Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GENAP

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Nama Praktikan : Achmad Syaifullah Yusuf


NIM : 191910201093
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Elektro
Hari/Tanggal : Selasa, 5/22/2022
Nama Asisten : Niken Dwi Wulandari

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
2.1 Medan Magnetik .......................................................................................... 4
2.2 Hukum Lenz ................................................................................................. 4
2.3 Hukum Faraday ............................................................................................ 5
3.1 Hukum Faraday pada Induksi ...................................................................... 6
BAB 3 METODE PRAKTIKUM ........................................................................ 8
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................. 8
3.2 Metode Kerja................................................................................................ 8
3.2.1 Menentukan hubungan antara kecepatan perrubahan fluks magnet
dengan ggl induksi yang dihasilkan .................................................................... 8
3.2.2 Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl
induksi yang dihasilkan ....................................................................................... 9
3.2.3 Prosedur Kerja ...................................................................................... 9
3.3 Metode analisi data .....................................................................................11
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 13
4.1 Hasil ........................................................................................................... 13
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 13
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 16
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
5.1 Saran........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara menentukan arus induksi dengan hukum lenz .......................... 5
Gambar 2.2 Beberapa contoh menentukan arah arus induksi ............................... 5
Gambar 2.3 Arus induksi yang dihasilkan oleh ggl induksi (a) Ketika sebuah
magnet digerakkan melalui sebuah loop kawat (b) Ketika magnet didiamkan (c)
Ketika magnet dijauhkan dari loop ......................................................................... 6
Gambar 3.1 Susunan alat eksperimen induksi elektromagnetik ............................ 9

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hubungan Kecepatan Fluks Magnet dengan GGL induksi .................. 13
Tabel 4.2 Hubungan Jumlah Lilitan kumparan dengan GGL induksi .................. 13

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya gaya gerak listrik pada
suatu penghantar atau kumparan akibat mengalami perubahan garis-garis gaya
magnet (fluks magnetik). Induksi elektromagnetik juga merupakan proses
pengubahan energi gerak (energi kinetik) menjadi energi listrik, yang mana
merupakan hasil dari efek interaksi dengan medan magnet. Apabila semakin cepat
perubahan medan magnetik, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.
GGL induksi terjadi karena adanya beda potensial yang menyebabkan terjadinya
arus listrik, atau yang lebih dikenal dengan sebutan arus listrik induksi. GGL
induksi akan timbul jika fluks magnit yang memotong kumparan berubah-berubah.
Pernyataan ini dikemukakan oleh Michael Faraday yang dikenal dengan hukum
Faraday. Bunyi hukum Faraday “GGL induksi yang terjadi pada loop tertutup
sebanding dengan negatif kecepatan perubahan fluks magnit terhadap waktu yang
melalui loop itu” [1].
Fluks magnetik (Φ) adalah ukuran total medan magnet yang memotong suatu
bidang. GGL dapat diinduksikan pada rangkaian listrik dengan beberapa cara yaitu
mengubah medan magnit Bterhadap waktu, mengubah luas daerah yang dilingkupi
loop terhadap waktu, dan mengubah sudut antara B dan garis normal terhadap
waktu atau mengkombinasikan cara tersebut. Jumlah lilitan kumparan
memengaruhi GGL induksi yang dihasilkan. Selain Hukum Faraday terdapat pula
Hukun Lenz yang merupakan alternatif untuk arah induksi atau GGL induksi. Tanda
negatif pada hukum Faraday berkaitan dengan arah GGL induksi yang ditimbulkan.
Hukum Lenz menyatakan bahwa arus induksi yang timbul arahnya sedemikian rupa
sehingga menimbulkan medan magnet induksi yang melawan arah perubahan
medan magnet [2]

1
Nilai tegangan (GGL induksi) diukur dari nilai tegangan pada voltmeter yang
terhubung dengan kumparan. Tegangan ini muncul disebabkan adanya sebuah
magnet yang digerakkan keluar masuk kumparan. GGL induksi juga dapat timbul
karena adanya perubahan fluks magnetik seperti yang disebutkan dalam hukum
faraday, di mana apabila suatu kumparan yang memiliki jumlah lilitan 𝑁 sehingga
memotong medan magnet maka akan timbul perubahan fluks magnetik atau garis
gaya magnet yang berubah menurut waktu [3].
Pada praktikum induksi elektromagnetik ini akan dilakukan sebanyak dua
percobaan. Percobaan yang pertama digunakan untuk menentukan hubungan antara
kecepatan perubahan fluks magnet dengan ggl induksi yang dihasilkan. Percobaan
kedua menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl induksi
yang dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum induksi elektromagnetik kali ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana osilasi yang terjadi pada magnet saat didekatkan di atas
kumparan?
2. Bagaimana pengaruh kecepatan fluks magnet terhadap GGL induksi yang
dihasilkan?
3. Bagaimana pengaruh osilasi, jika pegas yang digunakan divariasikan 1, 2 dan
3 pegas?
4. Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap GGL induksi yang dihasilkan?

