Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DAYA

DOSEN PEMBIMBING : I KETUT PARTI,S.T.,M.T.

Oleh
NI MADE ARI SARASUANDEWI
NIM : 2015313086

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI BALI
2021
DIAC
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Elektronika daya merupakan ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan
pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis. Elektronika daya berkaitan
dengan pengolahan atau pemrosesan energi listrik, yakni mengubah daya listrik dari satu
bentuk ke bentuk lainnya dengan mengendalikan atau memodifikasi bentuk tegangan atau
arusnya menggunakan peranti elektronik. Beberapa komponen semikonduktor elektronika
daya yang digunakan pada saat praktek antara lain, DIAC, SCR dan Triac. Dalam praktek
ini, mahasiswa diminta untuk merangkai rangkaian, mencari besar tegangan dan mencara
gelombang pada rangkaian tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam laporan ini adalah
1. Bagaimana karakteristik dari DIAC, SCR dan Triac?
2. Bagaimana cara kerja rangkaian SCR yang dicatu dengan tegangan AC dan disulut
dengan AC?
3. Bagaimana bentuk gelombang keluaran dan bentuk gelombang penyulutan dari
rangkaian DIAC, SCR, dan Triac?
II. TEORI DASAR
Diac atau Diode Alternating Current adalah dioda AC yang dipasang berlawanan
dua buah dioda biasa. Diac juga tidak memiliki gate dan digunakan sebagai pemicu
(penyulut) bagi rangkaian yang memakai thyristor. DIAC merupakan anggota dari
keluarga Thyristor, namun berbeda dengan Thyristor pada umumnya yang hanya
menghantarkan arus listrik dari satu arah, DIAC memiliki fungsi yang dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arahnya atau biasanya disebut juga dengan
“Bidirectional Thyristor”. Diac bekerja pada daerah positif dan negative. Diac berada
pada daerah Off sampai ada tegangan yang melebihi tegangan break over yang
diberikan yang menyebabkan diac berpindah dari keadaan off menjadi on. Diac
digunakan pada rangkaian daya untuk mendapatkan rangkaian Efektif Turn ON
Thyristor. Gambar dibawah ini merupakan symbol dari DIAC
Gambar 2.1. Simbol DIAC

DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor yang hampir mirip dengan sebuah
Transistor PNP (seperti gambar di atas). Berbeda dengan Transistor PNP yang lapisan
N-nya dibuat dengan tipis agar elektron mudah melewati lapisan N ini, Lapisan N
pada DIAC dibuat cukup tebal agar elektron lebih sulit untuk menembusnya
terkecuali tegangan yang diberikan ke DIAC tersebut melebihi batas Breakover (VBO)
yang ditentukannya. Dengan memberikan tegangan yang melebihi batas
Breakovernya, DIAC akan dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik dari arah
yang bersangkutan. Kedua Terminal DIAC biasanya dilambangkan dengan A1, A2
(Anoda) atau MT1, MT2 (Main Terminal).

Gambar 2.2. Karakteristirk DIAC


DIAC bertujuan untuk mengahalangi aliran arus di kedua arah. Hanya dengan
tegangan breakover tertentu barulah DIAC dapat menghantarkan arus. Arus yang
dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari anoda menuju katoda dan sebaliknya.
Kurva karakteristik DIAC sama seperti TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui
adalah berapa tegangan breakover-nya.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek SCR, DIAC, dan TRIAC sebagai
berikut.

No Alat dan Bahan Jumlah


1 AFG DE lorenso 1 buah
2 DIAC 2 buah
3 SCR 1 buah
4 TRIAC 1 buah
5 AVO meter 2 buah
6 Osioloskop 2 channel digital 1 buah
7 Resistor 1 k ohm 2 buah
8 Resistor 5.1 k ohm 1 buah
9 Resistor 470 ohm 1 buah
10 Resistor 220 ohm 1 buah
11 Resistor 100 ohm 1 buah
12 Potensiometer 5 k ohm 1 buah
13 Kapasitor 0.22f 1 buah
14 Dioda IN 4005 1 buah
15 Kit matrik 1 buah
16 Kabel Secukupnya

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 4.1. Rangkaian DIAC 1

Gambar 4.2. Rangkaian DIAC 2


V. LANGKAH KERJA
 Buatlah rangkaian seperti gambar 4.1
 On kan rangkaian dan lakukan pengukuran dan lakukan juga pengukuran
gambar gelombangnya. setiap terjadi perubahan tegangan.
 Buatlah rangkaian seperti gambar 4.2
 On kan rangkaian dan lakukan pengukuran dan lakukan juga pengukuran
gambar gelombang pada setiap terjadi perubahan tegangan.

