Gaya pendorong muatan listrik untuk bergerak adalah gaya elektromagnetik, baik yang datang
dari medan listrik maupun medan magnetik. Persamaan untuk rapat arus di atas, dalam kaitan
dengan gaya elektromagnetik tersebut dapat dituliskan lagi sebagai
J E v B (1.2)
Jika kecepatan muatan dalam konduktor bernilai kecil, dan dapat diabaikan, maka persamaan di
atas dapat dituliskan dengan mengabaikan suku kedua, dan menjadi
J E (1.3)
2. Dua batang silinder, yang jari-jari masing-masing adalah a dan b dipisahkan oleh
material yang memiliki konduktivitas . Jika panjang silinder tersebut adalah sama,
yaitu sebesar L , dan silinder dalam memiliki muatan dengan rapat muatan ,
tentukanlah arus yang mengalir dari silinder yang satu ke silinder yang lain, dan beda
potensial antara kedua permukaan silinder.
Penyelesaian:
Jika muatan per-satuan panjang pada silinder dalam adalah , maka kuat medan listrik
di antara kedua silinder adalah:
E sˆ
2 0 s
Dengan vektor satuan ŝ menunjukkan arah dari kuat medan, yaitu dari silinder dalam
menuju ke silinder luar.
Arus listrik yang mengalir diberikan oleh persamaan:
L
I J da E da 2 s dL
2 0 s 0
Menurut Hukum Ohm, hubungan antara beda potensial dan arus adalah
V RI (1.4)
di mana besaran R adalah hambatan medium. Jika hal ini diterapkan pada kasus pada contoh-
contoh di atas, maka dari contoh 1, didapatkan R A L , dan dari contoh 2 didapatkan
R ln b a 2 L . Perhatikan, bahwa kesebandingan antara beda potensial dan arus adalah
konsekuensi dari persamaan (3) di atas.
Jika medium memiliki harga konduktivitas yang sama di mana-mana, maka, untuk arus yang
mengalir secara tunak (steady), diperoleh persamaan
1
E J 0 (1.5)
Persamaan (4) berakibat bahwa rapat muatan dalam medium adalah nol. Jika pada medium
terdapat muatan bebas, maka akibat dari persamaan (4) di atas adalah, bahwa, muatan-muatan
bebas tersebut akan tinggal di permukaan medium.
(sisipkan contoh 7.3 di sini)
2
t
a
1 a
vave at
2 2
Tetapi, hal seperti itu juga penjelasan yang baik. Penjelasan itu menyatakan bahwa kecepatan
sebanding dengan akar akselerasi, yang oleh karenanya, arus listrik haruslah sebanding dengan
akar dari kuat medan. Dalam kenyataannya: muatan listrik telah memiliki kecepatan besar
karena energi termal. Tetapi kecepatan yang terkait dengan energi termal itu memiliki arah
yang rambang, dengan nilai rata-rat sama dengan nol. Kecepatan hanyut yang menjadi
perhatian kita ini hanyalah bagian sangat kecil dari kecepatan-kecepatan yang ada dalam
materi. Sehingga, waktu antar tumbukan yang terjadi dalam materi sesungguhnya jauh lebih
pendek dari anggapan kita. Kenyataannya
t
vtermal
1 a
vave at
2 2vtermal
nfq F nfq 2
J nfqv ave E (1.6)
2vtermal m 2mvtermal
Faktor yg adalah dalam kurung ruas kanan persamaan (1.6) mungkin tidak sepenuhnya
merupakan gambaran dari besaran konduktivitas, tetapi factor itu jelas memperlihatkan isi dari
besaran konduktivitas, dan meramalkan bahwa konduktivitas sebanding dengan rapat muatan
yang bergerak, dan yang berkurang nilainya dengan kenaikan suhu.
Sebagai akibat dari tumbukan antar molekul, kerja yg dilakukan oleh gaya listrik dikonversi
menjadi panas resistor. Oleh karena kerja per-satuan muatan adalah V , sedangkan muatan
yang mengalir per-satuan waktu adalah I , maka daya yang disediakan adalah
P VI I 2 R
d
E E dl (1.8)
dt
B
E dl t da (1.9)
Persamaan (5) dalah Hukum Faraday dalam bentuk integral. Selanjutnya dengan menggunakan
Teorema Stokes, didapatkan
B
E
t
Jika (karena sesuatu alasan) fluks medan magnetik pada suatu loop berubah, maka akan
muncul emf
d
E (1.10)
dt
Orang sering menyebut persamaan (6) ini sebagai Hukum Faraday, karena keadaannya yang
serupa dengan persamaan (4b). Tetapi, sesungguhnya anggapan ini tidak tepat. Kedua
persamaan berasal dari dua fenomena yang berbeda. Yang pertama (persamaan (4b)) adalah
konekuensi dari gaya Lorentz, sedang yang kedua adalah kemunculan emf oleh karena
perubahan fluks medan magnetik.
B
E (1.11)
t
Dari Hukum Ampere
B 0 J (1.12)
Curl dari suatu medan tidak cukup untuk menentukan persamaan medan tersebut. Diperlukan
informasi tambahan berupa divergensi dari medan tersebut. Jika medan listrik adalah murni
dari hasil perubahan medan magnetic, maka, dari Hukum Gauss didapatkan
E 0 (1.13)
Sedangkan, untuk medan magnetic selalu berlaku
B 0 (1.14)
Dapat disimpulkan kesejajaran medan listrik dan medan magnetic, bahwa, jika medan listrik
induksi ditentukan oleh B t , maka medan magnetic induksi juga ditentukan oleh J .
