Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH FISIKA ELEKTROMAGNETIK

PADA

DOSEN PENGAMPU :
Ir. MUHAMMAD IRSYAM S.T.,M.SI.,IPM
NIDN.1002117002

KELOMPOK II :

EMANUEL ESRAN / 221030033

SAMUEL PARULIAN S / 221030027

EDO ARVIANO / 221030051

M.TEGAR PRAYOGA / 221030021

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ ELEKTROMAGNETIK
PADA SINAR X” dapat kami selesaikan dengan baik. penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau
kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari .
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Tuhan Maha Esa karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,
dosen pengampu, Bapak Ir. Muhammad Irsyam S.T, M.SI, IPM. dan juga kepada
teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Batam, 25 MEI 2023

KELOMPOL ll

DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................…2
1.3 Batasan Masalah............................................................................................2
1.4 Tujuan............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Hukum Faraday.............................................................................................3
2.2 Induksi elektromagnetik................................................................................5
2.3 Generator......................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Proses Listrik Arus Bolak – Balik Pada Generator....................................14
3.2 Prinsip Kerja dari Arus Listrik Bolak-Balik pada Generator.....................22
3.3 Bagian-bagian Dari Alternator...................................................................24
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................26
4.2 Saran............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangsn zaman, manusia atau ahli medis menggunakan
teknologi untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut
terhadap mahkluk hidup juga harus diperhatikan agar tidak malah memperburuk
keadaan pasien. Salah- satu teknologi yang dhikembangkan dikalangan ahli medis
untuk mengobati pasienya adalah Sinar X. Ahli medis menggunakan Sinar X untuk
memotret kedudukan tulang atau organ dalam tubuh manusia.

Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang
dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan
terapi di bidang kedokteran . Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo
Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan
perkembangan teknologi maka photo Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih
luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography
Scan). Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu
dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat.

Tetapi apakah penggunaan Sinar X itu tidak berbahaya bagi manusia. Padahal
daya tembus Sinar X cukup besar, apakah jaringan tubuh manusia aman kalau
terkena paparan sinar-x terlalu lama. Dan sinar X juga merupakan salah satu
gelombang elektromaknetik yang dimana radiasi dari gelombang elektromaknetik
bisa membahayakan kesehatan manusia.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2 Apa itu Sinar X?


1.2 Bagaimana pembentukan sinar X?
1.2 Bagaimana Interaksi Sinar X dengan Bahan?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah terdapat pada bagaimana memperlihatkan prinsip kerja
gelombang elektromagnetik pada Sinar X

1.3Tujuan
Mengetahui prinsip kerja gelombang elektromagnetik, keuntungan dan
kerugian pada Sinar X

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hukum Faraday


Faraday berpikir bahwa jikalau arus listrik dapat meghasilkan medan magnet, maka hal
sebaliknya juga sangat mungkin dapat

terjadi. Hingga pada tahun 1822, Farad


menuliskan sebuah penemuan barunya pada
buku catatannya yakni penemuan yang dapat
mengubah magnet menjadi energi listrik.
Percobaan demi percobaan ia lakukan hingga
akhirnya penemuan itu berhasil ia dapatkan
setelah hampir sepuluh tahun.

Penemuan Farrad itu ia dapatkan dari pengujian sebuah kabel yang melewati medan
magnet, dimana kabel itu dihubungkan pada Galvanometer. Namun ternyata kabel itu tidak
dapat begitu saja memiliki arus listrik, sekalipun sudah diletakkan di medan magnet. Kabel itu
ternyata harus digerakkan keatas atau kebawah hingga memutus garis medan magnet. Farad
kemudian menyimpulkan bahwa medan magnet dapat menimbulkan mutan listrik jika terjadi
pergerakan relative antara kabel dan magnet. Proses menghasilkan arus listrik pada rangkaian
yang berasal dari magnet itulah yang dinamakan sebagai Induksi Elektromagnetik.

Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa suatu rangkaian listrik memiliki gaya gerak
listrik induksi yang nilainya berbanding lurus dengan kecepatan perubahan fluks magnetik
yang dilingkupinya. Garis gaya magnet yang dilingkupi oleh luas daerah tertentu dalam arah
tegak lurus ditetapkan sebagai fluks magnet. Faraday menemukan bahwa induksi sangat
bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik, ggl yang
diinduksi semakin besar. Di sisi lain, ggl tidak sebanding dengan laju perubahan medan
magnetik B, tetapi sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik, ΦB, yang bergerak
melintasi loop seluas A, yang secara matematis fluks magnetik tersebut dinyatakan sebagai
berikut:

Φ = B.A cos θ

3
Dengan B sama dengan rapat fluks magnetik, yaitu banyaknya fluks garis gaya
magnetik per satuan luas penampang yang ditembus garis gaya fluks magnetik tegak lurus, dan
θ adalah sudut antara B dengan garis yang tegak lurus permukaan kumparan. Jika permukaan
kumparan tegak lurus B, θ = 90o dan ΦB = 0, tetapi jika B sejajar terhadap kumparan, θ = 0o,
sehingga:

ΦB = B.A

Hal ini terlihat pada Gambar 1, di mana kumparan berupa bujur sangkar bersisi i seluas A = i2.
Garis B dapat digambarkan sedemikian rupa sehingga jumlah garis per satuan luas sebanding
dengan kuat medan. Jadi, fluks ΦB dapat dianggap sebanding dengan jumlah garis yang
melewati kumparan. Besarnya fluks magnetik dinyatakan dalam satuan weber (Wb) yang
setara dengan tesla.meter2 (1Wb = 1 T.m2).

Dari definisi fluks tersebut, dapat dinyatakan bahwa jika fluks yang melalui loop kawat
penghantar dengan N lilitan berubah sebesar ΦB dalam waktu aktu Δt, maka besarnya ggl
induksi adalah: Yang dikenal dengan Hukum Induksi Faraday, yang berbunyi: “gaya gerak
listrik (ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop penghantar berbanding lurus
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar tersebut”. Tanda
negatif pada persamaan (6.3) menunjukkan arah ggl induksi. Apabila perubahan fluks (ΔΦ)
terjadi dalam waktu singkat (Δt → 0).

Apabila ggl induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup dengan hambatan
tertentu, maka mengalirlah arus listrik. Arus ini dinamakan dengan arus induksi. Arus induksi
dan ggl induksi hanya ada selama perubahan fluks magnetik terjadi. Hukum Lenz menjelaskan
mengenai arus induksi, yang berarti bahwa hukum tersebut berlaku hanya kepada rangkaian
penghantar yang tertutup. Hukum ini dinyatakan oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804 - 1865),
yang sebenarnya merupakan suatu bentuk hukum kekekalan energi. Hukum Lenz menyatakan
bahwa: “ggl induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetnya berlawanan dengan
asal perubahan fluks”.

Perubahan fluks akan menginduksi ggl yang menimbulkan arus di dalam kumparan,
dan arus induksi ini membangkitkan medan magnetnya sendiri. Penerapan Hukum Lenz adalah
pada arah arus induksi. Magnet diam sehingga tidak ada perubahan fluks magnetik yang
dilingkupi oleh kumparan. Fluks magnetik utama yang menembus kumparan dengan arah ke
bawah akan bertambah pada saat kutub utara magnet didekatkan kumparan. Arah induksi juga
dapat diketahui dengan menerapkan Hukum Lenz.

4
2.2 Induksi Elektromagnetik
Kesimpulan Faraday terait Elektromagnetik juga memperkenalkan suatu besaran yang
dinamakan fluks magnetik. Fluks magnetik ini menyatakan jumlah garis-garis gaya magnet yang
mempengaruhi Indusksi Elektromagnetik. Faraday kemudian menuliskannya dalam sebuah perumusan
Φ = B A cos θ

Φ= fluks magnetik (weber atau Wb) B = induksi magnetik (Wb/m²)

A = luas penampang (m²)

cos θ = Sudut antara induksi magnet dan normal bidang

Sehingga dari perumusan diatas dapat diketahui bahwa Induksi Elektromagnetik dapat
dilaksanakan dalam berbagai metode yakni:

a. Menggerakkan loop / penghantar di dalam medan magnet


sehingga menghasil perubahan luas penampang.

b. Menggerakkan batang magnet terhadap kumparan


sehingga menghasilkan perubahan garis garis gaya magnet
(B).

c. Kumparan / penghantar berputar pada medan magnet yang


menghasilkan perubahan sudut. (θ).