VI. DATA PERCOBAAN


Tabel 6.1. Data Percobaan DIAC 1

No Vs (volt) VA1(volt) VA2(volt) Gambar Gelombang


1 10 10.69 0.005

2 20 20.53 0.008

3 24 24.23 0.279

4 28 26.85 1,730
Tabel 6.2. Data Percobaan DIAC 1

No Vs (volt) VA1(volt) VA2(volt) Gambar Gelombang


1 10 10.49 0.001

2 20 20.53 0.003

3 24 22.12 0.005

4 28 22.20 0.012

VII. ANALISA
Percobaan pada DIAC dilakukan sebayak dua kali. Percobaan DIAC yang pertama
mendapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 6.1. Pada saat pengujian DIAC
dengan tegangan 10 volt, osioloskop tidak menunjukkan adanya gelombang, sehingga
pada tegangan 10 volt DIAC dikatakan dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus
listrik. DIAC baru mulai menghasilkan gambar gelombang pada osioloskop dengan
diberi tegangan sebesar 24 volt, sehingga tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai
tegangan minimum breakover, sehingga pada tegangan 24 volt ke atas DIAC dalam
keadaan On dan bisa menghasilkan atau mengalirkan arus listrik. Titik trigger pada
saat DIAC on atau mencapai tegangan breakover sehingga gelombang yang mengalir
bias dilihat pada table 6.1.
Dan untuk percobaan DIAC yang kedua mendapatkan hasil pengukuran seperti
pada tabel 6.2. Pada saat pengujian DIAC dengan tegangan yang sama yaitu sebesar
10 volt, osioloskop tidak menunjukkan adanya gelombang, sehingga pada tegangan
10 volt DIAC dikatakan dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus listrik. DIAC
baru mulai menghasilkan gambar gelombang pada osioloskop dengan diberi tegangan
sebesar 24 volt, sehingga tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai tegangan minimum
breakover, sehingga pada tegangan 24 volt ke atas DIAC dalam keadaan On dan bisa
menghasilkan atau mengalirkan arus listrik. Titik trigger pada saat DIAC on atau
mencapai tegangan breakover sehingga gelombang yang mengalir bisa dilihat pada
table 6.2.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktek dan data yang didapat maka bisa ditarik kesimpulan yaitu
pada kedua percobaan memiliki persamaan yaitu DIAC baru menghasilkan gambar
gelombang pada tegangan breakover dimana pada tegangan tersebut DIAC dalam
posisi on dan bisa menghantarkan atau mengalirkan arus listrik.
SCR
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Elektronika daya merupakan ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan
pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis. Elektronika daya berkaitan
dengan pengolahan atau pemrosesan energi listrik, yakni mengubah daya listrik dari satu
bentuk ke bentuk lainnya dengan mengendalikan atau memodifikasi bentuk tegangan atau
arusnya menggunakan peranti elektronik. Beberapa komponen semikonduktor elektronika
daya yang digunakan pada saat praktek antara lain, DIAC, SCR dan Triac. Dalam praktek
ini, mahasiswa diminta untuk merangkai rangkaian, mencari besar tegangan dan mencara
gelombang pada rangkaian tersebut.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam laporan ini adalah
1. Bagaimana karakteristik dari DIAC, SCR dan Triac?
2. Bagaimana cara kerja rangkaian SCR yang dicatu dengan tegangan AC dan disulut
dengan AC?
3. Bagaimana bentuk gelombang keluaran dan bentuk gelombang penyulutan dari
rangkaian DIAC, SCR, dan Triac?
II. TEORI DASAR
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang
memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan Dioda pada umumnya yang
hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki Terminal.
Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate” atau
“Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali (Control),  sedangkan kaki lainnya
sama seperti Dioda pada umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”. 
Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota  kelompok
komponen Thyristor. SCR memiliki kemampuan untuk  mengendalikan Tegangan dan
daya yang relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena itu SCR atau
Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar (Switch) ataupun Pengendali (Controller)
dalam Rangkaian Elektronika yang menggunakan Tegangan / Arus menengah-tinggi
(Medium-High Power). Pada dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4 lapis
Semikonduktor yaitu PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) atau sering disebut
dengan PNPN Trioda.  Terminal “Gate” yang berfungsi sebagai pengendali terletak di
lapisan bahan tipe-P yang berdekatan dengan Kaki Terminal “Katoda”. Cara kerja
sebuah SCR hampir sama dengan sambungan dua buah bipolar transistor (bipolar
junction transistor) seperti gambar dibawah ini.

