BAB 1
Kompensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
Mengetahui komponen – komponen yang dipergunakan dalam rangkaian
pengaturan dengan kontaktor.
Memahami cara kerja dan fungsi komponen – komponen pengaturan tersebut.
Sistem pengaturan yang selanjutnya kita sebut system kontrol yang akan
dibahas pada buku ini adalah system kontrol instalasi tenaga listrik dengan
menggunakan kontaktor atau magnetic kontaktor.
Menurut pasal 5.5.7.1 PUIL 2000, yang dimaksud dengan kontrol disini adalah
sarana yang mengatur tenaga listrik, dengan cara yang sudah ditentukan, yang
dialirkan ke motor. Ke dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk
mengasut dan menghentikan motor.
Untuk membuat rangkaian kontrol yang memenuhi syarat tertentu, maka
diperlukan beberapa komponen kontrol.
Dalam suatu system, komponen-komponen tersebut saling bekerjasama untuk
menghasilkan suatu aksi kerja sesuai dengan sistem kontrol yang direncanakan.
Apabila dalam satu unit rangkaian kontrol ada satu komponen yang tidak berfungsi
dengan normal, maka aksi atau kerja yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan
deskripsi kerja yang diinginkan. Untuk merancang satu rangkaian kontrol secara
lengkap maka diperlukan komponen-komponen yang berfungsi sebagai : pengaman,
komponen rangkaian kontrol, dan komponen untuk rangkaian daya.
Komponen-komponen tersebut terdiri dari :
Atau
NO NC
pemutus atau penghubung rangkaian listrik yang satu dengan rangkaian listrik yang
lain pada rating daya kecil.
Dalam pemakaian relay perlu diperhatikan kemampuam kontak-kontaknya terhadap
beban nominal yang melalui kontak-kontaknya tersebut. Selain mampu melewatkan
arus nominal, relay harus dikerjakan pada tegangan yang sesuai agar kontak-
kontaknya dapat berhubungan dengan baik dan tidak timbul bunga api. Tegangan
pada kumparan tidak boleh kurang dari 85 % tegangan nominal dan agar kumparan
tidak cepat rusak, tegangan kumparan tidak boleh lebih dari 10% dari tegangan
nominal.
4 3 5 7 8 9 2
1 6 11 10
Magnetik kontaktor akan bekerja normal bila tegangan mencapai 85 % sampai 110%
dari tegangan kerja. Bila tegangan kerja turun kontaktor akan bergeter atau
tegangan yang terlalu rendah menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dari
kontaktor menjadi berkurang sehingga timbul bunga api pada permukaannya yang
dapat merusakkan kontak-kontaknya.Tegangan yang terlalu tinggi pada kumparan
menyebabkan berkurangnya umur atau sering merusakkan kumparan.
Ukuran dari magnetic kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan tegangan dan
arusnya. Biasanya pada magnetic kontaktor terdapat beberapa kontak-kontak
normal membuka ( NO ) dan normal menutup ( NC ).
Fungsi kontak-kontak dibuat untuk kontak utama yang dugunakan pada rangkaian
power dan kontak bantu yang sering digunakan untuk rangkaian kontrol, seperti
pada gambar berikut :
1 3 5 A1 13 23 31 41
2 4 6 A2 14 24 34 44
Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik
A1
4 3 8 9 5 8
1 11 6 11
A2 NO NC
Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik
A1
220V
0V
A2
3 9 Menutup
Membuka
1 11
4 8
Menutup
Membuka
1 11
t t
Simbol dari kontak-kontak Relay penunda waktu OFF dapat dilihat pada
gambar 1.7 berikut :
5 8 8 9
A1
57 65 57 65
58 67 58 67
A2 NO NC
A1
220 V
0V
A2
Menutup
57
Membuka
58
65 Menutup
Membuka
66
t t
tanda dengan tegangan kerja 110 Volt atau 220 Volt yang dapat dipasang langsung
pada jala-jala . Lampu neon kecil juga dapat digunakan sebagai lampu tanda, lampu
– lampu tanda ini dipasang paralel dengan peralatan kontrol sehingga, peralatan
dapat beroperasi bila lampu – lampu tersebut putus atau terbakar. Cara
menghubungkan lampu tanda tersebut dapat dilihat pada gambar 1.9.
Fuse
220 V 220 V 6V 6V
220 V
Warna lampu tanda yang sering dipergunakan dalam system kontrol yaitu : merah,
kuning dan hijau. Adapun arti dari masing – masing warna tersebut adalah :
Merah : menyartakan rangkaian dalam kondisi tidak normal sehingga perlu tindakan
pengamanan dan bisa juga rangkaian dalam kondisi OFF.