5
GGL Induksi

Istilah GGL Induksi sering kita dengar dalam metode Induksi Elektromagnetik dengan
menggerakkan batang magnet dalam kumparan. Ketika kutub utara batang magnet digerakkan
masuk kedalam kumparan, maka jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat pada kumparan
akan bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis gaya pada ujung-ujung kumparan inilah
yang dinamakan Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi.

Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL Induksi. Namun,
jarum galvanometer yang dihubungkan pada kumparan hanya bergerak saat magnet digerakkan
keluar masuk kumparan. Sehingga Arus listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika
magnet diam di dalam kumparan, maka di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.

Penyebab Terjadinya GGL Induksi

a) Kutub utara batang magnet digerakkan masuk kedalam kumparan

b) Kutub utara batang magnet digerakkan keluar dari dalam kumparan

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah garis-
garis gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-
garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan

6
c) Kutub utara batang magnet diam di dalam kumparan

Ketika kutub utara magnet batang diam di dalam kumparan, jumlah garis- garis gaya magnet di
dalam kumparan tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis gaya tetap, maka
pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi.

Faktor yang Mempengaruhi Besar GGL Induksi

a. Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet.

b. Jumlah lilitan kumparan.

c. Medan magnet.

Faktor tersebut dirumuskan dalam sebuah persamaan

є = -N ( ΔΦ / Δt )

є = ggl induksi (volt)

N = jumlah lilitan (tanda negative didapatkan dari pernyataan Hukum Lenz) ΔΦ / Δt = laju
perubahan fluks magnetic

Second Right-Hand Rule

Sesuai dengan hukum Lenz maka akan timbul induksi magnet yang menantang sumber.
Arah induksi magnet (B) ini dapat digunakan untuk menentukan arah arus induksi yakni
dengan menggunkan second right-hand rule, seperti

pada gambar disamping. Ibu jari sebagai arah arus induksi,


sedangkan empat hari lain sebagai arah B.

7
GGL Induksi Pada Penghantar yang Bergerak Dalam Medan Magnet

Penghantar yang bergerak dalam medan magnet dengan kecepatan (v) akan menyapu
luasan yang terus berubah. Perubahan luas inilah yang menyebabkan terjadinya induksi
magnetik pada ujung-ujung penghantar. Induksi magnetik ini juga disebut sebagai GGL
Induksi. Perumusan GGL Induksi yang terjadi pada penghantar yang bergerak dalam medan
magnet dinyatakan sebagai berikut:

є = B l v sin θ

є = ggl induksi (volt)

B = induksimagnet (Wb/m²)

l = panjang penghantar (m)

v sin θ = kecepatan gerak penghantar terhadap medan magnet (m/s)

Fourth Right-Hand Rule

Ketika Induksi Elektromagnetik diperoleh


dengan cara menggerakkan loop, maka arah dari
arus listrik yang dihasilkan dapat ditentukan
dengan menggunkan Fourth Right-Hand Rule
(seperti gambar samping). Ibu jari sebagai arah
gerak penghantar, empat jari lain sebagai arah
induksi magnet, sedangkan telapak sebagai arah
Gaya Lorentz.

GGL Induksi Pada Generator

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk
melakukan induksi elektromagnetik. Salah satunya adalah dengan memutar penghantar /
kumparan pada medan magnet. Prinsip inilah yang digunakan dalam pross kerja generator.
metode ini adalah induksi magnet yang dihasilkan dari perubahan sudut. Besar GGL Induksi
dapat ditentukan dari rumus sebagai berikut:

є=NBAω

є = ggl induksi (volt) N = jumlah lilitan

B = induksi magnet (Wb/m²)

8
A = luas penampang (m²)

ω = kecepatan sudut penghantar (rad/s)

Induksi Diri Pada Selenoida

Pada Elektromagnetik kita mengenal bahwa selenoida atau kumparan yang dialiri
arus listrik dapat menimbulkan sebuah medan megnet permanent lengkap degan
kutubnya.

Sehingga jika terjadi perubahan arus


listri yang mengaliri selenoida maka pada kumparan juga
akan terjadi perubahan fluks magnetik. Perubahan fluks
magnetik inilah yang disebut sebagai induksi diri. Oleh
karena itu selenoida disebut sebagai induktor.

