JURUSAN FISIKA
JU
Melia Astuti
2021
NIM 42014180
Nur Fitriani
NIM 4201418054
KOMPETENSI INTI
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembang¬an dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan Faktual :
1) Magnet yang didekatkan pada kumparan konduktor menghasilkan arus listrik induksir
2) Motor listrik sederhana
3) Stabilizer transformator
Pengetahuan Konseptual:
1) GGL Induksi
2) Hukum Lenz
3) Indukstansi Diri
4) Aplikasi Induksi Faraday pada produk teknologi
Pengetahuan Prosedural :
Pengetahuan Metakognitif :
1) Siswa dapat menentukan produk yang sesuai dengan konsep ggl induksi dan induktansi diri
PETA KONSEP
INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK
Generator DC
BAB INDUKSI
4 ELEKTROMAGNETIK
Dalam kehidupan sehari-hari, anda mengenal generator sebagai alat yang digunakan
untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari
kita menggunakan dinamo yang juga berfungsi mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Namun tahukah kamu prinsip fisika apakah yang digunakan dalam generator dan dinamo
sehingga dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik?
A. Fluks Magnet
Ilmuan Fisika bernama Michele Faraday adalah orang pertama yang
mengemukakan konsep tentang fluks magnetic untuk menggambarkan medan
magnet. Faraday menggambarkan medan-medan megnet dengan menggunakan
garis-garis agaya, dimana daerah yang memiliki medan magnet kuat digambarkan
garis gaya rapat dan garis gaya yang kurang rapat untuk daerah yang medan
magnetnya kurang kuat. Sementara untuk daerah yang memiliki kuat medan
homogen digambarkan garis-garis gaya yang sejajar. Garis gaya magnet digambarkan
dari kutub utara magnet dan berakhir di kutub selatan magnet. Sementara itu untuk
menyatakan kuat medan magnetic dinyatakan dengan lambang B yang disebut
dengan induksi magnet, induksi magnetic menyatakan kerapatan garis gaya magnet.
POJOK INFORMASI
Jarum galvanometer yang bergerak menunjukkan adanya arus listrik yang timbul di dalam
kumparan pada saat terjadi gerak relative pada magnet batang atau kumparan.
Besar ggl induksi yang timbul antara ujung-ujung kumparan berbanding lurus
dengn kecepatan peribahan fluks magnetic yang dilingkupi oleh kumparan
tersebut.
Atau
𝑑𝛷
𝜀 = −𝑁. (4)
𝑑𝑡
Dimana :
𝜀 = ggl induksi pada ujung-ujung kumparan (Volt)
𝑁 = jumlah lilitan dalam kumparan
𝛥𝛷 = 𝛷2 - 𝛷1 = Perubahan fluks magnet (Wb)
𝛥t = 𝑡2 − 𝑡1 = Selang waktu perubahan fluks magnetik (s)
𝑑𝛷
= Laju perubahan fluks magnetic (Wb.𝑠 −1 )
𝑑𝑡
𝑑𝐴 𝑑𝑠
= 𝑙 𝑑𝑡 = 𝑙𝑣
𝑑𝑡 (5)
Sehingga besarnya ggl yang terjadi dapat dituliskan :
𝑑𝛷 𝑑𝐴 (6)
𝜀 = −𝑁. = -NB = -NB𝑙v
𝑑𝑡 𝑑𝑡
jika pada kumparan hanya terdiri atas satu lilitan maka ggl induksi dapat
dinyatakan :
𝜀 = -B𝑙v (7)
Persamaan diatas berlaku jika arah v tegak lurus B, namun jika arah v membentuk
sudut terhadap B, maka berlaku persamaan :
𝜀 = -B𝑙𝑣 sin 𝜃 (8)
Dimana :
𝜀 = ggl yang terjadi (Volt)
𝐵 = induksi magnetic (Wb/m²)
𝑙 = panjang kawat penghantar (m)
𝑣 = kecepatan kawat penghantar
𝜃 = sudut antara 𝑣 dan B.