Kuning : menyatakan rangkaian dalam kondisi yang perlu diwaspadai, dan
Hijau : Menyatan rangkaian dalam kondisi siap atau ON.
yang mana kontak ini dikendaliakn oleh tuas atau mata rantai dari benda apung.
Pada rangkaian pengontrol kontak-kontak ini dihubungkan seri dengan rangkaian
pengontrol motor. Salah satu bentuk dari saklar apung dapat dilihat pada gambar
1.11 berikut ini :
Kontak NO
Kontak NC
( Simbol )
10
Kontak NO
Kontak NC
11
Kontak NO
Kontak NC
12
Keterangan :
Pemutar
Plat depan dengan symbol pengoperasian
Mekanis yang berputar yang menentukan
langkah putaran
Elemen-elemen kontak
Relay thermal overload / beban lebih ( gambar 1.15 ) adalah suatu relay yang
bekerja berdasarkan panas atau temperatur yang ditimbulkan oleh arus yang
mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal.Dari sifat kelengkungan bimetal
yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus
rangkaian listrik. Jadi jika beban lebih terjadi, panas yang dihasilkan menyebabkan
seperangkat kontak membuka, memutuskan rangkaian. Perlengkapan thermal
overload antara lain reset mekanik yang berfungsi untuk mengembalikan kedudukan
kontak pada posisi semula. Pengaturan batas arus trip bila terjadi beban lebih. Arus
setting ( batas arus ) sebagai suatu fungsi dari harga suatu arus pada pemanasnya.
.
Kontak NO
Pemanas OL
Kontak NC
Rangkuman
Gambar 1.15 Relay Thermal Overload (Beban Lebih )
13
Tombol tekan adalah saklar mekanik yang bekerja menghubung / memutuskan arus
listrik sesaat, sehingga pemakaiannya lebih banyak dalam pengontrolan motor-
motor yang menggunakan saklar elektromagnetik sebagai saklar utamanya.
Kontaktor maupun relay adalah saklar yang bekerja atau digerakkan oleh gaya
magnet. Perbedaan kontaktor dengan reley, adalah kontaktor mempunyai
kemampuan menghantar arus lebih besar dari relay.
Relay penunda waktu OFF ( OFF Delay Relay ) adalah saklar yang bekerjanya
berdasarkan magnet, yang reaksi kontaknya tertunda saat OFF.
Saklar apung adalah saklar yang dipergunakan untuk mengontrol ketinggian cairan..
Kontak-kontaknya digerakkan oleh tuas atau mata rantai dari benda apung.
Saklar aliran ( Flow Switch ) adalah saklar yang digunakan untuk mengontrol
tekanan cairan. Kontak-kontaknya dioperasikan dengan tekanan cairan ( udara )
melalui pipa penghubung.
Saklar batas ( Limit switch ) adalah saklar yang dioperasikan secara mekanis,
dimana kontak-kontaknya diaktifkan dengan obyek misalnya cam. Sering digunakan
untuk starting, stopping dan pembalikan putaran motor.
Saklar pilih ( selektoor Switch ) adalah tipe saklar yang digerakkan secara manual,
mempunyai dua posisi atau lebih dan sering digunakan untuk rangkaian utama pada
rangkaian kontrol.
Relay Thermal Overload ( beban lebih ) adalah relay yang bekerja berdasarkan
panas yang ditimbulkan oleh arus akibat beban lebih yang mengalir melalui elemen
14
Soal Latihan
15
BAB 2
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
Memilih komponen sesuai dengan kebutuhan rangkaian .
Membuat rangkaian – rangkaian pengaturan dasar dengan kontaktor .
Menjelaskan cara kerja rangkaian – rangkaian dasar tersebut.
Dapat merancang atau menterjemahkan deskripsi kedalam bentuk rangkaian
pengaturan .
16
Beban akan mendapat supply secara terus – menerus pada saat kontaktor atau
relay bekerja. Di bawah ini diperlihatkan gambar diagram rangkaian dari system
pengaturan terbuka dan tertutup.
