Anda di halaman 1dari 17

Rangkaian Arus Searah

BAB XVIII
RANGKAIAN ARUS SEARAH

18.1 Rangkaian Sederhana

Perhatikan suatu rangkaian sederhana yang terdiri atas sebuah baterai yang dihubungkan
dengan sebuah resistor seperti pada Gambar 18.1(a). Pada umumnya baterai
mempunyai hambatan yang disebut hambatan dalam (r), sehingga jika dialiri arus,
beda potensial antara kutub-kutub baterai (tegangan baterai) tidak lagi sama dengan
ggl baterai. Rangkaian 18.1(a) dapat dinyatakan dengan rangkaian seperti pada
Gambar 18.1(b). Baterai dinyatakan dengan sumber ggl (ε) yang dihubungkan seri
dengan hambatan dalam (r).

+ a - + b
baterai resistor ε r
- R
(a) (b)
Gambar 18.1 (a) Rangkaian sederhana baterai dan resistor
(b) Rangkaian ekivalen sumber ggl dengan hambatan dalam r dan beban R

Gaya gerak listrik yang dilambangkan dengan ε dari suatu sumber ggl menyatakan
banyaknya kerja yang dilakukan sumber ggl pada setiap satuan muatan yang
melewatinya dan dalam SI mempunyai satuan volt. Sumber ggl ε dapat pula diartikan
sebagai beda potensial (tegangan) antara kutub positif dan kutub negatif (V = V b – Va)
bila tidak dialiri arus. Bila ada arus mengalir, maka V disebut tegangan jepit dari sumber
ggl.

Bayangkan muatan positif dq bergerak dari a ke b dalam Gambar 18.1(b). Ketika muatan
melintasi baterai dari kutub negatif ke positif, potensialnya bertambah sebesar ε.
Selanjutnya ketika muatan tersebut melintasi r maka potensialnya berkurang sebesar i.r,
dengan i adalah arus dalam rangkaian. Jadi, tegangan baterai V = Vb –Va dapat
dinyatakan sebagai:
V=ε-ir (18.1)

Fisika Dasar XVIII-1


Rangkaian Arus Searah

Dari persamaan di atas tampak bahwa ε ekivalen dengan tegangan rangkaian terbuka,
yaitu tegangan kedua ujung baterai yang tidak dialiri arus. Dapat pula disimpulkan
bahwa V = ε jika hambatan dalam baterai dapat diabaikan atau r = 0.

Dengan memperhatikan Gambar 18.1(b), terlihat bahwa tegangan V harus sama dengan
beda potensial di antara kedua ujung resistor R (hambatan luar) yang sering disebut
sebagai tegangan beban. Jadi, V = i R dan jika hasil ini digabungkan dengan persamaan
(3.1) maka diperoleh:
ε=iR+ir (18.2)
sehingga arus yang melalui rangkaian dapat ditulis:
ε
i= (18.3)
R+r
Ini menunjukkan bahwa arus dalam rangkaian sederhana bergantung pada hambatan luar

∑ε
maupun hambatan dalam baterai. Persamaan (18.3) dapat diperluas menjadi i = ,
∑R
yang menyatakan bahwa besar arus i (dalam rangkaian seri) sama dengan jumlah aljabar
dari ggl dalam rangkaian dibagi dengan jumlah resistansi dalam rangkaian tersebut.

Karena energi merupakan besaran yang kekal, maka dalam suatu rangkaian tertutup atau
suatu loop, daya yang diberikan pada arus haruslah sama dengan daya yang hilang. Jadi,
i ε = i2 R + i2 r (18.4)
Persamaan (18.4) menunjukkan bahwa daya total yang dihasilkan oleh sumber ggl (i ε)
diubah menjadi kalor joule tiap satuan waktu di dalam hambatan luar (i 2 R) dan di dalam
baterai (i2 r).

Contoh 1:
Sebuah baterai dengan ε = 12 Volt dengan hambatan dalam 0,025 Ω. Kedua ujungnya
dihubungkan dengan hambatan beban sebesar 4 Ω.
a) Hitung arus dalam rangkaian dan beda potensial antara kedua ujung baterai.
b) Hitung daya yang terpakai dalam hambatan beban dan pada hambatan dalam baterai
serta daya yang dihasilkan baterai.

