Anda di halaman 1dari 76

Rancangan Listrik I

BAB 1

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM SISTEM


PENGATURAN

Kompensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
 Mengetahui komponen – komponen yang dipergunakan dalam rangkaian
pengaturan dengan kontaktor.
 Memahami cara kerja dan fungsi komponen – komponen pengaturan tersebut.

Sistem pengaturan yang selanjutnya kita sebut system kontrol yang akan
dibahas pada buku ini adalah system kontrol instalasi tenaga listrik dengan
menggunakan kontaktor atau magnetic kontaktor.
Menurut pasal 5.5.7.1 PUIL 2000, yang dimaksud dengan kontrol disini adalah
sarana yang mengatur tenaga listrik, dengan cara yang sudah ditentukan, yang
dialirkan ke motor. Ke dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk
mengasut dan menghentikan motor.
Untuk membuat rangkaian kontrol yang memenuhi syarat tertentu, maka
diperlukan beberapa komponen kontrol.
Dalam suatu system, komponen-komponen tersebut saling bekerjasama untuk
menghasilkan suatu aksi kerja sesuai dengan sistem kontrol yang direncanakan.
Apabila dalam satu unit rangkaian kontrol ada satu komponen yang tidak berfungsi

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

dengan normal, maka aksi atau kerja yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan
deskripsi kerja yang diinginkan. Untuk merancang satu rangkaian kontrol secara
lengkap maka diperlukan komponen-komponen yang berfungsi sebagai : pengaman,
komponen rangkaian kontrol, dan komponen untuk rangkaian daya.
Komponen-komponen tersebut terdiri dari :

1.1. Tombol Tekan ( Push button )


Tombol tekan merupakan saklar mekanik yang menghubungkan arus listrik
sesaat. Penggunaannya dalam rangkaian kontrol, terutama pada rangkaian kontrol
yang menggunakan saklar elektromagnetik sebagai saklar utamanya. Disamping itu
tombol tekan juga dipakai pada pengoperasian bel listrik. Tombol tekan yang normal
direncanakan untuk berbagai keperluan dan berbagai tipe. Namun pada umumnya
tombol tekan terdiri dari kontak normal tertutup ( Normaly Closed / NC ) dan kontak
normal membuka ( Normaly Open / NO ). Kontak-kontak NO akan tertutup pada saat
tombol ditekan dan NC akan membuka. Tombol ini banyak digunakan pada start,
stop, membalik arah putaran motor dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan push button adalah untuk start / ON dipilih warna hijau atau hitam dan
untuk stop atau OFF dipilih warna merah. Adapun symbol kontak-kontak push
button adalah sebagai berikut :

Atau

NO NC

Gambar 1.1 Simbol Kontak-kontak Push Button

1.2. Magnetik Relay


Magnetik relay adalah suatu saklar magnet dimana kontak-kontaknya dapat
memutuskan atau menghubungkan rangkaian listrik yang satu dengan yang lainnya
secara otomatis bilamana kumparannya dialiri arus listrik. Relay terdiridari
kumparan, dan beberapa kontak-kontak NC dan NO. Relay digunakan sebagai

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

pemutus atau penghubung rangkaian listrik yang satu dengan rangkaian listrik yang
lain pada rating daya kecil.
Dalam pemakaian relay perlu diperhatikan kemampuam kontak-kontaknya terhadap
beban nominal yang melalui kontak-kontaknya tersebut. Selain mampu melewatkan
arus nominal, relay harus dikerjakan pada tegangan yang sesuai agar kontak-
kontaknya dapat berhubungan dengan baik dan tidak timbul bunga api. Tegangan
pada kumparan tidak boleh kurang dari 85 % tegangan nominal dan agar kumparan
tidak cepat rusak, tegangan kumparan tidak boleh lebih dari 10% dari tegangan
nominal.

4 3 5 7 8 9 2

1 6 11 10

Gambar 1.2 Simbol Magnetik Relay

1.3. Magnetik Kontaktor


Kontaktor adalah saklar yang digerakkan oleh gaya magnet dengan
kemampuan hantar arus lebih besar dari kemampuan relay.
Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan
kerja normal. Arus kerja normal adalah arus yang mengalir selama pemutusan tidak
terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya dapat direncanakan untuk arus
searah atau arus bolak-balik. Pada inti magnetnya dipasang cincin hubung singkat
gunanya adalah untuk menjaga arus kemagnetan yang kontinu sehingga kontaktor
tersebut dapat bekerja normal. Kontaktor arus searah pada ujung kontak terbuat dari
tembaga supaya sewaktu aliran listrik pada kumparan magnet dilepas remanensi
magnet tidak menyebabkan kontak terus.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

Gambar 1.3 Bagian-bagian Dari Kontaktor

Magnetik kontaktor akan bekerja normal bila tegangan mencapai 85 % sampai 110%
dari tegangan kerja. Bila tegangan kerja turun kontaktor akan bergeter atau
tegangan yang terlalu rendah menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dari
kontaktor menjadi berkurang sehingga timbul bunga api pada permukaannya yang
dapat merusakkan kontak-kontaknya.Tegangan yang terlalu tinggi pada kumparan
menyebabkan berkurangnya umur atau sering merusakkan kumparan.
Ukuran dari magnetic kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan tegangan dan
arusnya. Biasanya pada magnetic kontaktor terdapat beberapa kontak-kontak
normal membuka ( NO ) dan normal menutup ( NC ).
Fungsi kontak-kontak dibuat untuk kontak utama yang dugunakan pada rangkaian
power dan kontak bantu yang sering digunakan untuk rangkaian kontrol, seperti
pada gambar berikut :

1 3 5 A1 13 23 31 41

2 4 6 A2 14 24 34 44
Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik

Gambar 1.4 Penandaan konektor kontaktor


Rancangan Listrik I

1,3,5 : Hubungan untuk supply atau rangkaian utama


2,4,6 : Hubungan untuk beban atau rangkaian utama
13,14 : Kontak – kontak Bantu NO
21,22 : Kontak – kontak Bantu NC
a,b ( A1,A2 ) : Konektor-konektor kumparan magnet
Selama batas pemutusan, bunga api akan timbul dan ini harus dihindarkan.
Untuk ini banyak kontaktor mempunyai bentuk susunan dan peralatan tersendiri
untuk memadamkan bunga api tersebut.

1.4. Relay Penunda Waktu


Relay penunda waktu ada dua jenis yaitu :
a. Penunda waktu ON ( time delay )
b. Penunda waktu OFF ( time release )
Relay penunda waktu fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian
pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja secara otomatis. Seperti pada
kontaktor pada relay penunda waktu juga terdapat kontak normal membuka (NO)
dan normal menutup (NC).
a. Relay Penunda Waktu ON
Simbol dari kontak-kontak relay penunda waktu ON tersebut dapat dilihat pada
gambar 1.5 berikut :

A1
4 3 8 9 5 8

1 11 6 11
A2 NO NC
Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik

Gambar 1.5 Relay Penunda Waktu ON Dengan 2 Kontak NO dan 2 NC


Rancangan Listrik I

Apabila kumparan magnet ( A1 – A2 ) diberi tegangan sesuai dengan


tegangan kerjanya maka relay akan bekerja dimana kontak NO akan menutup dan
NC akan membuka setelah beberapa saat sesuai dengan seting waktu yang
diinginkan. Akan tetapi apabila tegangan pada kumparan magnetnya diputus maka
kontak-kontaknya langsung bereaksi, yang NO membuka dan yang NC menutup
bersamaan dengan putusnya tegangan pada kumparan magnetnya. Diagram
fungsi / kerja dari relay penunda waktu ON tersebut dapat digambarkan seperti
gambar 2.6 berikut :

A1
220V
0V
A2

3 9 Menutup
Membuka
1 11
4 8
Menutup
Membuka
1 11
t t

Gambar 1.6 Diagram Fungsi Relay Penunda Waktu ON

b. Relay Penunda Waktu OFF

Simbol dari kontak-kontak Relay penunda waktu OFF dapat dilihat pada
gambar 1.7 berikut :

5 8 8 9

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


6 11
NO NC 11
Rancangan Listrik I

A1
57 65 57 65

58 67 58 67
A2 NO NC

Gambar 1.7 Relay Penunda Waktu OFF dg 1 Kontak NO dan 1 Kkontak


NC
Cara kerja dari relay penunda waktu OFF berlawanan dengan relay penunda
waktu ON. Apabila kumparan magnet (terminal A1 – A2) diberi tegangan, tentunya
sesuai dengan tegangan kerjanya maka relay akan bekerja yaitu kontak NO akan
menutup dankontak NC akan membuka bersamaan dengan masuknya tegangan
pada kumparan magnet.Tetapi kalau tegangan pada kumparan magnet diputus
kontak NO tidak langsung membuka dan kontak NC tidak langsung menutup, tetapi
tertunda beberapa detik sesuai dengan seting waktu yang diinginkan. Untuk lebih
jelasnya prinsip kerja dari relay penunda waktu OFF dapat dilihat pada diagram
fungsi gambar 1.8 berikut :

A1
220 V
0V
A2

Menutup
57
Membuka
58
65 Menutup
Membuka
66
t t

Gambar 1.8 Diagram Fungsi Relay Penunda Waktu OFF


1.5. Lampu Indikator
Lampu indicator merupakan lampu tanda ( pilot light ) ON atau OFF dari
suatu rangkaian kontrol. Lampu – lampu yang dipergunakan adalah lampu pijar
dengan daya 2 watt sampai 5 watt dengan tegangan kerja 6 Volt dan ada juga lampu

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

tanda dengan tegangan kerja 110 Volt atau 220 Volt yang dapat dipasang langsung
pada jala-jala . Lampu neon kecil juga dapat digunakan sebagai lampu tanda, lampu
– lampu tanda ini dipasang paralel dengan peralatan kontrol sehingga, peralatan
dapat beroperasi bila lampu – lampu tersebut putus atau terbakar. Cara
menghubungkan lampu tanda tersebut dapat dilihat pada gambar 1.9.