1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum induksi elektromagnetik kali ini, yaitu sebagai
berikut:

1. Mengetahui osilasi yang terjadi pada magnet saat didekatkan di atas


kumparan.
2. Mengetahui pengaruh kecepatan fluks magnet terhadap GGL induksi yang
dihasilkan.

2
3. Mengetahui hasil osilasi, jika pegas divariasi dengan jumlah 1, 2 dan 3 pegas.
4. Mengetahui pengaruh dari jumlah lilitan terhadap GGL induksi yang
dihasilkan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada praktikum induksi elektromagnetik kali ini,
yaitu dapat mengetahui serta memahami pengaruh dari jumlah lilitan terhadap gaya
gerak listrik yang dihasilkan. Selain itu manfaat yang bisa didapatkan pada
kehidupan keseharian salah satunya sebagai generator, karena pada prinsipnya
induksi elektromagnetik ini dapat terjadi perubahan bentuk, dari energi gerak
menjadi energi listrik.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Medan Magnetik


Medan magnet adalah suatu ruangan atau suatu daerah yang dipengaruhi oleh
gaya magnetic. Magnet memiliki garis-garis atau pola-pola medan magnet yang
keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan. Gelombang elektromagnetik
merupakan interaksi antara medan listrik dan medan magnet. Selama abad ke
delapan belas, banyak filsuf alam yang mencoba menemukan hubungan antara
listrik dan magnet. Muatan listrik yang stasioner dan magnet tampak tidak saling
mempengaruhi. Tetapi pada tahun 1820, Hans Christian Oersted (1777-1851)
menemukan bahwa ketika jarum kompas diletakkan di dekat kawat berarus listrik,
jarum mengalami penyimpangan. Apa yang ditemukan Oersted adalah bahwa arus
listrik menghasilkan medan magnet [4]
Dalam elektromagnetik, istilah "medan magnet" digunakan untuk dua medan
vektor yang berbeda tetapi terkait erat yang dilambangkan dengan simbol B dan H.
Dalam Satuan Sistem Internasional, H, kekuatan medan magnet, diukur dalam
satuan dasar SI ampere per meter (A/m). B, kerapatan fluks magnet, diukur dalam
tesla (dalam satuan dasar SI: kilogram per detik2 per ampere), yang setara dengan
newton per meter per ampere. H dan B berbeda dalam cara mereka menjelaskan
magnetisasi. Dalam ruang hampa, kedua bidang tersebut terkait melalui
permeabilitas ruang hampa B/𝜇0 = H, tetapi dalam bahan yang dimagnetisasi,
istilahnya berbeda dengan magnetisasi bahan di setiap titik (Wikipedia.org, 2022)

2.2 Hukum Lenz


Hukum lenz merupakan hukum merupakan hukum kekekalan energi dan
berguna untuk menentukan arah arus listrik. Misalnya jika ingin menentukan arus
induksi pada loop kawat yang berbeda pada medan magnet yang bertambah besar
sesuai dengan Gambar 2.1. pada awalnya loop kawat menangkap fluks magnetic
yang kecepatannya B ke atas. Karena medan magnetnya bertambah, fluks-

4
tergandeng pun bertambah berupa vector B ke atas. Arus induksi yang terjadi
berusaha melawan perubahan itu dengan membangkitkan B induksi ke bawah.
Dengan aturan tangan kanan dapat ditentukan arus induksi pada loop bila medan
magnet induksinya ke bawah [5]

Gambar 2.1 Cara menentukan arus induksi dengan hukum lenz


Persamaan Neumann juga berlaku pada laju pemotongan fluks, bukan hanya pada
laju perubahan fluks-terganteng.

