Sebagian besar pada bab ini menentukan perhitugan – perhitungan. Bagian terpenting dalam
perhitungan ini adalah penggunaan hukum Ohm. Bagian ini pula dapat dikembangkan untuk
menentukan daya dan energinya . Oleh karena itu, rumusan – rumusan ketiga variabel diatas
hendaklah dapat dipahami dengan seksama dan cermat.
Tujuan Intruksional Khusus
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat:
Sebelum memahami materi ini, dilakukan kemampuan awal dengan diberi penjelasan definisi
hukum-hukum dasar dan hubungannya dengan tegangan dan arus serta pentingnya
penggunaan satuan dan besarannya melalui pertanyaan atau tes tulis atau diskusi dengan
kelompok.
Pentingnya Mempelajari Bab ini:
Seperti hukum Ohm berguna untuk menghitung kapasitas kuat arus pada beban R jika diberi
tegangan, hukum Kirchoff dapat menentukan arus total jika ada suatu beban dirangkai
paralel, teori pembagi arus dapat digunakan untuk menyelesaiakan analisa rangkaian yang
tidak dapat di cari seri paralelnya.
A. Hukum Ohm
1. Hukum Ohm
Jika resistansi memerlukan tegangan diantara kutup-kutupnya berbanding lurus dengan
arus yang melaluinya, maka tegangan diberikan oleh :
V = R.I volt 2-1
Dimana i adalah arus dalam amper. Konstanta pembandingnya adalah R dan dalam SI
dinyatakan dalam Ohm ().
V 16volt
I 8amper
R 2ohm
Selanjutnya tegangan solder yang mempunyai resistansi 80 ohm , jika arus 1,5 A adalah:
V = I.R = 1,5 . 80 = 120 volt
Kemudian resistansi lampu yang mempunyai tegangan 120 v dan arus yang melalui 0,4 A
yakni:
B. HUKUM KIRCHOFF
1. Hukum Kirchhoff Arus
Jika dua lebih elemen rangkaian dihubungkan hasilnya adalah suatu sambungan yang
dinamakan simpul (node). Sambungan antara dua elemen dinamakan simpul sederhana dan
disini tidak terjadi pembagian arus. Sambungan dari tiga atau lebih dinamakan simpul utama,
dan disini terjadi pembagian arus. Hukum Kirchhoff arus :
Jumlah aljabar semua arus yang menuju ke suatu titik hubung adalah sama dengan
nol. Atau jumlah arus yang menuju suatu titik sama dengan arus yang meninggalkan
titik hubung.
Secara matematis ditulis :
i1 + i2 + i3 + ………………+ In = 0 3-1
i =0
Gambar 2-2 Arus Cabang
Contoh:
Titik 1,2 dan 3 adalah satu note maka
arus IS mengalir ke I1 , I2 dan I3 sehingga
IS = I1 + I2 + IS
V1 = i (R1 + R2 + R3 + R4 )
Oleh karena itu besaran dalam tanda kurung itu dapat diganti oleh suatu resistansi setara yaitu
:
Rs = R1 + R2 + R3 + R4
Sehingga persamaan ini dapat disederhanakan menjadi:
V
V1 i.Rs atau i 3-3
Rtotal
Secara umum, jika terdapat n buah resistansi yang dihubungkan seri dalam suatu rangkaian,
rangkaian seri setaranya diperoleh dengan menjumlahkan masing-masing resistansi dalam
rangkaian itu, secara matematika dapat ditulis sebagai:
Rs = R1 + R2 + ………………+ Rn = R 3-4
Hukum Kirchhoff untuk arus menyatakan bahwa arus yang memasuki sebuah simpul sama
dengan jumlah arus yang meninggalkannya. Dinyatakan dalam bentuk persamaan kita
dapatkan.
i = i1 + i2 +i3
Tetapi menurut hukum Ohm yang berhubungan dengan masing-masing resistansi itu,
persamaan itu dapat ditulis kembali dalam bentuk
Vs Vs Vs
i
R1 R2 R3
Kembali dengan mengumpulkan variabel-variabel yang sama, yang dalam hal ini adalah
tegangan Vs , kita dapatkan
1 1 1 V
i Vs( ) atau i s 3-5
R1 R2 R3 RP
Pernyataan dalam tanda kurung itu dapat digantikan oleh suatu besaran setara yang
didefinisikan sebagai
1 1 1 1
Rp R1 R2 R3
dimana Rp menyatakan resistansi setara kombinasi paralel. Rumusan umum untuk prosedur
diatas menyatakan bahwa resistansi setara n buah resistansi yang dihubungkan paralel sama
dengan jumlah kebalikan masing-masing resistansi itu. Dinyatakan dalam bentuk persamaan
menjadi:
1 1 1 1 1
...... 3-6
Rp R1 R2 Rn R
Jika dua resistansi diparalel seperti pada gambar 3-5 maka persamaan diatas dapat dinyatakan
dalam bentuk :
R1 R2
RP 3-7
R1 R2
Tetapi menurut hukum Kirchhoff untuk tegangan menyatakan bahwa kedua tegangan
itu harus dijumlahkan agar sama dengan tegangan sumber .