1 2 3 1 2 3
P P
SO SO
SI K1 K1 SI K1 K1
K1 K1
H3 H3
N N
NO NC NO NC
2 3 2
3
Gambar 2.1 Diagram Rangkaian Tertutup Gambar 2.2 Diagram Rangkaian Terbuka
17
penekanan tombol tekan tidak mempengaruhi kerja kontaktor. Tetapi perlu juga
diperhatikan bahwa pemberian impuls tegangan pada kumparan kontaktor tidak
boleh kurang dari batas waktu minimum yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya,
hingga kontaktor dapat bekerja. Untuk mematikan kontaktor hanya dapat dilakukan
dengan memutuskan rangkaian suplai atau dengan menekan tombol tekan NC yang
diseri dengan kontak NO dan kumparan kontaktor. Rangkaian ini merupakan
rangkaian yang sangat sederhana dan sangat banyak dipergunakan. Salah satu
pemakaian rangkaian ini adalah untuk kontrol motor yang dihubungkan langsung
pada jaringan /DOL (Direct On Line).Gambar rangkaiannya dapat dilihat pada Bab 3.
Gambar rangkaian pengaturan operasi self maintained diperlihatkan pada Gb. 2.3.
1 2 3 1 2 3
P P
SO SO
SI K1 K1 K1 SI K1
K1 K1
H3 H3
N N
NO NC NO NC
2 1
3 ( a ) Prioritas OFF 3 ( b ) Prioritas ON
18
a) Rangkaian OR ON kontrol.
b) Rangkaian OR OFF kontrol.
c) Rangkaian AND ON kontrol.
d) Rangkaian AND OFF kontrol.
a) Rangkaian OR ON kontrol.
Rangkaian OR ON kontrol adalah suatu system pengaturan dimana kontaktor
dapat dioperasikan dari beberapa tempat yang terpisah. Dalam hal ini beberapa
tombol tekan NO diparalel dengan kontak NO dari kontaktor. Dengan menekan
salah satu tombol tekan NO sesat kontaktor akan bekerja terus menerus, sedangkan
untuk mematikan kontaktor dapat dilakukan dengan menekan tombol tekan NC
yang dipasang seri dengan kumpasaran kontaktor. Gambar rangkaiannya adalah
sebagai berikut :
1 2 3 4 5
SO1
S1 S2 S3 K1 K1
K1
H5
NO NC
4
5
19
1 2 3 4 5
P
SO2 SO3
SO1
K1
S1 K1
H5
K1
NO NC
2
5
Contoh
Dalam suatu ruang Lab Teknik Elektro terdiri dari beberapa meja tempat mahasiswa
melakukan praktek. Apabila saat melakukan praktek terjadi troble pada salah satu
meja maka untuk tindakan keamanan praktikan dapat menekan tombol tekan yang
ada pada meja tersebut, sehingga line akan terputus. Buat rangkaian kontrolnya !
20
Penyelesaian.
Gambar rangkaian kontrol dari deskripsi diatas adalah sebagai berikut :
1 2 3 4 5
P
R S T
SO2 SO3
SO1
MCB
K1
S1 K1
K1
H5
K1 merah
N
Line ke masing-
NO NC masing meja
2 Keterngan
5 SO1 dipasang pada meja 1, SO2 pada meja 2 …dst
Bila terjadi troble pada meja 1 cukup menekan SO1
….dst maka line akan terpitus, yang diputuskan oleh
K1. Untuk meng On kan kembali cukup menekan S1.
21
1 2 3 4
P
S1
SI
K1
SIa K1
H5
K1
N
NO NC
2
4
22
1 2 3 4
P
S1 S2
S1a K1 K1
K1
H4
NO NC
2
4
23
1 2 3 4 5 6
P
SO
SI K1 S3 K3
K1 K3
K1
K1 K3 H5 H6
NO NC NO NC
2 4
3 6
5
Contoh
Buat diagram rangkaian kontrol suatu ruang pengering, yang terdiri dari :
Sebuar pemanas listrik, kipas angin atau Ventilator 1 phasa untuk menghembuskan
udara panas yang dihasilkan oleh pemanas. Sebelum kipas ON pemanas tidak
boleh ON, Jadi kipas terlebih dahulu ON baru kemudian pemanas.
Penyelesaian
Gambar rangkaian kontrol deskripsi diatas adalah sebagai berikut :
24
1 2 3 4 5 6
P
SO
SI K1 S3 K3
K1 K3
K1
Kipas
Pemanas
K1 K3
NO NC NO NC
2 4
3 6
5
1 2 3 4 5 6
P
SO K3 SO3
SI K1 S3 K3
K1 K3
K1 K3 H5 H6
NO NC NO NC
2 4 Gambar 2.10 Pengaturan Kontaktor Secara
5 6 Berurutan OFF
25
1 2 3 4 5 6
P
SO
SI K1 S3 K3
K1 K3
K3 K1
K1 K3 H5 H6
NO NC NO NC
2 3 4 1
. 5 6
26
b. Type Cepat
Pada pengaturan interlocking bersama type cepat sedikit berbeda dengan
interlocking type lambat, yaitu pada type lambat untuk meng ON kan salah satu
kontaktor, kontaktor lain harus dalam keadaan OFF dengan kata lain tidak ada
kontaktor dalam keadaan ON. Tetapi pada type cepat untuk meng ON kan salah
satu kontaktor tidak perlu meng OFF kan kontaktor yang sedang ON. Lihat gambar
2.12 untuk meng ON kan K3 misalkan K1 dalam keadaan ON tinggal menekan S3
tidak perlu meng OFF kan K1 terlebih dahulu, begitu tekan S3 K1 langsung OFF
karena supplai tegangan ke koil K1 dibuka oleh kontak NC S3 kemudian K3 ON, dan
sebaliknya.
