Oleh kelompok 11
Kelompok 11
Anggota kelompok:
1. Muhammad Ikmal
2. Silvi Atika Sari
3. Tri Septiani
Jurusan Fisika
2015
1. Materi Rangkaian RLC Seri dan Paralel
Besar impedansi dari rangkaian RLC seri dapat dituliskan dalam bentuk :
1
Z =√𝑅 2 + (𝐿 − )2 (1)
𝐶
Kuat arus efektif (rms) yang mengalir pada rangkaian RLC seri didapat seperti
:
𝑉𝑆
I= 1
(2)
√𝑅 2 + (𝐿−𝐶 )2
Tegangan pada resistor dapat diekspresikan seperti :
𝑅 .𝑉𝑆
VR = 1
(3)
√𝑅 2 + (𝐿−𝐶 )2
Tegangan keluaran dari rangkaian RLC seri diambil pada kapasitor. Besar
tegangan pada kapasitor dapat dituliskan dalam bentuk :
𝑅 .𝑉𝑆
VO = V C = 1
(4)
𝐶√𝑅2 + (𝐿−𝐶 )2
Melalui cara yang sama dapat pula ditentukan besar impedansi, kuat arus,
dan tegangan pada resistor pada rangkaian RLC paralel. Besar impedansi dari
rangkaian RLC paralel dapat ditentukan dari persamaan (5).
𝐿
Z = √𝑅 2 + ( )2 (5)
1−2 𝐿𝐶
𝑉𝑆
I= 𝐿
(6)
√𝑅 2 +( )2
1−2 𝐿𝐶
Tegangan pada resistor dapat diekspresikan seperti :
𝑅 . 𝑉𝑆
VR = 𝐿
(7)
√𝑅 2 +( )2
1−2 𝐿𝐶
𝑉𝑆
VO = 2
(8)
√1+ ( 𝑅 ) (1−2 𝐿𝐶)
𝐿
Dari persamaan (5), (6), (7), dan (8) dapat diperhatikan bahwa untuk suatu
sumber tegangan, besar impedansi dari rangkaian, kuat arus yang, mengalir pada
rangkaian, tegangan pada resistor dan tegangan pada keluaran tergantung kepada
nilai komponen yang diberikan frekuensi sumber.
1
fo = (9)
2𝜋√𝐿𝐶
Tegangan total dalam rangkaian RLC tidak dapat dijumlahkan secara aljabar
dari tegangan pada resistor, kapasitor, dan induktor. Namun, penjumlahan dilakukan
dengan memperhatikan vector tiap komponen. Pada resisitor, tegangan satu fasa
dengan arus atau perbedaan sudut fasa tegangan antara tegangan dengan arus
sama dengan nol. Untuk inductor, tegangan dan arus tidak satu fasa, tegangan lebih
dulu 900 dari arus atau tegangan memperoleh tegangan maksimum dan minimum
900 lebih dulu sebelum arus mencapai nilai maksimumnya. Sementara itu, pada
kapasitor fasa tegangan berada 900 dibelakang tegangan atau arus lebih dulu
daripada tegangan. Berdasarkan perbedaan fasa ini maka tegangan pada tiap
komponen dalam rangkaian RLC tidak dapat dijumlahkan secara aritmatik
(Yohandri, 2015 : 107).
Impedansi Z dari rangkaian RLC seri berlawanan dengan aliran arus karena
resistansi dari resistor, reaktansi inductor, dan kapasitansi kapasitor. Jika reaktansi
induktif lebih besar dari reaktansi kapasitif XL>XC maka rangkaian RLC memiliki
sudut fasa yang tertinggal. Sebaliknya, jika reaktansi kapasitif lebih besar dari
reaktansi induktif XL<XC maka rangkaian RLC memiliki sudut fasa lebih dahulu.
Seandainya nilai induktif dan kapasitif sama besar XL=XC maka rangkaian menjadi
rangkaian tahanan murni (Yohandri, 2015 : 109).
Suatu rangkaian RLC seri terdiri dari R=200Ω, L=2,5mH, dan C=10µF dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak balik Vs(t)=50 cos 25 t. Tentukanlah:
d. Tegangan pada resistor, kapasitor, dan induktor pada saat t=0 detik
𝑽𝑹
R = 200Ω L= 2,5mH
C = 10µF = 10−5 𝐹
Vs(t) = 50 cos 25 t
𝜔 = 25
Ditanya: a. |𝑍|=.........?
b. ∆𝜃=.........?
d. 𝑉𝑅 , 𝑉𝐶 , 𝑉𝐿 =.......?
e. 𝑓𝑜 =.......?
