ABSTRAK
Dengan mengucap puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul “ PENGARUH TANAMAN TERHADAP GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK”. Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
pelajaran Bahasa Indonesia. Penyusun berimakasih kepada Ibu Dra. Maria Yanik R.
Selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan kepada segenap pihak yang
senastiasa mendukung kami, karena tanpa dukungsnnya kami tidak dapat
menyelesaikan karya tulis ini.
Dengan adanya karya tulis ini diharap dapat bermanfaat bagi masyrakat baik
dalam pendidikan maupun untuk diterapkan masyarakat. Kami berharap bahwa
penelitian ini dapat dilanjutkan serta agar masyarakat lebih peduli mengenai radiasi di
sekitar kita.
Demikian sedikit kata pengantar dari kami, bila dalam tulisan ini terdapat
kata-kata yang kurang berkenan kami mohon maaf.
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui laju radiasi elektromagnetik
2. Memanfaatkan berbagai sumber daya alam untuk menghindari radiasi
elektromagnetik
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Radiasi Elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet
yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke
tempat yang lain. Cahaya tampakadalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.
Penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik diisebut elektrodinamik, sub-
bidang elektromagnetisme.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi
elektromagnetik. Waktu kawat menghantarkan sama dengan arus listrik. Bergantung
pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau
seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan, panjang gelombang,
dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui sebagai
foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi
gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hf, di mana E adalah energi
foton, h ialah konstanta Planck - 6626 × 10 −34 J·s - dan f adalah frekuensi gelombang.
2. Tanaman Sansevieria
· Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Plantae
clade : Angiosperms
clade : Monocots
Order : Asparagales
Family : Asparagaceae
Subfamily : Nolinoideae
Genus : Sansevieria
· Jenis-Jenis Sansevieria :
1. Sansevieria cylindrical
2. Sansevieria ehrenbergii
3. Sansevieria kirkii
4. Sansevieria pinguicula
5. Sansevieria trifasciata
o Sansevieria trifasciata golden hahnii
o Sansevieria trifasciata lorentii
o Sansevieria trifasciata bantel’s sensation atau white sansevieria
o Sansevieria trifasciata futura
o Sansevieria trifasciata Prain
B. Teori
C. Kerangka Pemikiran
Di lihat dari kondisi saat ini, manusia hidup di zaman globalisasi atau bisa
juga disebut zaman modernisasi. Dimana pada zaman modernisasi seperti sekarang
ini, manusia sangat bergantung pada peralatan elektronik dan menjadikannya sebagai
kebutuhan dasar. Hal tersebut terjadi karena didukung dengan semakin majunya
teknologi yang sangat pesat. Namun di sisi lain manusia tidak menyadari bahwa
peralatan elektronik tersebut ternyata memiliki dampak yang buruk terhadap tubuh
kita, sehingga manusia masih tetap bergantung pada peralatan elektronik tersebut.
Atas dasar hal tersebut, maka kami mencoba memberikan kesadaran kepada
manusia mengenai dampak radiasi terhadap tubuh dan mempengaruhi manusia untuk
dapat memanfaatkan tanaman Sansevieria yang anti radiasi untuk mengurangi radiasi.
Tanaman Sansevieria tersebut dapat digunakan untuk mengurani radiasi yang
dipancarkan dari berbagai peralatan elektronik yang memiliki radiasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisa data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Penelitian
korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan
pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu
dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan
landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi
penelitian yang benar dan tepat.
B. Sumber data
Sumber data kami diperoleh dari Internet, yang kami ambil dari beberapa
artikel dari beberapa blog tentang manfaat dari tanaman Sansevieria.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis secara umum mendapatkan
bahan tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan atau dari sumber
media internet yang terkait dengan radiasi dan tanaman Sansevieria.
D. Teknik Analisis Data
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu
dengan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada,
menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta
mencari alternatif pemecahan masalah.
BAB IV
PEMBAHASAN
Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer
sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam
kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras,
sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.
Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya
yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat
untuk menyerap radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan dari benda-benda
elektronik.
Sedangkan radiasi elektromagnetik itu sendiri adalah salah satu bentuk energi
yang merambat pada kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km per detik. Para ilmuwan
berpendapat bahwa radiasi elektromagnetik merambat dalam bentuk gelombang.