Vs = V1 + V2
Hal ini tegangan awal kapaisitor sama dengan nol
1 1
C1 C2
V1 i.dt dan V2 i.dt
Rumus umum untuk kapasitansi setara n buah kapasitansi yang dihubungkan seri adalah
1 1 1 1 1
........... 3-10
Cs C1 C 2 Cn C
Ls = L1 + L2 + ............+ Ln = L 3-14
1 1
L1 L2
i1 Vs.dt i2 Vs.dt
dimana
1 1 1 L1 .L2
Lp
Lp L1 L2 L1 L2
2. Rangkaian dari Y ke
Dari rangkaian berbentuk Y disederhanakan menjadi maka diperoleh Ra, Rb dan Rc
dengan melihat gambar 3-11 (panah ke kiri) dengan panah ke kiri hasilnya adalah:
R1 R2 R2 R3 R3 R1
Ra
R1
R1 R2 R2 R3 R3 R1
Rb 3-18
R2
R1 R2 R2 R3 R3 R
.Rc
R3
D. PEMBAGI TEGANGAN DAN ARUS
1. Pembagi Tegangan
Seperangkat resistor terhubung seri seperti yang ditunjukkan pada gambar 3-12
disebut sebagai pembagi tegangan (voltage divider). Apabila arus I mengalir dalam
rangkaian seri maka tegangan V yang melintasi pada masing-masing tahanan adalah
Gambar 2-13 Rangkaian Pembagi Tegangan
Vsumber V1 R1
V1 xVsumber
Rtotal R1 R1 R2
3-19
Vsumber V2 R2
V2 xVsumber
Rtotal R2 R1 R2
2. Pembagi Arus
Dalam banyak cara penggunaan perlu kita tentukan bagaimana arus I yang mengalir
dari catu membagi diri diantara cabang-cabang yang berhubungan paralel. Maka suatu
susunan paralel resistor seperti ditunjukkan gambar 3-13 menghasilkan pembagi arus. Ratio
arus cabang i1 terhadap arus total I menunjukkan operasi pembagi tersebut.
Gambar 2-14 Rangkaian Pembagi Arus
Gambar 2-15
Rangkaian Setara Sumber
E. RANGKUMAN
1. Hukum Ohm menyatakan tegangan V berbanding lurus dengan arus dan beban R atau
arusnya berbanding terbalik dengan beban R.
2. Hukum Kirchoff ada dua yaitu Kirchoff arus dan Kirchoff tegangan:
- Khirchoff arus yaitu jumlah arus yang masuk ke cabang sama dengan jumalah arus
yang keluar cabang.
- Kirchoof tegangan yaitu jumlah aljabar sumber tegangan sama dengan jumalah drop
(tegangan jatuh) tegangan pada masing-masing beban.
3. Pada rangkaian seri dimana Arus mengalir dalam masing-masing unsur atau sumber
yang dihubungkan secara berurutan itu sama.
Nilai total dari unsur-unsur R1, R2 dan R3 yang dihubungkan seri adalah dijumlahkan
langsung
Contoh : Rtotal = 2 + 8 + 10 = 20
Nilai total dari unsur – unsur R1, R2 dan R3 dihubungkan parallel adalah sebagai berikut
Contoh: 1/Rtotal = ½ +1/8 + 1/10
4. Jika nilai total dari unsur-unsur R1, R2, R3 dan R4 dihubungkan seri paralel maka sebaiknya di
cari terlebih dari sisi kanan dari sumbernya.
Contoh: langkahnya:
1. R3 // R4 terlebih dahulu
2. R1 + (hasil parallel R3 // R4) + R2
5. Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis ternyata bukan
merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah kita pelajari sebelumnya, maka
jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau bintang atau rangkaian tipe Y,
ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe ∆, maka diperlukan
transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya.
