Anda di halaman 1dari 8

INDUKSTANSI

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang


menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus
yang melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi
bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.
Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul
medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubah-
ubah terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap
waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri,
sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh
perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan ggl induksi diri.

1) Indukstansi Diri (GGL Induksi pada Kumparan)


Coba perhatikan gambar berikut! Rangkaian yang
terdiri atas sebuah kumparan (induktor) L, sebuah
lampu P, dan sumber tegangan ε yang dilengkapi
dengan sebuah saklar S. Ketika saklar dihubungkan
Gambar 4.7 saklar
lampu tidak segera menyala maksimum, tetapi ada sdibuka, lampu masih
menyala beberapasaat
jeda waktu sesaat. kemudian padam.

Pada saat arus diputuskan pada saklar penghubung, lampu


tidak segera padam, tetapi ada jeda waktu sesaat. Peristiwa ini
menunjukkan timbulnya arus induksi yang disebabkan oleh adanya
perubahan fluks magnetik pada induktor L. Perubahan arus pada
sebuah kumparan dapat menimbulkan ggl induksi yang besarnya
berbanding lurus dengan cepatnya perubahan kuat arusnya. Secara
matematis, pernyataan yang dikemukakan pertama kali oleh Joseph
Henry ini dituliskan sebagai berikut.

dl
ε =−L (14)
dt
Tanda negatif merupakan penyesuaian dengan hukum Lenz. Jika

laju perubahan kuat arus ( dldt )konstan maka dapat ditulis sebagai
berikut.

dl (15)
ε =−L
dt

l 2−l 1 (16)
ε =−L[ ]
t 2−t 1

Keterangan:
I 1 = kuat arus listrik pada keadaan awal (A)
I 2 = kuat arus listrik pada keadaan akhir (A)
∆ t=t 2−t 1 = selang waktu perubahan kuat arus listrik (s)

Jika sebuah kumparan dialiri arus listrik (I) yang besarnya


berubah-ubah terhadap waktu, akan timbul fluks magnetik
sebanding dengan kuat arus. Secara matematis ditulis sebagai
berikut.

Φ m=I atauΦm =LI (17)


∆ ΦB
L=−N ( )
∆l

dengan L merupakan suatu konstanta yang disebut dengan


indukstansi diri kumparan tersebut. Indukstansi diri tegak lurus
terhadap bentuk geometrik kumparannya. Satuan induktansi adalah
henry (H). Bentuk umun induktor berupa solenoida.

YUK DISKUSIKAN!

Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap besar nilai indukstansi diri?


Diskusikan hal tersebut dengan temanmu!
2) Indukstansi diri pada Solenoida dan Toroida
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu
pembentuk silinder. Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi
garis tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan, suatu
medan magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan
sumbu.Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan
sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran.Medan magnet di
dalam solenoida adalah:
B=μ0 . n . I (18)

N
Dengan ¿ ,diperoleh:
l

ε =−N ( ∆∆Φt )
(19)
∆I
¿−L( )
∆t
Jadi,

L=−N ( ∆∆lΦ ) (20)

μ 0 NIA
Karena Φ¿ B . A=
l

Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar:


μ 0 NA ∆l (21)
∆ Φ=B . A=
l
Sehingga,
∆Φ
L=−N ( )
∆l

μ0 N 2 A (22)
L=
l

Dimana:
L = Induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = Permeabilitas udara (4 π × 10−7 Wb/ Am ¿
N = Jumlah lilitan
l= Panjang solenoida atau toroida (m)
A = Luas penampang (m 2 ¿

POJOK INFORMASI

Secara sederhana, solenoida adalah lilitan kawat, namun lebih sering


disebut sebagai lilitan saja. Sedangkan toroida merupakan lanjutan dari
seloneida yang diubah bentuknya menjadi melingkar.

3) Energi yang Tersimpan dalam Induktor


Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam
bentuk medan magnetik. Energi U yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L
yang dilewati arus I, adalah:

1 (23)
U = L I2
2

Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya.

μ0 N2 A
Besar induktansi solenoida setara dengan dan medan magnet di dalam
l
¿
solenoid berhubungan dengan kuat arus I dengan B=μ0 ∋ l ¿. Jadi

B.l (24)
I=
μ0 N
Maka, diperoleh persamaan :
2 2
1 μ0 N A
U=
2 [l ][ ]
B. l
μ0 N
(25)
Apabila energi tersimpan dalam suatu volume yang dibatasi oleh lilitan Al, maka
besar energi persatuan volume adalah..

1 (26)
U = (B ¿ ¿ 2/μ 0)¿
2

4) Indukstansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada
Gambar, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan
akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari
kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan
tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε 2 yang
diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan
Gambar4.8. laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks
Perubahan arus di
salah satu berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε 2 harus
kumparan akan sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1,
menginduksi arus
pada kumparan dapat dinyatakan:
yang lain, (27)
d Φ1 d l1
ε 2=−N 2 =−M
dt dt
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi
bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan,
dan jarak pisahnya.Dengan M adalah konstanta pembanding yang
disebut induktansi bersama. Nilai M tergantung pada
ukurankumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya,

d Φ2 d l2 (28)
ε 1=−N 1 =−M
dt dt

Jika ditinjau lebih lanjut diperoleh,


d Φ1 d l1 (29)
−N 2 =−M atau N 2 d Φ1=Md l 1
dt dt
Dengan metode integrasi, akan diperoleh :
N 2∫ d Φ 1=M ∫ d I 1

(30)
N 2 Φ1=M I 1
N 2 Φ1
M=
I1¿
¿

Dengan menggunakan penalaran yang sama maka diperoleh:

N 1 Φ2
M= (31)
I2 ¿
¿

Besar fluks magnetic Φ 1yang ditimbulkan oleh arus listrik I 1dengan

μ0 N 1 I 1
jumlah lilitan N 1adalah Φ 1=B 1 A= A.
l
Maka persamaannya menjadi
μ0 N 2 N 1 A (32)
M=
l

Keterangan :
I 1= kuat arus listrik kumparan primer (A)
M = induktansi silang (H)
N 2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
N 1 = jumlah lilitan kumparan primer
Φ 2= fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan sekunder yang
ditimbulkan oleh kumparan primer (Wb)

POJOK INFORMASI

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan


memaksimalkan hubungan antara kumparan primer dan
sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua
kumparan tersebut. Contoh lainnya diterapkan pada beberapa
jenis pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan aliran darah
pada jantung pasien.
Gambar 4.9.
Transformator

Contoh Soal :

1. Sebuah induktor atau kumparan memiliki besar induktansi diri 10−3 , arus
yang melewati kumparan mengalami perubahan dari 1 A menjadi 2 A dalam
0,2 detik. Besar gaya gerak listrik yang timbul pada kumparan adalah ?

Jawab :
Rumus besar gaya gerak listrik (GGL) yang timbul pada kumparan jika
menerima besar arus yang berubah adalah
dI

Anda mungkin juga menyukai