Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN FISIKA

JU

BAHAN AJAR FISIKA


INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK

Melia Astuti

2021
NIM 42014180
Nur Fitriani
NIM 4201418054
KOMPETENSI INTI

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung¬jawab, peduli (gotong royong,


kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembang¬an dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.

KOMPETENSI DASAR

3.3 Menganalisis fenomena induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari

4.4 Melakukan percobaan tentang induksi elektromagnetik berikut presentasi hasilnya


dalam kehidupan sehari-hari
ANALISIS MATERI YANG AKAN DISAJIKAN

Pengetahuan Faktual :

1) Magnet yang didekatkan pada kumparan konduktor menghasilkan arus listrik induksir
2) Motor listrik sederhana
3) Stabilizer transformator

Pengetahuan Konseptual:

1) GGL Induksi
2) Hukum Lenz
3) Indukstansi Diri
4) Aplikasi Induksi Faraday pada produk teknologi

Pengetahuan Prosedural :

1) Mendeskripsikan timbulnya arus listrik induksi


2) Mendeskripsikan timbulnya ggl induksi
3) Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ggl induksi
4) Menentukan langkah-langkah percobaan ggl induksi

Pengetahuan Metakognitif :

1) Siswa dapat menentukan produk yang sesuai dengan konsep ggl induksi dan induktansi diri
PETA KONSEP

INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK

GGL Induksi Indukstansi Aplikasi

Hukum Lenz Generator Listrik Transformator

Hukum Faraday Generator AC

Generator DC
BAB INDUKSI
4 ELEKTROMAGNETIK

Dalam kehidupan sehari-hari, anda mengenal generator sebagai alat yang digunakan
untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari
kita menggunakan dinamo yang juga berfungsi mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Namun tahukah kamu prinsip fisika apakah yang digunakan dalam generator dan dinamo
sehingga dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik?

Gambar 4.1 Generator Turbin Angin Gambar 4.2 Dinamo Sepeda

Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu dengan


memutar kumparan dalam medan magnet sehingga timbul GGL induksi. Sedangkan, pada
dinamo sepeda, rotor merupakan bagian yang bergerak dan stator bagian yang diam. Pada
saat sepeda dijalankan dengan cepat, kumparan pada dinamo akan bergerak cepat sehingga
gaya gerak listrik (GGL) induksi yang dihasilkan menjadi kuat. Serta energi listrik yang
dihasilkan menjadi lebih banyak. Selain mempercepat kumparan, penggunaan magnet yang
kuat juga dilihat dari banyaknya lilitan. Selain itu penggunaan inti besi lunak dalam dinamo
juga mengakibatkan GGL induksi yang dihasilkan menjadi lebih kuat. Dengan ini, terbukti
bahwa kedua alat tersebut menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang akan dibahas
lebih lanjut pada bab ini.
GGL INDUKSI

A. Fluks Magnet
Ilmuan Fisika bernama Michele Faraday adalah orang pertama yang
mengemukakan konsep tentang fluks magnetic untuk menggambarkan medan
magnet. Faraday menggambarkan medan-medan megnet dengan menggunakan
garis-garis agaya, dimana daerah yang memiliki medan magnet kuat digambarkan
garis gaya rapat dan garis gaya yang kurang rapat untuk daerah yang medan
magnetnya kurang kuat. Sementara untuk daerah yang memiliki kuat medan
homogen digambarkan garis-garis gaya yang sejajar. Garis gaya magnet digambarkan
dari kutub utara magnet dan berakhir di kutub selatan magnet. Sementara itu untuk
menyatakan kuat medan magnetic dinyatakan dengan lambang B yang disebut
dengan induksi magnet, induksi magnetic menyatakan kerapatan garis gaya magnet.

Gambar 4.3. Garis Medan Magnetik

Sedangkan fluks magnetic menyatakan banyaknya jumlah garis gaya yeng


menembus permukaan bisang secara tegak lurus, yang dapat dinyatakan dalam
persamaan, sebagai berikut :
Φ = B.A (1)
Jika B tidak tegak lurus permukaan bidang :
Φ = B cos𝜃 A (2)
Dimana :
Φ = fluks magnetic (Wb = Weber)
B = Induksi magnet (T atau WB.𝑚−2)
A = luas permukaan bidang (m²)
𝜃 = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau
derajat)
1. Hukum Faraday
Saat magnet batang digerakkan mendekati kumparan, maka jarum
galvanometer akan menyimpang ke kanan dan sebaliknya saat gagnet batang
digerakkan menjauhi kumparan, maka jarum galvanometer akan meenyimpang ke
kiri. Namun saat magnet batang diam tidak digerakkan, jarum galvanometer akan
diam.