Penyebabnya, kekuatan medan listrik dan magnet senantiasa berubah-ubah naik dan
turun ketika merambat menembus ruang. Panjang gelombang adalah jarak yang
ditempuh oleh satu daur gelombang, terhitung mulai saat medan listrik menurun (dari
nilai maksimum ke nilai minimumnya) hingga kembali ke nilai maksimum. Sebab
itu, panjang gelombang adalah sama dengan kecepatan cahaya dibagi frekuensi
gelombang.
Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga
tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sanseviera bisa tumbuh
subur.
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke
atas dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset. Warna
daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan
warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang
terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak
beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan. Sebuah fakta menarik, bahwa Lembaga Penerbangan Antariksa
AS (NASA) menanam ribuan sansevieria di dekat instalasi nuklirnya. Lokasi
penanaman ini hanya berjarak sekitar 10-25 meter dari instalasi nuklir tersebut.
Apabila suatu saat terjadi kebocoran, maka ribuan sansevieria tersebut akan
meredamnya.
Dari hal tersebutlah terbukti bahwa tanaman hias Sansevieria atau dikenal
juga dengan sebutan Lidah Mertua adalah tanaman antipolutan dan juga penangkal
radiasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tanaman hias yang terdapat di sekeliling lingkungan kita yang tidak pernah
kita sadari ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu
tanaman sansevieria. Selain sebagai tanaman hias, tanaman
sensevieria yang memiliki ciri daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung
meruncing juga bermanfaat untuk mengurangi radiasi yang ditimbulkan dari barang-
barang elektronik. Dengan daya serap terhadap radiasi elektromagnetik yang besar
inilah yang menyebabkan radiasi yang ditimbulkan barang-barang elektronik
berkurang dan dampak buruk dari radiasi tersebut terhadap tubuh manusia pun
berkurang.
B. Saran
sebaiknya masyarakat menyadari sejak dini tentang bahaya radiasi elektromagnetik
terhadap tubuh manusia dan memanfaatkan berbagai sumber daya alam untuk
mengurangi dampak radiasi tersebut, yaitu salah satunya dengan tanaman sansevieria.
Dengan meletakkan tanaman sansevieria di dekat barang elektronik, misal televisi,
maka radiasi pun akan berkurang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang terjadi karena adanya titik pusat getaran yang bergerak terus
menerus. Sulit untuk membuat suatu definisi tentang semua yang mencakup aspek
dari kata gelombang. Sebuah getaran dapat didefinisikan sebagai sebuah
gerakan bolak balik di sekitar nilai referensi. Namun, sebuah getaran belum tentu
sebuah gelombang. Sebuah usaha untuk menetapkan keperluan dan karakteristik yang
mencukupi yang memenuhi kriteria sebagai sebuah fenomena yang dapat disebut
sebagai sebuah Gelombang yang menghasilkan garis perbatasan kabur.
Salah satu contoh gelombang mekanik adalah gelombang pada air yang
merupakan gelombang bidang (2 dimensi). Gelombang pada air merupakan
gelombang yang mudah diamati sifat-sifatnya dibandingkan gelombang lainnya. Oleh
karena itu, Untuk membuktikan adanya sifat dasar gelombang air yaitu pemantulan,
pembiasan, difraksi dan interferensi, maka perlu dilakukan percobaan eksplorasi
sifat-sifat gelombang dengan menggunakan tangki riak dalam mendeskripsikan
(gambar dan verbal) sifat-sifat gelombang air.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat gerak gelombang dapat dipandang
sebagai perpindahan momentum dari suatu titik di dalam ruang ke titik lain tanpa
perpindahan materi. Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari
suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan
mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat ruang hampa udara,
gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat
menghasilkan gaya pegas) di mana mereka dapat berjalan dan dapat
memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa
mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen yaitu tidak ada
perpindahan secara masal. Suatu medium disebut:
1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa
dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas,
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda,
4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda.
2.Berdasarkan Amplitudonya
Gelombang dapat dibedakan menjadi dua, yakni gelombang berjalan dan
gelombang diam/berdiri.
a. Gelombang berjalan, yaitu gelombang yang amplitudonya tetap pada setiap titik
yang dilalui gelombang, misalnya gelombang pada tali.
b. Gelombang diam/berdiri, yaitu gelombang yang amplitudonya berubah, misalnya
gelombang pada senar gitar yang dipetik.