Anoda A

p P

n N N G
Gerbang P
Gerbang P P P
p
N
n

Gambar 2.3. 4 lapis SCR


Katoda K

Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN, jika dipilah struktur ini dapat
dilihat sebagai dua buah struktur junction PNP dan NPN yang tersambung di tengah.
Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan NPN yang tersambung pada masing-
masing kolektor dan base. Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka
struktur thyristor ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

III.

Gambar 2.4. Struktur SCR dan Visualisasi


Transistor

Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di trigger menjadi
ON, yaitu dengan memberi arus gate.  Ternyata dengan memberi arus gate Ig yang
semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo) sebuah SCR. Dimana
tegangan ini adalah tegangan minimum yang diperlukan SCR untuk menjadi ON.
Sampai pada suatu besar arus gate tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat
denga membuat SCR on.

Gambar 2.5. Karakteristik SCR


Untuk mengontrol pada tegangan tinggi karena SCR dapat dilewatkan pada
tegangan 0 - 220 volt. Pada saat Arus yang mengalir pada SCR (IT) lebih kecil dari
Arus penahan, maka SCR akan off (tidak aktif) kembali. Karena sumber tegangan
yang diberikan merupakan tegangan AC sehingga karateristik yang terlihat pada
osiloskop arus mengalir bolak-balik tetapi karena ada dioda sehingga arus pada sinyal
negatif menjadi terpotong.
Cara kerja SCR untuk meng-Onkan SCR jika pada terminal gate diberi pemicuan
yang berupa arus dengan tegangan positip dan SCR akan tetap on bila arus yang
mengalir pada SCR lebih besar dari arus yang penahan. Untuk meng-offkan SCR
adalah dengan mengurangi arus Triger dibawah arus penahan.
Apabila dihubungkan dengan sumber tegangan DC maka arusnya akan diteruskan
dari Anoda ke Katoda atau dengan catatan Anoda di hubungkan dengan polaritas
positif (+), Katoda dengan polaritas negatif (-) dan di triger pada Gate nya dengan
pentriger Gate lebih positif terhadap katoda.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek SCR, DIAC, dan TRIAC sebagai
berikut.

No Alat dan Bahan Jumlah


1 AFG DE lorenso 1 buah
2 DIAC 2 buah
3 SCR 1 buah
4 TRIAC 1 buah
5 AVO meter 2 buah
6 Osioloskop 2 channel digital 1 buah
7 Resistor 1 k ohm 2 buah
8 Resistor 5.1 k ohm 1 buah
9 Resistor 470 ohm 1 buah
10 Resistor 220 ohm 1 buah
11 Resistor 100 ohm 1 buah
12 Potensiometer 5 k ohm 1 buah
13 Kapasitor 0.22f 1 buah
14 Dioda IN 4005 1 buah
15 Kit matrik 1 buah
16 Kabel Secukupnya

V. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 4.3. Rangkaian SCR


Gambar 4.4. Rangkaian SCR dicatu dengan tegangan AC

VI. LANGKAH KERJA


1. SCR
 Buatlah rangkaian seperti gambar 4.3
 On kan rangkaian dan lakukan pengukuran dan lakukan juga
pengukuran gambar gelombangnya. setiap terjadi perubahan
tegangan.
 Aturlah sumber tegangan AC dari tegangan yang paling rendah
sampai tegangan yang tinggi seperti pada tabel.
 Amati saat SCR mulai On ukur tegangannya dan gambar pula
gambar gelombangnya.
2. SCR dicatu tegangan AC dan disulut arus AC
 Buatlah rangkaian seperti gambar 4.5
 Lakukan pengujian untuk mengetahui baik buruknya komponen.
 Power suplay pada saklar S dalam keadaan off.
 Aturlah potensiometer dalam kedaan minimum.
 On kan power suplay saklar S, Atur potesimeter secara perlahan- lahan
sehinga SCR On (menghantar).
 Gambarlah bentuk gelombang pada beban dan catatlah besarnya arus beban
dan arus penyulutan hasilnya catat pada table
 Aturlah potensimeter dalam keadaan maksimum.
 Gambarlah bentuk gelombang pada beban dan catatlah besarnya arus beban
dan arus penyulutan hasilnya catat pada table
 Off kan saklar S, amati apa yang terjadi!

