Anda di halaman 1dari 5

ARUS LISTRIK

Dalam bahan konduktor padat, sejumlah elektron dalam tiap atom tidak terikat pada
atom tetapi bebas bergerak dalam bahan. Elektron semacam ini disebut elektron bebas. Apabila
ada medan listrik dalam bahan konduktor padat, eletktron bebas akan bergerak dibawah
pengaruh gaya medan. Bila medan listrik ini dihasilkan oleh baterai atau sumber tegangan yang
lain, maka dalam konduktor mengalamialiran listrik atau arus listrik.
Dalam bab ini dibatasi oleh bahan konduktor padat, terutama logam. Dalam logam dan
kebanyakan konduktor lainnya, arus listrik terdiri dari aliran elekttron bebas yang bermuatan
negatif. Dalam logam, ion positif tak mungkin mengalir karena karena terikat dalam jalinan
atom bahan.
1. Gaya Gerak Listrik (GGL)
Bila sepanjang logam panjang berada di dalam medan listrik, maka akan menyebabkan
elektron bebas akan bergerak ke kiri yang akhirnya akan menimbulkan medan litrik induksi
 
Ei yang sama kuat dengan listrik Eo (lihat gambar 1) dan dalam logam kuat medan total menjadi
nol. Dalam hal ini potensial kedua ujung logam menjadi menjadi sama besar dan aliran elektron
akan berhenti, dan pada kedua ujung logam terdapat muatan induksi. Agar aliran listrik elektron
bebas berjalan terus, muatan induksi harus terus diambil hingga dalam logam tidak timbul
medan listrik induksi. 
Eo
-- ++
-qi -- ++ +qi
-- ++

Ei

Gambar 1. Batang logam di dalam medan listrik

Sumber gaya gerak listrik, misalnya baterai, adalah alat yang dapat terus
mempertahankan aliran elektron atau arus listrik. Gaya gerak listrik (ggl atau emf) ialah
kemampuan untuk membuat agar beda potensial kedua ujung logam tetap harganya. Agar ini
terjadi, elektron yang mengalir harus terus diputar dalam rangkaian sehingga tidak sempat
membentuk muatan induksi pada kedua ujung logam. Pada baterai (Gambar 2) harus terjadi
mekanisme yang hasilnya seolah-olah menyeberangkan muatan negatif dari kutup positif ke
kutup negatif. Karena ini melawan gaya medan listrik, untuk melaksanakannya diperlukan
energi. Dalam ggl terjadi perubahan energi dari suatu bentuk energi menjadi listrik.

A E B
+ -

+ -

Gambar 2. Batang logam AB dihubungkan dengan kutub-kutub baterai agar


terjadi aliran listrik
1
Ggl sering disebut juga sumber tegangan, yang juga orang menamakannya tegangan
pengganti potensial listrik. Bila tak ada gg, kerja untuk memindahkan muatan q dalam suatu
lintasan atau rangkaian tertutup oleh medan listrik haruslah sama dengan nol. Secara matematika
dapat ditulis:

 qE.dl  0 tanpa gaya geark listrik.
C

Bila dalam rangkaian tertutup ada sumber tegangan dengan ggl sebesar , muatan
mendapat tambahan energi q, sehingga kerja yang dilakukan oleh mean listrik untuk
menggerakkan muatan q dalam lintasan tertutup haruslah :

W = q =  qE.dl ………….……………………………………… (1)
C

atau

GGL =  =  qE  dl ……………………………………………………… (2)


C

Bila kuat medan E selalu sejajar d l , seperti dalam kawat logam, persamaan (2) dapat ditulis:

 =  qE  dl yaitu tanpa tanda vektor.


C

2 Arus Listrik dalam Logam.


Tinjau antara kawat listrik dengan arus listrik yang bertahan karena pengaruh medan listrik
dalam kawat. Sebelum dilanjutkan pembahasan ini, akan didefinisikan dahulu apa itu arus listrik :
a. Arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang tiap satuan waktu.
b. Aras arus listrik berlawanan dengan gerak rnuatan negatif.
c. Arus listrik mengalir dari tempat berpotensial tinggi ke berpotensial rendah.
P
dq E
A
 

Gambar 3. Kawat logam di aliri arus listrik.