1 2 3 4 5 6
P
SO
SI K1 S3 K3
K1 K3
H5 H6
K3 K1
K1 K3
NO NC NO NC
2 3 4 1
5 6
27
Rangkuman
Rangkaian OR OFF kontrol : rangkaian kontrol yang dapat di OFF kan dari beberapa
tempat. Beberapa tombol tekan NC dipasang seri , kemudian diseri dengan NO
tombol tekan dan kontak NO kontaktor.
Rangkaian AND OFF kontrol : Rangkaian dimana untuk meng OFF kan rangkaian
harus menekan beberapa tombol tekan NC. Dalam rangkaian ini beberapa tombol
tekan NC diparalel kemudian diseri dengan NO tombol tekan dan NO kontaktor.
28
Latihan soal
1. Apa perbedaan rangkaian tertutup dengan rangkaian terbuka ?
2. Apa perbedaan rangkaian prioritas ON dengan prioritas OFF ?
3. Buat dan Jelaskan cara kerja rangkaian :
- OR ON kontrol
- OR OFF kontrol
- AND ON kontrol
- AND OFF kontrol
4. Buat dan jelaskan pula cara kerja rangkaian :
- Secara berurutan ( berurutan ON dan berurutan OFF ).
- Interlocking bersama ( type lambat dan type cepat ).
29
5. Sebuah motor pompa 1 phasa diharapkan dapat dioperasikan dari dua ruang
operator yaitu ruang A dan ruang B. Pompa dapat dihidup matikan dari ruang A
maupun dari ruang B. Saat pompa bekerja ditandai dengan menyalanya lampu
indicator warna hijau dan saat tidak bekerja titandai dengan menyalanya lampu
indicator warna merah. Kedua lampu indicator diletakkan diluar ruangan .
Rencanakan kontrol pompa tersebut sehingga dapat bekerja sesuai dengan
deskripsi !
6. PT Jaya Laksana mempercayakan mahasiswa teknik Elektro untuk merancang
kontrol ruang pengering pakaian pada perusahaan pencucian (laundry) yang
mempunyai deskripsi sebagai berikut :
Pada ruang tersebut menggunakan panas buatan berupa filamen yang
dihembuskan dengan 2 buah kipas angin ( Ventilator ). Saat menghidupkan
( meng ON kan ) peralatan tersebut, dengan menekan sekali tombol tekan ON
maka secara otomatis ON secara berurutan mulai dari Ven 1, 10 detik kemudian
Ven 2, 10 detik berikutnya pemanas. Untuk meng OFF kan cukup menekan
tombol OFF sesaat maka semua akan OFF.
Rancanglah sestem pengaturan tersebut hingga dapat bekerja sesuai dengan
deskripsi yang dihapkan !
7. Disuatu bengkel mekanik mempunyai tiga buah mesin bor yang digerakkan oleh
motor listrik satu phasa. Karena keterbatasan daya listrik yang tersedian maka
hanya boleh ON salah satu mesin saja. Kalau mesin 1 sudah ON maka dua
mesin lainnya tidak bisa di ON kan. Untuk meng ON kan mesin yang lainnya
maka mesin yang sedang ON harus di OFF kan terlebih dahulu.
Buat rangkaian kontrol mesin tersebut sesuai dengan deskripsinya !
30
BAB 3
PENGASUTAN DAN PENGATURAN MOTOR – MOTOR
AC 3 FASE.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
Memahami symbol, tanda pengenal dan plat pengenal motor 3 fase.
Memahami prinsip dasar, dengan cara apa motor dapat diasut serta dapat
membuat rangkaian kontrol dan rangkaian daya macam-macam pengasutan
motor tersebut.
Memahami prinsip-prinsip dasar membalik putaran motor 3 fase serta dapat
membuat rangkaian kontrol dan rangkaian dayanya.