Jawab:.......
a. Impedansi Rangkaian
Z̅ = ̅̅̅
ZR + ̅̅̅̅
ZL + ̅̅̅
ZC
1
= R + j𝜔𝐿 + j𝜔𝐶
1
= R + j(𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶
1
= R + (𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶
1 2
|𝑍|=√𝑅 2 + (𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶
1 2
|𝑍|=√(200Ω)2 + (25 × 2,5 × 10−3 H − )
25×10−5 𝐹
= 4005 Ω
b. Perbedaan fase antara tegangan dan arus
1
ωL−
ωC
tan ∆θ = R
1
ωL − ωC
∆θ = arc tan
R
1
25 × 2,5 × 10−3 H − 25×10−5 F
∆θ = arc tan
200Ω
= -87,13
Vs(t) = 50 cos 25 t
= 50 cos 25 (1,5)
= 50 cos 37,5
= 50 (0,79)
= 39,5 Volt
𝑉𝑆 39,5
I= |𝑍|
= 4005
= 9,86 mA
I saat t 2,5 detik...?
Vs(t) = 50 cos 25 t
= 50 cos 25 (2,5)
= 50 cos 62,5
= 50 (0,46)
= 23 Volt
𝑉 23
I=|𝑍|𝑆 = 4005
= 5,74 × 10−3 A
= 5,74 mA
d. Tegangan pada resistor, kapasitor, dan induktor pada saat t=0 detik
Vs(t) = 50 cos 25 t
= 50 cos 25 (0)
= 50 cos 0
= 50 (1)
= 50 Volt
𝟏 𝟐
VR = Ief . R |𝒁|=√𝑹𝟐 + (𝝎𝑳 − )
𝝎𝑪
𝑉𝑠
=
|𝑍|
.R
𝑉𝑠
= 𝟐
.R
√𝑹𝟐 +(𝝎𝑳− 𝟏 )
𝝎𝑪
𝑅
= 𝟐
. 𝑉𝑠
√𝑹𝟐 +(𝝎𝑳− 𝟏 )
𝝎𝑪
𝑅
VR = . 𝑉𝑠
𝟏 𝟐
√𝑹𝟐 + (𝝎𝑳 − )
𝝎𝑪
200Ω
= 2
. 50 V
1
√(200Ω)𝟐 +(25×2,5×10−3 H − )
25×10−5 𝐹
200Ω
= . 50 V
𝟒𝟎𝟎𝟓Ω
= 2,49 Volt
𝑉𝑐 = I. 𝑋𝐶
𝑉
= |𝑍|𝑆 . 𝑋𝐶
𝑉𝑆 1
=
2
.
𝜔𝑐
√𝑅 2 +(𝜔𝐿− 1 )
𝜔𝐶
𝑉𝑆
=
1 2
𝜔𝑐 √𝑅 2 +(𝜔𝐿− )
𝜔𝐶
𝑉𝑆
𝑉𝑐 =
1 2
𝜔𝑐 √𝑅2 + (𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶
50 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑐 =
1 2
25 × 10−5 𝐹 √(200Ω)𝟐 + (25 × 2,5 × 10−3 H − 25×10−5 𝐹 )
= 50 volt
𝑉𝐿 = I. 𝑋𝐿
𝑉
= |𝑍|𝑆 . 𝑋𝐿
𝑉𝑆
= 2
. 𝜔𝐿
√𝑅 2 +(𝜔𝐿− 1 )
𝜔𝐶
𝑉𝑆 . 𝑋𝐿
= 2
√𝑅 2 +(𝜔𝐿− 1 )
𝜔𝐶
𝑉𝑆 . 𝜔𝐿
𝑉𝐿 =
1 2
√𝑅 2 + (𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶
50 𝑉 × 25 × 2,5 × 10−3 𝐻
𝑉𝐿 =
1 2
√(200Ω)𝟐 + (25 × 2,5 × 10−3 H − )
25×10−5 𝐹
1
e. 𝜔𝐿 − 𝜔𝐶= 0
1
𝜔0 𝐿 = 𝜔
0𝐶
1
𝜔0 2 =
𝐿𝐶
1
𝜔0 = √
𝐿𝐶
1
f02π =
√𝐿𝐶
1
f0 =
2π√𝐿𝐶
1
f0 =
2×3,14×√2,5×10−3 H×10−5 𝐹
=1007 hz
Tahun 2009
Pembahasan :
Diketahui : R = 220 Ω
L = 2,5mH
C = 10 µF
Ditanya : a. Z = … (Ω) ?
b. Δθ = … (⁰) ?
d. Vr(t) = … (Volt) ?
e. f = … (Hz) ?