Gambar 2.2 Beberapa contoh menentukan arah arus induksi


Arah dari arus induksi dicari dengan hukum lenz yang dapat dinyatakan
sebagai berikut. Perubahan ggl induksi cenderung menghasilkan arus yang akan
menghasilkan fluks magnetic yang berlawanan dengan fluks magnetic awal yang
melewati loop [6]

2.3 Hukum Faraday


Hukum faraday menyatakan bahwa gaya gerak listrik pada rangkaian tertutup
dipengaruhi oleh medan magnet yang sebanding dengan laju perubahan fluks
medan magnet yang melewati/ menembus kumparan Ggl induksi dalam rangkaian
akan sama dengan negatif dari turunan fluks medan magnet terhadap waktu [7]

5
∆𝛷
𝜀 = −𝑁
∆𝑡
Dengan 𝜀 adalah gglinduksi dan 𝛷 adalah fluks magnet yang timbul pada
kumparan. Besarnya ggl induksi pada kumparan diperoleh dengan persamaan.
𝑄 = ∫ 𝑑𝑞∞ ∫ 𝑉𝑡 𝑑𝑡
𝑉 𝑉
Berdasarkan dq=idt dan dengan memasukkan persamaan I = 𝑅 diperoleh. dq = 𝑅 dt
1
selanjutnya persamaan diatas diintegralkan, maka dapat ditulis 𝑞 = ∫ 𝑉𝑑𝑡
𝑅
1
sehingga 𝑄 = ∫ 𝑉(𝑡)𝑑𝑡, dimana Q adalah induksi muatan total dalam interval
𝑅

waktu ∆𝑡 dan V(t) ggl induksi.


Sedangkan memperoleh nilai dari laju magnet (𝛷) dengan persamaan
𝛷 = B.A. Jika persamaan ggl induksi pada kumparan dimasukan dalam persamaan
∆(𝐵𝐴)
pertama, diperoleh 𝜀 = −𝑁 ∆𝑡
, dimana B adalah rata-rata dari kuat medan

magnet, A merupakan luas daerah (cross sectional area) dengan nilai konstan
besarnya 𝜋𝑟 2 [7].

3.1 Hukum Faraday pada Induksi


Bayangkan sebuah loop kawat yang terhubung dengan ammeter sensitive,
seperti diilustrasikan pada Gambar 3.1

Gambar 2.3 Arus induksi yang dihasilkan oleh ggl induksi (a) Ketika sebuah
magnet digerakkan melalui sebuah loop kawat (b) Ketika magnet didiamkan (c)
Ketika magnet dijauhkan dari loop

6
Ketika sebuah magnet digerakkan mendekati loop, jarum galvanometer akan
bergerak ke suatu arah, ditunjukkan ke kanan pada Gambar 2.3a. Ketika magnet tersebut
didiamkan relatif terhadap loop (Gambar 2.3b), tidak ada pergerakkan jarum yang teramati.
Ketika magnet digerakkan menjauh dari loop, jarum akan mengarah kearah yang
berlawanan, seperti diperlihatkan Gambar 2.3c, terkakhir, jika magnet didiamkan dan loop
digerakkan mendekati atau menjauh, jarum akan bergerak. Dari pengamatan ini, dapat
disimpulkan bahwa loop tersebut mendeteksi pergerakkan magnet relative terhadapnya dan
dikaitkan dengan deteksi perubahan dalam medan magnet. Dengan demikian, terlihat
bahwa terdapat hubungan antara arus dan medan magnet yang berubah

7
BAB 3

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Pegas Identik
Sebuah piranti yang berguna untuk membuat magnet bergerak relatif
terhadap penampang kumparan
2. Magnet Batang
Berfungsi untuk menciptakan medan magnet
3. Penjepit
Digunakan untuk menjepit magnet saat dilakukan pengujian
4. Galvanometer
Digunakan untuk mengetahui adanya arus listrik yang mengalir dengan
mengamati pergerakan jarum galvanometer
5. Kabel penghubung
Kabel penghubung digunakan sebagai jumper atau menghubungkan antar
komponen agar arus dapat mengalir pada galvanometer.
6. Statif dan Klem
Berfungsi sebagai penahan pegas dan magnet agar tetap menggantung