Memahami prinsip dasar pengaturan motor dua kecepatan jenis kumparan
terpisah dan dahlander serta dapat membuat rangkaian kontrol dan dayanya.
31
32
W2 U2
U2 V2 W2 V2
W1 V1
33
I II
U2 V2 W2 Kecepatan I Kecepatan II
M Wb Ub
Va Wa
Ub Vb Wb Vb
L3 L2
L3 Ua L1
L1 L2 L3 Wa Vb
Va
Ua Ua Wa Wb Ub
Wb Va Wa
Ub Vb
Va Wa Ua
Vb
L1 L2
34
220V
380V
220V 220V
S
380V
T
R R
380V 380V
380V 380V 380V
380V 380V
S
S
380V
380V
380V T
T
35
127V
220V
127V 127V
S
220V
T
36
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
.
R
S
T
MCB MCB
F1 F6
OL OL
Stop Stop
K3 K8
Start Start
K3 K8
OL OL
K3 K8
N N
U1 V1 U1 V1 W1
W1 NO NC NO NC
U2 V2 W2 3x1 U2 V2 W2 3x6
4 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.1 Pengasutan Langsung pada Jaringan
37
Ketika motor diasut pada tegangan penuh, arus yang ditarik dari line daya umumnya
600% dari arus beban penuh normal. Arus kejut pengasutan yang besar dari motor
besar dapat menyebabkan penurunan tegangan secara besar - besaran. Dan
dengan arus awal yang tinggi, motor juga menghasilkan torsi awal yang lebih tinggi
dibandingkan torsi beban penuh. Pada beberapa aplikasi, torsi awal ini
menyebabkan kerusakan mekanis yang berlebihan. Misalnya pada belt, rantai atau
kopling. Untuk menghindari hal tersebut dipergunakan pengasutan tegangan
dikurangi yang meliputi :
Pengasutan bintang segitiga ( Y / )
Pengasutan tahanan primer ( tahanan asut )
Pengasutan dengan ototransformator
Pengasutan Bintang Segitiga ( Y / )
Pengasutan bintang segitiga ( gambar 3.2 ) dapat digunakan pada motor AC
tiga fase dimana tersedia enam ujung lilitan stator ( seperti plat pengenan no. b ).
Keuntungan utama penggunaan pengasut bintang segitiga adalah tidak adanya
tahanan pengasut atau ototransformator pengasut. Dengan pertama kali penutupan
kontak K7 dan K8 lilitan dihubungkan pada konfigurasi bintang, dimana K7
menghubungkan terminal U1, V1, W1 dengan line dan K8 membintang U2, V2, W2
terminal motor yang hanya memberikan tegangan 58% dari tegangan kerja penuh.
Tegangan penuh diberikan beberapa saat kemudian secara otomatis sesuai
dengan setting waktu K7T dengan menghubungkan motor pada konfigurasi delta
() dengan penutupan kontak K7 & K9 dan pembukaan kontak K8. Dimana K7 tetap
menghubungkan line dengan terminal U1, V1, W1 dengan line (R, S, T) sedangkan
K9 menghubungkan terminal U1, V1, W1 secara berturut–turut dengan W2, U2, V2.
38
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K7 K9 K8
Start
K7
K7T
OL
K9 K8
K7T K8 K9
U1 V1 W1
U2 V2 W2 N
NO NC NO NC NO NC
3x1 8T 3x5 9 3x3 8
8
9T
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
39
40
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K9 K8
Start
K7
Tahanan
Asut K7T
K9 K8
OL K7T K8 K9
N
U1V1 W1
NO NCNO NC NO NC
U2V2 W2 3x1 8T 3x5 9 3x3 8
8
9T
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
41
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K9 K8
Start
K6
Ototransformator K6T
K7 K9 K8
OL
K6T K7 K8 K9
U1 V1 W1 N
NO NCNO NC NO NC NO NC
U2 V2 W2
7 8T 3x3 3x3 9 3x1 8
9T
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
42
43
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K6 K8
Start Start
K6 K8
K8 K6
OL K6 K8
N
U1V1 W1 NO NC NO NC
U2V2W2 3x1 8 3x3 6
7 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.5 Pembalikan putaran motor 3 fase
44
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K6 K8
Start Start
I K6 II K8
OL
K8 K6
K6 K8
U1 V1 W1
I II
U2 V2 W2 N
NO NC NO NC
3x1 8 3x3 6
7 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
U1 V1 W1 U1 V1 W1 U2 V2 W2
I II
U2 V2 W2 Kecepatan I Kecepatan II
45
Wb Ub
Va Wa
Vb
Gambar 3.6.a Hubungan Kumparan Motor
Dahlander konstan HP
L1 L2 L3
Ua
Wb Ub
Va Wa
Vb
Gambar 3.6.b Hubungan Kumparan Motor Dahlander
Konstan HP pada kecepatan rendah.