Jawaban :
a.
1
- R = 220 Ω→ G = 𝑅
1
= 220Ω
- L = 2,5 mH
XL = 25. 2,5x10-3 H
= 0,0625Ω
→BL = 1/XL
= 1/ 0,0625Ω
= 16 mho
- C = 10 µF
1
XC =
𝜔𝐶
1
= 25x10x10−6 F
= 4000 Ω
→BC = 1/XL
= 1/4000 Ω
- |Y| = √ G2 + (BC-BL)2
= √ 255,99 mho2
= 15,99 mho
- |Z| = 1/|y|
= 1/15,99 mho
= 0,0625 Ω
= -89,98⁰
c. t = 0 sekon
Vs(t) = 20 cos 25 t
= 20 cos 25 (0)
= 20 cos 0
= 20 Volt
Ief = Vs/|Z|
= 20 V/ 0,0625Ω
= 320 A
t = 3/2sekon
Vs(t) = 20 cos 25 t
= 20 cos 25 (3/2)
= 20 cos 37.5
= 15,86 Volt
Ief = Vs/|Z|
= 15,86 V/ 0,0625 Ω
= 253,87 A
d. Saat t = 0
Vr(t) = 20 cos 25 t
= 20 cos 25 (0)
= 20 cos 0
= 20 Volt →
teganganpadarangkaianparalelsamapadasetiapcabang
e. f = 1/2π√𝐿𝐶
= 1/2π√2,5𝑥10 − 3 µ . 10 − 5 𝐹
= 1006,58bHz
= 1,00658 KHz
R= 20 Ω
V C= 1 nF
L= 1 mH
Berdasarkan rangkaian yang diberikan, tentukanlah :
Solusi :
Diketahui :
R = 20 Ω
L= 1 mH = 1 x 10-3 H
C= 1 nF = 1 x 10-9 F
Ditanya :
a. Z, │Z│= ..........?
b. 𝑓𝑜 = .......?
Jawab :
̅̅̅̅
Z = ̅̅̅
ZR + ̅̅̅̅
ZL
= R + j𝜔𝐿
Z̅ = ZRL // ZC
𝑍𝑅𝐿.𝑍𝐶
=
𝑍𝑅𝐿+𝑍𝐶
1
(R+j𝜔𝐿) j𝜔
𝐶
= 1
(R+j𝜔𝐿 )+j𝜔
𝐶
= (R+jWL)/ jWC * (jWc)/(jWC)(R+jWL)+1
R +𝑗𝑊𝐿
=
jRWC+(1−W2CL)
R +jWL −𝑗𝑊𝑅𝐶+(1−𝑤2𝐿𝐶)
= ×
𝑗𝑊𝑅𝐶+(1−𝑤2𝐿𝐶) −𝑗𝑊𝑅𝐶+(1−𝑤2𝐿𝐶)
−𝑊𝑅2𝐶+𝑅−𝑊2𝑅𝐿𝐶+𝑊2𝑅𝐿𝐶+𝑗𝑊𝐿−𝑗𝑊3𝐿2𝐶)
=
(𝑊𝑅𝐶)2+(1−𝑊2𝐿𝐶)2
𝑅−𝑗(𝑊𝑅2𝐶−𝑊𝐿+𝑊3𝐿2𝐶)
Z= (𝑊𝑅𝐶)2+(1−𝑊2𝐿𝐶)
𝑅 (𝑊𝑅2𝐶−𝑊𝐿+𝑊3𝐿2𝐶)
│Z│= (𝑊𝑅𝐶)2+(!−𝑊2𝐿𝐶)2
+ (𝑊𝑅𝐶)2+(1−𝑊2𝐿𝐶)2
1 1
f = √
2𝜋 𝐿𝐶
1
=
2𝜋√𝐿𝐶
1
=
2(3.14)√(0.001𝐻)(1 𝑥 10−9)
= 1,59 x 10-13 Hz
Daftar Pustaka