3.2 Metode Kerja


3.2.1 Menentukan hubungan antara kecepatan perrubahan fluks magnet
dengan ggl induksi yang dihasilkan
Metode kerja ini digunakan untuk control terhadap hasil yang didapatkan
nantinya, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan masalah yang ditanyakan.
Dalam membandingkan hubungan antara kecepatan perubahan fluks magnet
dengan ggl induksi digunakan beberap variabel.
1. Variabel Bebas = Simpangan magnet vertical
2. Variabel control = Jumlah pegas
3. Variabel terikat = Periode osilasi, skala simpangan dan arah jarum
galvanometer

8
3.2.2 Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl
induksi yang dihasilkan
Variabel yang digunakan dalam menentukan pengaruh jumlah lilitan
kumparan terhadap ggl induksi yang dihasilkan. Penentuan variabel digunakan
memudahkan praktikan dalam melakukan pengujian dan Analisis data. Serta
penentuan ini menjadi metode kerja yang nantinya bisa digunakan dalam
menentukan masalah yang ada.
1. Variabel bebas = Jumlah Pegas
2. Variabel control = Jumlah lilitan kumparan
3. Variabel terikat = Periode osilasi, skala simpangan, dan arah jarum
galvanometer

3.2.3 Prosedur Kerja


1. Menentukan hubungan antara kecepatan perrubahan fluks magnet dengan ggl
induksi yang dihasilkan

Gambar 3.1 Susunan alat eksperimen induksi elektromagnetik

9
Mulai

- Susun alat seperti pada Gambar 3.1


- Catat jumlah lilitan kumparan dan skala hasil
penunjukan jarum galvanometer
- diberi simpangan kecil (2cm) secara vertical pada
magnet batang, dan
- lepaskan sehingga magnet batang berosilasi
- ditentukan periode osilasi menggunakan stopwatch
- dicatat skala simpangan maksimum jarum galvanometer
beserta arah
simpangannya selama magnet berosilasi
- diulangi sebanyak 5 kali
- dicatat semua data dalam bentuk tabel pengamatan
- dilepaskan salah satu pegas, diatur kembali ketinggian
magnet, kemudian ulangi langkah percobaan diatas
- dilepaskan satu pegas lagi hingga tersisa satu pegas, dan
Selesai
diulangi langkah percobaan diatas.

2. Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl induksi yang
dihasilkan

10
Mulai

- disusun alat sesuai gambar 3.1 tapi hanya


menggunakan 1 pegas
- dicatat jumlah lilitan kumparan dan skala hasil
penunjukkan jarum galvanometer
- diberi simpangan kecil (2cm) secara vertical pada
magnet batang, dan lepaskan sehingga magnet
batang berosilasi
- ditentukan periode osilasi menggunakan
stopwatch
- dicatat skala simpangan maksimum jarum
galvanometer beserta arah simpangannya selama
magnet berosilasi
- diulangi sebanyak 5 kali
- diulangi dengan mengganti kumparan lain yang
jumlah lilitan 2N, dan 3N, dimana N adalah
jumlah lilitan kumparan pertama.

Selesai

3.3 Metode analisi data


Metode analisis data yang digunakan pada praktikum kali ini menggunakan
metode kuantitatif atau pengujian eksperimen untuk menghasilkan data. Hal
pertama dilakukan pengujian sesuai dengan langkah prosedur perkerjaan.
Selanjutnya menghituung setiap variabel pengujian serta dikelopokkan bersarkan
jenis pengujiannya. Setelah itu dilakukan analisis, untuk lebih jelasnya berikut
merupakan rumus yang akan digunakan:

a. Periode Osilasi (1/s)


T = t/n
b. Frekuensi Osilasi
2𝜋
𝜔=
𝑇
c. Kecepatan Maksimum Magnet
𝑣 = 𝐴𝜔

11
d. GGL induksi
𝜀=𝑁𝑣
e. GGL induksi rata- rata
1
𝜀̅ = 𝑛 ∑𝑛𝑗=1 𝜀𝑗

f. Ralat GGL induksi menggunakan standart deviasi

∑(𝜀𝑖 − 𝜀̅)2
∆𝜀 = √
𝑛−1

12
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hubungan Kecepatan Fluks Magnet dengan GGL induksi
No. Banyak N T 𝒗 V 𝜀¯ ± ∆𝜀
Pegas
1 3 buah 250 1,00 12,56 48 3140 ± 74,01
2 2 buah 250 0,81 12,57 52 3893 ± 87,6
3 1 buah 250 0,58 21,60 48 5400,3 ± 57,3