POJOK INFORMASI

Jarum galvanometer yang bergerak menunjukkan adanya arus listrik yang timbul di dalam
kumparan pada saat terjadi gerak relative pada magnet batang atau kumparan.

magnet akan mengubah arus yang terinduksikan


akibat gerak tersebut.

Peristiwa ini disebut induksi


elektromagnetik, yaitu timbulnya ggl
pada ujung-ujung kumparan yang
disebabkan adanya perubahan fluks
Gambar 4.4. (a) ketika sebuah magnet magnetic yang dilingkupi oleh
digerakkan melalui sebuah loop kawat yang
kumparan, ggl yang timbul disebut
terhubung dengan sebuah ammeter sensitive,
ammeter yang bergerak seperti pada gambar
ggl induksi. Berdasarkan hasil
menunjukan bahwa sebuah arus diinduksikan percobaan yang dilakukan Faraday
dalam loop. (b) ketika magnet didiamkan, tidak ada
menyimpulkan bahwa “besarnya ggl
arus yang terinduksi dalam loop, bahkan ketika
magnet tersebut berada didalam loop. (c) ketika
induksi yang timbul pada ujung-ujung
magnet dijauhkan dari loop, ammeter bergerak pada kumparan tergantung pada
arah yang berlawanan, menandakan arus
kecepatan perubahan fluks magnetic
induksinya berlawanan dari katika magnet dililitkan
pada bagian (a). dengan kata lain menguba arah
yang dilingkupinya”. Kesimpulan ini
lebih dikenal dengan hukum Faraday
yang berbunyi :

Besar ggl induksi yang timbul antara ujung-ujung kumparan berbanding lurus
dengn kecepatan peribahan fluks magnetic yang dilingkupi oleh kumparan
tersebut.

Secara matematis hokum faraday dituliskan dengan persamaan :


𝛥𝛷
𝜀 = −𝑁.
𝛥𝑡 (3)

Atau
𝑑𝛷
𝜀 = −𝑁. (4)
𝑑𝑡

Dimana :
𝜀 = ggl induksi pada ujung-ujung kumparan (Volt)
𝑁 = jumlah lilitan dalam kumparan
𝛥𝛷 = 𝛷2 - 𝛷1 = Perubahan fluks magnet (Wb)
𝛥t = 𝑡2 − 𝑡1 = Selang waktu perubahan fluks magnetik (s)
𝑑𝛷
= Laju perubahan fluks magnetic (Wb.𝑠 −1 )
𝑑𝑡

tanda negatif yang terdapat dalam persamaan digunakan untuk menyesuaikan


dengan Hukum Lenz.
Perubahan fluks magnetic dipengaruhi oleh tiga faktor :
1. Luas kumparan yang melingkupi garis gaya medan magnetic.
2. Perubahan induksi magnetiknya.
3. Perubahan sudut antara arah medan magnet dengan garis normal bidang
kumparan.
1.1. Besarnya GGL induksi karena perubahan luas penampang bidang
kumparan
Untuk dapat menyelidiki ggl induksi yang terjadi akibat perubahan luas
penampang, perhatikan gambar 4.5. Dimana sebuah kawat penghantar berbentuk
bentuk huruf U yang diatasnya terdapat sebuah kawat penghantar (PQ) dengan
panjang 𝑙 yang mudah bergerak bebaspada kawat U. kawat penghantar tersebut
berada dalam medan magnet yang arahnya masuk bidang gambar.
Saat kita gerakkan kawat PQ ke
kanan dengan kecepatan v akan
menyebabkan terjadinya perubahan luas
penampang bidang yang melingkupi garis
gaya medan magnet. Apabila kawat PQ
berada dalam selang waktu dt telat
berpindah sejauh ds maka selama itu
Gambar 4.5. Perubahan luas bidang terjadi perubahan luas penampang
kumparanakibat perpindahan penghantar
sebesar dA = 𝑙 𝑑𝑠, sehingga didapat
perubahan luas persatuan waktunya
adalah :

𝑑𝐴 𝑑𝑠
= 𝑙 𝑑𝑡 = 𝑙𝑣
𝑑𝑡 (5)
Sehingga besarnya ggl yang terjadi dapat dituliskan :
𝑑𝛷 𝑑𝐴 (6)
𝜀 = −𝑁. = -NB = -NB𝑙v
𝑑𝑡 𝑑𝑡

jika pada kumparan hanya terdiri atas satu lilitan maka ggl induksi dapat
dinyatakan :

𝜀 = -B𝑙v (7)