Fisika Dasar XVIII-2


Rangkaian Arus Searah

Penyelesaian:
ε 12.V
a) i = R + r = 4,025.Ω = 2,98 A

V = ε - i r = 12 V – (2,98) (0,025) = 11,9 V


Atau: V = i R = (2,98) (4 Ω) = 11,9 V
b) Daya yang terpakai pada hambatan beban:
PR = i2 R = (2,98 A)2 (4 Ω) = 35,5 W
Daya yang terpakai pada hambatan dalam:
Pr = i2 r = (2,98 A)2 (0,025 Ω) = 0,2 W
Daya yang dihasilkan oleh baterai:
P = i ε = (2,98 A) (12 V) = 35,7 W, atau
P = PR + Pr = 35,5 + 0,2 = 35,7 W.

Beda Potensial dalam Rangkaian


Va R ε1 r1 ε 2 r2 Vb
a i - + + - b

Misalkan i mengalir dari a ke b, maka di a daya yang dimiliki arus adalah i V a, dan
setelah sampai di b, daya yang tinggal adalah i Vb. Pada proses ini terjadi kehilangan
daya antara a dan b sebesar i 2 (R + r1 + r2) sebagai kalor Joule. Pada ggl pertama
diperoleh daya sebesar i ε1, dan terjadi pula kehilangan energi untuk mengisi sumber
ggl kedua sebesar i ε2.

Jika daya yang diperoleh ditulis positif dan daya yang hilang ditulis negatif, maka dapat
ditulis dalam persamaan berikut:
i Va – i2 (R + r1 + r2) + i ε1 – i ε2 = i Vb, atau
Vab = i (R + r1 + r2) – (ε1 – ε2)
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dalam hubungan seri
Va – Vb = Vab = ∑ i R - ∑ ε (18.5)
Untuk menggunakan persamaan di atas harus diingat bahwa ggl ε atau arus i yang searah
dengan arah dari a ke b diberi tanda positif, dan yang berlawanan dengan arah tersebut
diberi tanda negatif.

Fisika Dasar XVIII-3


Rangkaian Arus Searah

Contoh 2:
a R1 R2 b Diketahui: ε1 = 20 V, ε2 = 12 V
r1 = r2 = 1 Ω, R1 = R2 = R3 = 2 Ω dan R4 = 4 Ω.
ε1, r1 i ε2, r2 Hitunglah: Vac

d R3 R4 c

Penyelesaian:
Vac = ∑ i R - ∑ ε. Misalkan arah i seperti pada gambar.
Maka, Vac = (+i) (R1 + R2 + r2) – (- ε2) atau
Vac = (-i) (r1 + R3 + R4) – (- ε1)
Besarnya i adalah:
∑ε ( + ε 1 ) + ( −ε 2 ) (20 − 12) 2
i= = = = A
∑ R R1 + R2 + r2 + R4 + R3 + r1 (2 + 2 + 1 + 4 + 2 + 1) 3
Jadi, Vac = (+2/3) (2+2+1) + 12 = 15 1/3 V, atau
Vac = (-2/3) (1+2+4) + 20 = 15 1/3 V.

18.2 Rangkaian Reistor Seri dan Paralel


18.2.1 Rangkaian Seri
Tiga resistor dengan hambatan R1, R2 dan R3 yang dihubungkan seri seperti pada
Gambar 18.2. Tiap muatan yang melalui R1 akan melalui R2 dan R3, sehingga arus i yang
melalui R1, R2 dan R3 haruslah sama karena muatan tak dapat berubah jumlahnya.
i R1 R2 R3
a b c d
Gambar 18.2 Rangkaian seri tiga buah resistor

Rangkaian ketiga resistor tersebut dapat diganti dengan satu resistor tanpa mengubah
keadaan baik arus maupun tegangannya, sehingga
Vad = Vab + Vbc + Vcd (18.6)
Arus yang melalui R1, R2, dan R3 sama, yaitu arus i, sedangkan Vab = i R, Vbc = i R2, dan
Vcd = i R3, sehingga persamaan (18.6) menjadi
Vad = i (R1 + R2 + R3) (18.7)