VII. DATA PERCOBAAN


1. SCR
Tabel 6.3. Data Percobaan SCR

No Vs (volt) VC1(volt) Vg(volt) VAK (volt) Gambar Gelombang


1 20 000.1 16.41 0

2 22 000.1 18.35 0

3 24 03.73 16.18 0.2


4 28 04.98 18.61 0.5

2. SCR dicatu tegangan AC dan disulut arus AC


Tabel 6.4. Data Percobaan SCR dicatu tegangan AC dan disulut arus AC
No A1 (A) A2 (A) Gambar Gelombang
Min 16 0.025
Vs

Vg

Va
20 0.05
Vs

Vg

Va
Max 25 0.725
Vs

Vg

Va

25 1.1
Vs

Vg

Va
3. Kurva Karakteristrik SCR

VIII. ANALISA
Percobaan pada SCR dilakukan sebanyak dua kali. Percobaan SCR yang pertama
mendapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 6.3. Pada saat pengujian SCR
dengan tegangan 20 volt, osioloskop tidak menunjukkan adanya gelombang Vgate
atau Vg yang hanya terlihat adalah Vsumber / Vsnya saja walaupun pada osioloskop
terdapat gelombang Vs maka dapat dikatakan bahwa SCR pada tegangan 20 volt
dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus listrik. SCR baru mulai menghasilkan
gambar gelombang pada osioloskop dengan diberi tegangan sebesar 24 volt, sehingga
tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai tegangan minimum breakover, sehingga
pada tegangan 24 volt ke atas SCR dalam keadaan On dan bisa menghasilkan atau
mengalirkan arus listrik sehingga kurva karakteristik pada SCR dapat dicari seperti
gambar karakteristik SCR diatas.
SCR hanya bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. SCR akan
on bila diberi arus pemicu pada gatenya dengan tegangan positif dan SCR akan tetap on bila
arus yang mengalir pada SCR lebih besar dari arus penahanny a yang biasa disebut dengan
triggering.
Percobaan SCR yang kedua yaitu SCR dicatu dengan tegangan AC dan disulut arus
AC. Dilihat dari tabel 6.4 pada arus minimum sebesar 16 ampere gambar gelombang
pada Vs, Vg dan Va akan muncul. Pada saat diberikan arus sebesar 16 ampere
gelombang Va nampak titik ujungnya bernilai maximum itu disebabkan karena
apabila nilai minimum pada SCR diuji maka gelombang pada Va menunjukkan
gelombang maximumnya sedangkan pada arus maximum yang bernilai 25 ampere
gelombangnya nampak hampir tidak terlihat titik ujungnya atau bernilai minimum,
karena pada nilai maximum gelombang Va menunjukkan gelombang minimumnya.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktik dan data perhitungan dapat diambil kesimpulan bahwa SCR
hanya bisa melewatkan arus satu arah yaitu dari anoda menuju ke katoda. Besarnya
arus pada terminal Gate untuk meng-on kan SCR tergantung dari besarnya tegangan
pada anoda menuju katoda, semakin besar tegangan maka semakin kecil arus pada
terminal Gate yang diperlukan untuk meng-on-kan SCR. Kurva karakteristik SCR
dapat ditampilkan oleh osioloskop dari nilai tegangan breakovernya. Pada SCR yang
disulut arus AC gelombang Va tampak terbalik yaitu yang pada awalnya arus bernilai
minimum pada gelombang Va bernilai maximum, begitu juga sebaliknya.
TRIAC
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Elektronika daya merupakan ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan
pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis. Elektronika daya berkaitan
dengan pengolahan atau pemrosesan energi listrik, yakni mengubah daya listrik dari satu
bentuk ke bentuk lainnya dengan mengendalikan atau memodifikasi bentuk tegangan atau
arusnya menggunakan peranti elektronik. Beberapa komponen semikonduktor elektronika
daya yang digunakan pada saat praktek antara lain, DIAC, SCR dan Triac. Dalam praktek
ini, mahasiswa diminta untuk merangkai rangkaian, mencari besar tegangan dan mencara
gelombang pada rangkaian tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam laporan ini adalah
1. Bagaimana karakteristik dari DIAC, SCR dan Triac?
2. Bagaimana cara kerja rangkaian SCR yang dicatu dengan tegangan AC dan disulut
dengan AC?
3. Bagaimana bentuk gelombang keluaran dan bentuk gelombang penyulutan dari
rangkaian DIAC, SCR, dan Triac?
II. TEORI DASAR
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang berfungsi sebagai
pengendali arus listrik. TRIAC merupakan singkatan dari TRIode for Alternating
Current (Trioda untuk arus bolak balik). Sama seperti SCR, TRIAC juga tergolong
sebagai Thyristor yang berfungsi sebagai pengendali atau Switching. Namun, berbeda
dengan SCR yang hanya dapat dilewati arus listrik dari satu arah (unidirectional),
TRIAC memiliki kemampuan yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah
(bidirectional) ketika dipicu.

