Anda di halaman 1dari 5

RANGKAIAN LISTRIK

1 Rangkaian Sederhana.
Perhatikan suatu rangkaian sederhana yang terdiri atas sebuah baterai yang dihubungkan
dengan sebuah resistor seperti pada gambar 1 (a). Pada umumnya baterai mempunyai hambatan
yang disebut hambatan dalam (r), sehingga jika dialiri arus,beda potensial antara kutub-kutub
baterai (tegangan baterai) tidak lagi sama dengan GGL baterai. Rangkaian 1 (a) dapat
dinyatakan dengan rangkaian seperti pada gambar 1 (b). Baterai dinyatakan dengan sumber
GGL () yang dihubungkan seri dengan hambatan dalam (r).

+  r
- +
Baterai Resistor

-
R
(a) (b)

Gambar 1. (a) Rangkaian sederhana baterai dan resistor


(b) Rangakaian ekivalen sumber GGL dengan hambatan dalam r dan beban R
Gaya gerak listrik yang dilambangkan dengan  dari suatu sumber GGL menyatakan
banyaknya kerja yang dilakukan sumber GGL pada setiap satuan muatan yang melewatinya dan
dalam SI mempunyai satuan volt. Sumber GGL  dapat pula diartikari sebagai beda potensial
(tegangan) antara kutub positif dan kutub negatif (V = Vb – Va) bila tidak dialir arus. Bila arus
mengalir, maka V disebut tegangan jepit dari sumber GGL.
Bayangkan muatan positif dq bergerak dari a ke b dalam gambar 1 (b). Ketika muatan
melintasi baterai dari kutub negatif ke posirif, potensialnya bertambah sebesar . Selanjutnya
ketika muatan tersebut melintasi r maka potensialnya berkurang sebesar i.r, dengan i adalah arus
dalam rangkaian. Jadi, tegangan baterai V = Vb – Va dapat dinyatakan sebagai:
V=  - i.r …..............................................................(1)
Dari persamaan di atas tampak bahwa  ekivalen dengan tegangan rangkaian terbuka,
yaitu tegangan kedua ujung baterai yan tidakdialiri arus. Dapat pula disimpulkan bahwa V = 
jika hambatan dalam baterai dapat diabaikan atau r = 0.
Dengan memperhatikan gambar l. (b), terlihat bahwa tegangan V harus sama dengan
beda potensial di antara kedua ujung resistor R (hambatan luar) yang sering disebut sebagai
tegangan beban. Jadi, V = i.R dan jika hasil ini digabungkan dengan persamaan (1) maka
diperoleh :
 = i.R + i.r ...….......................................................…(2)
sehingga arus yang melalui rangkain dapat ditulis :

i= .......…...................................................…(3)
Rr
Ini menunjukkan bahwa arus dalam rangkaian sederhana bergantung pada hambatan luar
maupun hambatan dalam baterai. Persamaan (3) dapat diperluas menjadi i =   , yang
R
menyatakan bahwa besar arus i (dalam rangkaian seri) sama dengan jumlah aljabar dari GGL
dalam rangkian dibagi dengan jumlah resistansi dalam rangkain tersebut. Karena energi
merupakan besaran yang kekal, maka dalam suatu rangkaian tertutup atau suatu loop, daya yang
diberikan pada arus haruslah sama dengan daya yang hilang. Jadi,

1
i. = i2.R + i2r ...........….........................................……..(4)
Persamaan (4) menujukkan bahwa daya total yang dihasilkan oleh sumber GGL (i.)
diubah menjadi kalor joule tiap satuan waktu di dalam hambatan luar (i2.R) dan di dalam baterai
(i2.r).

Beda potensial dalam Rangkaian


Va R 1 r1 Vb
a i 2 r2 b

Misalkan i mengalir dan a ke b, maka di a daya yang dimiliki arus adalah i.V a dan
setelah sampai di b, daya yang tinggal adalah i.Vb. Pada proses ini terjadi kehilangan daya antara
a dan b sebesar i2.(R + r1 + r2) sebagai kalor Joule. Pada GGL pertama diperoleh daya sebesar
i.l dan terjadi pula kehilangan energi untuk mengisi sumber GGL kedua sebesar i.2.
Jika daya yang diperoleh ditulis positif dan daya yang hilang ditulis negatif, maka dapat
ditulis dalam persamaan berikut :
i.Va – i2.(R + r1 + r2) + i.1 – i.2 = i Vb, atau
Vab = i (R + r1 + r2) – (1 – 2)
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dalam hubungan seri
Va – Vb = Vab = i.R –  ...............................…....................……..(5)
Untuk menggunakan persamaan di atas harus diingat bahwa GGL  atau arus i yang
searah dengan arah dan a ke b diberi tanda positif, dan yang berlawanan dengan tanda tersebut
diberi tanda negatif.