1.2. GGL induksi Karena perubahan induksi magnet
Perubahan induksi magnetik dapat menimbulkan ggl induksi pada luasan bidang
kumparan yang konstan, yang dinyatakan dengan persamaan berikut :
𝑑𝛷 𝑑𝐵𝐴 𝑑𝐵 (9)
𝜀 = −𝑁. 𝑑𝑡 = −𝑁. = -NA
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Jika laju perubahan induksi magnetiknya tetap, maka persamaan yang berlaku adalah
:
𝛥𝐵 𝐵 −𝐵
𝜀 = −𝑁. 𝛥𝑡 = −𝑁. ( 𝑡2 −𝑡 1 ) (10)
2 1
Untuk perubahan induksi magnetic tetap, saat B membentuk sudut terhadap garis
normal, maka dapat dinyatakan dengan persamaan :
𝛥𝐵 𝐵 −𝐵
𝜀 = −NA cos 𝜃 . 𝛥𝑡 = −NA cos 𝜃 . ( 𝑡2 −𝑡 1 ) (11)
2 1
1.3. GGL induksi karena perubahan sudut antara B dan garis normal bidang
kumparan
Perubahan sudut antara induksi magnetik B dan arah bidang normal dapat
menyebabkan timbulnya ggl induksi, yang besarnya dapat ditentukan melalui
persamaan :
𝑑𝛷 𝑑𝐵A cos 𝜃 𝑑 cos 𝜃
𝜀 = −𝑁. 𝑑𝑡 = -N = -NBA (12)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
2. Gerakkan magnet batang di sekitar solenoida dan mengamati gerakan jarum untuk
mengukur besararus induksi dan tegangan yang dihasilkan akibat gerak magnet.
3. Lakukan gerakan pada magnet dalam gerakan yang cepat dan lambat secara
bergantian, dapat dimulai dengan kutub Utara terlebih dahulu atau sebaliknya.
4. Mengganti kumparan dengan solenoida yang lain, kemudian melakukan
percobaan yang sama dengan sebelumnya
5. Catat hasil percobaan yang telah dilakukan pada tabel pengamatan.
6. Buatlah laporan percobaan pada kertas folio dan kumpulkan kepada guru
pembimbing!
2. Hukum Lenz
Dari hukum Faraday kita ketahui jika perubahan fluks magnetic akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Saat kedua ujung
kumparan kita hubungkan dengan suatu penghantar yang mempunyai suatu
hambatan tertentu akan mengalir arus yang disebut dengan “arus induksi” dan beda
potensial yang terjadi disebuat “ggl induksi”. Pada saat itu Faraday baru bisa
menghitung besar ggl induksi yang terjadi, tapi belum bisa menentukan arah arus
induksi yang timbul pada kumparan/rangkaian. Pada tahun 1834 arah arus induksi
yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz.
Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang
dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetic induksi
yang menentang perubahan medan magnetic (arus induksi berusaha
mempertahankan fluks magnetic totalnya konstan).
(a) (b)
Gambar 4.6 Arah arus induksi berdasarkan hukum lenz, (a) magnet mendekati
kumparan, (b) magnet menjauhi kumparan
Perhatikan gambar 4.6 Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak
ada perubahan fluks magnet dalam kumparan. Namun saat kutub utara magnet
digerakkan mendekati kumparan, akan timbul fluks magnetic. Pada kumparan akan
timbul fliks magnetic yang menentang pertambahan fluks magnetic yang menembus
kumparam. Sehingga arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetic.
Sehingga fluks total yang melingkupi kumparan selalu konstan. Demikian juga saat
magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi pengurangan fluks
magnetic dalam kumparan, yang mengakibatkan pada kumparan timbul fluks induksi
yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks totalnya selalu konstan.