Fuse

220 V 220 V 6V 6V

220 V

Gambar 1.9 Hubungan Lampu Indikator

Warna lampu tanda yang sering dipergunakan dalam system kontrol yaitu : merah,
kuning dan hijau. Adapun arti dari masing – masing warna tersebut adalah :
Merah : menyartakan rangkaian dalam kondisi tidak normal sehingga perlu tindakan
pengamanan dan bisa juga rangkaian dalam kondisi OFF.
Kuning : menyatakan rangkaian dalam kondisi yang perlu diwaspadai, dan
Hijau : Menyatan rangkaian dalam kondisi siap atau ON.

Saklar ApungGambar 1.10 Macam


( float switch ) – macam Lampu Indikator

Saklar apung biasanya banyak digunakan untuk mengontrol ketinggian cairan,


saklar ini ditempatkan pada tangki air atau pada permukaan cairan yang akan
dikontrol. Saklar apung mempunyai kontak normal membuka dan normal menutup

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

yang mana kontak ini dikendaliakn oleh tuas atau mata rantai dari benda apung.
Pada rangkaian pengontrol kontak-kontak ini dihubungkan seri dengan rangkaian
pengontrol motor. Salah satu bentuk dari saklar apung dapat dilihat pada gambar
1.11 berikut ini :

Kontak NO

Kontak NC

( Simbol )

Gambar 1.11 Saklar Apung ( Float Switch ).

1.7. Saklar Tekanan Arus ( Saklar Aliran / Flow switch )

Saklar tekanan arus bekerja berdasarkan tekanan cairan maupun tekanan


udara melalui pipa penghubung, tekanan ini akan membuka atau menutup kontak-
kontaknya. Konstruksi dari saklar tekanan arus ini menurut prinsip kerjanya ada
beberapa tipe sebagai contoh : saklar yang digerakkan alat dayung (paddle),
tekanan differential (differential – pressure ) dan gaya kemagnetan. Bentuk dan
simbol dari saklar tekanan dapat dilihat pada gambar 1.12a dan 1.12b berikut ini :

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

10

Kontak NO

Kontak NC

Gambar 1.12a Saklar Tekanan Arus tipe Dayung (paddle)

Gambar 1.12b Saklar Tekanan Arus Deferensial

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

11

1.8. Saklar Batas ( limit Switch )


Saklar limit adalah alat pengendali industri yang sangat umum. Saklar limit
dirancang hanya untuk beroperasi apabila batas yang sudah ditentukan sebelumnya
sudah dicapai, dan saklar-saklar tersebut diaktifkan kontak dengan obyek misalnya
cam. Alat tersebut mengganti operator manusia. Saklar-saklar tersebut sering
digunakan pada rangkaian pengendali dari mesin yang memproses untuk
pengaturan starting, stopping atau pembalikan motor. Bentuk dan symbol saklar limit
dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut.

Kontak NO

Kontak NC

Gambar 1.13 Saklar Batas ( Limit switch )

1.9. Saklar Pilih ( cam Switch / Selektor switch )


Saklar pilih adalah tipe saklar yang digerakkan secara manual dan sering
digunakan dalam rangkaian utama pada rangkaian kontrol. Saklar ini mempunyai
dua posisi atau lebih dan terdiridari beberapa kontak, arah pemutaran dari sakelar
akan merubah kontak-kontak menutup / membuka dan beroperasi dalam satu
gerakan. Gambar 1.14 menunjukkan skema bentuk dari bagian-bagian utama
sakelar.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

12

Keterangan :

Pemutar
Plat depan dengan symbol pengoperasian
Mekanis yang berputar yang menentukan
langkah putaran
Elemen-elemen kontak

Gambar 1.14 Saklar Pilih ( selector switch )

1.10. Relay Thermal Overload

Relay thermal overload / beban lebih ( gambar 1.15 ) adalah suatu relay yang
bekerja berdasarkan panas atau temperatur yang ditimbulkan oleh arus yang
mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal.Dari sifat kelengkungan bimetal
yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus
rangkaian listrik. Jadi jika beban lebih terjadi, panas yang dihasilkan menyebabkan
seperangkat kontak membuka, memutuskan rangkaian. Perlengkapan thermal
overload antara lain reset mekanik yang berfungsi untuk mengembalikan kedudukan
kontak pada posisi semula. Pengaturan batas arus trip bila terjadi beban lebih. Arus
setting ( batas arus ) sebagai suatu fungsi dari harga suatu arus pada pemanasnya.
.

Kontak NO

Pemanas OL

Kontak NC

Rangkuman
Gambar 1.15 Relay Thermal Overload (Beban Lebih )

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

13

Tombol tekan adalah saklar mekanik yang bekerja menghubung / memutuskan arus
listrik sesaat, sehingga pemakaiannya lebih banyak dalam pengontrolan motor-
motor yang menggunakan saklar elektromagnetik sebagai saklar utamanya.

Kontaktor maupun relay adalah saklar yang bekerja atau digerakkan oleh gaya
magnet. Perbedaan kontaktor dengan reley, adalah kontaktor mempunyai
kemampuan menghantar arus lebih besar dari relay.

Relay penunda waktu ON ( On Delay Relay ) adalah saklar yang bekerjanya


berdasarkan magnet, yang reaksi kontaknya tertunda saat ON.

Relay penunda waktu OFF ( OFF Delay Relay ) adalah saklar yang bekerjanya
berdasarkan magnet, yang reaksi kontaknya tertunda saat OFF.

Saklar apung adalah saklar yang dipergunakan untuk mengontrol ketinggian cairan..
Kontak-kontaknya digerakkan oleh tuas atau mata rantai dari benda apung.

Saklar aliran ( Flow Switch ) adalah saklar yang digunakan untuk mengontrol
tekanan cairan. Kontak-kontaknya dioperasikan dengan tekanan cairan ( udara )
melalui pipa penghubung.
Saklar batas ( Limit switch ) adalah saklar yang dioperasikan secara mekanis,
dimana kontak-kontaknya diaktifkan dengan obyek misalnya cam. Sering digunakan
untuk starting, stopping dan pembalikan putaran motor.

Saklar pilih ( selektoor Switch ) adalah tipe saklar yang digerakkan secara manual,
mempunyai dua posisi atau lebih dan sering digunakan untuk rangkaian utama pada
rangkaian kontrol.

Relay Thermal Overload ( beban lebih ) adalah relay yang bekerja berdasarkan
panas yang ditimbulkan oleh arus akibat beban lebih yang mengalir melalui elemen

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

14

pemanas bimetal. Sifat kelengkungan bimetal yang ditimbulkan akan menggerakkan


kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian.

Soal Latihan

1. Apa yang saudara ketahui tentang kontaktor ? Jelaskan !


2. Apa yang saudara ketahui tentang realay ? Jelaskan !
3. Jelaskan cara kerja relay penunda waktu ON !
4. Jelaskan cara kerja relay penunda waktu OFF !
5. Apa fungsi dari :
 Saklar apung ( Float switch ) ?
 Saklar aliran ?
 Limit Switch ?
 Relay Thermal Overload ?

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

15

BAB 2

RANGKAIAN – RANGKAIAN DASAR PENGATURAN


DENGAN KONTAKTOR

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
 Memilih komponen sesuai dengan kebutuhan rangkaian .
 Membuat rangkaian – rangkaian pengaturan dasar dengan kontaktor .
 Menjelaskan cara kerja rangkaian – rangkaian dasar tersebut.
 Dapat merancang atau menterjemahkan deskripsi kedalam bentuk rangkaian
pengaturan .

Ada beberapa rangkaian yang merupakan rangkaian dasar dalam system


pengaturan dengan menggunakan kontaktot antara lain :

2.1. Operasi Tertutup dan Terbuka


Operasi tertutup adalah suatu system pengaturan dimana rangkaian beban
dihubungkan seri dengan kontak NC ( Normally Close ) dari kontaktor atau relay .
Beban akan mendapat supply secara terus – menerus pada saat kontaktor atau
relay tidak bekerja, atau sebaliknya pada saat kontaktor tidak bekerja beban tidak
mendapatkan tegangan. Jadi beban akan OFF.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

16

Beban akan mendapat supply secara terus – menerus pada saat kontaktor atau
relay bekerja. Di bawah ini diperlihatkan gambar diagram rangkaian dari system
pengaturan terbuka dan tertutup.

1 2 3 1 2 3
P P

SO SO

SI K1 K1 SI K1 K1

K1 K1
H3 H3

N N
NO NC NO NC
2 3 2
3

Gambar 2.1 Diagram Rangkaian Tertutup Gambar 2.2 Diagram Rangkaian Terbuka

2.2. Pengaturan kontaktor melangsungkan kontak terus menerus (Self


Maintained )
Pada pengaturan ini terdiri dari satu tombol tekan NO yang diparalel dengan
kontak NO kontaktor dan kontak NO tombol tekan yang diparalel dihubungkan seri
dengan kumparan kontaktor. Dengan menekan tombol tekan NO sesaat kontaktor
akan bekerja secara terus-menerus dimana suplai dari kontaktor dilayani melalui
kontak NO dari kontaktor itu sendiri.
Walaupun tombol tekan ditekan terus-menerus pada kontaktor tidak akan timbul
pengaruh apa-apa, kontaktor tetap bekerja normal atau panjang pendeknya

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

17

penekanan tombol tekan tidak mempengaruhi kerja kontaktor. Tetapi perlu juga
diperhatikan bahwa pemberian impuls tegangan pada kumparan kontaktor tidak
boleh kurang dari batas waktu minimum yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya,
hingga kontaktor dapat bekerja. Untuk mematikan kontaktor hanya dapat dilakukan
dengan memutuskan rangkaian suplai atau dengan menekan tombol tekan NC yang
diseri dengan kontak NO dan kumparan kontaktor. Rangkaian ini merupakan
rangkaian yang sangat sederhana dan sangat banyak dipergunakan. Salah satu
pemakaian rangkaian ini adalah untuk kontrol motor yang dihubungkan langsung
pada jaringan /DOL (Direct On Line).Gambar rangkaiannya dapat dilihat pada Bab 3.
Gambar rangkaian pengaturan operasi self maintained diperlihatkan pada Gb. 2.3.

