Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTEK

INSTALASI INDUSTRI

Dosen Pembimbing: I G.A. Made Sunaya,S.T.,M.T.

OLEH:

Ni Made Ari Sarasuandewi

2015313086 / 15

3B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI BALI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puja-puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat beliau saya
dapat mengerjakan laporan praktek yang diberikan oleh Bapak I G.A. Made Sunaya,S.T.,M.T
selaku dosen pembimbing praktek yaitu, membuat laporan tentang “Praktek Instalasi
Industri”

Penyusunan laporan ini di latar belakangi oleh keinginan penulis untuk memberikan
informasi seputaran perancangan instalasi industri seperti pemasangan instalasi pengasutan
motor Star-Delta, DOL, dan 2 Arah Putaran serta pemasangan instalasi pada panel.

Penulisan laporan ini saya berdasarkan praktek yang saya lakukan pada tanggal 22-25
November 2021 dan beberapa materi saya ambil dari internet sebagai refrensi. Saya berharap
laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Laporan yang
saya buat ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran
dan masukan dari Bapak selaku dosen pembimbing demi kesempurnaan laporan saya ini.

Tabanan, 26 Desember 2021

Penyusun

(Ni Made Ari Sarasuandewi)

2
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. 3

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………. 4

I.1. Latar Belakang………………………………………………………………… 4

I.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………... 4

BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 6

II.1. Pemasangan Tiang Listrik yang Baik dan Benar……………………………... 6

II.2. Pemasangan Tiang Listrik yang sesuai dengan Medannya…………………… 7

BAB III. PENGOLAHAN DATA ATAU PENJUMLAHAN………………………….. 12

III.1. Perbandingan Trigonometri…………………………………………………. 12

III.2. Aturan Sinus………………………………………………………………… 12

BAB IV. PENUTUP……………………………………………………………………. 16

IV.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Instalasi listrik bertujuan untuk agar instalasi listrik terselenggara dengan baik,
terjaminnya keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi dari
kebakaran akibat listrik beserta perlindungan lingkungan. Hal yang tidak disadari
kebanyakan orang-orang bahwa pemicu terjadinya kebakaran karena beberapa faktor
diantaranya pelindung kabel yang rentan sehingga mudah terbakar, percikan api, dan
oksigen. Hubungan arus pendek bisa menimbulkan percikan api terhadap isolasi
pelindung pada kabel dan masih menjadi pemicu tingginya akan kebakaran.
Pada umumnya instalasi pada rumah tangga menggunakan penghantar 1 phasa yang
tidak perlu menggunakan daya listrik yang terlalu besar yang memiliki tegangan
220/380. Sedangkan pada industry, pabrik, hotel dan tempat-tempat yang memerlukan
daya besar memerlukan listrik yang besar, maka penghantar yang digunakan adalah
penghantar 3 fasa yang menggunakan 3 buah penghantar fasa dan 1 netral untuk
menggerakan motor/mesin listrik 3 phase, yang dimana memiliki tegangan 380/660.
Adapun motor yang sering digunakan adalah pengasutan motor Star-Delta, DOL, Dua
Arah Putaran dan lain sebagainya.
Maka dengan itu, adanya tujuan praktik ini dilakukan adalah untuk mengetahui
bagaimana cara pemasangan instalasi industry dengan menggunakan pengasutan motor 3
phasa Star-Delta, DOL, dan Dua Arah Putaran, pengawatan dari masing-masing
komponen, pengawatan langsung ke panel dan mengetahui atau menguji cara kerja
rangkaian tersebut apakah sudah benar atau belum.
I.2. Tujuan

1. Agar mahasiswa bisa merancang dan memasangn instalasi dari rangkaian yang sudah
disediakan pada jobsheet
2. Agar mahasiswa bisa melakukan pengujian rangkaian tersebut dengan menggunakan
motor induksi 3 phasa
3. Agar mahasiswa bisa mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
rangkaian.

4
5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fungsi Alat Praktik


1. Obeng +

Gambar 1.1. Obeng +


Obeng + berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk mengencangkan skrup + yang
ada pada rangkaian. Pada praktik ini saya menggunakan 2 obeng + yang diantaranya
ada yang berukuran kecil dan juga yang berukuran besar.