Tabel 4.2 Hubungan Jumlah Lilitan kumparan dengan GGL induksi


No. N T 𝒗 V 𝜀¯ ± ∆𝜀
1 250 0,58 21,60 52 5400,3 ± 57,3
6 500 0,58 10,76 104 107597,7 ± 187,2
11 1000 0,58 21,52 214 21519,5 ± 150,9

4.2 Pembahasan
Pada praktikum induksi elektromagnetik kali ini akan dilakukan 2 percobaan.
Percobaan pertama yaitu untuk mengetahui hubungan antara kecepatan perubahan
fluks magnet dengan ggl induksi yang dihasilkan. Percobaan yang kedua mengenai
hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl induksi yang dihasilkan.
Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya gaya gerak listrik pada suatu
penghantar atau kumparan akibat mengalami perubahan garis-garis gaya magnet
(fluks magnetik). Induksi elektromagnetik juga merupakan proses pengubahan
energi gerak (energi kinetik) menjadi energi listrik, yang mana merupakan hasil dari
efek interaksi dengan medan magnet [1].
Percobaan pertama dilakukan pengujian magnet yang ditaruh di atas
kumparan yang terhubung dengan galvanometer. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan simpangan sebesar 2 cm. Magnet dibiarkan berosilasi di atas
kumparan (keluar dan masuk) kumparan, sehingga arus yang dihasilkan akan
diketahui dari pergerakan jarum galvanometer apakah menyimpang kekiri atau
kekanan.

13
Berdasarkan pada hasil percobaan tabel 4.1 Hubungan Kecepatan Fluks
Magnet dengan GGL induksi dan tabel 4.2 Hubungan Jumlah Lilitan kumparan
dengan GGL induksi. Dapat dibuktikan terjadinya osilasi magnet ketika diletakkan
di atas kumparan, sesuai kolom kecepatan maksimum magnet yang keluar dan
masuk kumparan dirumuskan dengan 𝑣 = 𝐴𝜔. Penggunaan pegas berpengaruh
terhadap kecepatan maksimum magnet yang dihasilkan, semakin sedikit pegas yang
digunakan maka besar kecepatan maksimum magnet akan semakin besar
(berbanding terbalik). Berdasarkan percobaan pergerakan magnet berpengaruh
terhadap perubahan fluks serta posisi jarum galvanometer. Disaat magnet diam,
artinya tidak ada fluks yang akan dihasilkan maka dari itu aliran listrik tidak akan
mengalir pada saat magnet diam dan menjadikan jarum tetap pada posisi seimbang
diangka 0.
Pada saat magnet berosilasi dengan simpangan 2 cm serta variasi jumlah
pegas, dapat dilihat. Jumlah pegas berpengaruh terhadap ggl induksi, dimana
semakin sedikit jumlah pegas maka semakin besar nilai ggl induksi. Hal ini
disebabkan karena jika jumlah pegas semakin sedikit maka kecepatan keluar masuk
magnet ke dalam kumparan semakin cepat, dan bila kecepatan keluar masuk
magnet semakin cepat maka akan menghasilkan tegangan yang besar. Tegangan
yang besar akan menghasilkan ggl induksi yang besar pula.
Percobaan kedua dilakukan percobaan mengenai hubungan antara jumlah
lilitan kumparan dengan ggl induksi yang dihasilkan. Berdasarkan data pengamatan
percobaan b, hubungan antara jumlah lilitan dengan ggl induksi yang dihasilkan
yaitu berbanding lurus. Semakin besar lilitan yang digunakan maka nilai dari ggl
induksi yang dihasilkan akan semakin besar. Berdasarkan data yang diperoleh
bahwa jumlah lilitan kumparan berpengaruh terhadap hasil ggl induksi, dimana
semakin banyak jumlah lilitan maka semakin besar pula nilai ggl induksi. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak jumlah lilitan maka tegangan yang dihasilkan
akan semakin besar pula. Sehingga antara jumlah lilitan berbanding lurus dengan
tegangan yang dihasilkan, dan tegangan yang besar akan menghasilkan ggl induksi
yang besar pula.