Persamaan diatas berlaku jika arah v tegak lurus B, namun jika arah v membentuk
sudut terhadap B, maka berlaku persamaan :
𝜀 = -B𝑙𝑣 sin 𝜃 (8)
Dimana :
𝜀 = ggl yang terjadi (Volt)
𝐵 = induksi magnetic (Wb/m²)
𝑙 = panjang kawat penghantar (m)
𝑣 = kecepatan kawat penghantar
𝜃 = sudut antara 𝑣 dan B.
1.2. GGL induksi Karena perubahan induksi magnet

Perubahan induksi magnetik dapat menimbulkan ggl induksi pada luasan bidang
kumparan yang konstan, yang dinyatakan dengan persamaan berikut :

𝑑𝛷 𝑑𝐵𝐴 𝑑𝐵 (9)
𝜀 = −𝑁. 𝑑𝑡 = −𝑁. = -NA
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Jika laju perubahan induksi magnetiknya tetap, maka persamaan yang berlaku adalah
:

𝛥𝐵 𝐵 −𝐵
𝜀 = −𝑁. 𝛥𝑡 = −𝑁. ( 𝑡2 −𝑡 1 ) (10)
2 1

Untuk perubahan induksi magnetic tetap, saat B membentuk sudut terhadap garis
normal, maka dapat dinyatakan dengan persamaan :

𝛥𝐵 𝐵 −𝐵
𝜀 = −NA cos 𝜃 . 𝛥𝑡 = −NA cos 𝜃 . ( 𝑡2 −𝑡 1 ) (11)
2 1

1.3. GGL induksi karena perubahan sudut antara B dan garis normal bidang
kumparan
Perubahan sudut antara induksi magnetik B dan arah bidang normal dapat
menyebabkan timbulnya ggl induksi, yang besarnya dapat ditentukan melalui
persamaan :
𝑑𝛷 𝑑𝐵A cos 𝜃 𝑑 cos 𝜃
𝜀 = −𝑁. 𝑑𝑡 = -N = -NBA (12)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

jika laju perubahan cos 𝜃 tetap, maka persamaan menjadi :


𝛥 (cos 𝜃) cos 𝜃2 −𝑐𝑜𝑠𝜃1 (13)
𝜀 = -NBA = - NBA[ ]
𝛥𝑡 𝑡2 −𝑡1

Dimana 𝜃1 dan 𝜃2 masing-masing manyatakan sudut awal dan sudut


akhirantara arah normal bidang dengan arah induksi.
Kegiatan 4.1

Laksanakan kegiatan berikut ini bersama kelompokmu!


Induksi Elektromagnetik
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan arah kutub utara dan kutub selatan magnet
2. Menentukan arah induksi pada selenoida
3. Menjelaskan konsep gerak gaya listrik induksi magnet
B. Alat dan Bahan
1. Amperemeter 1 buah
2. Voltmeter 1 buah
3. Kumparan Solenoida 3 buah
4. Magnet batang 1 buah
5. Kabel penghubung 2 buah
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan, kemudian menyusunnya seperti pada gambar.

2. Gerakkan magnet batang di sekitar solenoida dan mengamati gerakan jarum untuk
mengukur besararus induksi dan tegangan yang dihasilkan akibat gerak magnet.
3. Lakukan gerakan pada magnet dalam gerakan yang cepat dan lambat secara
bergantian, dapat dimulai dengan kutub Utara terlebih dahulu atau sebaliknya.
4. Mengganti kumparan dengan solenoida yang lain, kemudian melakukan
percobaan yang sama dengan sebelumnya
5. Catat hasil percobaan yang telah dilakukan pada tabel pengamatan.
6. Buatlah laporan percobaan pada kertas folio dan kumpulkan kepada guru
pembimbing!

2. Hukum Lenz
Dari hukum Faraday kita ketahui jika perubahan fluks magnetic akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Saat kedua ujung
kumparan kita hubungkan dengan suatu penghantar yang mempunyai suatu
hambatan tertentu akan mengalir arus yang disebut dengan “arus induksi” dan beda
potensial yang terjadi disebuat “ggl induksi”. Pada saat itu Faraday baru bisa
menghitung besar ggl induksi yang terjadi, tapi belum bisa menentukan arah arus
induksi yang timbul pada kumparan/rangkaian. Pada tahun 1834 arah arus induksi
yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz.

Bunyi Hukum Lenz

Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang
dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetic induksi
yang menentang perubahan medan magnetic (arus induksi berusaha
mempertahankan fluks magnetic totalnya konstan).