2 Rangkaian Resistor Seri dan Paralel


2.1 Rangkaian Seri
Tiga resistor dengan hambatan R1, R2 dan R3 yang dihubungkan seri seperti pada Gambar
2. Tiap muatan yang melalui R1 akan melalui R2 dan R3, sehingga arus i yang melalui R1, R2 dan
R3 haruslah sama karena muatan tak dapat berubah jumlahnya.

i R1 R2 R3
   
a b c d

Gambar 2 Rangkaian seri tiga buah resistor


Rangkaian ketiga resistor tersebut dapat diganti dengan satu resistor tanpa mengubah
keadaan baik arus maupun tegangannya, sehingga :
Vad = Vab + Vbc + Vcd ..........................…................................…(6)
Arus yang melalui R1, R2 dan R3 sama, yaitu arus i, sedangkan Vab = iR1, Vbc = iR2,dan Vcd = iR3
sehingga persamaan (6) menjadi :
Vad = i(R1 + R2 + R3) ………..................……....................……(7)
Jika besarnya hambatan ekivalen dinyatakan dengan Rek, maka
Ved = iRek ....................................…......................…(8)
Dari persamaan (7) dan persamaan (8) diperoleh :
Rek = R1 + R2 + R3 .……………………………………….... (9)

2
Dan persamaan (9) terlihat bahwa besar hambatan ekivalen suatu rangkaian seri selalu lebih
besar dan pada hambatan masing-masing yang terhubung seri. Secara umum jika terdapat n
resistor yang terhubung seri, dengan cara yang sama hambatan ekivalennya:
Rek = R1 + R2 + . . . + Rn, atau
n
Rek =  Ri ............................................…...........….(10)
i 1

2.2 Rangkain Paralel


Tiga buah resistor yang dihubungkan paralel seperti pada gambar 3. Arus yang melalui
tiap resistor dalam rangkaian paralel tersebut pada umumnya berbeda, tetapi beda potensial pada
ujung-ujung resistor haruslah sama.
i1 R 1
i i2 R2 i
 
a i3 R3 b

Gambar 3. Rangkaian parallel tiga buah resistor


Jika arus yang melalui masing-masing resistor dinyatakan dengan il, i2, dan i3, maka :
V ab V V
i1 = , i2 = ab , i3 = ab ,
R1 R2 R3
Ketiga arus tersebut berasal dari arus yang masuk dari titik a, sehingga:
i = i1 + i2 + i3 .......................................................…. (11)
atau:
V ab V ab V ab
i= + +
R1 R2 R3
i 1 1 1 i 1
= + + dan = , sehingga :
Vab R1 R2 R3 Vab Rek
1 1 1 1
= + + …......................................................…. (12)
Rek R1 R2 R3
Dari persamaan (12) dapat disimpulkan bahwa hambatan ekivalen rangkaian resistor
yang dihubungkan paralel selalu lebih kecil dan pada masing-masing hambatan resistor yang
terhubung paralel tersebut.
Secara umum, jika terdapat n resistor terhubung paralel, maka hambatan ekivalen rangkaian
dapat ditentukan dengan rumus:
1 1 1 1 1
= + + +...+ , atau
Rek R1 R2 R3 Rn
n
1 1
Rek
= R
i 1
…..…………………..……………..….(13)
i

Bila rangkaian paralel terdiri dari dua resistor saja, misalnya R1 dan R2, maka :
R1 x R2
Rek = …..…………………..……………..….(14)
R1  R2

3
Rangkaian resistor dapat dihubungkan seri dan paralel seperti terlihat pada gambar 4, tampak
bahwa R1 dan R2 terhubung seri sedangkan R3 dan R4 terhubung paralel.
R1 R2

 R3 
a b
R4

Gambar 4. Rangkaian kombinasi seri-paralel


Jika hubungan seri dilambangkan dengan tanda + dan hubungan paralel dilambangkan
dengan tanda //, maka rangkaian resistor antara titik a dan b pda gambar 4. dapat dinyatakan
dengan :
Rab = (R1 + R2) // (R3 // R4) ............................…..........................…. (15)