Besar perubahan fluks magnetik sebanding dengan perubahan arus listrik pada selenoida
tersebut, sehingga dapat dirumuskan:

є = -L ( Δi / At)

є = ggl induksi diri (volt)

Δi / Δt = perubahan kuat arus tiap satuan waktu L = induktansi diri (henry)

Kemudian L dapat dirumuskan lebih lanjut dalam persamaan

L = ( μ N² A ) / l

μ = 4π.10 Wb/A/m N = jumlah lilitan

A = luas penampang inductor

l = panjang inductor (m)

9
2.3 Generator

Generator listrik adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik
dari sumber energi mekanis. Prinsip kerja dari generator listrik adalah induksi
elektromagnetik. Berdasarkan jenis arus listriknya, generator dibagi menjadi generator
arus searah dan generator arus bolak-balik. Perbedaan keduanya yaitu penggunaan
komutator pada generator arus searah dan cincin selip pada generator arus bolak-balik.
Proses kerja generator listrik dikenal sebagai pembangkit listrik. Generator listrik
memiliki banyak kesamaan dengan motor listrik, tetapi motor listrik adalah alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik
untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator tidak menciptakan
listrik yang sudah ada di dalam lilitan kumparannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan
sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tetapi tidak menciptakan air di dalamnya.
Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh
melalui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol
tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi
mekanis yang lalu lalang.

Macam-macam Generator.

Ada 2 jenis generator yaitu :

- Generator AC (Alternating current).

- Generator DC (Direct current).

Persamaan Generator AC Dan DC.

Generator AC dan DC sebenarnya memiliki fungsi dan prinsip yang sama,

berikut beberapa persamaan generator AC dan DC :

10
1). Mengalirkan Elektron.

Generator AC dan generator DC ini menggunakan energi kinetik yang

dihasilkan dari luar atau gaya magnetik. Pergerakan ini memungkinkan atau

lebih tepatnya memaksa elektron agar bisa berpindah ke tempat lain dan

menghasilkan energi listrik.

2). Menghasilkan arus listrik.

Generator AC dan generator DC setelah memaksa elektron berpindah

maka arus listrik dihasilkan. Kedua generator ini sama-sama menghasilkan arus

listrik meskipun pada dasarnya arus yang dihasilkan berbeda jenis. Dua jenis

arus listrik ini memiliki manfaat yang sama.

3). Memiliki komponen yang befungsi sama.

Rotor dan Stator sama-sama digunakan di kedua jenis generator ini. Ada

sedikit perbedaan di roda kumparan yang berputar untuk generator AC

rodanya penuh dan sempurna, sementara untuk generator DC roda yang

digunakan tidak sempurna, terdapat bagian yang terputus dari roda.

4).Sama-sama mengandalkan induksi elektromagnetik.

Komponen-komponen di atas jika disusun menjadi generator, maka

kedua jenis generator ini menggunakan induksi elektromagnetik yang sama

untuk menghasilkan arus listrik.

11
Perbedaan Generator AC Dan DC.

Perbedaan dari generator AC dan DC sangatlah banyak ditinjau dari arus yang

dihasilkannya. Berikut beberapa perbedaan dari generator AC dan DC :

1). Perbedaan desain.

Generator AC memiliki stator berupa kabel yang tetap dan rotor berupa

magnetnya. Jadi magnet berputar di sekitar kumparan. Sementara itu generator

DC memiliki kumparan yang berputar dengan magnet sebagai statornya.

2). Penggunaannya.

Generator AC lebih sering digunakan untuk kebutuhan listrik rumahan

untuk menggerakan motor berukuran kecil seperti vacuum cleaner, dan kipas

angin, jenis arus ini juga aman ditransfer dalam jarak jauh dan tidak kehilangan

energi. Sementara itu Generator DC sering digunakan untuk kapal, kereta listrik

dan motor-motor besar lainnya, ini menjadi alasan kenapa kapal menggunakan

generator DC.

3). Energi yang bisa dihasilkan.

Arus AC sangatlah aman untuk ditransfer ke seluruh kota dan dapat

menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan arus DC. Arus DC tidak

bisa mengalir ke tempat yang jauh karena cenderung kehilangan energi ketika

dialirkan.

12
4). Penyebab aliran arus.

Pada generator AC arus dihasilkan karena gaya magnet yang berputar

sepanjang kabelnya, sementara itu pada generator DC arus dihasilkan karena

gaya magnet yang tidak berputar dan bersifat tetap sepanjang kabelnya.

5). Arah arus yang dihasilkan.