(a) (b)

Gambar 4.6 Arah arus induksi berdasarkan hukum lenz, (a) magnet mendekati
kumparan, (b) magnet menjauhi kumparan

Perhatikan gambar 4.6 Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak
ada perubahan fluks magnet dalam kumparan. Namun saat kutub utara magnet
digerakkan mendekati kumparan, akan timbul fluks magnetic. Pada kumparan akan
timbul fliks magnetic yang menentang pertambahan fluks magnetic yang menembus
kumparam. Sehingga arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetic.
Sehingga fluks total yang melingkupi kumparan selalu konstan. Demikian juga saat
magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi pengurangan fluks
magnetic dalam kumparan, yang mengakibatkan pada kumparan timbul fluks induksi
yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks totalnya selalu konstan.
Arah arus induksi ini dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu ketika ibu
jari menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari yang lain menyatakan
arah arus. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 5. Dibawah.
Gambar 4.7. Menentukan arah arus induksi magnet dengan aturan tangan kanan.

Contoh soal :

Perhatikan gambar dibawah ini! Jika magnet digerakan mendekati kumparan,


tentukan kearah mana arus listrik yang akan terjadi pada hambatan R!
Pembahasan :
Karena kita tahu bahwa magnet digarakan mendekati kumparan, maka pada
kumparan akan timbul ggl induksi yang menyebabkan timbulnya arus induksi
pada kumparan, sehingga menyebabkan timbul medan magnet yang menentang
medan magnet tetap, maka arah arus dalam kumparan/hambatan adalah dari A ke
B.
INDUKSTANSI

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang


menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus
yang melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi
bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.
Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul
medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubah-ubah
terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu.
Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga
di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks
magnetik sendiri dinamakan ggl induksi diri.

1) Indukstansi Diri (GGL Induksi pada Kumparan)


Coba perhatikan gambar berikut! Rangkaian yang
terdiri atas sebuah kumparan (induktor) L, sebuah
lampu P, dan sumber tegangan 𝜀 yang dilengkapi dengan
sebuah saklar S. Ketika saklar dihubungkan lampu tidak
Gambar 4.7 saklar
segera menyala maksimum, tetapi ada jeda waktu sdibuka, lampu masih
menyala beberapasaat
sesaat. kemudian padam.

Pada saat arus diputuskan pada saklar penghubung, lampu


tidak segera padam, tetapi ada jeda waktu sesaat. Peristiwa ini
menunjukkan timbulnya arus induksi yang disebabkan oleh adanya
perubahan fluks magnetik pada induktor L. Perubahan arus pada
sebuah kumparan dapat menimbulkan ggl induksi yang besarnya
berbanding lurus dengan cepatnya perubahan kuat arusnya. Secara
matematis, pernyataan yang dikemukakan pertama kali oleh Joseph
Henry ini dituliskan sebagai berikut.

𝑑𝑙
𝜀 = −𝐿 (14)
𝑑𝑡
Tanda negatif merupakan penyesuaian dengan hukum Lenz. Jika
𝑑𝑙
laju perubahan kuat arus (𝑑𝑡) konstan maka dapat ditulis sebagai

berikut.

𝑑𝑙
𝜀 = −𝐿 (15)
𝑑𝑡

𝑙2 − 𝑙1 (16)
𝜀 = −𝐿[ ]
𝑡2 − 𝑡1

Keterangan:
𝐼1 = kuat arus listrik pada keadaan awal (A)
𝐼2 = kuat arus listrik pada keadaan akhir (A)
∆𝑡 = 𝑡2 − 𝑡1 = selang waktu perubahan kuat arus listrik (s)

Jika sebuah kumparan dialiri arus listrik (I) yang besarnya


berubah-ubah terhadap waktu, akan timbul fluks magnetik sebanding
dengan kuat arus. Secara matematis ditulis sebagai berikut.

𝛷𝑚 = 𝐼 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝛷𝑚 = 𝐿𝐼 (17)
∆𝛷𝐵
𝐿 = −𝑁( )
∆𝑙

dengan L merupakan suatu konstanta yang disebut dengan


indukstansi diri kumparan tersebut. Indukstansi diri tegak lurus
terhadap bentuk geometrik kumparannya. Satuan induktansi adalah
henry (H). Bentuk umun induktor berupa solenoida.

YUK DISKUSIKAN!

Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap besar nilai indukstansi diri?