Fisika Dasar XVIII-4


Rangkaian Arus Searah

Jika besarnya hambatan ekivalen dinyatakan dengan Rek, maka


Vad = i Rek (18.8)
Dari persamaan (18.7) dan persamaan (18.8) diperoleh:
Rek = R1 + R2 + R3 (18.9)
Dari persamaan (18.9) terlihat bahwa besar hambatan ekivalen suatu rangkaian seri
selalu lebih besar dari pada hambatan masing-masing yang terhubung seri. Secara umum
jika terdapat n resistor yang terhubung seri, dengan cara yang sama hambatan
ekivalennya:
Rek = R1 + R2 + ... + Rn , atau
n
Rek = ∑R
i =1
i (18.10)

18.2.2 Rangkaian Paralel

Tiga buah resistor yang dihubungkan paralel seperti pada Gambar 18.3. Arus yang
melalui tiap resistor dalam rangkaian paralel tersebut pada umumnya berbeda, tetapi
beda potensial pada ujung-ujung resistor haruslah sama.
R1

a R2 b

R3

Gambar 18.3 Rangkaian paralel tiga buah resistor

Jika arus yang melalui masing-masing resistor dinyatakan dengan i1, i2, dan i3, maka:
Vab Vab Vab
i1 = , i2 = , dan i3 =
R1 R2 R3

Ketiga arus tersebut berasal dari arus yang masuk ke titik a, sehingga:
i = i1 + i2 + i3 (18.11)
atau:
Vab Vab Vab
i= + +
R1 R2 R3
i 1 1 1
= + +
Vab R1 R2 R3

1 1
=
Vab Rek

Fisika Dasar XVIII-5


Rangkaian Arus Searah

Sehingga:
1 1 1 1
= + + (18.12)
Rek R1 R2 R3

Dari persamaan (18.12) dapat disimpulkan bahwa hambatan ekivalen rangkaian resistor
yang dihubungkan paralel selalu lebih kecil dari pada masing-masing hambatan resistor
yang terhubung paralel tersebut.
Secara umum, jika terdapat n resistor terhubung paralel, maka hambatan ekivalen
rangkaian dapat ditentukan dengan rumus:
n
1 1 1 1 1
Rek
= +
R1 R2
+ ... +
Rn
, atau Rek = ∑R
i =1
(18.13)
i

Bila rangkaian paralel terdiri dari dua resistor saja, misalnya R1 dan R2, maka
R1 .R2
Rek = (18.14)
R1 + R2

Rangkaian resistor dapat dihubungkan seri dan paralel seperti terlihat pada Gambar 18.4,
tampak bahwa R1 dan R2 terhubung seri sedangkan R3 dan R4 terhubung paralel.
R1 R2

a R3 b

R4

Gambar 18.4 Rangkaian kombinasi seri-paralel

Jika hubungan seri dilambangkan dengan tanda + dan hubungan paralel dilambangkan
dengan tanda ⁄⁄, maka rangkaian resistor antara titik a dan b pada Gambar 18.4 dapat
dinyatakan dengan:
Rab = (R1 + R2) ⁄⁄ (R3 ⁄⁄ R4) (18.15)

Contoh:
3. Jika terdapat beberapa buah resistor 1000 Ω dengan daya maksimum 10 watt yang
akan dihubungkan dengan beda potensial 200 volt. Bagaimanakah cara merangkainya
agar resistor-resistor ini harus dihubungkan ?

Fisika Dasar XVIII-6


Rangkaian Arus Searah

Penyelesaian:

i a Rp b R = 1000 Ω, Pmaks = 10 W,
200 V Pmaks = i2maks R
1/ 2 1/ 2
P   10 
imaks =  maks  =  = 0,1A
 R   1000 

Vab = 200 V, Rp = 1000 Ω


Vab 200
Maka, i = = = 0,2 A
R p 1000

Karena imaks = 0,1 A, maka i = 0,2 A ini harus dibagi dua, sehingga terdapat dua
cabang dengan arus masing-masing 0,1 A.
i1 = 0,1 A
i = 0,2 A a b
i2 = 0,1 A
200 V
Vab 200V
Nilai hambatan untuk tiap-tiap cabang = = = 2000Ω
0,1A 0,1A