Pada gambar 3 dilukiskan muatan positif dq melalui suatu penampang pada titik p. Muatan dq ini
memerlukan waktu dt untuk menyeberang ke penampang di P. Sesuai dengan definisi arus listrik di atas,
kita tuliskan arus :
i = dq .......................................:..............……...………………….. (3)
dt
Dalam bab ini hanya membahas arus yang besarnya konstan dan arahnya tak berubah. Arus listrik
semacam ini disebut arus searah atau DC (Direct Current), sedangkan arus yang arahnya berubah-ubah
disebut arus bolak-balik AC (Altenatif Current). Satuan arus adalah Ampere = Coulomb/detik. Bila
jumlah muatan tiap satuan volume adalah n dan satuannya e, maka besar rabat arus muatan p=
ne, seandainya laju rata-rata pembawa muatan v, dan setelah waktu dt, maka volume yang disapu oleh
pembawa muatan adalah :
dV = A v dt sedangkan dq = pdV = p A v dt
Akibatnya arus listrik menjadi :
2
i = dq = pAv = neAv …...........................................…….........…………...(4)
dt
Bila kita definisikan rapat arus J = arus/luas penampang, maka :
i
J= = nev ……………………………………………………….(5)
A
Jadi rapat arus sebanding dengan laju rata-rata pembawa muatan v.

3. Hukum OHM
Dalam banyak pemakaian, arus listrik yang mengalir mempunyai harga konstan, yang berarti
rapat arus J juga tetap, dan selanjutnya kecepatan rata-rata pembawa muatan v juga tetap besarnya. Pada
kawat yang diberi medan listrik E, berarti pada pembawa muatan q bekeija gaya q E . Maka sesuai
hukum II Newton, seharusnya pembawa muatan bergerak dipercepat. Tetapi gaya q E sebetulnya
bukanlah satu-satunya gaya yang bekerja pada pembawa muatan. Ada gaya lain yang dapat dinyatakan
sebagai gaya gesekan sebagai akibat tumbukan pembawa muatan dengan atom logam. Dalam tumpukan
ini terjadi perpindahan energi, yang akhirnya pembawa muatan akan bergerak dengan kecepatan v
konstan, dan logam menjadi panas. Persoalan ini mirip dengan gerak bola logam yang jatuh di dalam
gluiserin, di mana gaya gesekan Stokes f sebanding dengan kelajuan v dan vakhir atau Vterminal yang
konstan yang dicapai adalah sebanding dengan gaya berat W. Dari analogi dengan gerak bola logam
tersebut, maka kecepatan rata-rata akhir pembawa muatan haruslah konstan dan sebanding dengan kuat
medan listrik E. Akibatnya, rapat arus juga sebanding dengan kuat medan listrik E. Secara matematika
dapat dituliskan :
J=E ……………..…...........................................................(6)
Hubungan ini dikenal sebagai hukum Ohm. Tetapan pembading  disebut konduktivitas llistrik. Suatu
bahan dengan harga konduktivitas  yang besar akan mengalirkan arus yang besar pula untuk suatu harga
kuat medan listrik E, bahan seperti ini disebut konduktor baik.

Logam Berpenampang Sama


Untuk logam kawat yang berpenampang serba sama dialiri arus i
P Q

A A
E

Gambar 4. Kawat logam dialiri arus i


Misalkan beda potensial antara P dan Q adalah V yaitu: V(P) - V(Q) = V. Kuat medan listrik dalam
logam dianggap serba sama, besaranva : E = V/l, sehingga Hukum Ohm dapat ditulis dalam bentuk lain :
V A
J=E=  sehingga arus i = JA =  V ........................……..........………. (7)
l l
A 1
Bila tetapan  kita tuliskan , persamaan (7) menjadi :
l R
V = iR ………….................……................……... (8)
Persamaan (8) yang menyatakan arus sebanding dengan beda potensial, temyata berlaku dalam banyak
keadaan. Hubungan ini juga dikenal sebagai Hukum Ohm, sedangkan R disebut sebagai hambatan atau
resistansi, R juga dapat ditulis sebagai :