Diskusikan hal tersebut dengan temanmu!
2) Indukstansi diri pada Solenoida dan Toroida
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu
pembentuk silinder. Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi
garis tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan, suatu medan
magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan
sumbu.Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan
sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran.Medan magnet di
dalam solenoida adalah:
𝐵 = 𝜇0 . 𝑛. 𝐼 (18)
𝑁
Dengan = 𝑙 , diperoleh:
∆𝛷
𝜀 = −𝑁 ( )
∆𝑡
∆𝐼 (19)
= −𝐿( )
∆𝑡
Jadi,
∆𝛷 (20)
𝐿 = −𝑁 ( )
∆𝑙
𝜇0 𝑁𝐼𝐴
Karena Φ= 𝐵. 𝐴 = 𝑙

Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar:


𝜇0 𝑁𝐴∆𝑙 (21)
∆𝛷 = 𝐵. 𝐴 =
𝑙
Sehingga,
∆𝛷
𝐿 = −𝑁( )
∆𝑙

𝜇0 𝑁 2 𝐴 (22)
𝐿=
𝑙

Dimana:
L = Induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
𝜇0 = Permeabilitas udara (4𝜋 × 10−7 𝑊𝑏/𝐴𝑚)
N = Jumlah lilitan
𝑙= Panjang solenoida atau toroida (m)
A = Luas penampang (𝑚2 )

POJOK INFORMASI

Secara sederhana, solenoida adalah lilitan kawat, namun lebih sering


disebut sebagai lilitan saja. Sedangkan toroida merupakan lanjutan dari
seloneida yang diubah bentuknya menjadi melingkar.

3) Energi yang Tersimpan dalam Induktor


Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam
bentuk medan magnetik. Energi U yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L
yang dilewati arus I, adalah:

1 (23)
𝑈 = 𝐿𝐼 2
2

Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya.


𝜇0 𝑁 2 𝐴
Besar induktansi solenoida setara dengan dan medan magnet di dalam
𝑙
𝜇0 𝑁𝐼
solenoid berhubungan dengan kuat arus I dengan 𝐵 = . Jadi
𝑙

𝐵. 𝑙 (24)
𝐼=
𝜇0 𝑁
Maka, diperoleh persamaan :
1 𝜇0 𝑁 2 𝐴 𝐵. 𝑙 2
𝑈= [ ][ ] (25)
2 𝑙 𝜇0 𝑁

Apabila energi tersimpan dalam suatu volume yang dibatasi oleh lilitan 𝐴𝑙, maka
besar energi persatuan volume adalah..

1 (26)
𝑈 = (𝐵2 /𝜇0 )
2
4) Indukstansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada
Gambar, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan
akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari
kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan
tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl 𝜀2 yang diinduksi
ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju
Gambar4.8. perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks berbanding
Perubahan arus di
lurus dengan kumparan 1, maka 𝜀2 harus sebanding dengan
salah satu kumparan
akan menginduksi laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan:
arus pada kumparan
yang lain,
𝑑𝛷1 𝑑𝑙1 (27)
𝜀2 = −𝑁2 = −𝑀
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi
bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan
jarak pisahnya.Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut
induktansi bersama. Nilai M tergantung pada ukurankumparan, jumlah
lilitan, dan jarak pisahnya,

𝑑𝛷2 𝑑𝑙2 (28)


𝜀1 = −𝑁1 = −𝑀
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Jika ditinjau lebih lanjut diperoleh,


𝑑𝛷1 𝑑𝑙1 (29)
−𝑁2 = −𝑀 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁2 𝑑𝛷1 = 𝑀𝑑𝑙1
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dengan metode integrasi, akan diperoleh :

𝑁2 ∫ 𝑑𝛷1 = 𝑀 ∫ 𝑑𝐼1

𝑁2 𝛷1 = 𝑀𝐼1
𝑁2 𝛷1 (30)
𝑀=
𝐼1
Dengan menggunakan penalaran yang sama maka diperoleh:

𝑁1 𝛷2 (31)
𝑀=
𝐼2
Besar fluks magnetic 𝛷1 yang ditimbulkan oleh arus listrik 𝐼1 dengan
𝜇0 𝑁1 𝐼1
jumlah lilitan 𝑁1 adalah 𝛷1 = 𝐵1 𝐴 = 𝐴.
𝑙

Maka persamaannya menjadi


𝜇0 𝑁2 𝑁1 𝐴 (32)
𝑀=
𝑙

Keterangan :
𝐼1 = kuat arus listrik kumparan primer (A)
M = induktansi silang (H)
𝑁2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
𝑁1 = jumlah lilitan kumparan primer
𝛷2 = fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan sekunder yang
ditimbulkan oleh kumparan primer (Wb)

POJOK INFORMASI

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan


memaksimalkan hubungan antara kumparan primer dan
sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua
kumparan tersebut. Contoh lainnya diterapkan pada beberapa
jenis pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan aliran darah
pada jantung pasien.

