaya gerak listrik induksi (disingkat ggl induksi) adalah gaya gerak listrik yang
timbul di dalam kumparan yang di-akibatkan karena adanya perubahan
medan magnet dengan tempo yang cepat. Gaya ini mencakup sejumlah fluks magnetik.
2.2 Pengertian Induktor dan Induktansi
Induktor merupakan salah satu komponen pasif yang mampu menyimpan dan
memberikan energi yang jumlahnya terbatas. Dalam sebuah rangkaian, induktor
dinyatakan dengan simbol L dalam satuan Henry (H). Sedangkan induktansi suatu
induktor tergantung dari banyaknya lilitan (N), panjang lilitan (l), luas daerah sekat (A),
dan permeabilitas inti (µ).

Induksi adalah sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya Gerak Gaya Listrik (GGL) akibat perubahan arus yang melewati rangkaian
tetangga yang dihubungkan secara magnetis. Dalam rumus, induktansi dapat dituliskan
sebagai berikut:
2
N μA
L=
l

Atau dalam simbol digambarkan sebagai berikut:

Hukum Faraday tentang induksi, perubahan fluks magnet menginduksi GGL:

d ϕB
ε =−N
dt

Cara untuk menginduksi GGL:

d
ε =−N (BA cos θ)
dt

Kuantitas yang dapat berubah terhadap waktu:


- Nilai atau besar “B”
- Luas A yang dilingkupi loop
- Sudut θ antara B dan normal loop

2.2. Jenis – Jenis Induktansi


A. RUMUS-RUMUS INDUKTANSI

Lilitan silinder

Dimana: L  = induktansi

μ0 = permeabilitas vakum


K = koefisien Nagaoka

N = jumlah lilitan

r = jari-jari lilitan

l = panjang lilitan

Kawat lurus

Dimana: L = induktansi

L  = panjang kawat

d  = diameter kawat

Lilitan silinder pendek berinti udara

Dimana: L = induktansi (µH)

r = jari-jari lilitan (in)

l = panjang lilitan (in)

N = jumlah lilitan

Lilitan berlapis-lapis berinti udara

Dimana: L = induktansi (µH)

r  = rerata jari-jari lilitan (in)

l  = panjang lilitan (in)

N = jumlah lilitan

d = tebal lilitan (in)

Lilitan spiral datar berinti udara

Dimana: L = induktansi

r  = rerata jari-jari spiral

N = jumlah lilitan


d = tebal lilitan

Inti toroid

Dimana: L = induktansi

μ0 = permeabilitas vakum

μr = permeabilitas relatif bahan inti

N = jumlah lilitan

r = jari-jari gulungan

D = diameter keseluruhan


A. Dalam sirkuit elektrik
Sebuah induktor menolak perubahan arus. Sebuah induktor ideal tidak
menunjukkan resistansi kepada arus rata, tetapi hanya induktor superkonduktor
yang benar-benar memiliki resistansi nol. Pada umumnya, hubungan antara
perubahan tegangan, induktansi, dan perubahan arus pada induktor ditentukan oleh
rumus diferensial:

Jika ada arus bolak-balik sinusoida melalui sebuah induktor, tegangan sinusoida
diinduksikan. Amplitudo tegangan sebanding dengan amplitudo arus dan frekuensi
arus.

Pada situasi ini, fase dari gelombang arus tertinggal 90 dari fase gelombang
tegangan. Jika sebuah induktor disambungkan ke sumber arus searah, dengan harga
"I" melalui sebuah resistansi "R" dan sumber arus berimpedansi nol, persamaan
diferensial diatas menunjukkan bahwa arus yang melalui induktor akan dibuang
secara eksponensial:
B. Analisis sirkuit Laplace (s-domain)
Ketika menggunakan analisis sirkuit transformasi Laplace, impedansi pemindahan
dari induktor ideal tanpa arus sebelumnya ditunjukkan dalam domain s oleh:

di mana: L adalah induktansi

s adalah frekuensi kompleks

Jika induktor telah memiliki arus awal, ini dapat ditunjukkan dengan:

menambahkan sumber tegangan berderet dengan induktor dengan harga:

(Pegiatikan bahwa sumber tegangan harus berlawanan kutub dengan arus awal)
atau dengan menambahkan sumber arus berjajar dengan induktor, dengan harga:

di mana: L adalah induktansi

 adalah arus awal

C. Jejaring induktor
Induktor dalam konfigurasi kakap memiliki beda potensial yang sama. Untuk
menemukan induktansi ekivalen total (Leq):

Arus dalam induktor deret adalah sama, tetapi tegangan yang membentangi setiap
induktor bisa berbeda. Penjumlahan dari beda potensial dari beberapa induktor seri
sama dengan tegangan total. Untuk menentukan todu total digunakan rumus:
Hubungan tersebut
hanya benar jika tidak ada kopling magnetis antar kumparan.