46
. L3 L2 L3 Ua L1
Wb Vb
Va Wb Ub
Ua Wa
Va Wa
Vb
Ub
L1 L2
Gambar 3.6.c Hubungan Kumparan Motor Dahlander
Konstan HP pada kecepatan tinggi.
Gambar rangkaian kontrol dan dayanya adalah seperti gambar 4.6.c berikut.
Dengan bekerjanya K6 ( kontak utama K6 akan menutup ) melelui penekanan
tombol Start lambat maka motor akan bekerja dengan putaran lambat karena
hubungan kumparan motor dibuat seperti gambar 3.6.b, dimana kontak K6
menghubungkan line dengan terminal motor yaitu : R, S, T, dengan Ua, Va, Wa
terminal motor, sedangkan Ub, Vb, Wb terminal motor terbuka. Antara putaran
rendah dengan putaran tinggi diinterlokc secara lambat olek K6 dan K8. Dengan
demikian untuk pindah dari putaran rendah ke putaran tinggi atau sebaliknya, motor
harus di OFF kan terlebih dahulu melalui penekanan tombol OFF.
Penekanan tombol Start cepat maka K7 dan K8 akan bekerja dan kontak utamanya
akan menutup, maka motor akan bekerja dengan putaran tinggi, karena hubungan
kumparan motor dibuat seperti gambar 3.6.c. Dimana K7 menyatukan / membintang
Ua, Va, Wa terminal motor dan K8 menghubungkan Ub, Vb, Wb terminal motor
dengan line ( R, S, T ).
47
. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K6 K8 K7
Start K6 K8
Lambat Start
Cepat
OL
K8 K6
K6 K7 K8
UbVb Wb
N
Ua Va Wa
NO NC NO NC NO NC
3x1 8 3x4 3x3 6
7 9
. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.6.d Menjalankan motor dua kecepatan jenis dahlander konstan HP
Konstan torsi
Hubungan kumparannya adalah sebagai berikut :
Ua
Wb Ub
Va Wa
Vb
Gambar 3.6.e Hubungan Kumparan Motor
Dahlander konstan torsi
48
T R S
Ua
Wb Ub
Va Wa
Vb
L1 L2 L3
Ua
Wb Ub
Va Wa
Vb
Gambar 3.6.g Hubungan Kumparan Motor Dahlander
Konstan Torsi Putaran tinggi
Gambar rangkaian kontrol dan dayanya adalah seperti gambar 3.6.h. Gambar
rangkaian kontrol sama seperti gambar 3.6.d. Menutupnya K7 dan K8 motor akan
bekerja dengan putaran cepat, karena hubungan kumparan dibuat seperti gambar
3.6.g, dimana K8 menghubungkan Ua,Va, Wa terminal motor dengan line dan K7
menyatukan / membintang Ub, Vb, Wb terminal motor. Menutupnya K6 hubungan
49
kumparan motor dibuat seperti gambar 3.6.f atau motor akan bekerja dengan
putaran rendah, dimana kontak K6 menghubungkan terminal motor Ub, Vb, Wb
dengan line.
.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K8 K6 K7
Start K6 K8
Lambat Start
Cepat
OL
K8 K6
K6 K7 K8
Ua Va Wa
N
UbVb Wb
NO NC NO NC NO NC
3x3 8 3x4 3x1 6
7 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.6.h Menjalankan motor dua kecepatan jenis dahlander konstan torsi
Variable torsi
Hubungan kumparannya adalah sebagai berikut :
50
Ua
Ub
Wb
.
Va Wa
Vb
Gambar 3.6.i Hubungan Kumparan Motor
Dahlander Variable Torsi
Ua
Ub
Wb
Va Wa
Vb
Ub
Wb
Va Wa
Vb
51
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K8 K6 K7
Start K6 K8
Lambat Start
Cepat
OL
K8 K6
K6 K7 K8
Ua Va Wa
N
UbVb Wb
NO NC NO NC NO NC
3x3 8 3x4 3x1 6
7 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.6.l Menjalankan Motor Dua Kecepatan jenis Dahlander Variable Torsi
52
Rangkuman
Pengasutan motor induksi 3 fase dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya :
- Pengasutan tegangan penuh atau langsung pada jaringan ( DOL ) untuk motor –
motor kecil sampai 5 kW.