2. Obeng –

Gambar 1.2. Obeng -


Obeng – berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk mengencangkan skrup – yang
ada pada rangkaian. Pada praktik ini saya menggunakan 2 obeng + yang diantaranya
ada yang berukuran kecil dan juga yang berukuran besar.

3. Tang Kombinasi

Gambar 1.3. Tang Kombinasi


Tang kombinasi pada umumnya berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk
memotong, mengupas maupun melilit kabel. Dan juga bisa sebagai penahan bahan
kerja seperti paku, mur, dan baut saat proses pengencangan.

6
4. Tang Potong

Gambar 1.4. Tang Potong


Tang potong pada umumnya berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk memotong
dan menjepit kabel dan kawat.

5. Tang Cucut

Gambar 1.5. Tang Cucut


Tang cucut/lancip pada umumnya berfungsi untuk menjepit dan menahan benda
kerja seperti paku, mur, baut, atau jarum.

6. Tang Kupas

Gambar 1.6. Tang Kupas


Tang kupas pada umumnya berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk mengupas
kulit kabel agar mendapatkan kawat kabel tersebut.

7. Penggaris Besi 30 cm

Gambar 1.7. Penggaris


Penggaris ini berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk mengukur panjang kabel
yang harus di potong dan mengukur jarak dari komponen satu dengan yang lainnya.

7
8. Palu

Gambar 1.8. Palu


Palu berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk memaku paku yang ada pada klem
agar menempel dengan kuat.

9. Cutter

Gambar 1.9. Cutter


Cutter pada umumnya digunakan dalam bidang kelistrikan untuk memotong
mengupas kabel NYM

10. Gergaji

Gambar 1.10. Gergaji


Gergaji pada umumnya berfungsi dalam bidang teknik listrik untuk memotong pipa
yang digunakan pada rangkaian.

11. Avometer

Gambar 1.11. Avometer


Avometer pada umumnya berfungsi untuk mengukur hambatan, tegangan dan arus
listrik pada sebuah rangkaian.

8
12. Tespen

Gambar 1.12. Tespen


Tespen pada umumnya berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya tegangan
listrik pada suatu benda, mesin dan juga untuk mengetahui pada sebuah rangkaian
listrik ada atau tidaknya daya listrik.

13. Motor Induksi

Gambar 1.13. Motor Induksi


Motor Induksi pada umumnya mesin yang dipergunakan untuk mengubah tenaga
listrik menjadi tenaga induksi magnit dan tenaga induksi magnit dirubah menjadi
tenaga gerak. Pada praktik ini saya memakai motor induksi 3 phasa untuk menguji
rangkaian Star-Delta, DOL, dan 2 Arah Putaran.

2.2. Fungsi Komponen Praktik


1. Kabel
Kabel pada umumnya berfungsi sebagai media untuk menghantarkan arus listrik.
Ada6 tiga kabel yang saya gunakan pada saat praktik, diantaranya.
a. Kabel NYA

Gambar 2.1. Kabel NYA


Jenis kabel listrik ini digunakan dalam instalasi rumah dan sistem tenaga. Kabel
NYA memiliki inti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi

9
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA
adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe
ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup.
Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang
terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
b. Kabel NYM

Gambar 2.2. Kabel NYM


Jenis kabel listrik ini digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung
dan sistem tenaga. Jenis kabel listrik NYM memiliki lapisan isolasi PVC
(biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM
memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih. Jenis
kabel listrik ini dapat dipergunakan di lingkungan yang kering dan basah, namun
tidak boleh ditanam.
c. Kabel NYAF

Gambar 2.3. Kabel NYAF


Jenis kabel listrik NYAF direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak
distribusi pipa atau di dalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel
dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi
panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat
cocok untuk tempat yang mempunyai belokan-belokan tajam. Jenis kabel listrik
ini digunakan pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang
lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara langsung.