Gambar 1. Muka Gelombang
(a) Gelombang Melingkar (b) Gelombang Lurus
Pada jarak yang sangat jauh dari suatu titik pusat dalam medium yang seragam,
muka gelombang merupakan bagian-bagian kecil dari bola dengan jari-jari yang
sangat besar sehingga dapat dianggap sebagai bidang datar. Pada peristiwa
pemantulan berlaku Hukum Pemantulan yang berbunyi :
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada
titik jatuh, semuanya berada dalam satu bidang.
b. Sudut datang sama dengan sudut pantul
Gambar 2. Pemantulan Gelombang oleh Bidang
2. Pembiasan gelombang
Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang
mengakibatkan gelombang bergerak dengan kelajuan berbeda disebut pembiasan.
Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya
bertambah atau berkurang sesuai perubahan kelajuannya tetapi tidak ada perubahan
frekuensi.
Gambar 3. Pembiasan Gelombang
3. Interferensi Gelombang
Interferensi mengacu pada apa yang terjadi ketika dua gelombang merambat
pada bagian yang sama dalam ruang pada saat yang sama. Ada dua sifat hasil
interferensi gelombang, yaitu interferensi bersifat konstruktif dandestruktif.
Konstruktif artinya saling memperkuat, yaitu saat kedua gelombang berinterferensi
memiliki fase yang sama. Destruktif artinya saling melemahkan saat kedua
gelombang bertemu dalam fase yang berlawanan.
Gambar 4. Interferensi Gelombang pada Air
4. Difraksi Gelombang
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang pada
saat gelombang tersebut melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung
penghalang. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang
gelombang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin dekat jarak penghalang dalam pemantulan gelombang, muka gelombang
akan membentuk lingkaran, namun apabila jarak penghalang gelombang semakin
jauh maka muka gelombang akan semakin datar, serta terlihat gelombang pantul
terluar berturut-turut semakin jauh pula dari titik pusat gelombang.
2. Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya
bertambah atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya, tetapi tidak ada
perubahan frekuensi. Berdasarkan hasil percobaan sifat pembiasan, ketika gelombang
melewati air yang dasarnya terdapat tumpukan 2 kaca, 3 kaca, maupun 4 kaca terlihat
adanya pembelokan gelombang.
3. Pada sifat interferensi, dimana kedua bandul merupakan sumber gelombang,
diperoleh bahwa pada ketiga percobaan dari jarak antar bandul 9,5 cm, 14,5 cm, dan
20 cm terlihat jika dua buah gelombang bergabung hingga puncaknya tiba pada satu
titik secara bersamaan, amplitudo gelombang hasil gabungannya lebih besar dari
gelombang semula. Gabungan gelombang ini disebut saling menguatkan
(konstruktif).
4. Gelombang air dapat melewati celah dimana semakin kecil celah, maka gelombang
yang didifraksikan semakin sempit mengikuti celah dan jumlahnya semakin kecil
juga. Tetapi pada percobaan ini tidak berhasil karena adanya beberapa faktor antara
lain jarak antara bandul (sumber gelombang) dengan dua logam (celah) terlalu jauh
sehingga gelombang yang sampai pada celah sudah hampir habis dan hanya terlihat
samar-samar.
B. Saran
Adapun saran untuk percobaan eksplorasi sifat-sifat gelombang pada
bidang adalah dalam pengambilan gambar atau video jangan terlalu jauh
jaraknya (kamera dengan gelombang) dan praktikan harus lebih teliti dalam
mengamati gelombang yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Sifat-Sifat Gelombang. (online), (http://fisikazone.com/sifat-sifat-
gelombang, diakses 9 November 2015).
Ciptaningrum, Diah. 2014. Fenomena Gelombang
Fisika. (online), (https://www.academia.edu/5366260/FENOMENA_GELOMBANG
_FISIKA, diakses 9 November 2015).
Giancoli, Douglass C. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Tim. 2015. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya : Laboratorium IPA Dasar
FMIPA Unesa.
Wendartun. Fisika. (online),
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071982112-
WIENDARTUN/Makalah-1.pdf, diakses 9 November 2015).