Anda di halaman 1dari 4

Induktor

a. Konsep GGL Induksi Diri Sebuah Kumparan


Pada Gambar 6.17 ditunjukkan sebuah kumparan PQ yang dirangkaikan pada
sumber tegangan E dan rheostat (penghambat yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah).
Ujung-ujung kumparan PQ dihubungkan dengan voltmeter V. Di sekitar PQ dianggap tidak
ada medan magnetik.
Sesaat setelah sakelar S ditutup terjadi perubahan fluks magnetic utama ɸᵤ yang
dihasilkan oleh baterai E dari nilai nol ke suatu nilai tetap tertentu. Menurut hukum Lenz,
pertambahan fluks utama ɸᵤyang menerobos kumparan PQ menyebabkan timbulnya fluks
induksi ɸɪ dalam kumparan itu sendiri yang akan menentang pertambahan fluks utama
ɸᵤ.Tentu saja arah ɸɪharus berlawanan dengan arah ɸᵤ, sehingga arah ɸɪ ke kiri. Fluks
induksi ɸɪ berarah ke kiri harus dihasilkan oleh sumber GGL induksi ɛ yang polaritasnya
harus berlawanan dengan polaritas baterai E. Sumber GGL induksi ɛ ditunjukkan oleh
lambing baterai dengan garis putus-putus ( Gambar 6.17 ). GGL induksi ɛ yang dihasilkan
dalam kumparan ini sendiri, selalu menentang perubahan fluks utama penyebabnya,
disebut GGL induksi diri. Karena polaritas GGL ini selalu sedemikian rupa sehingga
menentang penyebabnya, maka ada yang menyebutnya sebagai GGL balik (back emf).
Bagaimanakan hubungan antara GGL induksi diri ɛ dengan perubahan kuat arus
utama I yang melalui rangkaian ? Ini ditunjukkan dengan cara mengubah besar kuat arus
secara cepat, yaitu dengan menggeser-geser kontak luncur rheostat. Pengamatan
menunjukkan bahwa jika kuat arus diperbesar secara cepat dengan memperkecil hambatan
rheostat, GGL induksi diri ɛ (terbaca pada voltmeter V) bertambah besar. Dapat
disimpulkan bahwa GGL induksi diri ɛ sebanding dengan laju perubahan kuat arus
𝑑𝐼
terhadap waktu 𝑑𝑡.
𝑑𝐼
ɛ = - L 𝑑𝑡

dengan L disebut induktansi diri.

𝑑𝐼
Jika laju perubahan kuat arus 𝑑𝑡 adalah konstanta terhadap waktu,

∆𝐼 𝐼₂−𝐼₁
ɛ = - L ∆𝑡 = - L ∆𝑡
dengan I₁ dan I₂ adalah kuat arus yang melalui kumparan pada keadaan awal dan akhir.

Persamaan diatas dikemukakan oleh Joseph Henry, sehingga satuan induktansi diri L dalam S1
diberi nama Henry (disingkat H).

Satuan induktansi diri

Satuan induktansi diri L dapat kita peroleh dari persamaan

∆𝐼 ɛ
ɛ = - L ∆𝑡 atau L = ∆𝐼/∆𝑡

Dalam SI satuan ɛ adalah volt, satuan ∆I adalah ampere, satuan ∆t adalah sekon, dan satuan
L adalah henry hingga diperoleh hubungan satuan sebagai berikut.

𝑉
1 H = 1 𝐴/S

Definisi 1 henry adalah sebagai berikut.

Suatu kumparan memiliki induktansi diri 1 henry apabila perubahan kuat arus listrik sebesar 1
ampere dalam 1 sekon pada kumparan tersebut menimbulkan GGL induksi diri sebesar 1 volt.

b. Konsep Induktansi Diri Sebuah Kumparan


Telah anda ketahui bahwa perubahan kuat arus (∆I) yang melalui suatu kumparan berarti
𝑑𝐼
perubahan fluks magnetic (∆ɸ) dalam kumparan. Baik laju perubahan kuat arus 𝑑𝑡 maupun
𝑑ɸ
laju perubahan fluks magnetic 𝑑𝑡 , keduanya menimbulkan GGL induksi diri ɛ antara ujung-

ujung kumparan.
𝑑𝐼
ɛ = -L 𝑑𝑡
𝑑ɸ
ɛ = -N 𝑑𝑡

Jika kedua persamaan tersebut kita samakan, diperoleh persamaan berikut.


𝑑𝐼 𝑑ɸ
L𝑑𝑡 = N 𝑑𝑡
1 ɸ
L∫0 𝑑𝐼 = N∫0 𝑑ɸ
LI = Nɸ
ɸ
L = N𝐼
Dengan
L = induktansi diri (H)
N = banyak lilitan
ɸ = fluks magnetic (Wb)
I = kuat arus melalui kumparan (A)
Induktansi Kumparan dalam Bahan
Persamaan diatas hanya berlaku untuk menghitung induktansi solenoid atau toroida
(kumparan) jika penampang kumparan berisi udara(kosong). Jika penampang selenoide itu
diisi dengan bahan (misal ferit ) yang memiliki permeabilitas relative µᵣ (bandingkan
dengan permitivitas relative ɛᵣ dalam listrik statis), induktansi kumparan tetap dihitung
dengan persamaan ,dengan menggnanti µ₀ dengan µ (permitivitas bahan).
µ𝑁²𝐴
Lb = ℓ

Dengan
µ = µᵣµ₀
Jika induktansi selenoide dengan bahan inti Lb kita bandingkan dengan induktansi
selenoide tanpa inti (berisi udara) L0, kita peroleh persamaan berikut.

Dari persamaan itu dapat kita definisikan tentang permeabilitas relatif µᵣ sebagai berikut.
Permeabilitas relatif µᵣ dari suatu bahan adalah nilai perbandingan antara induktansi diri
dengan bahan sebagai inti dan induktansi diri kumparan dengan udara (ruang hampa)
sebagai inti.
c. Energi yang Tersimpan dalam Induktor

Telah diketahui bahwa energy dalam kapasitor tersimpan dalam bentuk medan
1
listrik. Energi yang tersimpan dalam kapasitor dirumuskan dengan W = 2CV2, dengan C

adalah kapasitas dan V adalah beda tegangan kapasitor. Berdasarkan hal tersebut energy
dalam inductor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan magnetic.
Ketika sakelar pada rangkaian R-L yang dihubungkan ke tegangan searah (baterai)
𝑑𝐼
ditutup maka terjadi pertumbuhan arus 𝑑𝑡 dalam rangkaian. Ini menimbulkan GGL induksi
𝑑𝐼
diri antara ujung – ujung inductor, yaitu ɛ = L𝑑𝑡

𝑑𝐼
Usaha Dw = ɛIdt = L(𝑑𝑡) I dt = LI dl. Usaha total yang dikerjakan selama arus

melalui inductor diubah dari I = 0 ke nilai tatap I. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut.

𝑊 𝐼
∫0 𝑑𝑊 = L∫0 𝑑𝐼

1
W = 2 LI2

Dengan L adalah induktansi inductor (H).

Anda mungkin juga menyukai