14
Berdasarkan hasil analisi dari kedua data di atas, dapat disimpulkan. Bahwa
jika kecepatan fluks magnet berpengaruh terhadap hasil ggl induksi, dimana
semakin besar kecepatan fluks magnet semakin besar nilai ggl induksi. Hal ini
disebabkan karena dengan fluks magnet semakin cepat maka tegangan yang
dihasilkan semakin besar, bila tegangan semakin besar maka nilai ggl induksi
semakin besar pula. “Dalam kondisi apapun, GGL akan diinduksi dalam rangkaian
tersebut yang sama dengan besar laju perubahan fluks magnetiknya”. Selain itu
penggunaan jumlah lilitan juga berpengaruh terhadap hasil ggl induksi yang
dihasilkan, hal ini bisa terjadi karena semakin banyak jumlah lilitan maka fluks
yang dihasilkan juga akan semakin besar sehingga membangkitkan tegangan atau
ggl induksi yang dihasilkan. Jika dilihat dari rumus bahwa ggl berbanding lurus
dengan besar atau banyaknya lilitan kumparan yang digunakan.

15
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum induksi elektromagnetik kali ini, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Jumlah pegas berbanding terbalik dengan banyak isolasi yang dihasilkan.
Semakin sedikit pegas yang digunakan, isolasi yang dihasilkan akan semakin
banyak. Hal tersebut dibuktikan disaat menggunakan jumlah pegas 3
dihasilkan 30 isolasi dan pada saat digunakan pegas sebanyak 1 pegas,
dihasilkan 50 isolasi.
2. Jumlah pegas berpengaruh terhadap ggl induksi, dimana semakin sedikit
jumlah pegas maka semakin besar nilai ggl induksi.
3. Jumlah lilitan dengan ggl induksi yang dihasilkan yaitu berbanding lurus.
Semakin besar lilitan yang digunakan maka nilai dari ggl induksi yang
dihasilkan akan semakin besar.

5.1 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum induksi elektromagnetik kali ini
yaitu yang pertama praktikan harus memahami konsep ggl induksi yang mengalir
pada sebuah kumparan dan bagaimana pengaruhnya. Hal tersebut digunakan agar
praktikan lebih mudah dalam pengambilan data dan melakukan Analisa. Selain itu
yang perlu diperhatikan cek semua komponen yang digunakan dan dipastikan
semua komponen dalam keadaan baik, sehingga kesalahan dalam pengujian akan
sangat kecil.

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Kartikawati, R. Antika, and I. Prastyaningrum, “Pengaruh Media Kit Ggl


Induksi Elektromagnetik Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Ggl
Induksi,” J. Teknol. Terap. G-Tech, vol. 3, no. 2, pp. 208–213, 2020, doi:
10.33379/gtech.v3i2.421.
[2] H. Isyanto and H. Birawan, “Rancang bangun pengisi daya tanpa kabel
untuk semua jenis alat portable,” J. Elektum, vol. 15, no. 2, pp. 17–26,
2018.
[3] F. D. Pratama and E. Rahmawati, “Karakteristik sensor kumparan dengan
metode induksi untuk pengukuran fluks magnet,” Menghilirkan Penelitian-
Penelitian Fis. dan Pembelajarannya, no. November, pp. 180–186, 2017.
[4] R. A. dan N. Abd. Aziz Ardiansyah, “Medan magnet,” 2019.
[5] “Fisika Sma Xii Ipa - Google Books.”
https://www.google.co.id/books/edition/Fisika_Sma_Xii_Ipa/B_bhFT80Gq
UC?hl=en&gbpv=1&dq=Hukum+lenz&pg=PA92&printsec=frontcover
(accessed May 23, 2022).
[6] “FISIKA SMA Kelas XII - Google Books.”
https://www.google.co.id/books/edition/FISIKA_SMA_Kelas_XII/nFRL8P
ntA28C?hl=en&gbpv=1&dq=Hukum+lenz&pg=PA152&printsec=frontcov
er (accessed May 23, 2022).
[7] M. R. Sahidinnur and Ishafit, “Eksperimen Hukum Faraday Untuk
Memahami Ggl Induksi Dan Laju Fluksmagnet Dengan Metode Benda
Jatuh Bebas,” Pros. Math. Sci. Forum 2014, pp. 291–294, 2014.