D. Induktansi suatu induktor tergantung dari banyaknya lilitan (N), panjang lilitan (l),
luas daerah sekat (A), dan permeabilitas inti

Simbol komponen :
Perhatikan simbol induktor beserta arus dan tegangan dibawah ini.

Tegangan pada induktor sebanding dengan laju perubahan arus terhadap waktu
sesuai dengan persamaan dibawah ini

Perlu diingat bahwa tegangan (v) dan arus (i) adalah fungsi waktu.Sehingga tidak
ada tegangan (v=0) yang melintas sebuah induktor jika arus konstan, tdk peduli
betapapun besarnya arus tsb. Maka dari itu dapat dipandang bahwa sebuah
induktor merupakan hubungan arus pendek (Short Circuit) pada rangkaian DC.

Selain didefinisikan dengan persamaan (1) diatas, maka induktor bisa


didefinisikan dengan persamaan arus sbg fungsi tegangan yang lain sbb:
Daya dan Energi pada induktor
Daya (P) =

E. Kombinasi Induktansi Dan Kapasitansi


1. Rangkaian Seri Induktor

Dengan Leq adalah rangkaian ekivalen induktor. Sehingga induktor ekivalen seri
adalah
2. Rangkaian Paralel Induktor

Maka Induktor ekivalen adalah =

F. INDUKTANSI BERSAMA
Bila sebuah arus i yang berubah dalam sebuah rangkaian menyebabkan
parubahan fluks magnetik dalam rangkaian kedua, maka dihasilkan sebuah TGE
induksi dalam rangkaian kedua tersebut.

Konstanta M dinamakan induktansi bersama (mutual inductance).


Serupa halnya, sebuah arus i2 yang berubah-ubah dalam rangkaian kedua akan
menginduksi sebuah tge dalam rangkaian yang pertama.

Satuan SI dari induktansi bersama M adalah henry (H).


Jika dua rangkaian berikut adalah kumparan kawat dengan jumlah N 1 dan N2 lilitan,

maka induktansi bersama M dapat dinyatakan dalam fluks B2yang melalui


setiap lilitan 2 yang disebabkan oleh arus i 1 dalam koil 1. Atau dinyatakan dalam

fluks B1 yang melalui setiap lilitan 1 yang disebabkan oleh arus i 2 dalam lilitan
2.

G. Induktansi Sendiri
Suatu arus i yang berubah dalam sebarang rangkaian akan menginduksi sebuah
tge dalam rangkaian yang sama itu, yang dinamakan terinduksi sendiri.

Konstanta L dinamakan induktansi atau induktansi sendiri.


Induktansi sebuah koil yang terdiri atas N lilitan dikaitkan kepada fluks rata-rata

yang melalui setiap lilitan yang disebabkan oleh arus i dalam koil itu.

Sebuah alat rangkaian yang dimaksudkan untuk mempunyai induktansi yang cukup
besar dinamakan sebuah induktor.

H. GGL Induksi Sendiri

Arus dalam rangkaian akan menimbulkan medan magnetik yang menyebabkan fluks
magnetik melalui koil tersebut. Bila arus dalam rangkaian berubah, fluks juga
berubah, dan tge induksi-sendiri akan muncul dalam rangkaian tersebut.

I. Induktor L
Bila sebuah arus i mengalir dari a ke b melalui sebuah induktor, potensial itu
turun dari a ke b bila di/dt positif (arus yang semakin bertambah). Dalam setiap
kasus Vab = Va – Vb = L di/dt. Bila i konstan Vab = 0.

J. Energi Medan Magnetik


Sebuah induktor dengan induktansi L yang mengangkut arus i mempunyai energi.

Energi ini diasosiasikan dengan medan magnetik induktor. Jika medan berada dalam
ruang hampa, maka kerapatan energi magnetik u (energi per satuan volume) adalah:

K. Rangkaian R-L

Pertumbuhan Arus dalam Rangkaian R-L


Rangkaian L-C

Rangkaian L-C
Sebuah rangkaian L-C, yang mengandung induktansi L dan kapasitansi C, mengalami
osilasi listrik dengan frekwensi sudut .