Arah dari arus yang dihasilkan generator AC berbalik dan terus berbalik

ketika mengalir di sebuah sirkuit. Sementara itu arus dari generator DC mengalir

di satu arah.

6). Kekuatan arus yang dihasilkan.

Arus dari generator AC berubah-ubah terus setiap waktu, maka terkadang

terjadi gangguan listrik di rumah anda karena kekuatan arusnya berubah- ubah.

Sementara itu generator DC menghasilkan arus yang konstan.

7). Arah gerak elektron.

Elektron dari arus yang dihasilken generator AC memiliki dua arah yaitu

depan dan belakang, pergantian arah ini terjadi sangat cepat dalam satu second

(satuan waktu). Sementara elektron dari arus DC mengalir dengan arah depan

saja. Berikut di atas beberapa perbedaan dan persamaan dari generator AC dan

DC. Masih ada banyak faktor yang membedakan generator AC dan DC

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Proses Listrik Arus Bolak – Balik Pada Generator


Generator adalah suatu mesin yang menggunakan magnet untuk mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip generator secara sederhana dapat
dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut
bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan
kanan Fleming (Gambar 2.11) berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet dan arah resultan
dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar,
telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang
terinduksi

Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :

1. Ibu jari : gerak perputaran

2. Jari telunjuk : medan magnetik kutub u dan s

3. Jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I

Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang
digerakkan. Jumlah tegangan yang diinduksikan pada penghantar saat penghantar
bergerak pada medan magnet tergantung pada :

1. Kekuatan medan magnet, makin kuat medan magnet makin besar


tegangan yang diinduksikan.

2. Kecepatan penghantar dalam memotong fluks, makin cepat maka


semakin besar tegangan yang diinduksikan.

3. Sudut perpotongan, pada sudut 90 derajat tegangan induksi maksimum


dan tegangan kurang bila kurang dari 90 derajat.

4. Panjang penghantar pada medan magnet.


Timbulnya GGL Listrik Karena Lilitan Memotong Fluksi

Induksi elektromagnetik dapat dikatakan sebagai proses perubahan energi


mekanik (energi kinetic) menjadi energi listrik. Proses perubahan energi ini, berkaitan
dengan konsep fluks magnetik. Kita mulai dengan mempelajari Fluks magnetik dan
Huhum Faraday secara kuantitatif.

a. Fluks magnetik

Fluks magnetik didefinisikan sebagai hasil kali antara komponen induksi


magnetik dengan luas bidang. Hukum Lenz : “ Arah arus induksi adalah
sedemikian sehingga medan magnetik yang ditimbulkannya berlawanan dengan
arah medan magnetik yang menimbulkan arus induksi itu”.

b. Penerapan Konsep Induksi Elektromagnetik

1. Dynamo/Generator AC

2. Generator DC

3. Transformator : Transformator adalah alat yang digunakan untuk


mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah (Transformator Step –Down).

Rumus Transformator : V1/ V2 = N1 / N2, h = Ps/Pp x 100 %, P = V. I.

Sistem pengisian AC paling banyak digunakan, baik sistem pengisian dengan


regulator mekanik (konvensional) maupun dengan IC regulator. Komponen
sistem pengisian regulator mekanik terdiri dari :

a. Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik.


Listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus
AC menjadi arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian
dengan alternator.

b. Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan


alternator dengan cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator
juga berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indikator pengisian.

15
c. Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus
berlebihan akibat hubungan singkat.

d. Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu


indicator dank e regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke altenator
berfungsi untuk menghasilkan magnet pada altenator.

Jika tidak ada beban yang dipasang, maka tidak ada arus pada lilitan sekunder.
Tetapi kalau ada beban (resistansi) dihubungkan pada lilitan sekunder maka arus akan
timbul dengan fase yang sama dengan tegangan terinduksi karena reaktannya bukan
merupakan induktor tetapi merupakan resistor.

Arus pada lilitan sekunder tidak menghasilkan perubahan fluks magnetik (jika ya akan
meningkatkan tegangan), akan tetapi menghasilkan gaya gerak magnetik.