Hambatan 2000 Ω ini dapat diperoleh dengan menghubungkan dua resistor 1000 Ω
secara seri. Jadi diperlukan empat buah resistor 1000 Ω, 10 W dan dihubungkan
secara kombinasi seri dan paralel. (lihat gambar).
0,1 A R R
i = 0,2 A a b
0,1 A R R

R = 1000 Ω
(2 R )(2 R )
Rp = = R = 1000Ω
2R + 2R
Vab = 0,1 (2R) = 0,1 (2000) = 200 V
Ptiap resistor = (0,1)2 R = (0,1)2 (1000) = 10 watt

Fisika Dasar XVIII-7


Rangkaian Arus Searah

4. a L1 b L4
i i2 i1
ε=5V L2

d L3 c L5

Lima buah lampu, masing-masing L1 = L2 = L3 = 4V/2W dan L4 = L5 = 4V/4W


terpasang pada sumber tegangan dengan ε = 5 V seperti pada gambar.
a. Hitung daya yang terpakai pada masing-masing lampu
b. Jika L5 putus, hitung daya pada masing-masing lampu
Penyelesaian:
V 2 42
a. R1 = R2 = R3 = = = 8.Ω
P 2
V 2 42
R4 = R5 = = = 4.Ω
P 4
Rek = [(R4 + R5) // R2] + R1 + R3
= (8 Ω // 8 Ω) + 8 Ω + 8 Ω = 20 Ω
ε 5.V
i= = = 0,25. A
Rek 20.Ω

Sehingga: P1 = P3 = i2 R1 = (0,25 A)2 x (8 Ω) = 0,5 W.


Vbc = i2 R2 = i1 (R4 + R5)
atau 8 i2 = 8 i1 → i2 = i1
Mengingat i1 + i2 = i, maka i1 = i2 = 0,125 A
P2 = i22 R2 = (0,125 A)2 (8 Ω) = 0,125 W.
P4 = P5 = i22 R4 = (0,125 A)2 (4 Ω) = 0,0625 W.
b. Jika lampu L5 putus, maka L1, L2, dan L3 terhubung seri dan dialiri arus yang
sama.
Rek = R1 + R2 + R3 = 24 Ω
i = ε/Rek = 5/24 A
P1 = P2 = P3 = i2 R = (5/24 A)2 (8 Ω) = 25/72 W.

Fisika Dasar XVIII-8


Rangkaian Arus Searah

18.3 Hukum Kirchoof dan Analisa Loop


18.3.1 Hukum Kirchoff

Seringkali dijumpai rangkaian listrik yang terdiri atas beberapa rangkaian tertutup
(loop), yang mengandung resistor-resistor saja atau resistor-resistor dan sumber ggl.
Pada umumnya, untuk menyederhanakan suatu rangkaian yang terdiri atas beberapa loop
menjadi satu loop sangat sulit, bahkan kadang-kadang tidak mungkin.

Hukum Kirchoff dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian kompleks tersebut,


yaitu:
1. Hukum titik cabang: Jumlah aljabar arus yang melewati suatu titik cabang suatu
jaringan adalah nol. Dalam bentuk matematik dapat ditulis: ∑ i = 0.
2. Hukum Loop: Jumlah aljabar ggl dalam tiap loop suatu jaringan sama dengan jumlah
aljabar hasil kali arus dan hambatan dalam loop yang sama. Dalam bentuk
matematik dapat ditulis: ∑ ε = i R.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum titik cabang ini tidak lain adalah
hukum kekekalan muatan, artinya berapapun muatan yang masuk pada suatu titik dalam
suatu rangkaian harus meninggalkan titik tersebut, sebab muatan tidak dapat tertimbun
pada suatu titik. Sedangkan hukum loop merupakan pernyataan tentang kekekalan
energi, artinya muatan yang bergerak mengelilingi suatu loop, harus memperoleh energi
yang sama besar dengan energi yang hilang. Energi dapat berkurang dalam bentuk
berkurangnya potensial (-i R) ketika melintasi resistor atau sebagai akibat dari
pembalikan arus ketika melalui sumber ggl.