Gambar 2.7. Simbol TRIAC


Terminal Gate TRIAC hanya memerlukan arus yang relatif rendah untuk dapat
mengendalikan aliran arus listrik AC yang tinggi dari dua arah terminalnya. TRIAC
sering juga disebut dengan Bidirectional Triode Thyristor. Pada dasarnya, sebuah
TRIAC sama dengan dua buah SCR yang disusun dan disambungkan secara
antiparalel (paralel yang berlawanan arah) dengan Terminal Gerbang atau Gate-nya
dihubungkan bersama menjadi satu. Jika dilihat dari strukturnya, TRIAC merupakan
komponen elektronika yang terdiri dari 4 lapis semikonduktor dan 3 Terminal, Ketiga
Terminal tersebut diantaranya adalah MT1, MT2 dan Gate.

1 2

Gambar 2.8. Karakteristik TRIAC


Karakteristik TRIAC bias dilihat pada gambar di atas. TRIAC pada dasarnya
merupakan gabungan dari 2 buah SCR yang rangkai secara bolak balik dengan gate
disatukan. TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat
melewatkan arus dua arah.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek SCR, DIAC, dan TRIAC sebagai
berikut.

No Alat dan Bahan Jumlah


1 AFG DE lorenso 1 buah
2 DIAC 2 buah
3 SCR 1 buah
4 TRIAC 1 buah
5 AVO meter 2 buah
6 Osioloskop 2 channel digital 1 buah
7 Resistor 1 k ohm 2 buah
8 Resistor 5.1 k ohm 1 buah
9 Resistor 470 ohm 1 buah
10 Resistor 220 ohm 1 buah
11 Resistor 100 ohm 1 buah
12 Potensiometer 5 k ohm 1 buah
13 Kapasitor 0.22f 1 buah
14 Dioda IN 4005 1 buah
15 Kit matrik 1 buah
16 Kabel Secukupnya

IV. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 4.4. Rangkaian TRIAC


V. LANGKAH KERJA
 Buatlah rangkaian seprti gambar 4.4
 On kan rangkaian dan lakukan pengukuran dan lakukan juga pengukuran
gambar gelombangnya. setiap terjadi perubahan tegangan.
 Aturlah sumber tegangan AC dari tegangan yang paling rendah sampai tegangan
yang tertinggi seperti pada tabel.
 Amati saat TRIAC mulai On ukur tegangannya dan gambar pula gambar
gelombangnya.
VI. DATA PERCOBAAN
Tabel 6.5. Data Percobaan TRIAC

No Vs (volt) VC1(volt) Vg(volt) VA1-A2 (volt) Gambar Gelombang


1 20 20.55 0 -0.551

2 22 22.59 0 -0.449

3 24 24.28 1,438 0.347

Vg

Va1

Va2
4 28 26.81 04.65 -0.59
Vg

Va1

Va2

VII. ANALISA
Percobaan pada TRIAC mendapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 6.5. Pada
saat pengujian TRIAC dengan tegangan yang diberikan sebesar 20 volt, osioloskop
tidak menunjukkan adanya gelombang maka dapat dikatakan bahwa TRIAC pada
tegangan 20 volt dalam keadaan off atau tidak mengalirkan arus listrik. TRIAC baru
mulai menghasilkan gambar gelombang pada osioloskop dengan diberi tegangan
sebesar 24 volt, sehingga tegangan tersebut bisa dikatakan sebagai tegangan minimum
breakover, sehingga pada tegangan 24 volt ke atas TRIAC dalam keadaan On dan bisa
menghasilkan atau mengalirkan arus listrik.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dan data percobaan yang didapatkan maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa TRIAC merupakan gabungan dari dua buah SCR maka fungsi
TRIAC hampir sama dengan SCR hanya yang membedakan adalah TRIAC dapat
melewati arus dua arah. TRIAC dapat menghantarkan arus ketika arus trigger lebih besar
dari arus penghalang. Dan TRIAC akan off dengan mengurangi arus trigger hingga dibawah
arus penahan.

Anda mungkin juga menyukai