- Pengasutan tegangan dikurangi meliputi : pengasutan bintang segitiga ( Y/ ),
pengasut tahanan primer, dan pengasut ototransformator untuk motor –motor
besar ( diatas 5 kW ).
Ada dua alasan utama menggunakan pengasut tegangan dikurangi pada motor
adalah
a. Untuk membatasi tegangan line.
b. Mengurangi torsi berlebihan pada alat yang digerakkan.
Pengasut bintang segitiga ( Y/ ) adalah : pengasutan motor dengan pertama kali
menghubungkan pada konfigurasi bintang yang hanya memberikan 58 % dari
tegangan kerja motor, kemudian tegangan penuh diberikan dengan menghubungkan
motor pada konfigurai delta (). Rangkaian kontrol menggunakan system interlock
dan pemindahan dari konfigurasi bintang ke delta menggunakan relai penunda
waktu ON.
53
Membalik putaran motor tiga fase caranya adalah : dengan menukar 2 fase yang
masuk keterminal motor.
Interlocking pada rangkaian kontrol membalik putaran motor 3 fase dirancang untuk
mencegah kontaktor arah putar kanan dan putar kiri dalam keadaan yang diaktifkan
pada waktu yang sama, yang akan menyebabkan hubung singkat.
Soal Latihan
1. Buatlah rangkaian kontrol dan rangkaia power untuk beberapa pengasutan
dibawah ini :
a. Pengasutan langsung pada jaringan ( DOL ).
b. Pengasutan motor dengan rangkaian bintang segitiga.
c. Pengasutan dengan ototransformator.
2. Bagaimana cara membalik putaran motor 3 fase ? jelaskan, serta buat
rangkaian kontrol dan power untuk membalik putaran motor tersebut !
3. Buatlah rangkaian kontrol dan rangkaian power motor 3 fase dua kecepatan
jenis kumparan terpisah dan motor dahlander ( konstan Hp ) !
4. Buatlah rangkaian kontrol motor putar kiri dan kanan dengan penundaan waktu
saat pemindahan putaran dari putar kiri ke putar kanan maupun sebaliknya!
a. Dengan menggunakan 2 buah OFF delai relay
b. Dengan menggunakan 1 buah OFF delai relay
54
5. Buatlah rangkaian kontrol dan power untuk pengasutan bintang segitiga yang
dapat dibalik arah putarannya. Pemindahan dari hubungan bintang ke hubungan
delta secara otomatis dalam waktu 3 detik.
6. Buat pula soal no 5 dengan penundaan waktu ON saat pemindahan putaran baik
dari putar kiri kekanan maupun sebaliknya !
7. Buatlah rangkaian kontrol dan power motor dahlander ( konstan Hp) yang dapat
dibalik arah putarannya. Terdiri dari 1 buah tombol OFF ( Stop ), 2 buah tombol
ON ( Start kanan dan Start kiri ). Kalau ditekan tombol Start kanan maka motor
akan berputar kekanan dengan putaran lambat terlebih dahulu, 10 detik
kemudian secara otomatis motor berputar dengan putaran cepat. Kalau ditekan
tombol tekan Start kiri motor akan berputar kekiri dan prosesnya sama dengan
putar kanan.
8. Rancanglah rangkaian kontrol dan rangkaian power untuk membuka dan
menutup pintu, yang dibatasi oleh limit switch pada sisi kiri dan kanan pintu.
Tombol tekan untuk membuka dan menutup pintu itu diletakkan disisi luar dan
sisi dalam !
55
BAB 4
PENGASUTAN DAN PENGATURAN MOTOR DC.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
Memahami prinsip dasar, dengan cara apa motor DC dapat diasut serta dapat
membuat rangkaian kontrol dan rangkaian daya macam-macam pengasutan
motor tersebut.
Memahami prinsip-prinsip dasar membalik putaran DC serta dapat membuat
rangkaian kontrol dan rangkaian dayanya.
56
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+
MCB F1
OL
K6
Stop
OL
Start K6
Medan Medan
seri shunt
K6
L-
NO NC
7
2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.1 Pengasutan Langsung Pada Jaringan Motor Compound
57
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+
MCB F1
OL
K6
Stop
OL
Start K6
K8 K7
K8
K6T K7T K8
Medan Medan
seri shunt
L-
NO NC NO NC NO NC
2 3 1 7
7 8T 9
7T
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.2 Pengasutan dengan Tahanan Asut Motor Compound
58
59
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+
MCB F1
OL
K6
Stop
OL
K7 R1 Start K6
K8 R2
A B
B A
M
K6 K7 K8
Medan Medan
seri shunt
L-
NO NC NO NC NO NC
1 1 1
7
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.3 Pengasutan Otomatic dengan GGL Lawan Motor Compound
60
61
akan menghubung singkat R2. Dengan menutupnya K4, K6 dan K8 motor terhubung
langlung pada line dengan tegangan penuh dan kecepatan nominalnya.