Untuk penerapan hukum Kirchoff dapat dianalisa rangkaian pada Gambar 18.5 di bawah
ini:
R1 i1 a i2 R2
i3
ε1 R3 ε2
1 2
r1 ε3, r3 r2
i1 i1 i3 i2 i2
R4 b R5
Gambar 18.5 Rangkaian kompleks dengan analisa titik cabang

Fisika Dasar XVIII-9


Rangkaian Arus Searah

Arus yang melalui masing-masing baterai dapat ditentukan dengan Hukum Kirchoff.
Penyelesaian:
Titik cabang a: ∑ i = 0,
→ (+ i1) + (+ i2) + (- i3) = 0, atau i1 + i2 – i3 = 0 .......... (1)
Loop 1: ∑ ε = ∑ i R
(+ ε1) + (- ε3) = (+ i1) (R4 + r1 + R1) + (+ i3) (R3 + r3) atau
ε1 - ε3 = i1 (R4 + r1 + R1) + i3 (R3 + r3) ............................. (2)
Loop 2: ∑ ε = ∑ i R
(+ε2) + (-ε3) = (+i2) (R5 + R2 + r2) + (+i3) (R3 + r3), atau
ε2 - ε3 = i2 (R5 + R2 + r2) + (+i3) (R3 + r3) .......................... (3)
Dari persamaan (1), (2), dan (3), harga-harga i1, i2, dan i3 dapat dihitung. Bila harganya
negatif, berarti arah yang kita ambil (tetapkan) terbalik karena arah arus yang diambil
sebarang.

8.3.2 Analisa Loop

Dalam metode analisa Loop, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
• Arah loop ditentukan secara sembarang.
• Arus dalam loop mempunyai harga yang sama, tetapi berlainan untuk loop yang lain.
• Arus pada bagian loop antara dua titik cabang diberi nama dan digunakan sebagai
variabel.
• Tanda ggl positif bila searah dengan arah loop dan negatif bila berlawanan dengan
arah loop.
Untuk lebih jelasnya rangkaian pada Gambar 18.6 dapat dianalisa dengan menggunakan
analisa loop sebagai berikut:
R1 a R2

ε1 R3 ε2
I1 I2
r1 ε3, r3 r2

R4 b R5

Fisika Dasar XVIII-10


Rangkaian Arus Searah

Gambar 18.6 Rangkaian kompleks dengan analisa loop

Loop 1: ∑ ε = ∑ i R
(+ε1) + (-ε3) = I1 (R4 + r1 + R1 + R3 + r3) + (+I2) (R3 + r3), atau
ε1 - ε3 = I1 (R4 + r1 + R1 + R3 + r3) + I2 (R3 + r3) ........................... (1)
Loop 2: ∑ ε = ∑ i R
(+ε2) + (-ε3) = I2 (R5 + r2 + R2 + R3 + r3) + (+I1) (R3 + r3), atau
ε2 - ε3 = I2 (R5 + r2 + R2 + R3 + r3) + I1 (R3 + r3), ...................... (2)

Dari persamaan-persamaan (1) dan (2), harga-harga I 1 dan I2 dapat dihitung. Maka arus
yang melewati baterai 1 adalah I1, yang melewati baterai 2 adalah I2, dan yang melewati
baterai 3 adalah I1 + I2. Bila harga-harga negatif, berarti arah yang benar adalah
sebaliknya. Jadi: i1 = I1, i2 = I2, dan i3 = I1 + I2.

Contoh :

5. a b c d Diketahui: ε1 = 24 V, r1 = 2 Ω, ε2 = 6 V, r2 = 1 Ω,
ε1, r1 R1 ε2, r2 R1 = 1 Ω, R2 = 5 Ω, dan R3 = 3 Ω.
Tentukanlah: a. Kuat arus i
R2 R3 b. Tegangan jepit Vac
Penyelesaian:
a. ∑ ε = ∑ i R
ε1 + ε2 = i1 (R1 + R2 + R3 + r1 + r2)
24 + 6 = i1 (1 + 5 + 3 + 2 + 1) → i1 = 30/2 = 2,5 Ampere.
b. Vac = ∑ i R - ∑ ε
= -i (r1 + R1) – (-ε1)
= -2,5 (2 + 1) + 24 = -7,5 + 24 = 16,5 Volt.