17
LAMPIRAN

TABEL PENGAMATAN INDUKSI


1. Hubungan kecepatan fluks magnet dengan GGL induksi
No. Banyak A t n N V- V+
Pegas
1 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50
2 3 buah 2 cm 30 29 250 40 40
3 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50
4 3 buah 2 cm 30 31 250 50 50
5 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50
6 2 buah 2 cm 30 37 250 50 50
7 2 buah 2 cm 30 38 250 50 50
8 2 buah 2 cm 30 37 250 60 60
9 2 buah 2 cm 30 38 250 50 50
10 2 buah 2 cm 30 36 250 50 50
11 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50
12 1 buah 2 cm 30 51 250 50 50
13 1 buah 2 cm 30 51 250 40 40
14 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50
15 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50

2. Hubungan Jumlah Lilitan kumparan dengan GGL induksi


No. N A t n V- V+
1 250 2 cm 30 52 50 50
2 250 2 cm 30 52 50 50
3 250 2 cm 30 51 60 60
4 250 2 cm 30 52 50 50
5 250 2 cm 30 51 50 50
6 500 2 cm 30 50 100 100
7 500 2 cm 30 51 100 100
8 500 2 cm 30 52 110 110
9 500 2 cm 30 52 110 110
10 500 2 cm 30 52 100 100
11 1000 2 cm 30 51 220 220
12 1000 2 cm 30 50 220 220
13 1000 2 cm 30 53 210 210
14 1000 2 cm 30 51 210 210
15 1000 2 cm 30 52 210 210
TABEL PERHITUNGAN INDUKSI MAGNETIK
1. Hubungan kecepatan fluks magnet dengan GGL induksi
No. Banyak A t n N 𝑽 T 𝝎 𝒗 𝜀 𝜀¯ ∆𝜀 𝜀¯ ± ∆𝜀
Pegas
1 3 buah 2 cm 30 30 250 50 1 6,28 12,56 3140 3140 74,01 3140±74,01
2 3 buah 2 cm 30 29 250 40 1,304 6,071 12,14 3035
3 3 buah 2 cm 30 30 250 50 1 6,28 12,56 3140
4 3 buah 2 cm 30 31 250 50 0,968 6,489 12,98 3245
5 3 buah 2 cm 30 30 250 50 1 6,28 12,56 3140
6 2 buah 2 cm 30 37 250 50 0,811 7,745 15,49 3873 3893,6 87,57 3894±87,57
7 2 buah 2 cm 30 38 250 50 0,789 7,955 15,91 3977
8 2 buah 2 cm 30 37 250 60 0,811 7,745 15,49 3873
9 2 buah 2 cm 30 38 250 50 0,789 7,955 15,91 3977
10 2 buah 2 cm 30 36 250 50 0,833 7,536 15,07 3768
11 1 buah 2 cm 30 52 250 50 0,577 10,89 21,77 5443 5400,8 57,33 5401±57,33
12 1 buah 2 cm 30 51 250 50 0,588 10,68 21,35 5338
13 1 buah 2 cm 30 51 250 40 0,588 10,68 21,35 5338
14 1 buah 2 cm 30 52 250 50 0,577 10,89 21,77 5443
15 1 buah 2 cm 30 52 250 50 0,577 10,89 21,77 5443
2. Hubungan Jumlah Lilitan kumparan dengan GGL induksi
No. N A t n V T 𝝎 𝒗 𝜀 𝜀¯ ∆𝜀 𝜀¯ ± ∆𝜀
1 250 2 cm 30 52 50 0,577 10,885 21.771 5442,67 5400,8 57,328 5401±75,328
2 250 2 cm 30 52 50 0,577 10,885 21,771 5442,67
3 250 2 cm 30 51 60 0,588 10,676 21,352 5338
4 250 2 cm 30 52 50 0,577 10,885 21,771 5442,67
5 250 2 cm 30 51 50 0,588 10,676 21,352 5338
6 500 2 cm 30 50 100 0,6 10,467 21,933 10466,7 10759,7 187,23 10760±187,23
7 500 2 cm 30 51 100 0,588 10,66 21,352 10676
8 500 2 cm 30 52 110 0,577 10,85 21,771 10885,3
9 500 2 cm 30 52 110 0,577 10,85 21,771 10885,3
10 500 2 cm 30 52 100 0,577 10,885 21,771 10885,3
11 1000 2 cm 30 51 220 0,588 10,66 21,352 21352 21519,5 477,35 21519±477,35
12 1000 2 cm 30 50 220 0,6 10,47 20,933 20933,3
13 1000 2 cm 30 53 210 0,566 11,05 22,189 22189,3
14 1000 2 cm 30 51 210 0,588 10,66 21,352 21352
15 1000 2 cm 30 52 210 0,577 10,85 21,771 21770,7

Anda mungkin juga menyukai