Gambar 4.9.
Transformator

Contoh Soal :

1. Sebuah induktor atau kumparan memiliki besar induktansi diri 10−3 , arus
yang melewati kumparan mengalami perubahan dari 1 A menjadi 2 A dalam
0,2 detik. Besar gaya gerak listrik yang timbul pada kumparan adalah ?

Jawab :
Rumus besar gaya gerak listrik (GGL) yang timbul pada kumparan jika
menerima besar arus yang berubah adalah
𝑑𝐼
𝜀 = −𝐿
𝑑𝑡
(2 − 1)
𝜀 = −103
0,2
10−2
𝜀=−
2
𝜀 = −5 × 10−2 𝑣𝑜𝑙𝑡
Jadi gaya medan listrik yang timbul adalah 𝜀 = −5 × 10−2 𝑣𝑜𝑙𝑡
APLIKASI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

1. Generator Listrik

Generator adalah alat yang digunakan utuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Energi yang menggerakkan generator sendiri sumber nya bermacam
macam. Pada pembangkit listrik tenaga angin misalnya generator bergerak karena
adanya kincir yang berputar karena angin. Demikian pula pada pembangkit listrik
tenaga air yang memanfaatkan energi gerak dari air. Sedang pada pembangkit listrik
gerak dari generator didapatkan dari proses pembakaran bahan bakar diesel. Prinsip
kerjanya adalah peristiwa induksi elektromagnetik. Jika kumparan penghantar
digerakkan di dalam medan magnetik dan memotong medan magnetik, maka pada
kumparan terjadi ggl induksi. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar kawat di dalam
medan magnet homogen. Berdasarkan aliran arus, generator dibedakan atas dua yaitu:

a) Generator AC

Gambar 4.10 Generator AC

Pada Gambar. terdapat dua cincin utuh, dua cincin itulah yang mempengaruhi
aliran arus. Aliran arus menjadi bolak balik sehingga generator pada gambar adalah
generator AC. Arus bolak balik terjadi secara priodik yang berpengaruh terhadap V
sehingga dapat digambarkan grafik hubungan V-t sebagai berikut :
Gambar 4.11. Grafik hubungan V-t Generator AC

Gambar menunjukkan skema sebuah generator AC, yang memiliki beberapa


kumparan yang dililitkan pada angker yang dapat bergerak dalam medan magnetik.
Sumber diputar secara mekanis dan ggl diinduksi pada kumparan yang berputar.
Keluaran dari generator tersebut berupa arus listrik, yaitu arus bolak-balik. Skema
induksi gaya gerak listrik dapat diamati pada Gambar, yang menunjukkan kecepatan
sesaat sisi a - b dan c - d, ketika loop diputar searah jarum jam di dalam medan magnet
seragam B. Ggl hanya dibangkitkan oleh gaya-gaya yang bekerja pada bagian a - b dan
c - d. Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, dapat ditentukan bahwa arah arus
induksi pada a - b mengalir dari a ke b. Sementara itu, pada sisi c - d, aliran dari c ke
d, sehingga aliran menjadi kontinu dalam loop. Besarnya ggl yang ditimbulkan dalam
a - b adalah:
𝜺 = 𝑩. 𝒍. 𝒗 (33)

Persamaan tersebut berlaku jika komponen v tegak lurus terhadap B.


Panjang a - b dinyatakan oleh l. Dari gambar diperoleh v = v sin θ , dengan θ
merupakan sudut antara permukaan kumparan dengan garis vertikal. Resultan ggl
yang terjadi merupakan jumlah ggl terinduksi di a - b dan c - d, yang memiliki besar
dan arah yang sama, sehingga diperoleh:
(34)
𝜺 = 𝟐𝑵. 𝑩. 𝒍. 𝒗 𝒔𝒊𝒏𝜽

Dengan N merupakan jumlah loop dalam kumparan. Apabila kumparan


berputar dengan kecepatan anguler konstan 𝜔, maka besar sudutnya adalah 𝜃 = 𝜔𝑡
. Diketahui bahwa:

𝒉 (35)
𝒗 = 𝝎. 𝒓atau 𝒗 = 𝝎 (𝟐)

dengan h adalah panjang b - c atau a - d. Jadi, diperoleh:

𝒉 (36)
𝜺 = 𝟐𝑵. 𝑩. 𝒍. 𝝎 ( ) 𝒔𝒊𝒏𝝎𝒕
𝟐
Atau

𝜺 = 𝑵. 𝑩. 𝑨. 𝝎𝒔𝒊𝒏𝝎𝒕 (37)
Dengan A menyatakan luas loop yang nilainya setara dengan lh. Harga 𝜀

maksimum bila 𝜔𝑡 = 90o, sehingga 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡= 1. Jadi,