B dl 0 I enc (1.15)
B da A da A dl
S S P
1
2
W I A dl (1.18)
1
W
2 A I dl (1.19)
1
A J d
2 V
W (1.20)
1
W
2 0 A B d
V
A B B A A B
A B B A A B B B A B (1.21)
1 2
B d A B d
2
W
0
(1.22)
1 2
B d A B da
2 0 V S
1 2
B d A B d
2
W
0
(1.23)
1 2
B d A B da
2 0 V S
Jika integral dilakukan untuk seluruh ruang, hanya suku pertama saja yang memberikan
kontribusi, sehingga:
1
W
20 seluruhruang
B 2 d (1.24)
0
Wlistrik
2
seluruhruang
E 2 d (1.25)
B
E B
t t
B 0 J
Ruas kiri selalu sama dengan nol, dan ruas kanan hanya nol untuk elektrostatik. Jadi Hukum
Ampere Nampak tidak benar, atau tidak berlaku umum.
Maxwell Memperbaiki Hukum Ampere:
E
J 0 E 0
t t t
E
B 0 J 0 0
t
Ditambahkan, oleh Maxwell ‘perubahan medan listrik membangkitkan medan magnetik”. Suku
tambahan ini disebutnya ‘arus perpindahan’, yaitu
E
Jd 0 (1.26)
t
Sehingga dapat dituliskan
B 0 J 0 J d (1.27)
1 1 Q
E
0 0 A
E 1 Q 1
I
t 0 A t 0 A
E
B dl I
0 enc 0 0 da
t
(1.28)
Soal:
Jika pada suatu area, terdapat suatu silinder yang membujur ke arah sumbu-𝑧, dan diketahui
bahwa terdapat medan listrik yang diberikan oleh
𝜇0 𝐼0 𝜔 𝑎
𝐄(𝑟, 𝑡) = sin(𝜔𝑡) ln ( ) 𝒛̂
2𝜋 𝑟
dengan 𝑎 adalah jari-jari silinder, 𝜔 adalah frekuensi osilasi medan listrik, dan 𝑟 adalah
sebarang jarak dari pusat sumbu silinder.
Dari apa yang diberikan ini,
F q E v B
J
t
Atau lebih baik lagi dituliskan:
1 B
i E iii E 0
0 t
E
ii B 0 iv B 0 0 0 J
t
B
E 0 E
t
(1.29)
E
B 0 B 0 0
t
Jika dilakukan pertukaran, E diganti dengan B , dan B diganti dengan 0 0 E , maka
sepasang persamaan yang di atas menjadi seperti sepasang yang di bawah, dan sebaliknya. Sifat
simetri ini rusak oleh adanya besaran rapat muatan pada Hukum Gauss, dan rapat arus pada
Hukum Ampere. Mengapa besaran yang serupa tidak muncul mengikuti suku B 0 dan
E B t ?
Sehingga
𝜕𝐏
𝐉𝑃 =
𝜕𝑡
Dan
𝜕𝐏 𝜕 𝜕𝜌𝑏
∇ ∙ 𝐉𝑃 = ∇ ∙ = − (∇ ∙ 𝐏) = −
𝜕𝑡 𝜕𝑡 𝜕𝑡
Persamaan di atas ini menunjukkan bahwa arus dari muatan terikat memenuhi persamaan
kontinyuitas. Perubahan pada magnetisasi, , sebaliknya, tidak menunjukkan adanya arus
ataupun muatan.
Selanjutnya, rapat arus total, dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai
𝜌 = 𝜌𝑓 + 𝜌𝑏 = 𝜌𝑓 − ∇ ∙ 𝐏
dengan 𝐃 = 𝜀0 𝐄 + 𝐏.
Selanjutnya, dalam kaitan dengan rapat arus, maka Hukum Ampere, dengan modifikasi dari
Maxwell, dapat dituliskan sebagai
∂𝐏 ∂𝐄
∇ × 𝐁 = 𝜇0 (𝐉𝑓 + ∇ × 𝐌 + ) + 𝜇0 𝜀0
𝜕𝑡 𝜕𝑡
Atau
∂𝐃
∇ × 𝐇 = 𝜇0 (𝐉𝑓 + )
𝜕𝑡
di mana
1
𝐇= 𝐁−𝐌
𝜇0
Persamaan kedua dan keempat dari Maxwell, tida terpengaruh oleh perubahan di atas, karena
dalam kedua persamaan tidak terkait dengan rapat muatan, maupun rapat arus.
Terkait dengan adanya pengertian muatan bebas dan arus bebas tersebut, maka, persamaan
Maxwell, secara keseluruhan, memiliki bentuk sebagai
Hubungan antar besaran akan bergantung pada material medium, yaitu melalui persamaan-
persamaan
𝐏 = 𝜀0 𝜒𝑒 𝐄 dan 𝐌 = 𝜒𝑚 𝐇
sehingga
1
𝐏=ε𝐄 dan 𝐇 = 𝐁
𝜇
di mana 𝜀 = 𝜀0 (1 + 𝜒𝑒 ) dan 𝜇 = 𝜇0 (1 + 𝜒𝑚 ).