3
1 l l
R= = ……….………….....................…......………(9)
 A A
dimana  =1/ = resistivitas atau hambatan jenis. Satuan hambatan adalah Volt/Ampere = Ohm, diberi
simbol sebagai omega (). Dalam rangkaian listrik banyak digunakan resistor yaitu suatu komponen
yang dibuat agar mempunyai harga resistansi tertentu. Harga resistivitas beberapa macam bahan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Resistivitas pada temperatur kamar
Konduktor (Ohm-Meter) Isolator (Ohm-Meter)
Aluminium 2,63 x 10-8 Gelas 1010 - 1414
Karbon 3500 x 10-8 Mika 1011 - 1015
Tembaga 1,72 x 10-8 Kwarsa 1018
Perak 1,47 x 10-8 Kayu 108 - 1411
Wolfram 5,51 x 10-8 - -
Bahan dengan resistivitas antara logam dan isolator disebut semikonduirtor. Dalam
semikonduktor jumlah elektron bebas bergantung pada temperatur, makin tinggi temperatur makin
banyak elektron bebas. Pada temperatur mendekati 0°K ada elektron bebas sehingga bahan
semikonduktor bersifat isolator. i
i= V/R

Gambar 5. Grafik bahan bersifat ohmik


Bila logam dipanaskan maka hambatan R naik, karena gerakan atom dalam logam makin keras dan
tumpukan yang dialami. Pembawa.muatan makin banyak. Dikatankan logam mempunyai koefisien
temperatur positif. Bahanini dikatakan juga mempunyai koefisien temperatur negatif, yaitu makin tinggi
temperatur makin rendah harga hambatan listriknya. Hal ini terjadi karena pengaruh pertambahan
elektron bebas jauh lebih kuat dari pada getaran atom pada resistansi R. Logam dikatakan mempunyai
koefisien temperatur positif, bila makin tinggi temperatur maka makin besar harga hambatannya, karena
getaran atom dalam logam makin keras dan tumbukan yang dialami pembawa muatan makin banyak.

4 Hukum Joule
Bila sebatang logam dialiri arus listrik, maka karena tumbukan oleh pembawa muatan logam
mendapat energi. Selanjutnya logam akan menjadi panas dan atom di dalamnya akan bergerak semakin
kuat. Kini kita mencoba menghitung berapa besar daya hilang yang diubah menjadi getaran atom dalam
logam, atau dengan kata lain hilang sebagai kalor.
i
a b

 
v v

Gambar 6. Konduktor dialiri arus i, bagian ab mempunyai resistansi

Pada gambar 6 arus mengalir dari a ke b, maka potensial V(a) > V(b) atau potensial kedua adalah
4
V = V(a) - V(b). Selain itu karena harga i tetap, maka kecepatan di a harus sama dengan di b. Pada
bagian 3. (Hukum Ohm) kita sudah mengetahui, bahwa muatan dq yang bergerak akan mendapat
tambahan energi dU = (dq) V. Tetapi arus dan kecepatan tetap, maka energi gesekan yang diberikan
pada atom logam untuk bergetar, atom dapat dikatakan yang hilang diterima logam dengan daya :
dU dq
P= =V = iV ……................:.......................…….........….(10)
dt dt
Karena beda potensial V = i R, persamaan (10) dapat ditulis sebagai :
P = i2 R ….......................................................……. (11)
Persamaan 11 menyatakan daya yang hilang (daya disipasi) pada konduktor dengan hambatan R dan
dialiri arus i. Persamaan ini dikenal dengan Hukum Joule. Sedangkan besar kalor disipasi (kalor Joule)
dalam waktu dt adalah:
DQ = i2R dt …………………………………………. (12)

Anda mungkin juga menyukai