Perubahan gaya gerak magnetik tanpa perubahan fluks magnetik hanya dimungkinkan
bila gaya gerak magnetik yang dihasilkan adalah sama dan berlawanan fase dari gaya
gerak magnetik primer, ini berarti bahwa arus pada lilitan sekunder terlambat 180o dari
arus pada lilitan primer. Gaya gerak magnetik sekunder ini akan menginduksi tegangan
yang menghasilkan arus yang berlawanan. Dengan demikian koil primer merupakan
beban bagi sumber tegangan AC dan koil sekunder merupakan sumber tegangan bagi
resistor.

Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa sebuah tegangan gerak elektrik di


dalam sebuah rangkaian adalah sama dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui
rangkaian tersebut. Jika kecepatan perubahan fluks tersebut dinyatakan dalam
weber/sekon, maka tegangan gerak elektrik dinyatakan dalam volt.

ε= - dϕB/ dt

Jika sebuah koil terdiri dari lilitan maka sebuah tegangan gerak elektrik muncul
di dalam setiap lilitan dan semua tegangan gerak elektrik dijumlahkan. Apabila koil
tersebut dililitkan dengan begitu erat, lilitan dapat dikatakan menempati daerah yang
sama dengan ruang maka fluks yang melewati setiap lilitan akan sama besarnya. Fluks
yang melewati setiap lilitan hanya untuk toroida dan solenoida.

16
Untuk menghasilkan elektromagnetik yang lebih kuat dapat dilakukan dengan cara :

1. Memperbesar kemagnetan inti electromagnet

2. Memperbesar jumlah lilitan kumparan

3. Memperbesar jumlah arus yang mengalir.

Medan magnet yang bergerak-gerak tersebut menginduksi beda potensial pada


kumparan. Beda potensial menyebabkan arus listrik mengalir sehingga ggl yang di
induksi pada kumparan disebut gaya gerak listrik induksi. Menurut hukum Faraday, ggl
induksi dapat diperbesar jika :

a. Gerak magnet dipercepat

b. Daya tarik atau tolak magnet lebih kuat.

c. Panjang kumparan lebih panjang dan jumlah lilitan lebih banyak


(rapat).

Banyak sedikitnya lilitan pada kumparan dapat mempengaruhi besar- kecilnya


garis gaya magnetik. Secara umum, arus listrik dapat berubah menjadi magnet karena
kekuatan medan magnet bergantung pada kuat arus yang mengalir. Apabila kuat arus
berubah-ubah, maka kuat medan magnet juga dapat berubah-ubah. Gejala induksi
electromagnet dapat dijelaskan :ketika magnet digerakkan menjauhi dan mendekati
kumparan, jumlah garis gaya magnet terkurung dalam kumparan yang mengalami
perubahan. Arus listrik yang timbul akibat perubahan garis gaya magnet disebut arus
induksi.

Bagian-Bagian Generator Yang Mempengaruhi Arus Listrik

Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga


listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga seabagai
alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan
magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan
kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar
pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak
dapat tibatiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan
jala-jala. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan teori medan elekronik. Poros pada
17
generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling
poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan
fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan tegangan dan aruslistrik
tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan
listrik.
Generator AC merupakan komponen yang dapat mengubah energi gerak
menjadi energi listrik. Penggunaan generator saat ini dapat dimanfaakan sebagai
pembangkit listrik Generator AC atau altenator bekerja pada prinsip yang sama dari
induksi elektromagnetik sebagai generator DC. Arus bolak balik dapat dihasilkan dari
perputaran lilitan pada medan magnet atau perputaran medan magnet pada lilitan
stasioner (seimbang / tidak berubah). Nilai dari tegangan tergantung pada:
a. Jumlah perputaran pada lilitan
b. Kekuatan medan
c. Kecepatan rotasi lilitan / medan magnet
d. Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau
alternator.
Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting dalam
proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam bentuk
yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga, dalam generator
arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada bagian yang
berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin
Konstruksi Generator AC.

Generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu:

a) Stator

18
Stator merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan tegangan bolak-
balik, antara lain:

a. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat
serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses).
Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk
mengatur arah medan magnetnya.

b. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat
di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan
untuk mendapatkan tegangan induksi.

c. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator
ditempatkan.

d. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk
silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip
sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.

Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi
melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti
Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur
tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk
menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub
dengan celah udara sama rata.