10
2. MCB

Gambar 2.4. MCB 3 Phasa


MCB sendiri memainkan peran penting dalam hal proteksi arus lebih dan juga
sebagai alat disconnect pada jaringan listrik. MCB merupakan alat yang didesain
untuk mengisolasi rangkaian dari gangguan arus lebih seperti overload dan short
circuit (hubungan singkat). Selain itu, MCB juga merupakan alat pemutus yang
sangat baik digunakan untuk mendeteksi besaran arus lebih. MCB yang digunakan
pada saat praktik adalah MCB 3 phasa untuk menjalankan motor induksi 3 phasa
3. Kontaktor

Gambar 2.5. Kontaktor


Kontaktor merupakan alat yang bekerja dengan induksi elektromagnetik pada
sebuah kumparan tembaga yang dialirkan listrik sehingga menyebabkan kontak
bantu NO (Normaly Open) akan tertutup dan kontak bantu NC (Normaly Close)
akan terbuka. Fungsi kontaktor adalah sebagai kontrol pencahayaan atau sebagai
komponen penghubung dan pemutus arus listrik ke lampu, untuk menghubungkan
serta memutuskan arus listrik ke motor, kontaktor juga sering digunakan sebagai
saklar transfer dan interlock di dalamnya, dan dapat membuka serta menutup arus
listrik yang mengalir secara otomatis pada rangkaian elektronik. Kontaktor magnet
terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah coil / kumparan, core / inti, kontak
utama, dan kontak bantu.

11
4. Overload (Thermal Overload Relay)

Gambar 2.6. Overload


Overload Relay adalah komponen pengaman dalam kontaktor utama atau pelindung
jika terjadi arus berlebih yang dapat merusak suatu rangkaian motor listrik. Fungsi
overload hampir sama seperti MCB yaitu sebagai proteksi keamanan dalam sebuah
rangkaian panel motor listrik dari arus yang berlebih.
5. Timer Relay

Gambar 2.7. Timer


Fungsi dari timer relay adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari
kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
6. Terminal

Gambar 2.8. Terminal


Terminal merupakan media yang digunakan untuk menyambungkan kabel dan
melindungi sambungan kabel untuk keamanan dalam pemasangan kabel, terbuat dari

12
bahan yang keras seperti plastik atau keramik dan harus dipasang di lokasi yang
aman, stabil dan jauh dari kelembapan. Juga berfungsi sebagai tempat berhentinya
arus listrik sementara, di dalamnya terdapat 2 jenis konektor, yaitu : Incoming
(Konektor Arus Masuk) dan Outgoing (Konektor Arus Keluar).
7. Saklar Batas (Limit Switch)

Gambar 2.9. Limit Switch


Limit switch adalah salah satu perangkat elektromekanis yang memiliki fungsi
utama untuk menonaktifkan aliran apabila telah tercapai suatu limit tertentu maupun
sebaliknya. Secara pengertiannya limit switch adalah saklar yang mempunyai tuas
aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal dari keadaan ON ke OFF atau
sebaliknya. Limit switch termasuk kedalam kategori sensor mekanis. Limit switch
ini biasa digunakan pada instalasi listrik di industry.
8. Saklar Injak

Gambar 2.10. Saklar Injak


Saklar injak merupakan sebuah saklar yang berfungsi untuk menghidupkan dan
mematikan suatu alat secara otomatis dengan bantuan injakan kaki.
9. Lampu Indiktor

Gambar 2.11. Lampu Indikator


Lampu indikator memiliki fungsi untuk mengetahui apakah rangkaian bekerja
dengan benar atau tidak dan tanda peringatan jika terjadi sesuatu.

13
10. Push Button

Gambar 2.12. Push Button


Fungsi push button digunakan untuk mengontrol kondisi ON atau OFF dari suatu
rangkaian listrik khususnya pada bagian pengontrolan.
11. Kotak Sambung

Gambar 2.13. Kotak Sambung


Pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus dilakukan dalam
kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau
percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan.
12. Pipa

Gambar 2.14. Pipa


Pipa berfungsi untuk melindungi kawat penghantar atau pelindung kabel. Ada
beberapa jenis – jenis pipa yaitu pipa besi, pipa PVC, pipa conduit, dan pipa
galvanis.
13. Klem

Gambar 2.15. Klem

14
Klem memiliki fungsi untuk membuat rapi klem kabel juga membuat instalasi lebih
kuat apa bila kita membuat instalasi kabel di dinding atau kayu (out bow).
14. Baut

Gambar 2.16. Baut


Baut berfungsi untuk mengencangkan kabel pada komponen tertentu dan juga untuk
mengencangkan komponen satu dengan yang lainnya.
15. Wiring Channel (Kabel Duct)

Gambar 2.17. Wiring Channel


Wiring chanel adalah alur penyambugan kabel yang terbuat dari bahan campuran
PVC yang berbentuk kotak persegi panjang sehingga suatu rangkayan dapat terlihat
rapi dan teratur.
16. KWH Meter

