ELEKTRONIKA DAYA
Oleh
NI MADE ARI SARASUANDEWI
NIM : 2015313086
DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor yang hampir mirip dengan sebuah
Transistor PNP (seperti gambar di atas). Berbeda dengan Transistor PNP yang lapisan
N-nya dibuat dengan tipis agar elektron mudah melewati lapisan N ini, Lapisan N
pada DIAC dibuat cukup tebal agar elektron lebih sulit untuk menembusnya
terkecuali tegangan yang diberikan ke DIAC tersebut melebihi batas Breakover (VBO)
yang ditentukannya. Dengan memberikan tegangan yang melebihi batas
Breakovernya, DIAC akan dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik dari arah
yang bersangkutan. Kedua Terminal DIAC biasanya dilambangkan dengan A1, A2
(Anoda) atau MT1, MT2 (Main Terminal).
2 20 20.53 0.008
3 24 24.23 0.279
4 28 26.85 1,730
Tabel 6.2. Data Percobaan DIAC 1
2 20 20.53 0.003
3 24 22.12 0.005
4 28 22.20 0.012
VII. ANALISA
Percobaan pada DIAC dilakukan sebayak dua kali. Percobaan DIAC yang pertama
mendapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 6.1. Pada saat pengujian DIAC
dengan tegangan 10 volt, osioloskop tidak menunjukkan adanya gelombang, sehingga
pada tegangan 10 volt DIAC dikatakan dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus
listrik. DIAC baru mulai menghasilkan gambar gelombang pada osioloskop dengan
diberi tegangan sebesar 24 volt, sehingga tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai
tegangan minimum breakover, sehingga pada tegangan 24 volt ke atas DIAC dalam
keadaan On dan bisa menghasilkan atau mengalirkan arus listrik. Titik trigger pada
saat DIAC on atau mencapai tegangan breakover sehingga gelombang yang mengalir
bias dilihat pada table 6.1.
Dan untuk percobaan DIAC yang kedua mendapatkan hasil pengukuran seperti
pada tabel 6.2. Pada saat pengujian DIAC dengan tegangan yang sama yaitu sebesar
10 volt, osioloskop tidak menunjukkan adanya gelombang, sehingga pada tegangan
10 volt DIAC dikatakan dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus listrik. DIAC
baru mulai menghasilkan gambar gelombang pada osioloskop dengan diberi tegangan
sebesar 24 volt, sehingga tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai tegangan minimum
breakover, sehingga pada tegangan 24 volt ke atas DIAC dalam keadaan On dan bisa
menghasilkan atau mengalirkan arus listrik. Titik trigger pada saat DIAC on atau
mencapai tegangan breakover sehingga gelombang yang mengalir bisa dilihat pada
table 6.2.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktek dan data yang didapat maka bisa ditarik kesimpulan yaitu
pada kedua percobaan memiliki persamaan yaitu DIAC baru menghasilkan gambar
gelombang pada tegangan breakover dimana pada tegangan tersebut DIAC dalam
posisi on dan bisa menghantarkan atau mengalirkan arus listrik.
SCR
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Elektronika daya merupakan ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan
pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis. Elektronika daya berkaitan
dengan pengolahan atau pemrosesan energi listrik, yakni mengubah daya listrik dari satu
bentuk ke bentuk lainnya dengan mengendalikan atau memodifikasi bentuk tegangan atau
arusnya menggunakan peranti elektronik. Beberapa komponen semikonduktor elektronika
daya yang digunakan pada saat praktek antara lain, DIAC, SCR dan Triac. Dalam praktek
ini, mahasiswa diminta untuk merangkai rangkaian, mencari besar tegangan dan mencara
gelombang pada rangkaian tersebut.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam laporan ini adalah
1. Bagaimana karakteristik dari DIAC, SCR dan Triac?
2. Bagaimana cara kerja rangkaian SCR yang dicatu dengan tegangan AC dan disulut
dengan AC?
3. Bagaimana bentuk gelombang keluaran dan bentuk gelombang penyulutan dari
rangkaian DIAC, SCR, dan Triac?
II. TEORI DASAR
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang
memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan Dioda pada umumnya yang
hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki Terminal.
Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate” atau
“Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali (Control), sedangkan kaki lainnya
sama seperti Dioda pada umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”.
Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota kelompok
komponen Thyristor. SCR memiliki kemampuan untuk mengendalikan Tegangan dan
daya yang relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena itu SCR atau
Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar (Switch) ataupun Pengendali (Controller)
dalam Rangkaian Elektronika yang menggunakan Tegangan / Arus menengah-tinggi
(Medium-High Power). Pada dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4 lapis
Semikonduktor yaitu PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) atau sering disebut
dengan PNPN Trioda. Terminal “Gate” yang berfungsi sebagai pengendali terletak di
lapisan bahan tipe-P yang berdekatan dengan Kaki Terminal “Katoda”. Cara kerja
sebuah SCR hampir sama dengan sambungan dua buah bipolar transistor (bipolar
junction transistor) seperti gambar dibawah ini.
Anoda A
p P
n N N G
Gerbang P
Gerbang P P P
p
N
n
Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN, jika dipilah struktur ini dapat
dilihat sebagai dua buah struktur junction PNP dan NPN yang tersambung di tengah.
Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan NPN yang tersambung pada masing-
masing kolektor dan base. Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka
struktur thyristor ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
III.
Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di trigger menjadi
ON, yaitu dengan memberi arus gate. Ternyata dengan memberi arus gate Ig yang
semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo) sebuah SCR. Dimana
tegangan ini adalah tegangan minimum yang diperlukan SCR untuk menjadi ON.
Sampai pada suatu besar arus gate tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat
denga membuat SCR on.
V. GAMBAR RANGKAIAN
2 22 000.1 18.35 0
Vg
Va
20 0.05
Vs
Vg
Va
Max 25 0.725
Vs
Vg
Va
25 1.1
Vs
Vg
Va
3. Kurva Karakteristrik SCR
VIII. ANALISA
Percobaan pada SCR dilakukan sebanyak dua kali. Percobaan SCR yang pertama
mendapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 6.3. Pada saat pengujian SCR
dengan tegangan 20 volt, osioloskop tidak menunjukkan adanya gelombang Vgate
atau Vg yang hanya terlihat adalah Vsumber / Vsnya saja walaupun pada osioloskop
terdapat gelombang Vs maka dapat dikatakan bahwa SCR pada tegangan 20 volt
dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus listrik. SCR baru mulai menghasilkan
gambar gelombang pada osioloskop dengan diberi tegangan sebesar 24 volt, sehingga
tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai tegangan minimum breakover, sehingga
pada tegangan 24 volt ke atas SCR dalam keadaan On dan bisa menghasilkan atau
mengalirkan arus listrik sehingga kurva karakteristik pada SCR dapat dicari seperti
gambar karakteristik SCR diatas.
SCR hanya bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. SCR akan
on bila diberi arus pemicu pada gatenya dengan tegangan positif dan SCR akan tetap on bila
arus yang mengalir pada SCR lebih besar dari arus penahanny a yang biasa disebut dengan
triggering.
Percobaan SCR yang kedua yaitu SCR dicatu dengan tegangan AC dan disulut arus
AC. Dilihat dari tabel 6.4 pada arus minimum sebesar 16 ampere gambar gelombang
pada Vs, Vg dan Va akan muncul. Pada saat diberikan arus sebesar 16 ampere
gelombang Va nampak titik ujungnya bernilai maximum itu disebabkan karena
apabila nilai minimum pada SCR diuji maka gelombang pada Va menunjukkan
gelombang maximumnya sedangkan pada arus maximum yang bernilai 25 ampere
gelombangnya nampak hampir tidak terlihat titik ujungnya atau bernilai minimum,
karena pada nilai maximum gelombang Va menunjukkan gelombang minimumnya.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktik dan data perhitungan dapat diambil kesimpulan bahwa SCR
hanya bisa melewatkan arus satu arah yaitu dari anoda menuju ke katoda. Besarnya
arus pada terminal Gate untuk meng-on kan SCR tergantung dari besarnya tegangan
pada anoda menuju katoda, semakin besar tegangan maka semakin kecil arus pada
terminal Gate yang diperlukan untuk meng-on-kan SCR. Kurva karakteristik SCR
dapat ditampilkan oleh osioloskop dari nilai tegangan breakovernya. Pada SCR yang
disulut arus AC gelombang Va tampak terbalik yaitu yang pada awalnya arus bernilai
minimum pada gelombang Va bernilai maximum, begitu juga sebaliknya.
TRIAC
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Elektronika daya merupakan ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan
pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis. Elektronika daya berkaitan
dengan pengolahan atau pemrosesan energi listrik, yakni mengubah daya listrik dari satu
bentuk ke bentuk lainnya dengan mengendalikan atau memodifikasi bentuk tegangan atau
arusnya menggunakan peranti elektronik. Beberapa komponen semikonduktor elektronika
daya yang digunakan pada saat praktek antara lain, DIAC, SCR dan Triac. Dalam praktek
ini, mahasiswa diminta untuk merangkai rangkaian, mencari besar tegangan dan mencara
gelombang pada rangkaian tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam laporan ini adalah
1. Bagaimana karakteristik dari DIAC, SCR dan Triac?
2. Bagaimana cara kerja rangkaian SCR yang dicatu dengan tegangan AC dan disulut
dengan AC?
3. Bagaimana bentuk gelombang keluaran dan bentuk gelombang penyulutan dari
rangkaian DIAC, SCR, dan Triac?
II. TEORI DASAR
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang berfungsi sebagai
pengendali arus listrik. TRIAC merupakan singkatan dari TRIode for Alternating
Current (Trioda untuk arus bolak balik). Sama seperti SCR, TRIAC juga tergolong
sebagai Thyristor yang berfungsi sebagai pengendali atau Switching. Namun, berbeda
dengan SCR yang hanya dapat dilewati arus listrik dari satu arah (unidirectional),
TRIAC memiliki kemampuan yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah
(bidirectional) ketika dipicu.
1 2
2 22 22.59 0 -0.449
Vg
Va1
Va2
4 28 26.81 04.65 -0.59
Vg
Va1
Va2
VII. ANALISA
Percobaan pada TRIAC mendapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 6.5. Pada
saat pengujian TRIAC dengan tegangan yang diberikan sebesar 20 volt, osioloskop
tidak menunjukkan adanya gelombang maka dapat dikatakan bahwa TRIAC pada
tegangan 20 volt dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus listrik. TRIAC baru
mulai menghasilkan gambar gelombang pada osioloskop dengan diberi tegangan
sebesar 24 volt, sehingga tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai tegangan minimum
breakover, sehingga pada tegangan 24 volt ke atas TRIAC dalam keadaan On dan bisa
menghasilkan atau mengalirkan arus listrik.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dan data percobaan yang didapatkan maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa TRIAC merupakan gabungan dari dua buah SCR maka fungsi
TRIAC hampir sama dengan SCR hanya yang membedakan adalah TRIAC dapat
melewati arus dua arah. TRIAC dapat menghantarkan arus ketika arus trigger lebih besar
dari arus penghalang. Dan TRIAC akan off dengan mengurangi arus trigger hingga dibawah
arus penahan.