Gambar 14-1 (a) menunjukkan tingkat-tingkat energi in. Sekarang kita anggap bahwa
partikel di dalam kotak adalah sebuah elektron dengan spin intrinsik. Keadaan sistem
tersebut selanjutnya ditentukan oleh pasangan bilangan kuantum (n, ms ) . Di gambar
1
14-1 (b), elektron tersebut berada dalam keadaan n = 1 dengan “spin naik” ( ms )
2
; dan di gambar14-1(c), elektron tersebut berada dalam keadaan n = 3 dengan “spin
1
turun” ms .
2
setelah medan magnet luar diaktifkan, nilai baru ( Ei ) untuk setiap energi partikel
menjadi sama dengan nilai aslinya En plus energi interaksi
eh
Ei En s En sz B En ms B
m
1
Karena ms , tingkat-tingkat baru akan bergeser dari nilai lama sejauh
2
1
E ehBl 2m , dengan spin partikel menduduki subtingkat terendah dan spin
2
1
partikel menduduki subtinngkat tertinggi gambar 14-4 (b). Sementara itu
2
dalam kondisi yang berbeda, yaitu tanpa kehadiran medan magnet, partikel di
1
tingkat n = 2 akan memiliki spin jika sistem tersebut berada di keadaan dasar.
2
Atom-atom Berelektron Banyak dan Tabel Periodik
Untuk n yang diketahui, nilai-nilai bilangan bulat yang akan diambil oleh
bilangan kuantum l adalah
l 0,1, 2,..., n 1
Nilai l akan dinyatakan dengan huruf kecil mengikuti skema berikut ini:
Nilai l : 012345....
Simbol huruf : s p d f g h . . . .
Konvensi untuk menentukan jumlah elektron di dalam suatu orbit tertentu, yang dinyatakan
dengan bilangan-bilangan kuantum ( n, l ), adalah memberikan kepada n, diikuti oleh simbol
huruf l , sejumlah elektron dalam bentuk superskrip ( tik alas ) di belakangnya. Berbagai orbit
ditulis secara berurutan satu sama lain untuk menggambarkan konfigurasi elektron. Sebagai
contoh, konfigurasi lima elektron untuk keadaan dasar boron adalah 1s 2 2s 2 2 p1 .
Elektron-elektron dengan nilai n yang sama dikatakan menduduki kulit elektron yang
sama. Jenis-jenis kulit dituliskan dalam kapital, mengikuti skema berikut ini:
Nilai n : 1234....
Penentuan nilai l yang berbeda-beda di dalam suatu kulittertentu sangat mungkin dilakukan;
setiap nilai l akan mendefinisikan satu subkulit ( yang selanjutnya ekuivalen terhadap orbit ).
Sebagai contoh, dalam konfigurasi keadaan dasar boron, 1s 2 2s 2 2 p1 , terhadap dua elektron di
dalam subkulit p untuk kulit L boron tersebut.
Energi terendah, atau keadaan dasar, dari suatu konfigurasi elektron pada atom-atom
elektron-banyak dapat dijelaskan menggunakan prinsip pengecualian pauli bersama
model kulit atomik. Prinsip Pauli menegaskan bahwa dua elektron tidak boleh memiliki
kumpulan bilangan kuantum ( n, l , ml , ms ) yang sama. Oleh karena itu, jumlah kombinasi
ml dan ms untuk subkulit tertentu ( n, l ) akan mengindikasikan jumlah maksimum
elektron di dalam subkulit tertentu.
Nilai l : 0123
Cara pengisian subkulit ini ditunjukkan dengan pembacaan ke atas pada gambar 15-1.
Gambar tersebut juga menunjukkan energ-energi relatif elektron di dalam setiap atom
tertentu. Celah (gap) yang teramati di gambar 15-1 terjadi pada Z = 2, 10, 18, 36, 54, dan
86, yang merupakan gas-gas mulia atau lembam yang secara kimia tidak aktif dan sangat
sulit diionisasikan. Dengan pengecualian untuk He (Z = 2), celah tersebut
berkorespondensi dengan keutuhan pengisian subkulit p. Sifat-sifat lain tabel periodik
unsur-unsur kimia juga dapat dijelaskan melalui cara pengisian subkulit-subkulit tersebut,
sebagaimana yang dapat kita jumpai di soal-soal nanti.
Nilai L untuk suatu keadaan atomik ditentukan melalui notasi spektroskopik yang
menggunakan hurup kapital dengan skema berikut ini:
Nilai L : 012345...
Simbol huruf : S P D F G H . . .
L Li (15.1)
i
Dalam kondisi yang serupa, momentum anguler spin atom S adalah jumlah aljabar vektor
momentum anguler spin masing-masing elektron.
S Si (15.2)
i
J=L+S
(15.3)
L L( L 1) h 2 S S ( S 1) h 2 J J ( J 1) h 2
2 2 2
(15.4)
Lz M L h Sz M S h Jz M J h (15.5)
M L = L, L – 1 , L – 2, . . . , -L (15.7)
M S = S, S – 1 , S – 2, . . ., -S (15.8)
M J = J, J – 1 , J – 2 , . . ., -J (15.9)
Kita dapat mengeksitasi elektron ke tingkat energi di atas keadaan dasar. Ketika kembali
ke adaan dasarnya, atom akan mengemisikan radiasi yang bersesuaian dengan spektrum
garis tertentu. Untuk transisi-transisi yang kuat, berlaku aturan-aturan seleksi berikut ini:
Semua ini adalah transisi-transisi dipol: transisi-transisi lainnya juga terjadi , namun
dalam skala yang sangat lemah. Jika transisi dipol listrik melibatkan hanya satu elektron,
maka L 0 .
1 1
L S [ J ( J 1) L( L 1) S ( S 1)] h 2 [2(2 1) 3(3 1) 1(1 1)] h 2 4 h 2
2 2
4. Tunjukkan konfigurasi-konfigurasi elektron untuk lima gas mulia pertama
Jawaban: gas mulia adalah elemen-elemen dengan jumlah elektron yang mengisi
penuh beberapa kulit . konfigurasi-konfigurasi elektron keadaan dasar untuk lima gas
mulia pertama ditunjukkan di tabel 15-4
Gas mulia Konfigurasi elektron Jumlah Elektron
(Z)
He 1s 2 2
Ne 2 2
1s 2s 2 p 6 10
Ar 1s 2 2s 2 2 p6 3 p6 18
Kr 1s 2 2s 2 2 p6 3 p6 4s 2 3d 10 4 p6 36
Xe 1s 2 2s 2 2 p6 3 p6 4s 2 3d 10 4 p6 5s 2 4d 10 5 p6 54
5. Dengan mengikuti pengisian subkulit 4s, subkulit 3d pun terisi. Oleh karena itu, 10
elemen yang terbentuk dinamakan elemen-elemen transisi. Tunjukkan konfigurasi-
konfigurasi elektron untuk tiga elemen pertama dari kelompok transisi tersebut
( 21 Sc, 22Ti, 23V ) .
Jawaban: lihatlah tabel 15-7
Elemen Transisi Konfigurasi Elektron
Sc (Z=21) 1s 2 2s 2 2 p6 3 p6 4s 2 3d 1
Ti (Z=22) 1s 2 2s 2 2 p6 3 p6 4s 2 3d 2
V (Z=23) 1s 2 2s 2 2 p6 3 p6 4s 2 3d 3
SINAR –X
1. PERANGKAT SINAR –X
Sinar –x yang ditemukan oleh Willhelm Roentgen pada tahun 1895,adalah foton
berenergi tinggi (1-100 keV) dengan panjang gelombang berorde 1 Å.sinar ini biasanya
diproduksi dengan cara memberondong target dengan seberkas elektron berenergi tinggi,
sebagaimana nampak di gambar 16-1. Energi kinetik elektron-elektron di katoda dapat
diabaikan ,sehingga ketika mengenai target,elekton –elektron tersebut akan memiliki
energi kinetik K=eV.
2. PRODUKSI BREMSSTRAHLUNG
Suatu elektron di dalam berkas elektron dapat menghasilkan sejumlah foton sebelum
mencapai keadaan diam. Foton yang paling energik tercipta tatkala sebuah elektron
kehilangan energi kinetik awalnya dalam suatu interaksi tunggal,sehingga menghasilkan
foton tunggal dengan frekuensi maksimum atau panjang gelombang minimum yang
dinyatakan dengan
hc
hvmaks ev (16.1)
min
Dengan demikian, prosesbremsstrahlung akan menghasilkan radiasi dengan spektrum
kontinu yang memiliki frekuensi atau gelombang pemutus { cut off} yang bergantung
pada tegangan akselerasi menurut persamaan (16 -1)
3. PEMBUATAN KARAKTERISTIK SPEKTRUM SINAR –X
Elektron – elektron datang juga dapat mengeksitasi elektron –elektron di dalam atom
–atom target di tabung sinar –x. Bahkan ,akibat tegangan akselerasinya yang besar
,berondongan elektron tersebut akan memiliki energi yang cukup untuk melepaskan
ikatan kuat elektron –elektron inti pada atom –atom target . Jika elektron inti terlepas ,
elektron –elektron dari tingkat energi tertinggi di dalam atom akan melakukan transisi ke
keadaan kosong terendah sembari mengemisikan radiasi ketika proses tersebut
berlangsung. Lantaran perbedaan energi antara tingkat-tingkat terdalam pada atom-atom
target ini cukup besar, radiasi yang diemisikan akan berada di daerah sinar-x.
Jika elektron-elektron di kulit K(n =1) berpindah, elektron-elektron dari tingkat energi
yang lebih tinggi akan jatuhke kulit K dan menghasilkan deret garis yang dinyatakan
dalam notasi sinar-x sebagai garis-garis K , K , K . . ., dan seterusnya. Lihatlah gambar
16-3(a). Jika elektron-elektron di kulit L (n = 2) bepindah, maka muncul deret garis lain
yang disebut deret L . keadaan yang serupa terjadi ditransisi-transisi ke kulit M (n= 3),
dan seterusnya.
SINAR-X
4. RELASI MOSELEY
Nilai –nilai tersebut sangat cocok dengan apa yang diperoleh dari eksperimen dan
kecuali jika dinyatakan ,akan digunakan dalam soal-soal yang menyangkut relasi
Morseley.
Walaupun teori Bohr dikembangkan untuk atom-atom yang tidak saling berinteraksi
dalam keadaan gas, teori ini juga sanggup menjelaskan sifat-sifat atom di dalam material
padat yang atom-atomnya berinteraksi sangat kuat satu sama lain. Pertimbangan tersebut
digunakan untuk memproduksi transisi-transisi sinar-x yang hanya berlangsung di antara
ikatan kuat elektron-elektron terdalamnya. Ketika atom tersebut terikat secara bersama-
sama untuk membentuk suatu zat padat, tingkat-tingkat energi elektron-elektron
terluarnya akan berbeda dibandingkan dengan keadaannya dalam wujud gas. Bagimana
juga, elektron-elekton terdalamnya, lantaran terikat sangat kuat, akan tetap berada dalam
kondisi yang sama ketika material tersebut mengalami perubahan wujud dari keadaan
gas menjadi zat padat atau cair.
Ketika seberkas sinar-x dilewatkan melalui suatu material, beberapa dari fotonnya akan
berinteraksi dengan atom-atom materi sehingga mngakibatkan foton-foton tersebut
terlempar dari berkas. Proses-proses interaksi utama yang bertanggung jawab terhadap
reduksi intensitas setiap berkas foton adalah efek fotolistik, hamburan Campton,
danpenggabungan pasangan. Lantaran sinar-x memiliki energi dalam rentang 1-100 keV,
maka sinar-x tidak dapat memproduksi pasangan elektron-positron yang membutuhkan
energi melebihi 1000 keV. Oleh karena itu, intensitas sebuah berkas sinar-x hanya akan
direduksi oleh separuh dari proses-proses di atas, dengan efek fotolistrik menjadi
mekanisme yang dominan.
Intensiatas I dari seberkas sinar-x monokromatik yang telah melakukan penetrasi ke
dalam material target sedalam x dinyatakan pada persamaan sebagai
I I 0e x
Dengan I 0 adalah intensitas berkas datang dan adalah koefisien absorpsi material.
Kuantitas bergabung pada atom-atom target dan energi foton-foton sinar-x.
Anggaplah bahwa untuk material target diukur sebagai fungsi energi sinar-x datang.
Ketika energi ini mengalami kenaikan, koefisien absorpsi akan berkurang karena
begitusedikitnya foton-foton dengan energi tertinggi yang memprduksi fotolektoron atau
mengalami hamburan Compton. Penurunan berlanjut hingga energi sinar-x menjadi
setara dengan energi ikat salah satu elektron inti. Sampai di sini, banyak elektron
yang mendadak siap melakukan emisi fotolistrik. Keadaan ini menyebabkan nilai suatu
penurunan yang telah ditandai di dalam intensitas transmisi sinar-x, atau yang ekuivalen
dengannya, mengalami kenaikan nilai koefisien absorpsi yang mendadak. Kenaikan
yang tajam terjadi pada energi-energi ikat dari setiap elektron-elektron inti dan kenaikan
ini akan menghasilkan ujung absorpsi seperti yang diperlihatkan pada gambar 16-5(a).
Pengukuran energi-energi ujumg absorpsi K,L,... selanjutnya dipergunakan untuk
menentukan energi-energi ikat elektron-elektron yang bersesuaian.
Dengan pengecualian untuk ujung K, secara aktual setiap ujung absorpsi terdiri dari
sejumlah puncak berdekatan yang bersesuaian dengan struktur halus dari tingkat-tingkat
energi tertentu [gambar 16-5(b)].
6. EFEK AUGER
Dalam pembahasan di atas, diasumsikan bahwa fotoelektron dihasilkan oleh sinar-x yang
datang dari sumber eksternal. Nyatanya, sinar-x dapat saja diemisikan oleh suatu transisi
atom yang terserap oleh elektron di dalam atom yang sama, sehingga menghasilkan
pelepasan elektron. Fotoelektron yang dihasilkan oleh konversi internal sinar-x elektron-
elektron auger (dibaca OZEY).
7. FLUORESENSI SINAR-X
Foton-foton sinar-x dapat digunakan untuk mengeksitasi atau melepaskan elektron-
elekton inti. Hasil dari transisi-transisi ke tingkat yang lebih rendah ketika atom kembali
ke keadaan dasar menghasilkan foton-foton sinar-x tambahan dengan energi yang lebih
kecil dari pada energi sinar-x yang datang. Fenomena ini dikenal sebagau flueresensi
sinar-x.
c 3 108 m / s
1
0, 7211010 m 0, 721Å
v (2, 04 109 Hz 2 )2
Hasil ini cukup baik bila dibandingkan dengan nilai eksperimen yang besarnya 0,709
Å.
3. Dalam relasi Moseley, transisi manakah yang akan memiliki nilai konstanta A
terbesar K atau K ?
1
Jawaban: Relasi Moseley untuk transisi-transisi K adalah v 2
A( Z 1) . Transisi-
transisi K memiliki energi yang lebih besar dari pada transisi-transisi K . Oleh
karena itu, foton-foton berfrekuensi lebih tinggi akan diemisikan dari transisi-transisi
K sehingga A lebih besar untuk transisi-transisi K dibandingkan dengan transisi-
transisi K .
4. Suatu eksperimen yang mengukur garis-garis K untuk beberapa elemen
menghasilkan data-data sebagai berikut
Fe :1,94 Å Co :1, 79 Å Ni :1,66 Å Cu :1,54 Å
Sebelum hadirnya jerih payah Moseley ini, Ni yang memiliki berat atom 58,69
terdaftar di dalam tabel periodik
Tabel 16-1
Unsur , Å Z
Fe 1,94 26,02 26
Co 1,79 27,04 27
Ni 1,66 28,04 28
Cu 1,54 29,08 29
Pada posisi sebelum Co, yang memiliki berat atom 58,69. Dipercaya pula bahwa nomor-
nomor atom untuk Ni dan Co masing-masing adalah 27 dan 28. Dengan menggunakan data-
data eksperimen di atas, Moseley menunjukakan bahwa urutan dan nomor-nomor atom
tersebut harus saling ditukar.
5. Dengan menggunakan model Bohr sederhana, hitunglah nilai A dalam persamaan Moseley
untuk deret-deret transisi K dan L .
Jawaban: untuk atom-atom satu-elektron, bahwa
1
v 1 2 1 1 12 1 1 2
R Z 2 2 v 2 2 cR Z
c nl nu nl nu
Dengan R adalah konstanta Rydberg, nu dan nl adalah bilangan kuantum utama untuk
keadaan teratas dan terbawah pada transisi elektron, dan Z e adalah muatan positif netto
yang bertindak sebgai elektron. Untuk transisi-transisi K dan L masing-masing kita
peroleh nu = 2, nl = 1 dan nu = 3, nl = 2, sehingga
1 1
1 1 1 2
3 2 1
vK 2
2 2 cR
Z cR Z 4,97 107 Hz 2 Z
1 2 4
1 1
1 1 1 2
5 2 1
vL 2
2 2 cR
Z cR Z 2,14 107 Hz 2 Z
2 3 36
1 1
Dengan demikian AK 4,97 107 Hz 2
dan AL 2,14 107 Hz 2
. Jika diasumsikan bahwa
transisi K yang elektron-elektron terdalamnya tidak dipengaruhi oleh elektron-elektron
terluarnya di dalam atom, maka elektron L sebelum transisi tersebut akan menemukan
muatan berpengaruh Z 1 e ,karena elektron K yang tersisa akan berada di kulit-kulit
nukleus atom bermuatan Ze. Dengan menggunakan Z Z 1 dalampernyataan di atas
untuk transisi K kita dapat
1
vK2 4,97 107 Hz
1
2
Z 1
Dalam transisi-transisi yang melibatkan elektron-elektron dari kulit-kulit yang lebih jauh dari
pada kulit L, efek kulit menjadi lebih rumit dan konstanta Z 0 di dalam relasi Moseley tidak lagi
sama dengan jumlah elektron yang tersaring.
6. Untuk setiap garis K di atbel 16-4, carilah nilai A dalam relasi Moseley.
Tabel 16-4
Elemen Sc Ga Nb Sb Pm Lu TI
Z 21 31 41 51 61 71 81
K 1 , keV 4,09 9,25 16,62 26,36 38,72 54,07 72,87
4,09 9,22 16,52 26,11 38,17 52,97 70,83
K 2 , keV
Jawaban: dengan mengunakan
1 E
1
2
E
1
2 49,17 107 Hz 12 1
v 2
E 2
h
18
4,136 10 keV s 1
2
keV
Di mana E dihitung dalam eV, dalam relasi Moseley kita akan mendapatkan
v 2 E 12
1 1
2
7 Hz
A 49,17 10
Z 1 1
Z 1
keV 2
Hasil numeriknya ditampilkan di Tabel 16-5
Tabel 16-5
Z 21 31 41 51 61 71 81
1 4,97 4,98 5,01 5,05 5,10 5,17 5,25
A1 , Hz 10
2 7