Gambar 2.18. KWH Meter


KWH Meter merupakan suatu alat untuk mengukur berapa penggunaan energi listrik
disuatu rumah atau tempat tertentu. Fungsi KWH meter yaitu menghitung berapa

15
banyak energy listrik yang digunakan, sebagai pembatas daya listrik yang dipakai,
dan sebagai saklar atau pemutus aliran listrik jika pemakaian melebihin batas.
2.3. Rangkaian Star Delta

Gambar 3.1. Rangkaian Star Delta


Rangkaian star delta atau biasa disebut dengan rangkaian bintang ialah rangkaian sirkuit
yang paling banyak dipakai untuk mengoperasikan motor tiga phase. Hal ini tak lepas
dari daya besar yang dapat dihasilkannya. Motor tiga phase memerlukan daya awal yang
sangat besar untuk dapat digerakkan. Pada rangkaian yang jenis ini, rangkaian star akan
digunakan agar bisa menstabilkan. Sesudah stabil, rangkaian dirubah ke delta. Timer
akan berfungsi sebagai pengatur untuk pengubahan waktu rangkaian dari star menjadi
delta. Waktu yang biasanya diperlukan sekitar lima sampai sepuluh detik. Rangkaian star
delta mempunyai fungsi untuk mengurangi jumlah dari arus start pada saat motor itu
dihidupkan. Dikarenakan fungsi ini juga, star delta banyak sekali fungsinya salah satunya
sebagai rangkaian didalam sistem starting dalam motor listrik. Lonjakan arus listrik pada
saat melakukan starter bisa dikurangi dengan menggunakan rangkaian star delta ini.
Rangkaian ini mempunyai prinsip kerja dengan cara membuat star dengan awal tegangan
kecil. Caranya yakni dengan menghubungkannya ke star. Selanjutnya, sesudah motor
berputar kemudian arus menurun, timer pun bisa melakukan tugasnya yakni
memindahkan dengan otomatis kerangkaian delta oleh sebab itulah arus yang akan
melalui motor sedikit demi sedikit akan penuh.
2.4. Rangkaian DOL
Pada umumnya motor listrik tegangan rendah dengan kapasitas kecil <10kW rangkaian
dayanya di hubungkan secara DOL (Direct On Line). DOL adalah tipe rangkaian motor
listrik ini bisa langsung di hubungkan dari Fuse/MCB/ELCB sebagai pengaman beban
listrik dengan stop kontak listrik ataupun sakelar sebagai pemutus tegangan kemudian di
rangkai ke motor listrik. Saat bertegangan/berenergi, terminal motor starter langsung

16
terhubung on line (DOL) ke catu daya. Seperti halnya pada motor listrik 1 phase, motor
listrik 3 phase tipe DOL juga sama rangkaiannya. Perbedaan sedikit terdapat tambahan
dengan adanya kontaktor. Tujuan adanya kontaktor ini adalah mencegah adanya percikan
listrik saat kedua plat saklar bertemu. Selain itu tidak semua sakelar memiliki daya
hantar sebesar daya hantar pada kontaktor.
2.5. Rangkaian Dua Arah Putaran

Gambar 3.2. Rangkaian Dua Arah Putaran


Arah putaran motor induksi 3 phasa dapat diputar dengan dua arah yaitu putar kanan
(forward) dan putar kiri (reverse). gar motor induksi 3 phasa dapat berputar kanan-kiri,
maka yang harus dilakukan yaitu menukar posisi salah satu fasanya. Sebagai contoh pada
saat motor induksi berputar ke kanan dengan susunan fasanya RST, maka jika ingin
membalik arah putaran (putar kiri) harus merubah salah satu fasanya yaitu menjadi RTS
atau SRT atau TSR. Dalam merangkai rangkaian putar kanan-kiri harus dilakukan
penguncian, artinya motor hanya berputar pada satu arah saja (tidak boleh rangkaian
putar kanan dan putar kiri hidup secara bersamaan).