1 2 3 1 2 3
P P

SO SO

SI K1 K1 K1 SI K1

K1 K1
H3 H3

N N
NO NC NO NC
2 1
3 ( a ) Prioritas OFF 3 ( b ) Prioritas ON

Gambar 2.3 Rangkaian Kontaktor Melangsungkan Kontak Terus-menerus

2.3. Pengaturan Kontaktor Dengan beberapa Tempat Operasi


Pada pengaturan ini kontaktor dapat dioperasikan dengan beberapa saklar
yang terpisah. Pengaturan ini dapat dibagi 4 macam yaitu :

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

18

a) Rangkaian OR ON kontrol.
b) Rangkaian OR OFF kontrol.
c) Rangkaian AND ON kontrol.
d) Rangkaian AND OFF kontrol.

a) Rangkaian OR ON kontrol.
Rangkaian OR ON kontrol adalah suatu system pengaturan dimana kontaktor
dapat dioperasikan dari beberapa tempat yang terpisah. Dalam hal ini beberapa
tombol tekan NO diparalel dengan kontak NO dari kontaktor. Dengan menekan
salah satu tombol tekan NO sesat kontaktor akan bekerja terus menerus, sedangkan
untuk mematikan kontaktor dapat dilakukan dengan menekan tombol tekan NC
yang dipasang seri dengan kumpasaran kontaktor. Gambar rangkaiannya adalah
sebagai berikut :

1 2 3 4 5

SO1

S1 S2 S3 K1 K1

K1
H5

NO NC
4
5

Gambar 2.4 Diagram Rangkaian OR ON Kontrol

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

19

b) Rangkaian OR OFF Kontrol


Rangkaian OR OFF kontrol adalah suatu system pengaturan dimana kontaktor
dapat dimatikan dari beberapa tempat yang terpisah. Untuk pengaturan ini beberapa
tombol tekan NC diseri dengan kumparan kontaktor. Sistem ini banyak digunakan
pada pengaturan kontaktor dalam keadaan darurat, sehingga kontaktor dapat
dimatikan dengan menekan salah satu tombol tekan NC. Gambar rangkaian dari
kontrol tersebut adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5
P

SO2 SO3
SO1

K1

S1 K1

H5
K1

NO NC
2
5

Gambar 2.6 Rangkaian OR OFF kontrol

Contoh
Dalam suatu ruang Lab Teknik Elektro terdiri dari beberapa meja tempat mahasiswa
melakukan praktek. Apabila saat melakukan praktek terjadi troble pada salah satu
meja maka untuk tindakan keamanan praktikan dapat menekan tombol tekan yang
ada pada meja tersebut, sehingga line akan terputus. Buat rangkaian kontrolnya !

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

20

Penyelesaian.
Gambar rangkaian kontrol dari deskripsi diatas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5
P
R S T
SO2 SO3
SO1

MCB
K1

S1 K1
K1

H5
K1 merah

N
Line ke masing-
NO NC masing meja

2 Keterngan
5 SO1 dipasang pada meja 1, SO2 pada meja 2 …dst
Bila terjadi troble pada meja 1 cukup menekan SO1
….dst maka line akan terpitus, yang diputuskan oleh
K1. Untuk meng On kan kembali cukup menekan S1.

Lampu merah dipasang seri dengan NC kontaktor,


sehingga akan menyala saat line terputus / saat terjadi
troble.

c) Rangkaian AND ON Kontrol


Rangkaian AND ON Kontrol adalah suatu system pengaturan dimana
beberapa tombol tekan NO dihubungkan seri dengan kumparan kontaktor. Kontaktor
hanya dapat bekerja bilamana semua tombol tekan NO dalam keadaan menutup.
Atau untuk meng ON kan kontaktor kita harus menekan semua tombol tekan NO
yang diseri tersebut. Sistem ini sering dipergunakan untuk pengaturan – pengaturan
mesin terutama untuk tindakan pengamanan awal pada perangkat mekanik. Gambar
rangkaiannya adalah seperti gambar berikut :

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

21

1 2 3 4
P

S1

SI
K1

SIa K1

H5
K1

N
NO NC
2
4

Gambar 2.7 Rangkaian AND ON Kontrol

d ) Rangkaian AND OFF Kontrol


Rangkaian AND OFF kontrol adalah suatu system pengaturan dimana
beberapa tombol tekan NC dihubungkan secara paralel kemudian diseri dengan
kumparan kontaktor. Jika kontaktor dalam keadaan bekerja, untuk mematikannya
semua tombol tekan NC harus dalam keadaan terbuka. Atau dengan kata lain untuk
meng OFF kan kontaktor kita harus menekan semua tombol tekan NC yang
dipasang paralel. Berikut ini diperlihatkan gambar diagram rangkaian AND OFF
kontrol.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

22

1 2 3 4
P

S1 S2

S1a K1 K1

K1
H4

NO NC
2
4

Gambar 2.8 Rangkaian AND OFF Kontrol

2.4. Pengaturan Kontaktor Secara Berurutan


a. Pengaturan Kontaktor Secara Berurutan ON
Pengaturan ini terdiridari beberapa kontaktor dimaksudkan untuk adanya
suatu ketergantungan antara satu kontaktor dengan kontaktor lain. Kontaktor kedua
hanya bisa bekerja bila kontaktor pertama bekerja terlebih dahulu dan kontaktor
ketiga bisa bekerja bila kontaktor kedua bekerja terlebih dahulu dan seterusnya.
Untuk pengaturan ini kontak NO dari kontaktor yang bekerja terlebih dahulu
dihubungkan seri dengan kumparan kontaktor berikutnya. Bila kontaktor yang
pertama dimatikan, maka kontaktor berikutnya akan ikut mati. Dibawah ini
ditunjukkan diagram rangkaian untuk system pengaturan kontaktor secara
berurutan.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

23

1 2 3 4 5 6
P

SO

SI K1 S3 K3
K1 K3

K1
K1 K3 H5 H6

NO NC NO NC
2 4
3 6
5

Gambar 2.9 Rangkaian Pengaturan Kontaktor Secara Berurutan ON

Contoh
Buat diagram rangkaian kontrol suatu ruang pengering, yang terdiri dari :
Sebuar pemanas listrik, kipas angin atau Ventilator 1 phasa untuk menghembuskan
udara panas yang dihasilkan oleh pemanas. Sebelum kipas ON pemanas tidak
boleh ON, Jadi kipas terlebih dahulu ON baru kemudian pemanas.

Penyelesaian
Gambar rangkaian kontrol deskripsi diatas adalah sebagai berikut :

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

24
1 2 3 4 5 6
P

SO

SI K1 S3 K3
K1 K3

K1
Kipas
Pemanas
K1 K3

NO NC NO NC
2 4
3 6
5

b. Pengaturan Kontaktor Secara Berurutan OFF


Kalau pada system berurutan ON, kontaktor ke dua dapat di ON kan bila
kontaktor pertama telah ON dan seterusnya, sedangkan pada system berurutan
OFF kontaktor pertama dapat di OFF kan apabila kontaktor kedua telah di OFF kan.
Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6
P

SO K3 SO3

SI K1 S3 K3
K1 K3

K1 K3 H5 H6

NO NC NO NC
2 4 Gambar 2.10 Pengaturan Kontaktor Secara
5 6 Berurutan OFF

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

25

2.5. Pengaturan kontaktor dengan interlocking bersama


a. Type Lambat
Dalam system pengaturan ketergantungan antara satu kontaktor dengan
kontaktor lain sering diperlukan, misalnya untuk pengaturan motor putar kiri dan
kanan. Pada pengaturan ini bila salah satu kontaktor bekerja maka kontaktor yang
lain harus berhenti atau sebaliknya. Pada rangkaian interlocking bersama type
lambat ini sebuah tombol tekan NC dihubungkan seri dengan kedua kumparan
kontaktor dan untuk masing-masing kumparan kontaktor juga dihubungkan seri
dengan kontak NC dari kontaktor. Kontak NC dari kontaktor pertama dipasang seri
dengan kumparan kontaktor kedua dan sebaliknya. Untuk menghidupkan salah satu
kontaktor, maka sebelumnya kedua kontaktor harus dalam keadaan OFF. Bila salah
satu kontaktor masih dalam keadaan kerja maka kontaktor yang lain tidak dapat
dioperasikan. Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6
P

SO

SI K1 S3 K3
K1 K3

K3 K1

K1 K3 H5 H6

NO NC NO NC
2 3 4 1
. 5 6

Gambar 2.11 Rangkaian Kontaktor Dengan Interlocking Bersama type lambat

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

26

Salah satu contoh pemakaian rangkaian pengaturan secara interlocking bersama,


sudah dijelaskan diatas yaitu untuk pengaturan motor putar kiri dan kanan.
Gambar rangkaian dapat dilihat pada bab 3.

b. Type Cepat
Pada pengaturan interlocking bersama type cepat sedikit berbeda dengan
interlocking type lambat, yaitu pada type lambat untuk meng ON kan salah satu
kontaktor, kontaktor lain harus dalam keadaan OFF dengan kata lain tidak ada
kontaktor dalam keadaan ON. Tetapi pada type cepat untuk meng ON kan salah
satu kontaktor tidak perlu meng OFF kan kontaktor yang sedang ON. Lihat gambar
2.12 untuk meng ON kan K3 misalkan K1 dalam keadaan ON tinggal menekan S3
tidak perlu meng OFF kan K1 terlebih dahulu, begitu tekan S3 K1 langsung OFF
karena supplai tegangan ke koil K1 dibuka oleh kontak NC S3 kemudian K3 ON, dan
sebaliknya.
1 2 3 4 5 6
P

SO

SI K1 S3 K3
K1 K3

H5 H6
K3 K1

K1 K3

NO NC NO NC
2 3 4 1
5 6

Gambar 2.12 Rangkaian Kontaktor Dengan Interlocking Bersama type cepat

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

27

Rangkuman

Pada rangkaian tertutup, kontak NC kontaktor yang dihubungkan dengan beban,


sedangkan pada rangkaian terbuka kontak NO kontaktor yang dihubungkan dengan
beban.

Pengaturan self maintained : untuk mengoperasikan rangkaian cukup menekan


tombol tekan NO sesaat maka rangkaian akan ON secara terus – menerus selama
tombol OFF tidak ditekan. Lamanya penekanan tombol ON tidak mempengaruhi
kerja kontaktor.

Rangkaian OR ON kontrol : rangkaian yang dapat di ON kan dari beberapa tempat.


Beberapa tombol tekan NO dipasang parallel dengan NO kontaktor, kemudian diseri
dengan kumparan magnet kontaktor.

Rangkaian OR OFF kontrol : rangkaian kontrol yang dapat di OFF kan dari beberapa
tempat. Beberapa tombol tekan NC dipasang seri , kemudian diseri dengan NO
tombol tekan dan kontak NO kontaktor.

Rangkaian AND ON kontrol : Rangkaian dimana untuk meng ON kan rangkaian


harus menekan beberapa tombol tekan NO. Dalam rangkaian ini beberapa tombol
tekan NO diseri kemudian diparalel dengan NO kontaktor dan diseri dengan
kumparan kontaktor.

Rangkaian AND OFF kontrol : Rangkaian dimana untuk meng OFF kan rangkaian
harus menekan beberapa tombol tekan NC. Dalam rangkaian ini beberapa tombol
tekan NC diparalel kemudian diseri dengan NO tombol tekan dan NO kontaktor.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

28

Pengaturan kontaktor secara berurutan ON : pada rangkaian ini terdiridari beberapa


kontaktor dimana kerjanya secara berurutan. Misal terdiridari tiga kontaktor ( K1, K2,
K3 ) maka yang dapat di ON kan pertama adalah K1, kemudian K2, dan terakhir K3.
Apabila K1 OFF maka K2 dan K3 akan ikut OFF.
Pengaturan kontaktor secara berurutan OFF : saat OFF nya berurutan yaitu dari
belekang kedepan ( K3, K2 terakhir K1 ).

Rangkaian pengaturan dengan interlocking bersama : rangkaian terdiridari beberapa


kontaktor, tetapi hanya satu yang dapat di ON kan.
Interlocking type lambat, untuk meng ON kan salah satu kontaktor apabila kontaktor
lain sedang bekerja, maka kontaktor yang kerja tersebut harus di OFF kan terlebih
dahulu.
Interlocking type cepat, untuk meng ON kan salah satu kontaktor walaupun ada
kontaktor yang sedang bekerja, tidak perlu di OFF kan, langsung ON kan kontaktor
yang diinginkan untuk bekerja maka kontaktor yang tadinya bekerja akan OFF
dengan sendirinya.

Latihan soal
1. Apa perbedaan rangkaian tertutup dengan rangkaian terbuka ?
2. Apa perbedaan rangkaian prioritas ON dengan prioritas OFF ?
3. Buat dan Jelaskan cara kerja rangkaian :
- OR ON kontrol
- OR OFF kontrol
- AND ON kontrol
- AND OFF kontrol
4. Buat dan jelaskan pula cara kerja rangkaian :
- Secara berurutan ( berurutan ON dan berurutan OFF ).
- Interlocking bersama ( type lambat dan type cepat ).

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

29

5. Sebuah motor pompa 1 phasa diharapkan dapat dioperasikan dari dua ruang
operator yaitu ruang A dan ruang B. Pompa dapat dihidup matikan dari ruang A
maupun dari ruang B. Saat pompa bekerja ditandai dengan menyalanya lampu
indicator warna hijau dan saat tidak bekerja titandai dengan menyalanya lampu
indicator warna merah. Kedua lampu indicator diletakkan diluar ruangan .
Rencanakan kontrol pompa tersebut sehingga dapat bekerja sesuai dengan
deskripsi !
6. PT Jaya Laksana mempercayakan mahasiswa teknik Elektro untuk merancang
kontrol ruang pengering pakaian pada perusahaan pencucian (laundry) yang
mempunyai deskripsi sebagai berikut :
Pada ruang tersebut menggunakan panas buatan berupa filamen yang
dihembuskan dengan 2 buah kipas angin ( Ventilator ). Saat menghidupkan
( meng ON kan ) peralatan tersebut, dengan menekan sekali tombol tekan ON
maka secara otomatis ON secara berurutan mulai dari Ven 1, 10 detik kemudian
Ven 2, 10 detik berikutnya pemanas. Untuk meng OFF kan cukup menekan
tombol OFF sesaat maka semua akan OFF.
Rancanglah sestem pengaturan tersebut hingga dapat bekerja sesuai dengan
deskripsi yang dihapkan !
7. Disuatu bengkel mekanik mempunyai tiga buah mesin bor yang digerakkan oleh
motor listrik satu phasa. Karena keterbatasan daya listrik yang tersedian maka
hanya boleh ON salah satu mesin saja. Kalau mesin 1 sudah ON maka dua
mesin lainnya tidak bisa di ON kan. Untuk meng ON kan mesin yang lainnya
maka mesin yang sedang ON harus di OFF kan terlebih dahulu.
Buat rangkaian kontrol mesin tersebut sesuai dengan deskripsinya !

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

30

BAB 3
PENGASUTAN DAN PENGATURAN MOTOR – MOTOR
AC 3 FASE.

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
 Memahami symbol, tanda pengenal dan plat pengenal motor 3 fase.
 Memahami prinsip dasar, dengan cara apa motor dapat diasut serta dapat
membuat rangkaian kontrol dan rangkaian daya macam-macam pengasutan
motor tersebut.
 Memahami prinsip-prinsip dasar membalik putaran motor 3 fase serta dapat
membuat rangkaian kontrol dan rangkaian dayanya.
 Memahami prinsip dasar pengaturan motor dua kecepatan jenis kumparan
terpisah dan dahlander serta dapat membuat rangkaian kontrol dan dayanya.

3.1. Simbol – Sombol Starter Motor

Pemula jalan symbol umum

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

31

Pemula jalan dengan bertahap ( contoh 5 tahap )

Pemula jalan dapat diatur

Pemula jalan tanpa pembalik putaran

Pemula jalan dengan pembalik putaran

Pemula jalan otomatis

Pemula jalan semi otomatis

Pemula jalan otomatis dengan pelepasan

Saklar hubung langsung kejala-jala ( DOL )

Saklar hubung langsung dengan perlengkapan pengaman

Pemula jalan dengan bintang segitiga

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

32

Pemula jalan trafo asut

Pemula jalan motor kapasitor 1 fase

Pemula jalan dengan hambatan

Pemula jalan rotor otomatis

Pemula jalan penukar kutub ( contoh 8/4 kutub )


8/4 P

3.2. Tanda – tanda Hubungan Untuk Motor ( menurut IEC 34 – 8 )


a. Type motor sangkar tiga fase 1 kecepatan 1 kumparan
Jumlah ujung sambungan 3 6
Tanda – tanda sambungan U, V, W U1, V1, W1
U2, V2, W2
U V W U1 V1 W1
U1
U V W
M M

W2 U2
U2 V2 W2 V2

W1 V1

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

33

b. Type motor sangkar tiga fase 2 kecepatan 2 kumparan terpisah.


 Jumlah ujung terminal 6
 Tanda – tanda sambungan : U1, V1, W1
U2, V2, W2
. U1 V1 W1 U1 V1 W1 U2 V2 W2

I II
U2 V2 W2 Kecepatan I Kecepatan II

c. Type motor sangkar 3 fase dua kecepatan motor dahlander.


 Jumlah ujung terminal 6
 Tanda – tanda sambungan : U1, V1, W1 atau Ua, Va, Wa
U2, V2, W2 Ub, Vb, Wb
Ua Va Wa
Ua

M Wb Ub

Va Wa
Ub Vb Wb Vb

L3 L2
L3 Ua L1
L1 L2 L3 Wa Vb
Va
Ua Ua Wa Wb Ub

Wb Va Wa
Ub Vb

Va Wa Ua
Vb
L1 L2

Sambungan 4 kutub Sambungan 2 kutub


( putaran rendah ) ( putaran tinggi )

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

34

3.3. Plat Pengenal Motor


Data – data teknik motor selalu diberikan pada plat nama pada motor tersebut.
Terutama tegangan kerja dari motor tersebut.
a. Y 220 / 380V
Artinya :
Y 380 / 220V
- Semua motor ini kumparannya dirancang untuk
Y 380V
tegangan 220V
Y 220V
- Oleh karena itu harus disambung Y ( bintang )
220 / 380V
380 / 220V
R

220V
380V
220V 220V
S

380V
T

b. 380 / 660V artinya :


Motor ini kumparannya dirancang untuk tegangan 380V. Untuk mendapatkan
daya motor nominal, motor disambung detlta (  ).
Motor ini cocok disambung dengan pengasutan bintang segitiga ( Y /  ),
sebab setelah kerja normal setiap kumparan akan memperoleh tegangan
660/3 = 380V.

R R

380V 380V
380V 380V 380V
380V 380V
S
S
380V
380V
380V T
T

Saat start Setelah kerja normal

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

35

c. 380V YY artinya : motor ini adalah motor 2 kecepatan dengan 2 kumparan


terpisah ( seperti tanda hubungan motor no .b ).
d. Y 127 / 220V
Y 220 / 127V
Artinya : Kumparan motor ini dirancang pada tegangan 127 volt atau pada
sumber tegangan 3 x 220V / 127 V.

127V
220V
127V 127V
S

220V
T

3.4 Pengasutan Motor 3 Fase


Motor listrik bekerja dengan prinsip magnetisme. Besarnya arus yang
diperlukan untuk magnetisme tergantung pada besarnya daya motor. Ukuran kerja
motor atau daya motor dinyatakan dalam Hp atau watt. Makin tinggi daya motor
makin tinggi arus start dan arus nominalnya. Oleh kaarena itu untuk menjalankan
motor ada beberapa cara pengasutan yang dilakukan diantaranya :
a. Pengasutan tegangan penuh atau langsung pada jaringan ( DOL ).
Pengasutan tegangan penuh atau langsung pada jaringan dirancang untuk
memberikan tegangan penuh pada motor pada waktu pengasutan. Pengasutan
tegangan penuh sering digunakan untuk motor – motor kecil dari 5 kW kebawah.
Gambar rangkaian kontrol dan dayanya (power ) adalah gambar 3.1. Untuk meng
ON kan motor yaitu dengan menekan tombol start, maka kontak K3 / K8 akan
menutup yang menghubungkan terminal motor dengan line. Untuk meng OFF kan
motor yaitu dengan menekan tombol stop dan kontak K3 / K8 akan membuka yang
membuka hubungan motor dengan line.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

36

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
.
R
S
T

MCB MCB
F1 F6
OL OL

Stop Stop

K3 K8
Start Start
K3 K8

OL OL
K3 K8

N N
U1 V1 U1 V1 W1
W1 NO NC NO NC
U2 V2 W2 3x1 U2 V2 W2 3x6
4 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.1 Pengasutan Langsung pada Jaringan

b. Pengasutan Tegangan Dikurangi


Ada dua alasan pokok penggunaan tegangan yang dikurangi ketika motor
diasut yaitu :
 Membatasi tegangan line.
 Mengurangi torsi yang berlebihan pada alat yang digerakkan.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

37

Ketika motor diasut pada tegangan penuh, arus yang ditarik dari line daya umumnya
600% dari arus beban penuh normal. Arus kejut pengasutan yang besar dari motor
besar dapat menyebabkan penurunan tegangan secara besar - besaran. Dan
dengan arus awal yang tinggi, motor juga menghasilkan torsi awal yang lebih tinggi
dibandingkan torsi beban penuh. Pada beberapa aplikasi, torsi awal ini
menyebabkan kerusakan mekanis yang berlebihan. Misalnya pada belt, rantai atau
kopling. Untuk menghindari hal tersebut dipergunakan pengasutan tegangan
dikurangi yang meliputi :
 Pengasutan bintang segitiga ( Y /  )
 Pengasutan tahanan primer ( tahanan asut )
 Pengasutan dengan ototransformator
 Pengasutan Bintang Segitiga ( Y /  )
Pengasutan bintang segitiga ( gambar 3.2 ) dapat digunakan pada motor AC
tiga fase dimana tersedia enam ujung lilitan stator ( seperti plat pengenan no. b ).
Keuntungan utama penggunaan pengasut bintang segitiga adalah tidak adanya
tahanan pengasut atau ototransformator pengasut. Dengan pertama kali penutupan
kontak K7 dan K8 lilitan dihubungkan pada konfigurasi bintang, dimana K7
menghubungkan terminal U1, V1, W1 dengan line dan K8 membintang U2, V2, W2
terminal motor yang hanya memberikan tegangan 58% dari tegangan kerja penuh.
Tegangan penuh diberikan beberapa saat kemudian secara otomatis sesuai
dengan setting waktu K7T dengan menghubungkan motor pada konfigurasi delta
() dengan penutupan kontak K7 & K9 dan pembukaan kontak K8. Dimana K7 tetap
menghubungkan line dengan terminal U1, V1, W1 dengan line (R, S, T) sedangkan
K9 menghubungkan terminal U1, V1, W1 secara berturut–turut dengan W2, U2, V2.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

38

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

R
S
T

MCB
F1
OL

Stop

K7 K9 K8

Start
K7

K7T

OL

K9 K8

K7T K8 K9
U1 V1 W1

U2 V2 W2 N
NO NC NO NC NO NC
3x1 8T 3x5 9 3x3 8
8
9T

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 3.2 Pengasutan Bintang Segitiga (Y /  )

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

39

 Pengasutan Tahanan Primer ( Tahanan Asut )


Gambar 3.3. menunjukkan rangkaian kontrol dan power dari pengasut
tahanan primer, yang sekarang tidak umum digunakan. Pengasutan tahanan primer
adalah menambah tahanan pada rangkaian stator selama periode pengasutan, jadi
mengurangi arus yang ditarik dari line.
Penutupan kontak K8 dengan penekanan tombol Start menghubungkan motor
dengan suplai melalui tahanan yang memberikan penurunan tegangan untuk
mengurangi tegangan pengasut pada motor. Setelah beberapa saat sesuai dengan
setting waktu KT secara otomatis motor dihubungkan langsung dengan line dengan
penutupan kontak K9 dan pembukaan K8. Jadi setelah motor kerja normal, tahanan
asut di bypass oleh K9. Nilai tahanan dipilih untuk menghasilkan torsi pengasut yang
cukup sambil mengurangi arus starting.

 Pengasutan dengan Ototransformator.


Pengasutan jenis ini ( gambar 3.3 ) menggunakan ototrasformator untuk
mengurangi tegangan pada waktu pengasutan. Ketika motor mendekati kecepatan
penuh, ototransformator di ” by pass”.
Tiga Ototransformator dihubungkan dalam konfigurasi bintang, dengan tap yang
dipilih untuk memberikan arus pengasutan yang secukupnya. Motor pertama kali
diberi energi dengan tegangan yang dikurangi dengan menutupnya K7 dan K8
tentunya melalui penekanan tombol Start. Setelah beberapa saat sesuai setting
waktu K6T, ototransformator dihubungkan keluar dari rangkaian oleh pembukaan
kontak K7 & K8 dan penutupan kontak K9, jadi pemberian tegangan penuh pada
motor. Ototransformator tidak perlu mempunyai kapasitas tinggi, sebab
ototransformator hanya digunakan untuk periode waktu yang singkat.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

40

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K9 K8

Start
K7

Tahanan
Asut K7T

K9 K8
OL K7T K8 K9

N
U1V1 W1
NO NCNO NC NO NC
U2V2 W2 3x1 8T 3x5 9 3x3 8
8
9T

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 3.3 Pengasutan dengan Tahanan Asut

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

41

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K9 K8
Start
K6

Ototransformator K6T

K7 K9 K8
OL
K6T K7 K8 K9

U1 V1 W1 N
NO NCNO NC NO NC NO NC
U2 V2 W2
7 8T 3x3 3x3 9 3x1 8
9T

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 3.4 Pengasutan dengan Ototransformator

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

42

3.5. Pengaturan Motor Induksi Tiga Fase


Ada beberapa cara pengaturan motor –motor listrik yang sering terdapat pada
industri anata lain :
 Pengaturan arah putaran motor, dari putaran arah kanan kearah putaran kiri.
 Pengaturan putaran motor yaitu : dari kecepatan rendah ke kecepatan tinggi.
a. Membalik Putaran Motor tiga fase
Penukaran setiaf 2 fase dari motor induksi 3 fase akan menyebabkan motor
berputar pada arah yang berlawanan. Jadi untuk merubah putaran motor listrik 3
fase caranya adalah dengan memindahkan atau menukar dua kawat dari tiga kawat
yang tersambung atau menukar fasenya.
Rangkaian pembalikan putaran motor 3 fase diperlihatkan pada gambar 3.5. Seperti
terlihat pada rangkaian daya ( power ), kontak K6 dari kontaktor membuat putaran
motor searah jarum jam, ketika tertutup menghubungkan line R,S,T pada terminal
T1,T2,T3 ( U1,V1,W1 ). Kontak K8 membalik putaran motor, ketika tertutup
menghubungkan line R dengan W1 terminal motor dan line T dengan U1 terminal
motor, yang menyebabkan motor berputar dengan arah yang berlawanan.
Pemakaian system pembalikan putaran ini yaitu pada system membuka dan
menutup pintu, pengangkut barang, dan lain sebagainya.

b. Menjalankan motor dua kecepatan


Motor yang mempunyai dua kecepatan ada dua jenis yaitu :
 Motor dengan dua kumparan terpisah, artinya motor mempunyai 2 kumparan,
1 kumparan dirancang untuk kecepatan I ( misal kecepatan rendah ), dan yang
satu lagi dirancang untuk kecepatan yang ke II ( misal kecepatan tinggi ).
Seperti diperlihatkan pada ( plat pengenal no. )
 Motor dahlander adalah motor yang kumparannya dicabangkan.
Kemungkinan motor berputar untuk 2 kutub atau 4 kutub sehingga sebagai
motor dua kecepatan perbandingan putarannya 1 : 2. (lihat plat pengenan no).

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

43

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K6 K8
Start Start
K6 K8

K8 K6

OL K6 K8

N
U1V1 W1 NO NC NO NC
U2V2W2 3x1 8 3x3 6
7 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.5 Pembalikan putaran motor 3 fase

 Menjalankan motor dua kecepatan kumparan terpisah


Gambar rangkaian kontrol dan daya ( power ) menjalankan motor dua kecepatan
kumparan terpisah diperlihatkan pada gambar 4.5 berikut. Motor akan berputar
dengan kecepatan I dengan menutupnya kontak K6 melalui penekanan tombol Start
I, dan motor akan berputar dengan kecepatan II dengan menutupnya kontak K8
melalui penekanan tombol Start II. Antara K6 dan K8 dibuat interlock, sehingga tidak
mungkin terjadi putaran bersamaan. Untuk meng OFF kan motor, ditekan tombol
Stop.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

44

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K6 K8
Start Start
I K6 II K8

OL
K8 K6

K6 K8

U1 V1 W1
I II
U2 V2 W2 N
NO NC NO NC
3x1 8 3x3 6
7 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

U1 V1 W1 U1 V1 W1 U2 V2 W2

I II
U2 V2 W2 Kecepatan I Kecepatan II

Gambar 3.6 Menjalankan motor dua kecepatan kumparan terpisah

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

45

 Menjalankan motor dua kecepatan jenis motor dahlander


Dalam hubungan kumparan stator motor, pemakaian motor dua kecepatan
dapat dibedakan menjadi tiga type yaitu :
 Konstan HP.
Hubungan kumparannya seperti gambar berikut :
Ua

Wb Ub

Va Wa
Vb
Gambar 3.6.a Hubungan Kumparan Motor
Dahlander konstan HP

Untuk keceparan rendah / lambat :


Ua, Va, Wa dihubungkan keline.
Ub, Vb, Wb terbuka.

L1 L2 L3

Ua

Wb Ub

Va Wa
Vb
Gambar 3.6.b Hubungan Kumparan Motor Dahlander
Konstan HP pada kecepatan rendah.

Untuk kecepatan tinggi :


Ua, Va, Wa dibintang / disatukan.
Ub, Vb, Wb dihubungkan keline

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

46

. L3 L2 L3 Ua L1
Wb Vb

Va Wb Ub
Ua Wa

Va Wa
Vb
Ub

L1 L2
Gambar 3.6.c Hubungan Kumparan Motor Dahlander
Konstan HP pada kecepatan tinggi.

Gambar rangkaian kontrol dan dayanya adalah seperti gambar 4.6.c berikut.
Dengan bekerjanya K6 ( kontak utama K6 akan menutup ) melelui penekanan
tombol Start lambat maka motor akan bekerja dengan putaran lambat karena
hubungan kumparan motor dibuat seperti gambar 3.6.b, dimana kontak K6
menghubungkan line dengan terminal motor yaitu : R, S, T, dengan Ua, Va, Wa
terminal motor, sedangkan Ub, Vb, Wb terminal motor terbuka. Antara putaran
rendah dengan putaran tinggi diinterlokc secara lambat olek K6 dan K8. Dengan
demikian untuk pindah dari putaran rendah ke putaran tinggi atau sebaliknya, motor
harus di OFF kan terlebih dahulu melalui penekanan tombol OFF.
Penekanan tombol Start cepat maka K7 dan K8 akan bekerja dan kontak utamanya
akan menutup, maka motor akan bekerja dengan putaran tinggi, karena hubungan
kumparan motor dibuat seperti gambar 3.6.c. Dimana K7 menyatukan / membintang
Ua, Va, Wa terminal motor dan K8 menghubungkan Ub, Vb, Wb terminal motor
dengan line ( R, S, T ).

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

47

. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K6 K8 K7

Start K6 K8
Lambat Start
Cepat

OL
K8 K6

K6 K7 K8

UbVb Wb
N
Ua Va Wa
NO NC NO NC NO NC
3x1 8 3x4 3x3 6
7 9

. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.6.d Menjalankan motor dua kecepatan jenis dahlander konstan HP

 Konstan torsi
Hubungan kumparannya adalah sebagai berikut :
Ua

Wb Ub

Va Wa
Vb
Gambar 3.6.e Hubungan Kumparan Motor
Dahlander konstan torsi

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

48

Untuk putaran lambat


Ub,Vb, Wb dihubungkan ke line
Ua, Va, Wa terbuka.

T R S

Ua

Wb Ub

Va Wa
Vb

Gambar 3.6.f Hubungan Kumparan Motor Dahlander


Konstan Torsi Putaran Rendah

Untuk putaran tinggi


Ua, Va, Wa dihubungkan ke line
Ub, Vb, Wb disatukan / dibintang

L1 L2 L3

Ua

Wb Ub

Va Wa
Vb
Gambar 3.6.g Hubungan Kumparan Motor Dahlander
Konstan Torsi Putaran tinggi

Gambar rangkaian kontrol dan dayanya adalah seperti gambar 3.6.h. Gambar
rangkaian kontrol sama seperti gambar 3.6.d. Menutupnya K7 dan K8 motor akan
bekerja dengan putaran cepat, karena hubungan kumparan dibuat seperti gambar
3.6.g, dimana K8 menghubungkan Ua,Va, Wa terminal motor dengan line dan K7
menyatukan / membintang Ub, Vb, Wb terminal motor. Menutupnya K6 hubungan

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

49

kumparan motor dibuat seperti gambar 3.6.f atau motor akan bekerja dengan
putaran rendah, dimana kontak K6 menghubungkan terminal motor Ub, Vb, Wb
dengan line.
.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K8 K6 K7

Start K6 K8
Lambat Start
Cepat

OL
K8 K6

K6 K7 K8

Ua Va Wa
N
UbVb Wb
NO NC NO NC NO NC
3x3 8 3x4 3x1 6
7 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.6.h Menjalankan motor dua kecepatan jenis dahlander konstan torsi

 Variable torsi
Hubungan kumparannya adalah sebagai berikut :

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

50

Ua

Ub
Wb

.
Va Wa
Vb
Gambar 3.6.i Hubungan Kumparan Motor
Dahlander Variable Torsi

Untuk putaran rendah:


Ub,Vb, Wb dihubungkan ke line
T R S
Ua, Va, Wa terbuka

Ua

Ub
Wb

Va Wa
Vb

Gambar 3.6.j Hubungan Kumparan Motor Dahlander


Variable Torsi Putaran Rendah

Untuk putaran tinggi :


Ua, Va, Wa dihubungkan ke line
R
Ub, Vb, Wb disatukan / dibintang
S Ua T

Ub
Wb

Va Wa
Vb

Gambar 3.6.k Hubungan Kumparan Motor Dahlander


Variable Torsi Putaran Tinggi

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

51

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K8 K6 K7

Start K6 K8
Lambat Start
Cepat

OL
K8 K6

K6 K7 K8

Ua Va Wa
N
UbVb Wb
NO NC NO NC NO NC
3x3 8 3x4 3x1 6
7 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 3.6.l Menjalankan Motor Dua Kecepatan jenis Dahlander Variable Torsi

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

52

Rangkuman
Pengasutan motor induksi 3 fase dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya :
- Pengasutan tegangan penuh atau langsung pada jaringan ( DOL ) untuk motor –
motor kecil sampai 5 kW.
- Pengasutan tegangan dikurangi meliputi : pengasutan bintang segitiga ( Y/ ),
pengasut tahanan primer, dan pengasut ototransformator untuk motor –motor
besar ( diatas 5 kW ).

Pengasutan tegangan penuh atau pengasutan langsung pada jaringan dirancang


untuk memberikan tegangan line penuh pada motor selama pengasutan.

Ada dua alasan utama menggunakan pengasut tegangan dikurangi pada motor
adalah
a. Untuk membatasi tegangan line.
b. Mengurangi torsi berlebihan pada alat yang digerakkan.

Pengasut bintang segitiga ( Y/ ) adalah : pengasutan motor dengan pertama kali
menghubungkan pada konfigurasi bintang yang hanya memberikan 58 % dari
tegangan kerja motor, kemudian tegangan penuh diberikan dengan menghubungkan
motor pada konfigurai delta (). Rangkaian kontrol menggunakan system interlock
dan pemindahan dari konfigurasi bintang ke delta menggunakan relai penunda
waktu ON.

Pengasut tahanan primer adalah : menambah tahanan pada rangkaian stator


selama periode pengasutan, jadi mengurangi arus yang ditarik dari line.

Pengasut ototransformator adalah : menggunakan ototransformator untuk


mengurangi tegangan pada waktu start, ketika motor mendekati kecepatan penuh,
ototransformator di bypass.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

53

Membalik putaran motor tiga fase caranya adalah : dengan menukar 2 fase yang
masuk keterminal motor.
Interlocking pada rangkaian kontrol membalik putaran motor 3 fase dirancang untuk
mencegah kontaktor arah putar kanan dan putar kiri dalam keadaan yang diaktifkan
pada waktu yang sama, yang akan menyebabkan hubung singkat.

Motor 2 kecepatan ada 2 jenis yaitu :


- Motor 2 kecepatan dengan 2 kumparan terpisah.
- Motor 2 kecepatan jenis dahlander.

Menurut konfigurasi hubungan kumparannya motor dahlander dapat dibedakan


menjadi 3 type yaitu :
- Konstan Hp
- Konstan torsi.
- Variable torsi.

Soal Latihan
1. Buatlah rangkaian kontrol dan rangkaia power untuk beberapa pengasutan
dibawah ini :
a. Pengasutan langsung pada jaringan ( DOL ).
b. Pengasutan motor dengan rangkaian bintang segitiga.
c. Pengasutan dengan ototransformator.
2. Bagaimana cara membalik putaran motor 3 fase ? jelaskan, serta buat
rangkaian kontrol dan power untuk membalik putaran motor tersebut !
3. Buatlah rangkaian kontrol dan rangkaian power motor 3 fase dua kecepatan
jenis kumparan terpisah dan motor dahlander ( konstan Hp ) !
4. Buatlah rangkaian kontrol motor putar kiri dan kanan dengan penundaan waktu
saat pemindahan putaran dari putar kiri ke putar kanan maupun sebaliknya!
a. Dengan menggunakan 2 buah OFF delai relay
b. Dengan menggunakan 1 buah OFF delai relay

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

54

5. Buatlah rangkaian kontrol dan power untuk pengasutan bintang segitiga yang
dapat dibalik arah putarannya. Pemindahan dari hubungan bintang ke hubungan
delta secara otomatis dalam waktu 3 detik.
6. Buat pula soal no 5 dengan penundaan waktu ON saat pemindahan putaran baik
dari putar kiri kekanan maupun sebaliknya !
7. Buatlah rangkaian kontrol dan power motor dahlander ( konstan Hp) yang dapat
dibalik arah putarannya. Terdiri dari 1 buah tombol OFF ( Stop ), 2 buah tombol
ON ( Start kanan dan Start kiri ). Kalau ditekan tombol Start kanan maka motor
akan berputar kekanan dengan putaran lambat terlebih dahulu, 10 detik
kemudian secara otomatis motor berputar dengan putaran cepat. Kalau ditekan
tombol tekan Start kiri motor akan berputar kekiri dan prosesnya sama dengan
putar kanan.
8. Rancanglah rangkaian kontrol dan rangkaian power untuk membuka dan
menutup pintu, yang dibatasi oleh limit switch pada sisi kiri dan kanan pintu.
Tombol tekan untuk membuka dan menutup pintu itu diletakkan disisi luar dan
sisi dalam !

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

55

BAB 4
PENGASUTAN DAN PENGATURAN MOTOR DC.

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
 Memahami prinsip dasar, dengan cara apa motor DC dapat diasut serta dapat
membuat rangkaian kontrol dan rangkaian daya macam-macam pengasutan
motor tersebut.
 Memahami prinsip-prinsip dasar membalik putaran DC serta dapat membuat
rangkaian kontrol dan rangkaian dayanya.

4.1. Pengasutan Motor DC


Motor arus searah lebih jarang digunakan dibanding motor arus bolak – balik.
Seperti motor AC, motor DC yang kecil dapat dihubungkan langsung pada jaringan
untuk pengasutan.

a. Pengasutan Langsung Pada Jaringan


Gambar rangkaian kontrol dan power dari pengasutan langsung pada jaringan
untuk motor DC dapat dilihan pada gambar 4.1.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

56

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+

MCB F1
OL

K6
Stop

OL

Start K6

Medan Medan
seri shunt
K6

L-
NO NC
7
2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.1 Pengasutan Langsung Pada Jaringan Motor Compound

Seperti pada motor AC besar, motor DC besar harus dilengkapi dengan


sarana untuk membatasi arus awal untuk harga yang pantas. Suatu penyelesaian
adalah dengan menggunakan :
b. Pengasutan tegangan dikurangi, yang meliputi :
 Pengasutan dengan tahanan asut.
 Pengasut otomatic dengan GGL lawan.
 Pengasut otomatik dengan pembatas arus
 Pengasut otomatic dengan pembatas waktu.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

57

 Pengasutan dengan Tahanan Asut


Pengasutan dengan tahanan asut adalah menghubungkan resistor yang
diberikan tap ( 3 sampai 4 tap ) yang dihubungkan seri dengan jangkar, seperti
gambar 4.2. Ketika kontak K6 menutup, tegangan line penuh diberikan pada medan
shunt, sementara tahanan dihubungkan seri pada jangkar. Setelah beberapa saat
kontak K7 menutup, mem by pass sebagian dari tahanan. Periode tunda berikutnya
kontak K8 menutup mem by pass tahanan dan motor bekerja pada tegangan penuh.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+

MCB F1
OL

K6
Stop

OL

Start K6
K8 K7

Tahanana K6T K7T K8


Asut
M

K8

K6T K7T K8
Medan Medan
seri shunt

L-
NO NC NO NC NO NC
2 3 1 7
7 8T 9
7T

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.2 Pengasutan dengan Tahanan Asut Motor Compound

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

58

 Pengasut Otomatik dengan GGL Lawan.


Pengasutan ini menggunakan relay yang dihubungkan paralel dengan jangkar
motor. Rangkaian pengasutan ini banyak dipakai untuk motor – motor berdaya besar
diatas 5 kW. Gambar rangkaian kontrol dan powernya adalah gambar 4.3. Relay
pengasut A dan B dapat diatur pada tegangan tertentu misalnya relay A akan
bekerja pada 50% dari tegangan nominal dan relay B bekerja pada tegangan 80 %
dari tegangan nominalnya.
Apabila arus mengalir terlalu besar relay beban lebih ( over load relay ) akan
membuka kontak – kontaknya sehingga hubungan motor terputus dari sumber jala –
jala. Cara kerja rangkaian :
Dengan menekan tombol start maka kontaktor K6 akan bekerja dan kontaknya akan
menutup. Penutupan kontak K6, memberikan tegangan penuh pada medan shunt,
sementara jangkar, relay A dan relay B dihubungkan ke line melalui resistor ( R1 dan
R2 ). Karena saat start GGL lawan = 0 (nol) yang berarti tegangan pada jangkar dan
medan seri sangat rendah sehingga relay A dan realay B belum bekerja dan kontak
K7 dan K8 tetap membuka.
Dengan bertambahnya putaran motor berarti GGL lawan bertambah, sehingga
tegangan di jangkar dan medan seri bertambah. Dengan bertambahnya GGL lawan
ini missal 50% dari tegangan nominal motor, maka relay A bekerja, selanjutnya
menyebabkan K7 bekerja dan kontaknya akan menutup. Penutupan kontak K7
berarti menghubung singkat tahanan asut R1, sehingga motor dihubungkan ke line
melalui tahanan asut R2. GGL lawan akan naik sehingga relay B bekerja dan
kontaknya akan menutup demikian juga kontak K8 yang menghubung singkat
tahanan asut R2. Jadi motor dihubungkan langsung ke line atau dengan tegangan
penuh. Untuk menghentikan motor yaitu dengan menekan tombol stop, akhirnya
rangkaian kontrol terputus motor akan berhenti.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

59

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+

MCB F1
OL

K6
Stop
OL

K7 R1 Start K6

K8 R2
A B

B A
M
K6 K7 K8

Medan Medan
seri shunt

L-
NO NC NO NC NO NC
1 1 1
7

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.3 Pengasutan Otomatic dengan GGL Lawan Motor Compound

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

60

 Pengaturan Otomatic dengan Pembatas Arus.


Rangkaian pengasutan ini ( gambar 4.4 ) dirancang berdasrkan kerja dari relay
- relay yang bereaksi pada perubahan – perubahan arus jangkar. Jangkar motor
dihubungkan seri dengan tahanan R1, R2, R3. Penutupan kontak K6 dengan
penekanan tombol start, menghubungkan jangkar ke line dengan penurunan
tegangan melalui tahanan seri R1, R2, R3 dan relay A.
Besarnya arus start sesaat yang melalui relay A tidak membuat kontak relay A
menutup melainkan akan tetap membuka, karena aksi lambat ( delaying action ) dari
relay. Dengan bertambahnya putaran motor, arus jangkar berkurang, dan pada nilai
tertentu akan membuat kontak relay A menutup, sehingga kontaktor K7 bekerja akan
menghubung singkat tahanan seri R1 dan menghubungkan koil K8 melalui kontak
relay B. Kalau putaran motor bertambah cepat K8 bekerja karena kontak relay B
menutup dan selanjutnya K9 bekerja setelah Relay C menutup.
Dengan menutupnya kontak – kontak K7, K8, dan K9 motor dihubungkan langsung
pada line ( dengan tegangan penuh ) dan kecepatan nominal motor akan tercapai.
Untuk menghentikan motor tentu saja dengan menekan tombol stop.

 Pengasut Otomatic dengan Pembatas Waktu.


Untuk melepaskan hubungan tahanan jangkar tahap demi tahap menurut
waktu yang sudah ditentukan, digunakan relay penunda waktu ( time delay relay ).
Alat ini dijalankan oleh motor kecil sebagai fungsi pengatur waktu membuka dan
menutupnya kontak relay. Gambar diagram kontrol dan power pengasutan tersebut
adalah gambar 4.5.
Untuk menjalankan motor. Ditekan tombol start maka K4 akan bekerja. Menutupnya
kontak K4 akan menghubungkan relay TDR5, medan shunt langsung pada line,
sedangkan jangkar terhubung dengan line melalui tahanan R1 dan R2. Dalam waktu
yang telah ditentukan kontak TDR5 akan menutup dan menghubungkan K6 dengan
line sehingga K6 bekerja dan kontak K6 akan menghubung singkat R1 dan
menghubungkan Relay TDR7 dengan line. Pada keadaan ini motor jalan dengan
tahanan mula (R2) dan kecepatan motor akan naik dari sebelumnya. Bekerjanya
TDR7 dan setting waktunya telah terpenuhi akan menghidupkan K8. Menutupnya K8

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

61

akan menghubung singkat R2. Dengan menutupnya K4, K6 dan K8 motor terhubung
langlung pada line dengan tegangan penuh dan kecepatan nominalnya.
Untum menghentikan motor tekan tombol stop yang akan memutuskan semua
rangkaian kontrol dari sumber tegangan.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

L+

MCB F1
OL

K6
Stop
OL

Start K6
Medan
seri

K6 K7 K8
M Medan
shunt
A B C

K7 R1 K6 K7 K8 K9
B

K8 R2
C
L-
R3 NO NC NO NC NO NC NO NC
2 0 0 0
K9 2x7 8 9
A

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 4.4 Pengasutan Otomatic Pembatas Arus Motor Compound

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

62

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

L+

MCB F2
OL

K4 Stop

OL
Start
K4

M
TDR5 TDR7
K4 K6 K8
Medan Medan
seri shunt

K6 R1 K4 K6 K8

TDR5 TDR7
K8 R2

L-
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
2 6 1 8 1
5 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 4.5 Pengasutan Otomatic dengan Pembatas Waktu Motor Compound

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

63

4.2. Membalik Arah Putaran Motor DC


Membalik arah putaran motor DC dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
 Pembalikan arah arus jangkar dan membiarkan arah medan tetap.
 Pembalikan arah arus medan dan membiarkan arus jangkar tepap
Sebagian besar motor DC dibalik dengan pengubahan arus yang mengalir pada
jangkar sebab jangkar mempunyai induktansi jauh lebih rendah dibandingkan
dengan medan. Makin rendah induktansi, makin sedikit bunga api dari kontak
pengubahan ketika motor membalik arahnya. Gambar 4.5 menunjukkan
rangkaian kontrol dan daya membalik putaran motor compund.
Tombol start kanan ditekan maka K6 (F) bekerja dan semua kontaknya (NO)
menutup dan kontak NC membuka. Dengan demikian jangkar dan medan shunt
terhubung ke jala - jala melalui kontak K6 (F) dan arah arus yang melalui jangkar
sesuai dengan tanda panah, maka motor akan berputar arah maju ( forward ).
Untuk menjalankan motor dengan arah putaran mundur ( reverse ) motor harus
di OFF terlebih dahulu karena K8 ( R ) diinterlock oleh K6 (F). Setelah motor di
OFF tombol start kiri ditekan maka K8 ( R ) akan bekerja sehingga motor
dihubungkan ke line oleh K8 ( R ) dan arah arus berlawanan. Jadi motor akan
berputar arah mundur (reverse). Untuk menghentikan motor tekan tombol OFF
maka rangkaian kontrol terputus dari line dan motor berhenti.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

64

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L+

MCB F2
OL

K6 K8 Stop

OL
Start Start
K6 K8
K8 K6 Kanan Kiri

M Medan
K6 K8 shunt
K8 K6

K6 K8
Medan
seri F R
L-
NO NC NO NC
3x19 3x19
8 8

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.5 Membalik Putaran Motor Compound

A. Rangkuman
Sama seperti motor AC pada motor DC pengasutan motor dapat dilakukan dengan :
a. Pengasutan langsung pada jaringan.
b. Pengasutan dengan tegangan dikurangi, yang meliputi :
- Pengasutan dengan tahanan asut
- Pengasutan otomatic dengan GGL lawan
- Pengasutan otomatic dengan pembatas arus
- Pengasutan otomatic dengan pembatas waktu

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

65

Pengasutan dengan tahanan asut adalah : pengasutan dengan pemasang tahanan


seri dengan jangkar untuk mengurangi arus start motor.

Pengasutan otomatic dengan GGL lawan adalah : pengasutan dengan pemasangan


tahanan seri dengan menggunakan relay yang cara kerjanya dapat diatur
berdasarkan tegangan yang masuk, untuk mem by pass tahanan asut sehingga
motor bekerja pada tegangan nominal.

Pengasutan otomatic dengan pembatas arus adalah : pengasutan dengan tahanan


asut dengan menggunakan relay pembatas arus untuk mem by pass tahanan asut
hingga motor bekerja normal.

Pengasutan otomatic pembatas waktu adalah : pengasutan dengan tahanan asut


yang menggunakan relay penunda waktu untuk mem bay pass tahanan asut.

Membalik putaran motor DC dapat dilakukan dengan :


o Membalik arus jangkar dan membiarkan arus medan tetap
o Membalik arus medan dan membiarkan arus jangkar tetap

Soal latihan
1. Apa yang dimaksud dengan pengasutan langsung pada jaringan ? Jelaskan dan
buat rangkaian kontrol dan rangkaian power dari pengasutan tersebut !
2. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan :
- Pengasutan dengan tahanan asut
- Pengasutan otomatic dengan GGL lawan
- Pengasutan otomatic dengan pembatas arus
- Pengasutan otomatic dengan pembatas waktu
3. Buat rangkaian kontrol dan rangkaian power masing–masing pengasutan soal no
4.Jelaskan cara membalik putaran motor DC dan buat rangkaian kontrol & powernya

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

66

BAB 5.
PENGEREMAN MOTOR INDUKSI

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat :
 Memahami prinsip dasar pengereman dengan cara plugging, dinamik dan
kapasitor.
 Dapat membuat rangkaian kontrol dan daya dari masing – masing system
pengereman diatas.

Beberapa motor membutuhkan pengeremana untuk mempercepat berhentinya


putaran motor. Pengereman merupahan hal yang sangat penting, misalnya pada
motor – motor penggerak dengan beban yang cukup berat seperti pada mesin
penggiling, mesin pengangkat dan pada system ban berjalan.
Ada dua cara pengereman listrik yaitu :
5.1. Pengereman secara plugging dan
5.2. Pengereman dinamik

5.1. Pengereman dengan cara Plugging

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

67

Pengereman secara plugging ini pada prinsipnya dilakukan dengan cara


memberikan kopel lawan pada motor dengan cara membalik arah putaran. Cara ini
sering disebut dengan “ Plugging and Rever Jogging “.
Untuk mempercepat berhentinya putaran motor dilakukan dengan cara membalikkan
arah putaran sesaat setelah tombol stop ditekan. Pembalikan arah putaran motor
dilakukan dengan memasang saklar plugging. Saklar plugging ini akan membuka
bila motor dalam keadaan tidak berputar atau putaran rendah dan menutup bila
motor sedang berputar normal ( running ). Gambar rangkaian kontrol dan powernya
seperti gambar 5.1.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K6 K8
Start
K6 Plugging
Switch

K8 K6

OL K6 K8

N
U1V1 W1 NO NC NO NC
U2V2 W2 3x1 8 3x3 6
7

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.1 Pengereman secara Plugging

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

68

Cara kerja Rangkaian :


Bila tombol Start ditekan, kontaktor K6 bekerja dan kotaknya (NO) akan menutup
maka motor akan berputar arah maju atau kekanan. Kontak NC dari K6 akan
membuka dan berfungsi sebagai pengaman atau menjaga agar arus tidak mengalir
ke kontaktor K8. Setelah putaran motor mencapai putaran nominal atau sinkron
plugging switch akan menutup. Bila tombol Stop ditekan rangkaian arus ke kontaktor
K6 akan terputus dan kontaktor tidak bekerja lagi. Bersamaan dengan itu kontak NC
K6 akan menutup dan arus akan mengalir ke kontaktor K8 melalui kontak pugging
switch. Kontaktor K8 bekerja dan akan menghubungkan motor dalam arah
sebaliknya yaitu arah reverse. Motor menuju stop pada arah reverse dan kontak
pugging switch akan membuka rangkaian arus K8 dan juga kontak K8 ke motor akan
membuka dan memutus sumber jala – jala ke motor.
Rangkaian kontrol ini dapat digunakan untuk menyetop motor poly phase secara
cepat.

5.2. Pengereman Dinamik.


Pengereman dinamik pada motor induksi dapat dilakukan dengan cara
memperlakukan motor tersebut sebagai generator pada saat motor itu dilepas dari
sumber jala – jalanya. Dengan memberikan sumber arus searah pada belitan stator
sebagai arus penguatan, dan dari putaran sisa motor yang digunakan sebagai
tenaga mekanik motor. Karena rotor motor induksi sudah terhubung singkat, maka
pada rotor ini akan terbangkit emf dan arus rotor yang mengakibatkan timbulnya
kopel lawan, yang cenderung membuat putaran rotor dengan arah yang berlawanan
dengan putaran semula.Dengan cara ini motor akan dipercepat berhentinya.
Pengereman dinamik banyak digunakan untuk mengerem motor – motor dengan
beban yang besar seperti mesin pengangkat dan mesin lift.
Rangkaian pengontrol system pengereman dinamik adalah gambar 5.2.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

69

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

R
S
T
MCB
F1
OL

Stop

K6 K8
Start
TDR
K6

K8

K8 K6

OL K6 TDR K8

OFF
delay
N
U1V1 W1 NO NC NO NC
U2V2 W2 3x1 8 2x2 6
7 3
4

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.2 Pengereman Dinamik

Cara kerja rangkaian :


Bila tombol Start ditekan K6 dan TDR (OFF delay) akan bekerja dengan
menutup kontak – kontaknya (NO) sehingga motor akan berputar. Bila tombol Stop
ditekan maka K6 akan OFF dan kontak NC nya akan menutup, sehingga K8
(kontaktor pengereman) akan bekerja melalui kontak relay waktu (TDR). Kontak –
kontak K8 akan menghubungkan sumber arus searah kebelitan stator sehingga
akan terjadi peristiwa pengereman dinamik. Kontak relay waktu (TDR) akan
membuka dan akan memutuskan sumber arus searah kebelitan stator bila setting

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

70

waktunya telah dicapai. Perlu diingat untuk pengaturan waktu pengereman haruslah
diperhatikan waktu yang diambil untuk berhentinya motor dan jumlah putaran.

 Pengereman Dinamik dengan Kapasitor


Selain menggunakan relay waktu, pengaturan waktu pengereman dapat
dilakukan dengan membuat rangkaian pengisian dan pengosongan kapasitor.
Prinsip kerjanya adalah selama motor itu bekerja, terjadi pengisian muatan pada
kapasitor dan waktu pengereman terjadi, muatan kapasitor dikeluarkan untuk
memberikan sumber DC pada belitan stator sebbagai penguatan.
Pengisian dan pengosongan muatan dari kapasitor adalah + 5, yang mana 
(transien) ditentukan oleh besarnya harga tanahan (R) dan kapasitor ( C ) yaitu :
 = R.C. Gambar 5.3 menunjukkan rangkaian kontrol untuk pengereman motor tiga
fase dengan menggunakan tahanan dan kapasitor.
Cara kerja Rangkaian :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bila tombol Start ditekan, kontaktor K7 bekerja dan motor akan berputar.
R
Karena
S kontak NC K7 membuka maka arus akan mengalir melalui dioda penyearah,
T
tahanan dan kapasitor, sehingga terjadi pengisian muatan pada kapasitor. Bila
tombol MCB
Stop ditekan, tegangan ke koil K7 akan terputus sehingga kontaknya (NO)
F1
OL Bersamaan dengan ini
akan membuka dan line yang menuju ke motor juga terputus.
akan terjadi pengosongan muatan kapasitor karena menutupnya kontak NC K7.
Stop
Kumparan stator menerima penguatan arus searah dari proses pengosongan
kapasitorK7tadi, dan karena adanya sisa putaran dari motor, maka motor akan
Start
berfunfsi sebagai generator yang akan membangkitkan GGL lawan dari sisa putaran
K7
tadi, sehingga motor akan dipercepat berhentinya.

OL C K7

N
U1V1 W1 NO NC
U2V2 W2 3x1 2
8

Teknik Elektro
0 –Prodi
1 Teknik
2 Listrik 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 5.3 Pengereman Dinamik dengan Kapasitor
Rancangan Listrik I

71

Rangkuman

Pengereman pada motor bertujuan untuk mempercepat berhentinya putaran motor


saat motor dihentikan.

Ada dua alat pengereman listrik yaitu : plugging dan pengereman dinamik.
Plugging dapat menghentikan motor tiga fase dengan cepat. Hal ini dicapai dengan
menghubungkan sesaat motor untuk putaran terbalik ( berlawanan arah )
sementara motor masih berputar pada arah porward.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

72

Pengereman dinamik adalah : metode pengereman yang menggunakan motor


sebagai generator selama periode pengereman dengan tiba–tiba setelah motor
dimatikan, dengan cara memberikan sumber arus searah pada belitan stator
sebagai arus penguatan dan tenaga mekanik dari putaran sisa motor.

Soal Latihan
1. Apa tujuan diberi system pengereman pada motor ?
2. Jelaskan mengenai system pengereman :
 Dengan cara plugging
 Dengan cara dinamik
 Dengan cara menggunakan kapasitor
3. Buat rangkaian kontrol dan daya dari masing – masing system pengereman soal
no.2 dan jelaskan cara kerjanya !

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

73

DAFTAR PUSTAKA

1. Fank D. Petruzella. 2001. Elektronik Industri, Penerbit Andi Yogyakarta.


2. M. Nasir Ir. 1990. Perancangan Instalasi Listrik I dan II, ITS.
3. Muslimin Marapung Ir. 1991. Teknik Tenaga Listrik, Penerbit Bina Cipta,
Bandung.
4. P. Van Harten. 1985 Instalasi Listrik arus Kuat 3, Penerbit Bina Cipta, Bandung.
5. PEDC. 1984. Rancangan Listrik Semester III, Bandung.
6. PEDC. 1984. Rancangan Listrik Semester IV, Bandung.
7. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. 2000. Penerbit Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

74

LAMPIRAN

Push Button
Lampu
Tanda

Magnetik Kontaktor

Magnetik Relay

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Time Delay Relay
Rancangan Listrik I

75

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik


Rancangan Listrik I

76

Teknik Elektro –Prodi Teknik Listrik

Anda mungkin juga menyukai