Rangkaian seperti ini analog dengan sebuah osilator harmonik, dimana induktansi L
analog dengan masa m, 1/C analog dengan konstanta gaya k, muatan q analog
dengan pergeseran x, dan arus i analog dengan kecepatan v.
Tabel Osilasi Rangkaian L-C

Rangkaian L-R-C
Sebuah rangkaian seri L-R-C, yang mengandung resistansi (hambatan), induktansi
dan kapasitansi, mengalami osilasi teredam untuk hambatan yang cukup kecil.
Frekuensi ’ dari osilasi teredam itu adalah

Jika R bertambah maka redaman bertambah, bila R2 = 4 L/C osilasi teredam kritis.

a. kurang redam (R kecil)


b. teredam kritis (R2=4L/C)
c. kelewat redam (R sangat besar)
L. JENIS- JENIS INDUKTOR
Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah :
1. Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
2. Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
3. Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
4. Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk
Donat)
5. Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan
logam diberikan Isolator.
6. Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit
yang dapat diputar-putar.

M. Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik
dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-
balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta
melipatgandakan tegangan. Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada
umumnya diaplikasikan, sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan
Frekuensi

Transformator (Transformer)

Motor Listrik

Solenoid

Relay

Speaker

Microphone
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Medan Elektromagnetik adalah sebuah medan terdiri dari dua medan vektor yang
berhubungan: medan listrik dan medan magnet.

Elemen-Elemen Medan Elektromagnetik

1. Vektor
2. Hukum Coulomb
3. Intensitas Medan Elektromagnetik
4. Fluks Elektromagetik

Induktor atau Reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan


berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melintasinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.antaranews.com/berita/244350/burung-bisa-lihat-medan-magnet-bumi

https://www.coursehero.com/file/126241101/MAKALAH-MEDAN-MAGNETIK-STATISdocx/

Wikipedia.org, “medan elektromagnetik ”, id.wikipedia.org 27 Februari 2021

,https://id.wikipedia.org/wiki/Medan_elektromagnetik

https://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-fungsi-dan-jenis-jenis-induktor/#:~:text=Simbol
%20yang%20digunakan%20untuk%20melambangkan,Elektronika%20adalah%20huruf
%20%E2%80%9CL%E2%80%9D.

https://id.wikipedia.org/wiki/Induktor

https://id.wikipedia.org/wiki/Fluks_listrik
CONTOH SOAL
1. Suatu kumparan memiliki jumlah lilitan sebanyak   . Jika arus listrik yang
mengalir pada kumparan tersebut sebesar   dan fluks magnet yang
terbentuk sebesar  , maka induktansi diri dari kumparan tersebut adalah…

Pembahasan

 Besar induktansi diri suatu kumparan dirumuskan dengan   


 Arus listrik sebesar   dengan fluks magnet sebesar 
 Jumlah lilitan sebanyak 
 Maka

2. sebuah penghantar yang panjangnya 0,3 m digerakkan dalam medan magnet


homogen 0,5 T dengan kecepatan 6 m/s. Berapakah besarnya bedapotensial yang
timbul pada ujung-ujung penghantar tersebut?

Pembahasan:

Diketahui : I = 0,3 m

B = 0,5 T

v = 6 m/s

Ditanya := ε...?

Dijawab :

GGL induksi pada kawat yang digeser dirumuskan sebagai berikut.

ε= B.I.v = 0,5×0,3×6 = 0,9 volt

Jadi, besarnya beda potensial yang timbul pada ujung-ujung penghantaradalah 9 V

3. Tentukan nilai induktansi efektif dari rangkaian sambungan gambar di bawah ini:
Penyelesaian:
Rangkaian dapat semakin disederhanakan dengan membutuhkan 3 langkah
penyelesaian, yaitu:
L1 dan L2 adalah sambungan seri maka dapat dihitung dengan rumus:
LA = L1 + L2
LA = 20mH + 20mH
LA = 40mH
4. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan tersebut dialiri arus
searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl induksi diri kumparan apabila dalam
selang waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi nol?
Jawab :

Diketahui :

L = 2,5 H

I1 = 50 mA = 5 × 10-2 A

I2 = 0

Δt = 0,4 s

Ditanya :ε =…?

Pembahasan :

Anda mungkin juga menyukai