Untum menghentikan motor tekan tombol stop yang akan memutuskan semua
rangkaian kontrol dari sumber tegangan.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+
MCB F1
OL
K6
Stop
OL
Start K6
Medan
seri
K6 K7 K8
M Medan
shunt
A B C
K7 R1 K6 K7 K8 K9
B
K8 R2
C
L-
R3 NO NC NO NC NO NC NO NC
2 0 0 0
K9 2x7 8 9
A
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
62
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+
MCB F2
OL
K4 Stop
OL
Start
K4
M
TDR5 TDR7
K4 K6 K8
Medan Medan
seri shunt
K6 R1 K4 K6 K8
TDR5 TDR7
K8 R2
L-
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
2 6 1 8 1
5 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
63
64
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+
MCB F2
OL
K6 K8 Stop
OL
Start Start
K6 K8
K8 K6 Kanan Kiri
M Medan
K6 K8 shunt
K8 K6
K6 K8
Medan
seri F R
L-
NO NC NO NC
3x19 3x19
8 8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.5 Membalik Putaran Motor Compound
A. Rangkuman
Sama seperti motor AC pada motor DC pengasutan motor dapat dilakukan dengan :
a. Pengasutan langsung pada jaringan.
b. Pengasutan dengan tegangan dikurangi, yang meliputi :
- Pengasutan dengan tahanan asut
- Pengasutan otomatic dengan GGL lawan
- Pengasutan otomatic dengan pembatas arus
- Pengasutan otomatic dengan pembatas waktu
65
Soal latihan
1. Apa yang dimaksud dengan pengasutan langsung pada jaringan ? Jelaskan dan
buat rangkaian kontrol dan rangkaian power dari pengasutan tersebut !
2. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan :
- Pengasutan dengan tahanan asut
- Pengasutan otomatic dengan GGL lawan
- Pengasutan otomatic dengan pembatas arus
- Pengasutan otomatic dengan pembatas waktu
3. Buat rangkaian kontrol dan rangkaian power masing–masing pengasutan soal no
4.Jelaskan cara membalik putaran motor DC dan buat rangkaian kontrol & powernya
66
BAB 5.
PENGEREMAN MOTOR INDUKSI
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
Memahami prinsip dasar pengereman dengan cara plugging, dinamik dan
kapasitor.
Dapat membuat rangkaian kontrol dan daya dari masing – masing system
pengereman diatas.
67
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K6 K8
Start
K6 Plugging
Switch
K8 K6
OL K6 K8
N
U1V1 W1 NO NC NO NC
U2V2 W2 3x1 8 3x3 6
7
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.1 Pengereman secara Plugging
68
69
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL
Stop
K6 K8
Start
TDR
K6
K8
K8 K6
OL K6 TDR K8
OFF
delay
N
U1V1 W1 NO NC NO NC
U2V2 W2 3x1 8 2x2 6
7 3
4
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.2 Pengereman Dinamik
70
waktunya telah dicapai. Perlu diingat untuk pengaturan waktu pengereman haruslah
diperhatikan waktu yang diambil untuk berhentinya motor dan jumlah putaran.
OL C K7
N
U1V1 W1 NO NC
U2V2 W2 3x1 2
8
Teknik Elektro
0 –Prodi
1 Teknik
2 Listrik 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.3 Pengereman Dinamik dengan Kapasitor
Rancangan Listrik I
71
Rangkuman
Ada dua alat pengereman listrik yaitu : plugging dan pengereman dinamik.
Plugging dapat menghentikan motor tiga fase dengan cepat. Hal ini dicapai dengan
menghubungkan sesaat motor untuk putaran terbalik ( berlawanan arah )
sementara motor masih berputar pada arah porward.
72
Soal Latihan
1. Apa tujuan diberi system pengereman pada motor ?
2. Jelaskan mengenai system pengereman :
Dengan cara plugging
Dengan cara dinamik
Dengan cara menggunakan kapasitor
3. Buat rangkaian kontrol dan daya dari masing – masing system pengereman soal
no.2 dan jelaskan cara kerjanya !
73
DAFTAR PUSTAKA
74
LAMPIRAN
Push Button
Lampu
Tanda
Magnetik Kontaktor
Magnetik Relay
75
76