19
b) Rotor

Rotor merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit


yang menginduksikan ke stator. Stator dipisahkan oleh celah udara (air
gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu Inti kutub dan Kumparan
medan. Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki
fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan
medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi
pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya,
ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya
sentrifugal yang besar. Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai
putaran relatif tinggi biasanya menggunakan konstruksi rotor dengan kutub
silindris atau ”cylinderica poles” dan jumlah kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6).
Konstruksi ini dirancang tahan terhadap gaya-gaya yang lebih besar akibat
putaran yang tinggi, untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang
(kurang dari 1000 rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau
”salient pole” dengan jumlah kutub-kutub yang relatif banyak. Pada prinsipnya,
salah satu dari penghantar atau kutub-kutub ini dibuat sebagai bagian yang tetap
sedangkan bagian-bagian yang lainnya dibuat sebagai bagian yang berputar.

20
c) Brush sebagai penghubung kemotor listrik

Sikat atau Brush berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor
coil. Pada altenator terdapat dua sikat, yaitu :

a. Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator

b. Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E

Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi
gesekan antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat aus. Kontak sikat
dengan slip ring harus baik agar listrik dapat mengalir dengan baik, agar kontak sikat
dengan slip ring baik maka sikat ditekan oleh pegas.

Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada altenator,
karena cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke rotor
coil berkurang, akibat tekanan pegas yang melemah. Berkurangnya aliran listrik ke
rotor coil menyebabkan kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang dihasilkan
altenator menurun. Bila sikat suda pendek harus segera diganti, sebab kalau sampai
sikat habis maka slip ring akan bergesekan dengan pegas sikat sehingga menjadi
aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan liran listrik ke rotor coil terputus,
kemgnetan rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan listrik, tidak terjadi proses
pengisian.

Sikat patah dan pecahnya rumah sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat
merakit altenator. Saat rotor dilepas sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada
kondisi tersebut bila seseorang merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan sikat
sehingga sikat patah dan hal ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah, untuk
menghindari hal tersebut maka sikat harus dimasukkan ke rumahnya dan ditahan
menggunakan kawat yang dimasukan melaui lubang kecil yang sedah tersedia, bila
sikat sudah tertahan oleh kawat maka rotor dapat dimasukkan dengan aman.

21
3.2 Prinsip Kerja dari Arus Listrik Bolak-Balik pada Generator

Gambar : Prinsip Kerja Generator AC

a) Ketika kumparan diputar didalam medan magnet,satu sisi


kumparan(biru) bergerak ketas sedang lainnya(kuning)bergerak
kebawah

b) Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang


semakin sedikit, sehingga pada kedua sisi kumparan mengalir arus
listrik mengitari kumparan mengalir arus listrik mengitari kumparan
hingga kumparan sinusoid.

c) Pada posisi sinusoid kumparan tidak mengalami perubahan


garis gaya magnet sehingga tidak ada listrik yang mengalir pada
kumparan.

d) Pada posisi ini kumparan mendapat garis – garis magnet


maksimum.

e) Kumparan terus berputar hingga sisi biri bergerak kebawah dan


sisi kuning bergerak keatas.

f) Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang


bertambah banyak, sehingga pada setiap sisi kumparan mengalir arus
listrik yang berlawanan hingga posisi kumparan sinusoidal. Kumparan
terus berputar hingga sisi biru bergerak ketas dan sisi kuning
bergerak kebawah.

g) Agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan


konduktor pada stator rator diberi eksitasi. Karena ada dua kutub
22
yang berbeda, utara dan selatan, maka tegangan yang dihasilkan
pada stator adalah tegangan bolak balik dengan gelombang
sinusoidal.

h) Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui


kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan masyarakat

Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi


elektromagnetik. Tegangan bolak-balik akan dibangkitkan oleh putaran
medan magnetik dalam kumparan jangkar yang diam, dalam hal ini
kumparan medan terletak pada bagian yang sama dengan rotor dari
generator. Nilai dari tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :

a. Jumlah dari lilitan dalam kumparan.

b. Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan


yang
diinduksikan.
c. Kecepatan putar dari generator itu sendiri.

Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa


tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut
bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya.
Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana menyebutkan
bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan
magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu
jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah
fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.
Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar
yang digerakkan. Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis
medan diam atau medan magnet dibuat diam dan medan magnet
berputar.