𝜺𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝑵. 𝑩. 𝑨. 𝝎 (38)

Sehingga,

𝜺 = 𝜺𝒎𝒂𝒌𝒔 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒕 (39)

b) Generator DC

Gambar 4.12.Generator DC

Generator DC menggunakan cincin belah (Komutator) yang hanya


mempunyai satu terminal keluaran, sehingga arus listrik yang dihasilkan
berupa arus searah (Arus DC) walaupun sisi kumparan dalam magnet-
magnetnya berputar.

2. Transformator

Gambar 4.13. Transformator


Transformator merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan AC. Transformator terdiri atas dua kumparan kawat yang
membungkus inti besi, yaitu:
a. Kumparan primer yaitu kumparan yang dihubungkan dengan tegangan masukan

b. Kumparan sekunder yaitu kumparan pada tegangan keluaran

Jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder suatu transformator


dapat berbeda atau sama. Perbandingan antara kumparan sekunder dengan
kumparan primer disebut dengan perbandingan transformator, dinotasikan:

𝑁𝑠
(40)
𝑁𝑝

dengan:

Np = Jumlah lilitan pada kumparan primer

Ns = Jumlah lilitan pada kumparan sekunder

Besar tegangan induksi sebanding dengan jumlah lilitan sehingga berlaku


persamaan:

𝑉𝑠 𝑁𝑠
= (41)
𝑉𝑝 𝑁𝑝

dengan:

Vp = Tegangan kumparan primer (tegangan primer)

Vs = Tegangan kumparan sekunder (tegangan sekunder)

Berdasarkan Hukum Ohm yang menyebutkan bahwa tegangan berbanding terbalik


dengan arusnya, maka perbandingan arus dapat dihitung dengan persamaan:

dengan:
𝐼𝑝 𝑉𝑠
= (42) Ip = kuat arus primer
𝐼𝑠 𝑉𝑝
Is = kuat arus sekunder
Dari ketiga perbandingan di atas, dapat diperoleh satu persamaan, yaitu:

𝑁𝑠 𝐼𝑝 𝑉𝑠 (43)
= =
𝑁𝑝 𝐼𝑠 𝑉𝑝

Transformator dirancang sedemikian rupa sehingga hampir seluruh fluks


magnet yang dihasilkan arus pada kumparan primer dapat masuk ke kumparan
sekunder. Ada dua macam transformator, yaitu transformator stepup dan
transformator step-down.
 Transformator step-up

Transformator step-up digunakan untuk memperbesar tegangan arus bolak-


balik. Pada transformator ini jumlah lilitan sekunder lebih banyak daripada jumlah
lilitan primer (Ns > Np), sehingga arus induksi yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan lebih besar daripada arus pada kumparan primer, Dengan demikian,
tegangan induksi pun akan naik. Transformator ini digunakan pada televisi untuk
menaikkan tegangan 220 V menjadi
20.000 V.

 Transformator step-down

Transformator step-down digunakan untuk menurunkan tegangan listrik


arus bolak-balik, dengan jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan
sekunder (Np > Ns)

Secara bersamaan, kedua transformator ini digunakan pada penyaluran


listrik dari pembangkit listrik menuju pelanggan. Pembangkit listrik yang biasanya
terletak cukup jauh dari tempat pelanggan, dapat kehilangan energi yang cukup
banyak pada proses penyalurannya. Faktor utama penyebabnya adalah tegangan dan
arus yang dihasilkan generator relatif kecil. Untuk itu, dalam jarak yang cukup dekat
dari sumber pembangkit listrik, digunakan transformator step-up sehingga
tegangan akan membesar dan energi yang hilang selama penyaluran listrik akan lebih
kecil. Sebelum sampai ke pelanggan, tegangan tinggi yang berbahaya ini kemudian
diturunkan lagi menggunakan transformator step-down yang biasa tersimpan pada
tiang listrik di dekat rumah pelanggan. Selain dapat meminimalisir kehilangan energi,
pemanfaatan transformator ini pun berfungsi untuk menjaga keamanan dan
keselamatan pelanggan dari bahaya tegangan tinggi.
Ketika kita menggunakan transformator, kita akan merasakan panas di
sekitar transformator tersebut. Panas yang timbul pada transformator ini merupakan
energi yang dihasilkan oleh inti besi dan kumparan yang telah mengubah sebagian
energi listrik yang dihasilkan menjadi energi panas. Akibatnya, jumlah energi listrik
yang dihasilkan kumparan primer ketika dipindahkan ke kumparan sekunder akan
berkurang. Kondisi ini merugikan karena telah mengurangi hasil kerja transformator
tersebut. Kerugian ini dapat dihitung dari selisih daya pada kumparan primer dengan
kumparan sekunder. Persentase dari perbandingan daya pada kumparan sekunder
dan kumparan primer disebut sebagai efisiensi transformator (η), dirumuskan:

Ps
η= × 100% (44)
Pp
dengan:
𝜂 = Efisiensi transformator
Ps = Daya kumparan sekunder
Pp = Daya kumparan primer

POJOK INFORMASI

Perbedaan trafo step up dan trafo step down adalah:

 Trafo step up menaikkan tegangan, sedangkan trafo step


down menurunkan tegangan.
 Jumlah lilitan kumparan primer pada trafo step up lebih
sedikit dibandingkan jumlah lilitan pada kumparan
sekundernya, sedangkan trafo step down sebaliknya.
 Tegangan kumparan primer pada trafo step up lebih kecil
dibandingkan tegangan pada kumparan sekundernya,
sedangkan trafo step down sebaliknya.
 Kuat arus kumparan primer pada trafo step up lebih besar
dibandingkan kuat arus pada kumparan sekundernya,
sedangkan trafo step down sebaliknya.
3) Dinamo sepeda

Gambar 4.14. Dinamo Sepeda

Dinamo sepeda menggunakan magnet permanen yang diputar


dekat kumparan yang diam yang dililitkan pada inti besi. Akibat putaran
magnet garis garis gaya magnet yang memotong kumparan berubah - ubah
sehingga menimbulkan GGL Induksi pada ujung - ujung kumparan
sehingga menghasilkan arus induksi. Makin cepat cepat di kayuh, makin
besar laju perubahan garis - garis magnetnya sehingga arus listrik induksi
yang dihasilkan makin besar.

4. Bel Listrik

Gambar 4.15. Dinamo Sepeda

Saat tombol bel listrik ditekan, rangkaian arus menjadi tertutup dan
arus mengalir pada kumparan. Aliran arus listrik pada kumparan ini
mengakibatkan besi di dalam bel menjadi elektromagnet yang mampu
menggerakkan lengan pemukul untuk memukul bel sehingga berbunyi.
5. Induktor Ruhmkorff

Induktor Ruhmkorff (kumparan pengapian) terdiri dari kumparan


primer dan kumparan sekunder. Kumparan sekunder dililitkan di atas
kumparan primer pada inti besi lunak. Kumparan primer dan inti besi
lunak berperan sebagai electromagnet.

Seperti halnya bel listrik, pemutus arus (interuptor) pada induktor


Ruhmkorff berfungsi menghubungkan atau melepaskan kontak arus dari
baterai. Terputus atau terhubungnya arus primer dengan cepat
menyebabkan medan magnet pada kumparan primer berubah dengan
cepat, sehingga menimbulkan gaya gerak listrik induksi pada kumparan
sekunder.

Kumparan sekunder memiliki lilitan yang sangat banyak, sehingga


dengan tegangan primer yang sangat kecil (12 V) dapat menghasilkan
tegangan sekunder yang sangat tinggi (10.000 V – 20.000 V).

Tegangan tinggi ini jika dihubungkan ke busi kendaraan bermotor


dan menyebabkan terjadinya percikan bunga api pada celah udara di
antara elektroda-elektroda busi.
SOAL HOTS

1. Arin memiliki sebuah penghantar berbentuk tongkat yang memiliki panjang 2


meter diputar dengan kecepatan sudut 30 rad/s dalam medan magnet 0,2 tesla.
Jika sumbu putarnya sejajar dengan medan magnet maka GGL yang terinduksi
adalah….(Volt)
2. Jika dua kawat lurus panjang dan sejajar mesing-masing dialiri arus listrik sebesar
I, maka gaya yang dialami tiap-tiap kawat berbanding lurus dengan….
3. Sebuah muatan sebesar +q bergerak dengan kecepatan v di dalam suatu medan
homogen yang mempunyai induksi magnetic B. Jika sudut yang dibentuk oleh v
dan medan magnet besarnya 30o , maka muatan tersebut mengalami gaya
sebesar…
DAFTAR PUSTAKA
1. Giancoli. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
2. Kanginan, Marthen.2016.Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta : Erlangga.
3. Karyono, Dwi Satya Palupi, Suharyanto. 2009. Fisika 1 : Untuk SMA dan
MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai