Anda di halaman 1dari 9

A.

Teori Dasar Tentang Sirkuit Kelistrikan


Apakah sirkuit listrik itu ?
Pada gambar dibawah ditunjukan baterai, fuse,switch dan lampu masing-masing
dihubungkan dengan kabel sehingga arus listrik akan mengalir dari terminal positif baterai,ke
kabel pengantar, fuse, sakelar (switch), kabel pengantar, lampu, kabel pengantar,kemudian
keterminal negative (-) baterai. Rangkaian dimana arus listrik dapat mengalir disebut sirkuit
listrik.

a. Beban
Pada gambar dibawah ini, klakson (horn) ditempatkan pada lampu. Perlengkapan lain
(contoh lain : lampu, motor wiper, dsb) yang menggunakan kelistrikan disebut beban. Dalam
sirkuit kelistrikan semua beban dikategorikan sebagai tahanan.

b. Sirkuit Listrik pada Mobil


Dalam sirkuit kelistrikan mobil, salah satu ujung kabel dari setiap beban dihubungkan
dengan bodi kendaraan atau rangka yang berfungsi sebagai konduktor untuk mengalirkan
arus kebaterai, selanjutnya bodi atau rangka tersebut disebut dengan massa (ground = earth)
dari sirkuit (berat) bagian dari sirkuit yang yang mengembalikan arus ke baterai.

B. Hukum Ohm
Apakah hukum ohm itu ?
Bila tegangan diberikan pada sirkuit kelistrikan, maka arus akan mengalir kesirkuit.
Berikut ini hubungan kusus antara tegangan (voltage), arus dan tahanan dalam sirkuit.
Ukuran arus yang mengalir akan berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan dan
berbanding terbalik terhadap tahanan. Hubungan ini disebut dengan hokum ohm dpat
ditunjukan seperti berikut :
I = V / R atau
Arus listrik = Tegangan : Tahanan
Dimana
I = Arus listrik yang mengalir pada sirkuit, dalam ampere (A)
V = Tegangan yang di berikan pada sirkuit dalam volt (V)
R = Tahanan pada sirkuit, dalam ohm

Dalam praktek istilah “I = V/R” berarti “A = V/”. 1 pada tahanan memungkingkan 1 A


arus mengalir dalam satu sirkuit bila tegangan 1 V diberikan pada sirkuit

a. Penggunaan hukum Ohm


a. Hukum ohm dapat digunakan untuk menentukan suatu tegangan V, arus I atau
tegangan R pada sirkuit kelistrikan, dapat ditentukan tanpa pengukuran yang actual, bila
diketahui harga diri faktor yang lain
a. Hukum ini dapat digunakan untuk menentukan besar arus yang mengalir pada sirkuit bila
tegangan V diberikan pada tehanan R. seperti disebut terdahulu, hukum ohm adalah :
I=V
R

Arus listrik = Tegangan / Tahanan


Pada sirkuit berikut diasumsikan bahwa tahanan R adalah 2  dan tegangan V yang diberikan
adalah 12V, jadi arus I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung sebagai berikut :
I = V = 12V = 6A
R 2

b. Hukum ini juga dapat digunakan untuk menghitung tegangan V yang diperlukan agar arus
I mengalir melalui tahanan R.
V=IXR
Tegangan = Arus listrik x Tahanan

Dalam rumus ini diasumsikan bahwa tahanan R adalah 4 . Besarnya tegangan V yang
diperlukan agar arus I sebesar 3 A dapat mengalir melalui tahanan dapat dihitung sebagai
berikut :

V=IR
= 3 A X 4  = 12V
c. Contoh lain pemakaian hukum ohm digunakan untuk menghitung tahanan listrik R bila
tegangan V yang diberikan pada sirkuit dan arus listrik I yang mengalir pada siruit
diketahui :
R=V
I

Tahanan listrik = voltage / arus listrik


Dalam sirkuit ini di asumsikan bahwa tegangan V adalah 12 V diberika pada sirkuit dan arus
listrik I yang mengalir adalah 4 A. jadi harga tahanan listrik R atau beban dapat dihitung
sebagai berikut :
R=V
I
= 12 V = 3 
4A
C. Tahanan Rangkaian
Pada suatu sirkuit kelistrikan biasanya digabungkan lebih dari satu tahanan listrik atau
beban. Beberapa tahanan listrik mungkin dirangkaikan dalam sirkuit dengan salah satu di
antaranya tiga metode penyambungan berikut ini:
a. rangkaian seri
b. rangkaian paralel
c. rangkaian seri-paralel
Harga jumlah tahanan dari seluruh tahanan yang dirangkaikan dalam satu sirkuit
disebut dengan tahanan total (combinet resistance), metode rangkaian seri-paralel sering
digunakan pada rangkaian mobil.
a. Rangkaian Seri
Bila dua atau lebih lampu (tahanan R 1 dan R2 dst) dirangkaikan dalam sirkuit seperti
seperti pada gambar dibawah, hanya ada satu jalur dimana arus dapat mengalir. Type
penyambungan seperti ini, disebut rangkaian seri. Besar arus listrik selalu sama pada setiap
tempat/titik pada rangkaian seri.

Tahanan kombinasi combined resistance) R0 pada sirkuit adalah sama dari jumlah masing-
masing tahanan R1 dan R2.
R0 = R1 +R2.
Selanjutnya, kuat arus I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung sebagai berikut :
I= V = V
R0 R1 + R 2
Tahanan R0 (jumlah tahanan R1 dan R2 yang dirangkaikan secara seri pada sirkuit seperti pada
gambar) dan arus listrik I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung sebagai berikut :

Tahanan total : R 0 = R1 + R 2
=2+4=6
Arus listrik I :I= V
Ro
= 12 V = 2 A
6

D. Penurunan Tegangan ( Volttage Drop )


Bila arus listrik mengalir di dalam sirkuit, dengan adanya tahanan listrik di dalam
sirkuit akan menyebabkan tegangan turun setelah melewati tahanan. Besarnya perubahan
tegangan dengan adanya tahanan disebut dengan penurunan tegangan (voltage drop) .
Bila arus I mengalir pada sirkuit, penurunan tegangan V 1 dan V2 setelah melewati R1 dan R2
dapat dihitung dengan hukum Ohm (besar-arus I adalah sama pada R1 dan R2 karena di
rangkaikan secara seri)
V 1 = R1 x I
V 2 = R2 x I

Penjumlahan tegangan setelah melawati taahanan akan sama dengan tegangan sumbernya
(VT)
V1 + V2 = VT
Penurunan tegangan setelah melawati R1 dan R2 pada sirkuit di bawah dapat dihitung sebagai
berikut .
Penurunan tegangan V1 = R1 + I
Tahahan total
(combined resistance) R0 = R 1 + R 2 Pada R1 =2x2A=4V
= 2  + 4 = 6 
b. Rangakain Paralel
Arus I Pada rangkaian paralel,
I = VT dua atau lebih tahananPenurunan tegangan V2 = R2 x I
( R 1, R2 , dst) dihubungkan di dalam
Ro Pada R2 =4x2A=8V
sirkuit seperti pada gambar,
= 12salah
V satu
= 2 Adari setiap ujung resistance dihubugkan ke bagian
6 dari sirkuit dan ujung lainnya dihubungkan kebagian yang
yang bertegangan tinggi (positif)
lebih rendah (negatif)
Tegangan baterai dialirkan keseluruh resistor di dalam sirkuit yang dihubungkan secara
paralel.

Tahanan Ro (kombinasi tahanan R1 dan R2 ) pada rangkaian paralel dapat dihitung sebagai
berikut :
1 R1 x R2
RO = =
1 1 R1 + R 2
R1 + R 2
Dan perhitungan di atas, jumlah arus I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung berdasarkan
hukum Ohm sebagai berikut.

V V R1 + R 2
I= = =V
Ro 1 R1 R2
1 + 1
R1 R2
Jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus dan I2 yaitu arus yang mengalir melalui
masing –masing resistor R1 dan R2
I = I 1 + I2
Karena tegangan baterai V adalah sama pada seluruh resistance, kuat arus I 1 dan I2 dapat
dihitung berdasarkan hukum Ohm sebagai berikut :
V V
I1= I2 =
R1 R2
Tahanan Ro (kombinasi dari tahanan R1 + dan R2 yang dihubungkan secara paralel pada
rangkaian seperti gambar dibawah), total arus I yang mengalir pada rangkaian, besar arus I1
dan I2 yang mengalir ,masing-masing resistor R1 dan R2 dapat dihitung sebagai berikut:

Tahanan total R1 x R2
Ro =
R1 + R 2

6 x 3 18 
= = = 2
6 + 3 9

Arus total I= V
RO
= 12 V = 6 A
2

ARUS I1 I1 = V
(lewat R1) R1
= 12 V = 2 A
6

Arus I2 I2= V
R2
= 12 V = 4 A
3

c. Rangkaian Seri Paralel


Sebuah resistance dan beberapa lampu dapat dihubungkan pada rangkaian seperti
pada gambar dibawah. Jenis atau metode ragkaian ini disebut rangkaian seri-paralel, dan
adalah satu kombinasi dari rangkaian seri dan paralel.

Kombinasi tahanan R02 dalam rangkaian seri paralel ini dapat dihitung sebagai berikut :
a.Menghitung kombinasi tahanan R01, yaitu kombinasi tahanan R2 dan R3 yang dihubungkan
secara paralel.
b.Kemudian menghitung kombinasi tahanan R02 yaitu kombinasi tahanan dari R 1 dan R01
yang dihubugkan secara seri.
R2 x R3
R01 =
R2 + R 3
R2 x R3
R02 = R1 + R01 = R1 +
R2 + R 3

Besar arus I yang mengalir melalui ranglaian dapat dihitung bedasarkan hukum Ohm sebagai
berikut :

V V
I= =
R02 R1 + R2 x R3
R2 + R 3

Tegangan yang bekerja pada R2 dan R3 dapat dihitung dengan rumus :

R2 x R3
V 1 = R01 x I = xI
R2 + R 3
Besar arus I1, I2 dan I yang mengalir melalui tahanan R1, R2 dan R3 pada rangkaian seri paralel
seperti pada gambar dibawah dapat dihitung sebagai berikut :

R2 x R3
Tahanan total R01 =
R2 + R 3

2x2
= =1
2 x2

Tahanan total R02 = R1 + R01


=5+1=6

Arus Total I = V/R01


= 12 V / 6  = 2 A

Tegangan V1 memotong V1 = R01 x I


= 1  x 2 A = 2V

Arus I1 mengalir I1 = V1/ R2


=2V/2=1A

Arus I2 = V 1 / R 3
=2V/2=1A

Anda mungkin juga menyukai