17
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat
Tabel 1.1. Keperluan Alat Saat Praktikum
No Alat Jumlah
1. Tang Kombinasi 1
2. Tang Potong 1
3. Tang Cucut 1
4. Tang Kupas 1
5. Obeng + (Besar dan Kecil) 1
6. Obeng - (Besar dan Kecil) 1
7. Palu 1
8. Cutter 1
9. Avometer 1
10. Motor Induksi 3 Phasa Bintang-Segitiga 1
11. Motor Induksi 3 Phasa DOL 1
12. Motor Induksi 3 Phasa 2 Arah Putaran 1
13. Tespen 1

3.2. Bahan/Komponen
Tabel 1.2. Keperluan Bahan/Komponen Saat Praktikum
No Alat Jumlah
1. Kabel NYM Secukupnya
2. Kabel NYA Secukupnya
3. Kabel NYAF Secukupnya
4. MCB 3 Phasa 6
5. Kontaktor 7
6. Overload 4
7. Timer 1
8. Limit Switch 2
9. Terminal Secukupnya
10. Saklar Injak 1

18
11. Lampu Indikator 4
12. Push Button 4
13. Pipa (PVC dan Baja) Secukupnya
14. Klem Secukupnya
15. Baut Secukupnya
16. Wiring Channel Secukupnya

19
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Jobsheet Praktikum

Gambar 3.3. Tata Letak Komponen beserta Ukuran dan Jumlah Kabel.

20
Gambar 3.4. Tata Letak Komponen

21
Gambar 3.5. Rancangan Instalasi Praktikum 1

22
Gambar 3.6. Rancangan Instalasi Praktikum 2

23
4.2. Deskripsi Rangkaian
Adapun cara pemasangan dan cara kerja dari rangkaian tersebut akan diuraikan
seperti penjelasan di bawah ini.
1. MCB Q1
MCB Q1 merupakan MCB utama yang memiliki cabang diantaranya MCB Q1,
Q2, Q3, Q4, Q11, dan Q13.
2. MCB Q2
MCB Q2 merupakan MCB untuk melayani instalasi penerangan. Setelah
disambungkan sumber 3 phasa dari MCB Q1 ke MCB Q2 lalu dihubungkan ke
panel penerangan.
3. MCB Q3 (Motor DOL)
Sumber 3 phasa diperoleh dari sumber jaringan tegangan rendah, output dari
MCB Q1 akan masuk ke MCB Q3 kemudian disambungkan ke terminal.
Kemudian disambungkan menuju ke input daya 3 phasa dari kontaktor K1. Output
dari kontaktor K1 masuk ke input 3 phasa overload dan outputnya menghubungkan
input terminal motor (U1,V1,W1). Output terminal motor (U2,V2,W2) dijumper.
Dari sumber T dihubungkan ke input kontak NC overload. Kemudian output dari
NC overload masuk ke input S1 dan diparalelkan dengan anak kontak NO K1.
Output dari K1 dihubungkan ke koil A1 K1 dan koil A2 K1 diberikan netral.
Untuk menghidupkan motor tombol start (S1) ditekan, jika diberikan sumber
tegangan maka cara pengontrolannya dapat dilakukan dengan menekan push
button, maka kontaktor K1 akan bekerja dan anak kontak NO kontaktor K1
menutup dan mengunci, sehingga motor dapat bekerja. Untuk menghentikan motor
bekerja dapat dilakukan dengan menekan push button NC yang sekaligus anak
kontak NO overload maka anak kontak NO kontaktor K1 akan membuka dan
motor berhenti bekerja. Jika terjadinya beban lebih maka overload secara otomatis
memberikan perintah, semua rangkaian akan kembali pada posisi semua dan motor
akan berhenti bekerja

24
Gambar 3.7. Rangkaian DOL atau Pengasutan Langsung (Q3)
4. MCB Q4
Sumber 3 phasa diperoleh dari sumber jaringan tegangan rendah, output dari
MCB Q1 akan masuk ke MCB Q4. Output MCB Q4 dihubungkan dengan
kontaktor K6 yang berada dalam panel utama. Ketiga phasa sumber R S T masuk
ke dalam input kontak utama kontaktor K6 (1,3,5), output kontak utama kontaktor
K1(2,4,6) masuk ke dalam input kontak utama overload. Output kontak utama
overload masuk ke input selector switch 3 phasa dan output selector switch masuk
ke stop kontak 3 phasa. Dari sumber phasa R masuk menuju anak kontak input
overload NC (F4R) dan outputnya masuk ke input push button NC (S06). Output
push button NC (S06) menuju input push button NO (S06). Output push button NO
(S06) masuk menuju koil A1 kontaktor K6 dan anak kontak kontaktor K6 NO
diparalel dengan push button NO (S06) ,karena ada 2 push button NO (S06) maka
keduanya diparalel. Koil A2 dihubungkan dengan netral. Anak kontak kontaktor
K6 NO dihubungkan dengan lampu indikator pada pintu panel H8 (Hijau) yang
menandakan motor bekerja dan anak kontak overload F4R NC dihubungkan
dengan lampu indikator pada pintu panel H7 (Merah) yang menandakan overload.
Untuk lampu indikator H7 dan H8 terhubung dengan netral. Motor DOL
dihubungkan dengan steker 3 phasa lalu di hubungkan dengan stop kontak 3 phasa.

