dl
ε =−L (14)
dt
Tanda negatif merupakan penyesuaian dengan hukum Lenz. Jika
laju perubahan kuat arus ( dldt )konstan maka dapat ditulis sebagai
berikut.
dl (15)
ε =−L
dt
l 2−l 1 (16)
ε =−L[ ]
t 2−t 1
Keterangan:
I 1 = kuat arus listrik pada keadaan awal (A)
I 2 = kuat arus listrik pada keadaan akhir (A)
∆ t=t 2−t 1 = selang waktu perubahan kuat arus listrik (s)
YUK DISKUSIKAN!
N
Dengan ¿ ,diperoleh:
l
ε =−N ( ∆∆Φt )
(19)
∆I
¿−L( )
∆t
Jadi,
μ 0 NIA
Karena Φ¿ B . A=
l
μ0 N 2 A (22)
L=
l
Dimana:
L = Induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = Permeabilitas udara (4 π × 10−7 Wb/ Am ¿
N = Jumlah lilitan
l= Panjang solenoida atau toroida (m)
A = Luas penampang (m 2 ¿
POJOK INFORMASI
1 (23)
U = L I2
2
μ0 N2 A
Besar induktansi solenoida setara dengan dan medan magnet di dalam
l
¿
solenoid berhubungan dengan kuat arus I dengan B=μ0 ∋ l ¿. Jadi
B.l (24)
I=
μ0 N
Maka, diperoleh persamaan :
2 2
1 μ0 N A
U=
2 [l ][ ]
B. l
μ0 N
(25)
Apabila energi tersimpan dalam suatu volume yang dibatasi oleh lilitan Al, maka
besar energi persatuan volume adalah..
1 (26)
U = (B ¿ ¿ 2/μ 0)¿
2
4) Indukstansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada
Gambar, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan
akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari
kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan
tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε 2 yang
diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan
Gambar4.8. laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks
Perubahan arus di
salah satu berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε 2 harus
kumparan akan sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1,
menginduksi arus
pada kumparan dapat dinyatakan:
yang lain, (27)
d Φ1 d l1
ε 2=−N 2 =−M
dt dt
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi
bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan,
dan jarak pisahnya.Dengan M adalah konstanta pembanding yang
disebut induktansi bersama. Nilai M tergantung pada
ukurankumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya,
d Φ2 d l2 (28)
ε 1=−N 1 =−M
dt dt
(30)
N 2 Φ1=M I 1
N 2 Φ1
M=
I1¿
¿
N 1 Φ2
M= (31)
I2 ¿
¿
μ0 N 1 I 1
jumlah lilitan N 1adalah Φ 1=B 1 A= A.
l
Maka persamaannya menjadi
μ0 N 2 N 1 A (32)
M=
l
Keterangan :
I 1= kuat arus listrik kumparan primer (A)
M = induktansi silang (H)
N 2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
N 1 = jumlah lilitan kumparan primer
Φ 2= fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan sekunder yang
ditimbulkan oleh kumparan primer (Wb)
POJOK INFORMASI
Contoh Soal :
1. Sebuah induktor atau kumparan memiliki besar induktansi diri 10−3 , arus
yang melewati kumparan mengalami perubahan dari 1 A menjadi 2 A dalam
0,2 detik. Besar gaya gerak listrik yang timbul pada kumparan adalah ?
Jawab :
Rumus besar gaya gerak listrik (GGL) yang timbul pada kumparan jika
menerima besar arus yang berubah adalah
dI