F. LATIHAN
1. Soal -soal
a. Jika bola lampu pijar 40W/250V, memiliki tahanan R =
1560
I = V / R = 250 / 1560 = 0,160 A = 160 mA
b. Lihat gambar dibawah ini
1 1 1 1 1 6 3 2 11 1 11
11 x RT = 1 x 12
RT 2 4 6 RT 12 12 RT 12
12 VS 12
RT 1,09 IT 11A
11 RT 1,09
d. Lihat gambar dibawah ini
Tentukan I4 dengan menggunakan hukum
Kirchoff arus.
I1+ I3 = I2 + I4
2 + 5 = 4 + I4
I4 = 5 + 2 – 4 = 3 Amper
e. Dua buah resistor dihubungkan seri masing-masing R1= 120 dan R2 = 220 di
supply dengan tegangan 6 volt. Tentukan Voltage devider .
Penyelesaian:
V1 = (120) / (120+220) x 6 = 2,12 Volt
V2 = (220) / (120+220) x 6 = 3,88 Volt
2. Tugas
a. Arus mengalir dalam suatu rangkain 0,128 A dan resistansinya 330. Tentukan
tegangannya.
b. Tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian adalah 20V dan arus yang besarnya
120 mA.
c. Tegangan sebesar 250 V diberikan pada sebuah resistor 56. Hitunglah arus yang
mengalir.
d. Resistor 0,412 , 1,336 dan 0,678 , dalam hubungan seri carilah resistansi
seluruhnya.
e. Carilah nilai sebuah resistor bila dihubungkan secara seri dengan resistor 220 akan
menghasilkan resistansi menyeluruh 550.
f. Resistor terdiri dari 1K, 1,2, 560 dan 330 dihubungkan paralel. Hitunglah
Rekivalen dan buatkan diagram rangkaiannya.
g. Hitunglah nilai resistor bila dihubungkan paralel dengan resistor 120 akan
menghasilkan resistansi ekivalennya 560.
h. Diagram rangkaian seperti dibawah ini, tentukan Rek dan arus yang mengalir dalam
rangkaian.
i. Tiga resistor masing-masing 100, 200, 300 dihubungkan secara seri dengan catu
DC 600 V. Hitunglah :
- beda tegangan pada tiap resistor .
- arus di dalam rangkaian
- daya yang dikonsumsi oleh 200 .
j. Tentukan:
Arus pada R2 dan R3
Tegangan pada R2 dan R3
Daya pada R2 dan R3
k. Hitung kapasintasi ekivalen dari keempat seperti pada gambar dibawah ini
m. Sebuah kapasitor 25F mempeunyai muatan awal 2,5 C. Dalam selang waktu 0t
1 s dan i = 5 x 106t -5 A
Hitung tegangan pada t = 0,5 s dan t = 0,9 s
n. Ubahlah pernyataan sumber tegangan menjadi suatu sumber arus yang setara jika Vs =
10 Volt diseri dengan Rs = 220
o. Ubahlah sumber arus manjadi sumber tegangan dimana Ish = 2 A dan R = 4
p. Tentukan Rtotal , Itotal dan Arus yang melewati R1
q. Tentukan Rekivalennya
r. Tiga resistor masing-masing 120, 330, 1K dihubungkan secara seri dengan catu
DC 250 V. Hitunglah :
a. beda tegangan pada tiap resistor .
b. arus di dalam rangkaian
c. daya yang dikonsumsi oleh 330 .
G. EKSPERIMEN
a. Eksperimen Hukum Ohm
Pada gambar a pengukuran tegangan pada tahanan R dikenal dengan VR atau juga disebut
tegangan jatuh (Voltage drop), misalnya nilai tahanan R = 100 dan tegangan sumber V S = 8
Volt secara teori karena bebannya hanya satu R saja maka drop tegangan = tegangan sumber
Gambar a: Sumber seri dengan bebannya Gambar b: Sumber paralel dengan bebannya
H. RUJUKAN
1. Budiono Mismail. Rangkaian Listrik 1. Universitas Brawijaya Malang. Hal. 52
sampai dengan 59
2. Mohamad Ramdhani. 2002. Rangkaian Listrik. Erlangga Jakarta. Hal. 12 sampai
dengan 15.
3. Joseph A. Edminister, M.S.E, 1997. Rangkaian Listrik. Seri Buku Schaum, Teori
dan Soal-soal. Erlangga Jakarta. Hal. 5 sampai dengan 10