6. ε3 R2 ε1 Diketahui: ε1 = 20 V, ε2 = 18 V, ε3 = 7 V,
r3 ε2 r1 r1 = r2 = r3 = 1 Ω, R1 = 6 Ω, R2 = 4 Ω, R3 = 2 Ω
R3 r2 R1 Hitunglah:

Fisika Dasar XVIII-11


Rangkaian Arus Searah

a. Arus yang melalui masing-masing baterai dengan cara analisa Hukum Kirchoff.
b. Arus yang melalui masing-masing baterai dengan cara analisa loop.
Peneyelesaian:
a. Titik cabang a: ∑ i = 0 → i1 + i2 – i3 = 0 ........................................... (1)
i3 a i1
. ε3 i2 R2 ε1 Loop 1: ∑ ε = ∑ i R
r3 2 ε2 1 r1 ε1 - ε2 = i1 (R1 + r1) – i2 (R2 + r2)
R3 r2 R1 20 – 18 = i1 (6 + 1) – i2 (4 + 1)
b 2 = 7 i1 – 5 i2 ...................... (2)
Loop 2: ∑ ε = ∑ i R
ε2 - ε3 = i2 (r2 + R2) + i3 (r3 + R3)
18 – 7 = i2 (1 + 4) + i3 (1 + 2) → 11 = 5 i2 + 3 i3 .............................. (3)
Dari persamaan (1) dan (3) diperoleh:
11 = 5 i2 + 3 (i1 + i2) → 11 = 3 i1 + 8 i2 ........................................... (4)
Persamaan (2) kali (8) → 16 = 56 i1 – 40 i2
Persamaan (4) kali (5) → 55 = 15 i1 + 40 i2
77 = 71 i1 → i1 = 1 A
Dari persamaan (4) diperoleh: 11 = 3 (1) + 8 i2 → i2 = 1 A.
Dari persamaan (1) diperoleh: 1 + 1 – i3 = 0 → i3 = 2 A.
Jadi arus yang melalui baterai-baterai ε1, ε2 dan ε3 masing-masing adalah:
i1 = 1 A, i2 = 1 A dan i3 = 2 A.

b. ε3 R2 ε1 Loop 1: ∑ ε = ∑ i R
r3 I ε2 I r1 ε1 - ε2 = I1 (R1 + r1 + R2 + r2) – I2 (R2 + r2)
2 1
R3 r2 R1 20 – 18 = I1 (6 + 1 + 4 + 1) – I2 (1 + 4)

2 = 12 I1 – 5 I2 ............................. (1)
Loop 2: ∑ ε = ∑ i R
ε2 - ε3 = I2 (r2 + R2 + r3 + R3) – I1 (R2 + r2)
18 – 7 = I2 (1 + 4 + 1 + 2) – I1 (4 + 1)
11 = 8 I2 – 5 I1 .......................................................................... (2)
Persamaan (1) kali (8) → 16 = 96 I1 – 40 I2

Fisika Dasar XVIII-12


Rangkaian Arus Searah

Persamaan (2) kali (5) → 55 = -25 I1 + 40 I2


71 = 71 I1 → I1 = 1 A
Dari persamaan (1) diperoleh: 2 = 12 – 5 I2 → I2 = 2 A
Jadi arus yang melalui baterai ε1 adalah I1 = 1 A, yang melalui baterai ε3 adalah I2 = 2
A, dan yang melalui baterai ε2 adalah I = I2 – I1 = 2 A – 1 A = 1 A.

7. 7Ω 11 Ω Dari data-data pada gambar, hitunglah:


α ε1 2Ω 15V, 1A a. Besar ε1
I1 I2
r1 B b. Besar VBD
A 4Ω B 10V,1Ω C
I3

ε1 1Ω D 6Ω r1 = r 2 = r 3 = 1 Ω

Penyelesaian:
a. Loop 1: ∑ ε = ∑ i R
ε1 = I1 (1 + 7 + 2 + 4) – I2 (2) – I3 (4)
ε1 = 2 (14) – 2 (2) – 1 (4) = 20 V,
karena dari loop 2: ∑ ε = ∑ i R memberikan
15 + 10 = I2 (1 + 1 + 2 + 11) – I1 (2) – I3 (1) atau I2 = 2 A
b. VBD = ∑ i R - ∑ ε = (I3 – I2) (1) + I3 (6) – (-10)
VBD = (1 – 2) (1) + 1 (6) + 10 = 15 V.