Arah arus induksi ini dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu ketika ibu
jari menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari yang lain menyatakan
arah arus. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 5. Dibawah.
Gambar 4.7. Menentukan arah arus induksi magnet dengan aturan tangan kanan.
Contoh soal :
𝑑𝑙
𝜀 = −𝐿 (14)
𝑑𝑡
Tanda negatif merupakan penyesuaian dengan hukum Lenz. Jika
𝑑𝑙
laju perubahan kuat arus (𝑑𝑡) konstan maka dapat ditulis sebagai
berikut.
𝑑𝑙
𝜀 = −𝐿 (15)
𝑑𝑡
𝑙2 − 𝑙1 (16)
𝜀 = −𝐿[ ]
𝑡2 − 𝑡1
Keterangan:
𝐼1 = kuat arus listrik pada keadaan awal (A)
𝐼2 = kuat arus listrik pada keadaan akhir (A)
∆𝑡 = 𝑡2 − 𝑡1 = selang waktu perubahan kuat arus listrik (s)
𝛷𝑚 = 𝐼 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝛷𝑚 = 𝐿𝐼 (17)
∆𝛷𝐵
𝐿 = −𝑁( )
∆𝑙
YUK DISKUSIKAN!
𝜇0 𝑁 2 𝐴 (22)
𝐿=
𝑙
Dimana:
L = Induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
𝜇0 = Permeabilitas udara (4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚)
N = Jumlah lilitan
𝑙= Panjang solenoida atau toroida (m)
A = Luas penampang (𝑚2 )
POJOK INFORMASI
1 (23)
𝑈 = 𝐿𝐼 2
2
𝐵. 𝑙 (24)
𝐼=
𝜇0 𝑁
Maka, diperoleh persamaan :
1 𝜇0 𝑁 2 𝐴 𝐵. 𝑙 2
𝑈= [ ][ ] (25)
2 𝑙 𝜇0 𝑁
Apabila energi tersimpan dalam suatu volume yang dibatasi oleh lilitan 𝐴𝑙, maka
besar energi persatuan volume adalah..
1 (26)
𝑈 = (𝐵2 /𝜇0 )
2
4) Indukstansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada
Gambar, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan
akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari
kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan
tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl 𝜀2 yang diinduksi
ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju
Gambar4.8. perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks berbanding
Perubahan arus di
lurus dengan kumparan 1, maka 𝜀2 harus sebanding dengan
salah satu kumparan
akan menginduksi laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan:
arus pada kumparan
yang lain,
𝑑𝛷1 𝑑𝑙1 (27)
𝜀2 = −𝑁2 = −𝑀
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi
bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan
jarak pisahnya.Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut
induktansi bersama. Nilai M tergantung pada ukurankumparan, jumlah
lilitan, dan jarak pisahnya,
𝑁2 ∫ 𝑑𝛷1 = 𝑀 ∫ 𝑑𝐼1
𝑁2 𝛷1 = 𝑀𝐼1
𝑁2 𝛷1 (30)
𝑀=
𝐼1
Dengan menggunakan penalaran yang sama maka diperoleh:
𝑁1 𝛷2 (31)
𝑀=
𝐼2
Besar fluks magnetic 𝛷1 yang ditimbulkan oleh arus listrik 𝐼1 dengan
𝜇0 𝑁1 𝐼1
jumlah lilitan 𝑁1 adalah 𝛷1 = 𝐵1 𝐴 = 𝐴.
𝑙
Keterangan :
𝐼1 = kuat arus listrik kumparan primer (A)
M = induktansi silang (H)
𝑁2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
𝑁1 = jumlah lilitan kumparan primer
𝛷2 = fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan sekunder yang
ditimbulkan oleh kumparan primer (Wb)
POJOK INFORMASI
Gambar 4.9.