3 Hukum Kirchooff dan Analisa LOOP


3.1. Hukum Kirchooff
Seringkali dijumpai listrik yang terdiri atas beberapa rangkaian tertutup (loop) yang
mengandung resistor-resistor saja atau resistor-resistor dan sumber ggl. Pada umumnya untuk
menyederhanakan rangkaian-rangkaian yang terdiri atas beberapa loop menjadi satu loop itu
sulit, bahkan kadang-kadang tidak mungkin.
Hukum Kirchooff dapat digunakan untuk menganalisa rangkaian yang kompleks tersebut
yaitu :
1. Hukum Titik Cabang : Jumlah aljabar arus yang melewati suatu titik cabang suatu jaringan
adalah nol. Dalam bentuk matematis dapat dituliskan : i = 0
2. Hukum Loop : Jumlah aljabar GGL dalam tiap loop suatu jaringan sama dengan jumlah
aljabar hasil kali arus dan hambatan dalam loop yang sama. Dalam bentuk matematis dapat
dituliskan : :  = i.R
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum titik cabang ini tidak lain adalah
hukum kekekalan muatan, artinya nerapapun muatan yang masuk pada suatu titik dalam suatu
rangkaian harus meninggalkan titik tersebut, sebab muatan tidak dapat tertimbun pada suatu
titik. Sedangkan hukum loop merupakan pernyataan tentang kekakalan energi artinya muatan
yang bergerak mengelilingi suatu loop, harus memperoleh energi yang sama besar dengan energi
yang hilang. Energi dapat berkurang dalam bentuk berkurangnya potensial (-i.R) ketika
melintasi resistor atau sebagai akibat pembalikan arus ketika melalui sumber GGL.
Untuk penerapan hukum Kirchooff dapat dianalisa rangkaian pada gambar 5 dibawah ini.
R1 R2
i1 a i2
1 i3
R3 2
r1 1 2 r2
3 r1
b3
R4 R5

Gambar 5. Rangkaian Kompleks dengan Analisa Titik Cabang

4
Arus yang melalui masing-masing baterai dapat ditentukan dengan hukum Kirchooff.
Penyelesaian :
Titik cabang a :  i = 0
 (i1) + (i2 + (-i3)) = 0 atau i1 + i2 - i3 = 0 ……(1)
Loop 1.   = i.R
(1) + (-3) = (i1)(R4 + r1 + R1) + (i3)(R3 + r3) atau
1 - 3 = i1(R4 + r1 + R1) + i3(R3 + r3) ……(2)
Loop 2.   = i.R
(2) + (-3) = (i2)(R5 + R2 + r1) + (i3)(R3 + r3) atau
2 - 3 = i2(R5 + R2 + r1) + i3(R3 + r3) ……(3)
Dari persamaan (1), (2) dan (3), harga-harga i1, i2 dan i3 dapat dihitung. Bila harganya negatif,
berarti arah yang kita ambil (tetapkan) terbalik karena arah arus yang diambil sembarang.

3.2 Analisa Loop


Dalam metode analisis Loop, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Arah loop ditentukan secara sembarang
2. Arus dalam loop mempunyai harga yang sama, tetapi berlainan untuk loop yang lain.
3. Arus pada bagian loop antara dua titik cabang diberi nama dan digunakan sebagai variabel.
4. Tanda GGL positif bila searah dengan loop dan negatif bila berlawanan dengan arah loop.
Untuk lebih jelasnya rangkaian pada gambar 6 dapat dianalisa dengan menggunakan
analisa loop sebagai berikut:
R1 a R2

1 R3 2
r1 1 i1 i2 2 r2
3 r3
b3
R4 R5

Gambar 6. Rangkaian Kompleks dengan Analisa Loop


Penyelesaian :
Loop 1.   = i.R
(1) + (-3) = (i1)(R1 + R3 + R4 + r3 + r1) + (i2)(R3 + r3) atau
1 - 3 = i1(R1 + R3 + R4 + r3 + r1) + i2(R3 + r3) ……(1)
Loop 2.   = i.R
(2) + (-3) = (i2)(R2 + R3 + R5 + r3 + r2) + (i1)(R3 + r3) atau
2 - 3 = i2(R2 + R3 + R5 + r3 + r2) + i1(R3 + r3) ……(2)
Dari persamaan-persamaan (1) dan (2), harga-harga i1 dan i2 dapat dihitung. Maka arus yang
melewati baterai 1 adalah i1, yang melewati baterai 2 adalah i2, dan melewati baterai 3 adalah i1
+i2. Bila harga-harga negatif, berarti arah yang benar adalah sebaliknya. Jadi i 1 = i1, i2 = i2 dan i3
= i1 + i2

Anda mungkin juga menyukai