Menentukan Resistansi dan Reaktansi


Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah
generator, harus dilakukan percobaan (test). Ada tiga jenis test yang
biasa dilakukan, yaitu:
• Test Tanpa beban ( Beban Nol )
• Test Hubung Singkat.
• Test Resistansi Jangkar.
Test Tanpa Beban
Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan
rangkaian jangkar terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada

23
Gambar 6. Percobaan dilakukan dengan cara mengatur arus medan (If)
dari nol sampai rating tegangan output terminal
Test Hubung Singkat
Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan
dengan Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung
singkat tersebut. Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai
diperoleh arus jangkar maksimum.
Test Resistansi Jangkar
Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua
terminal output sehingga dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9.
Resistansi per fasa adalah setengahnya dari yang diukur.
Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu
faktor untuk menentukan nilai resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini
tergantung pada bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar,
dan konstruksi kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 .

3.3 Bagian-bagian Dari Alternator

Alternator adalah peralatan elektromekanis yang


mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
listrik arus bolak-balik. Pada prinsipnya, generator
listrik arus bolak-balik disebut dengan alternator,
tetapi pengertian yang berlaku umum adalah generator
listrik pada mesin kendaraan. Alternator
pada pembangkit listrik yang digerakan dengan turbin
uap disebut turbo alternator.

Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari
mesin tenaga listrik . Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang
memutarkan roda dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik
bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet
listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang
menyearahkan arus.
Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor
untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang
memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan
rotor,statordandiode.

Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari :


24
1. Pull (pully)

Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.

2. Kipas (fan)

Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada


alternator.

3. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam
alternator, pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil)
yang berfungsi untuk membangkitkan
kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor
berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang
terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik
kekumparan rotor.

Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat puli dan
kipas, sedangkan di bagian belakang terdapat slip ring.

4. Stator

Pada gambar disamping terlihat ganbar


konstruksi dan stator coil.Kumparan stator adalah
bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan
yang pada salah satu ujung-ujungnya dijadikan
satu. Pada gambar sebelah kanannya terlihat teori
gambar konstruksi ini disebut hubungan “Y” atau
bintang tiga fhase. Bgian tengah
yang menjadi satu adalah pusat gulungan.Dan
bagian ini disebut terminal “N”.
Pada bagian ujung kabel lainnya akan
menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga
phase.

5. Rectifier (Diode)

Pada gambar diatas memperlihatkan konstruksi dan hubungan antara stator coil
dengan diode. Ketiga ujung dari stator dihubingkan dengan kedua macam diode. Pada
model yang lama terdapat dua bagian yang terpisah antara diode positif (+) dan diode
negatif (-). Bagian positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar daripada yang negatif
(-). Selain perbedaan tersebut ada lagi perbedaan lainnya yaitu strip merah pada diode
positif dan strip hitam pada diode negatif.

25
Fungsi dari diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan
oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus balik
dari baterai ke alternator.

BAB IV

PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Generator listrik
bolak balik (AC) adalah alat yang digunakan untuk memproduksi listrik bolak balik
(AC). Generator ini terdiri dari dua bagian, yaitu rotor dan stator. Rotor adalah
bagian genertor yang bergerak, seperti kumparan, sedangkan Stator adalah bagian
generator yang diam, seperti magnet permenen, cincin, dan sikat/terminal.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau
alternator. Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting
dalam proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam
bentuk yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga, dalam
generator arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada
bagian yang berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian yang diam atau
stator dari mesin.

2. SARAN

26
Sebaiknya dalam penggunaan generator haruslah memperhatikan keamanan dan
keselamatan dalam pemakaian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Semoga dengan Makalah Induksi Elektromagnetik Pada Generator ini kita dapat
lebih memahami tentang prinsip kerja dan bagian-bagian dari generator.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://digilib.polban.ac.id/files/disk1/75/jbptppolban-gdl-dikysyahru-3712-3-
bab2--3.
https://www.gramedia.com/literasi/induksi-elektromagnetik/#2_Arus_Bolak-Balik.

https://id.wikipedia.org/wiki/Induksi_elektromagnetik.

https://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik.

http://repository.unimar-amni.ac.id/1676/2/BAB%202.

https://www.gramedia.com/literasi/induksi-elektromagnetik/.

https://www.gramedia.com/literasi/induksi-elektromagnetik/#1_Generator_Listrik.

https://www.gramedia.com/literasi/induksi-elektromagnetik/
#1_Hukum_Induksi_Elektromagnetik_Faraday.

Anda mungkin juga menyukai