Transformator
Contoh Soal :
1. Sebuah induktor atau kumparan memiliki besar induktansi diri 10−3 , arus
yang melewati kumparan mengalami perubahan dari 1 A menjadi 2 A dalam
0,2 detik. Besar gaya gerak listrik yang timbul pada kumparan adalah ?
Jawab :
Rumus besar gaya gerak listrik (GGL) yang timbul pada kumparan jika
menerima besar arus yang berubah adalah
𝑑𝐼
𝜀 = −𝐿
𝑑𝑡
(2 − 1)
𝜀 = −103
0,2
10−2
𝜀=−
2
𝜀 = −5 × 10−2 𝑣𝑜𝑙𝑡
Jadi gaya medan listrik yang timbul adalah 𝜀 = −5 × 10−2 𝑣𝑜𝑙𝑡
APLIKASI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
1. Generator Listrik
Generator adalah alat yang digunakan utuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Energi yang menggerakkan generator sendiri sumber nya bermacam
macam. Pada pembangkit listrik tenaga angin misalnya generator bergerak karena
adanya kincir yang berputar karena angin. Demikian pula pada pembangkit listrik
tenaga air yang memanfaatkan energi gerak dari air. Sedang pada pembangkit listrik
gerak dari generator didapatkan dari proses pembakaran bahan bakar diesel. Prinsip
kerjanya adalah peristiwa induksi elektromagnetik. Jika kumparan penghantar
digerakkan di dalam medan magnetik dan memotong medan magnetik, maka pada
kumparan terjadi ggl induksi. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar kawat di dalam
medan magnet homogen. Berdasarkan aliran arus, generator dibedakan atas dua yaitu:
a) Generator AC
Pada Gambar. terdapat dua cincin utuh, dua cincin itulah yang mempengaruhi
aliran arus. Aliran arus menjadi bolak balik sehingga generator pada gambar adalah
generator AC. Arus bolak balik terjadi secara priodik yang berpengaruh terhadap V
sehingga dapat digambarkan grafik hubungan V-t sebagai berikut :
Gambar 4.11. Grafik hubungan V-t Generator AC
𝒉 (35)
𝒗 = 𝝎. 𝒓atau 𝒗 = 𝝎 (𝟐)
𝒉 (36)
𝜺 = 𝟐𝑵. 𝑩. 𝒍. 𝝎 ( ) 𝒔𝒊𝒏𝝎𝒕
𝟐
Atau
𝜺 = 𝑵. 𝑩. 𝑨. 𝝎𝒔𝒊𝒏𝝎𝒕 (37)
Dengan A menyatakan luas loop yang nilainya setara dengan lh. Harga 𝜀
𝜺𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝑵. 𝑩. 𝑨. 𝝎 (38)
Sehingga,
b) Generator DC
Gambar 4.12.Generator DC
2. Transformator
𝑁𝑠
(40)
𝑁𝑝
dengan:
𝑉𝑠 𝑁𝑠
= (41)
𝑉𝑝 𝑁𝑝
dengan:
dengan:
𝐼𝑝 𝑉𝑠
= (42) Ip = kuat arus primer
𝐼𝑠 𝑉𝑝
Is = kuat arus sekunder
Dari ketiga perbandingan di atas, dapat diperoleh satu persamaan, yaitu:
𝑁𝑠 𝐼𝑝 𝑉𝑠 (43)
= =
𝑁𝑝 𝐼𝑠 𝑉𝑝
Transformator step-down
Ps
η= × 100% (44)
Pp
dengan:
𝜂 = Efisiensi transformator
Ps = Daya kumparan sekunder
Pp = Daya kumparan primer
POJOK INFORMASI
4. Bel Listrik
Saat tombol bel listrik ditekan, rangkaian arus menjadi tertutup dan
arus mengalir pada kumparan. Aliran arus listrik pada kumparan ini
mengakibatkan besi di dalam bel menjadi elektromagnet yang mampu
menggerakkan lengan pemukul untuk memukul bel sehingga berbunyi.
5. Induktor Ruhmkorff