Soal-soal Latihan

1. Tunjukkan bahwa daya listrik maksimum yang terpakai pada hambatan beban terjadi
jika hambatan beban sama dengan hambatan dalam sumber tegangan.
Kunci: Pmax pada R = r

2. 12V, 1Ω Dari data-data pada gambar, hitunglah:


2Ω 1Ω a. VAB
A B b. Arus yang melalui baterai 12 volt, bila A dan B
10V, 1Ω 3 Ω dihubungkan.

Fisika Dasar XVIII-13


Rangkaian Arus Searah

2Ω 2Ω Kunci: a. VAB = 2/9 volt


8V 1Ω b. i = 13/28 ampere

MODUL BAB XVIII RANGKAIAN ARUS SEARAH


NAMA :
NIM :

1. Lima buah resistor masing-masing R1 = 8 Ω, R2 = 4 Ω, R3 = 2 Ω, R4 = 4 Ω, dan R5 =


3 Ω, dirangkai seperti pada Gambar
i R1 R2 i2 R5
a b i1 R3 R4 c

a. Hitung tahanan ekivalen rangkaian


b. Hitung i, i1 dan i2, jika Vac = 42 volt.
Kunci:
a. Rek = 14 Ω
b. i = 3 A, i1 = 1 A, dan i2 2 A.

Fisika Dasar XVIII-14


Rangkaian Arus Searah

MODUL BAB XVIII RANGKAIAN ARUS SEARAH


NAMA :
NIM :

2. Sebuah rangkaian listrik seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:


ε 1 r1 R3 Diketahui: ε1 = 10 V, ε3 = 5 V, I1 = 2 A, I2 = 1 A,
I1 I2 r1 = r2 = r3 = r4 = 1 Ω,
R1 R2 ε3 ε4 r4 R1 = 1 Ω, R2 = R3 = R4 = 2 Ω.
ε2 r2 r3 R4 Hitunglah: a. ε2, b. ε4, c. Arus pada R2.

Kunci: a. ε2 = - 4 volt, b. ε4 = - 3 volt c. I3 = 1 ampere.

Fisika Dasar XVIII-15


Rangkaian Arus Searah

MODUL BAB XVIII RANGKAIAN ARUS SEARAH


NAMA :
NIM :

3. Diketahui: ε1 = 24 V, r1 = 2 Ω, ε2 = 6 V, r2 = 1 Ω, R1 = 1 Ω, R2 = 5 Ω, dan R3 = 3 Ω.
a b R1 c d
ε1 r1 ε2 r2

R2 R3
Tentukanlah:
a. Kuat arus i b. Va, Vb, Vc, dan Vd.
c. Berapa tegangan jepit Vab dan Vcd d. Vad.
Kunci:
a. i = 1,5 A.
b. b.Va = 7,5 V, Vb = -13,5 V, Vc = -12 V, dan Vd = -4,5 V.
c. Vab = 21 V & Vcd = -7,5 V. c.Vad = 12 V.

Fisika Dasar XVIII-16


Rangkaian Arus Searah

MODUL BAB XVIII RANGKAIAN ARUS SEARAH


NAMA :
NIM :

4. Diketahui: R1 = 2 Ω, R2 = 6 Ω, dan R3 = 4 Ω, kuat arus yang melalui R3 adalah 4


ampere.
R1 R1 R1 R1 R1 R1
A
R2 R2 R3
B
R1 R1 R1 R1 R1 R1
Tentukan:
a. Hambatan pengganti antara titik A dan B (RAB)
b. Beda potensial antara titik A dan B (VAB).
Kunci:
a. RAB = 8 Ω
b. VAB = 186,7 Volt.

Fisika Dasar XVIII-17

Anda mungkin juga menyukai