25
5. MCB Q11 (Motor Bintang Segitiga)
Sumber 3 phasa diperoleh dari sumber jaringan tegangan rendah, output dari
MCB Q1 akan masuk ke MCB Q11. Output dari MCB Q11 masuk ke terminal
output terminal sebanyak 4 kabel keluar dari panel utama dan masuk kedalam
kontrol M11. Ketiga phasa sumber R S T masuk ke dalam input kontak utama K7
(1,3,5) timer K7T dan di jumper dengan input kontaktor K9. Output kontak utama
K7 (2,4,6) timer (K1T) masuk ke dalam input kontak utama overload dan output
overload masuk ke input motor (U1,V1,W1). Output kontak utama kontaktor K9
masuk ke dalam output kontak utama kontaktor K8 dan input K8 di jumper
(terhubung bintang). Output kontak utama kontaktor K9 (terhubung segitiga)
masuk ke output motor (U2,V2,W2) dengan adanya penukaran phasa. Dari sumber
phasa T masuk menuju anak kontak input overload NC (OL) dan outputnya masuk
ke input push button NC (Stop). Output push button NC (Stop) menuju input push
button NO (Start). Output push button NO (Start) masuk menuju koil A1 kontaktor
7 timer (K7T) dan anak kontak kontaktor 7 timer (K7T) NO diparalel push button
NO (Start). Koil A2 kontaktor 7 timer dihubungkan dengan netral. Kontaktor 1
timer (K7T) bergerak berbarengan dengan anak kontak NC dan NO timer yang
bekerja dengan waktu yang telah diatur. Output Anak kontak NO kontaktor 7 timer
(K7T) masuk ke input anak kontak NC timer K7T dan kontak NO K7T. Output
anak kontak NC timer K7T masuk ke anak kontak NC K9. Output Anak kontak
NC K9 masuk ke koil A1 K8 (terhubung bintang) dan koil A2 K8 diberikan netral.
Dari output anak kontak NO timer K7T masuk ke input anak kontak NC K8 dan
outpunya masuk ke koil A1 K9 (terhubung segitiga), koil A2 K9 diberikan netral.
Input lampu indikator (hijau) dijumper dengan koil A1 K7T untuk menandakan
bahwa rangkaian bekerja dan input lampu indikator (merah) dihubungkan dengan
output kontak NO OL untuk menandakan bila terjadi beban lebih atau kerusakan
pada rangkaian.Output lampu indikator hijau dan merah diberikan netral.
Jika diberikan sumber tegangan maka cara pengontrolannya dapat dilakukan
dengan menekan push button NO (S2) atau push button NO (SI2) maka kontaktor
1 timer (K1T) akan bekerja. Anak kontak NO kontaktor timer (K1T) mengunci
push button (S2). Sedangkan yang terhubung langsung dengan kontaktor timer
(K1T), anak kontak NO kontaktor timer (K1T) tetap membuka dan anak kontak
NC kontaktor timer (K1T) tetap menutup dalam beberapa detik sesuai dengan

26
pengaturan waktunya. Maka anak kontak NC kontaktor 2 (hubungan segitiga) tetap
tertutup dan arus mengalir menuju kontaktor 1 (hubungan bintang) sehingga anak
kontak NC kontaktor 1 (hubungan bintang) membuka. Sehingga motor dapat
bekerja dalam hubungan bintang dan kecepatannya tidak telalu cepat.
Hubungan bintang ini berlangsung hanya beberapa detik sesuai dengan
pengaturan yang bertujuan agar tidak adanya lonjakan arus yang terlalu besar saat
motor mengawali start untuk bekerja. Saat waktu penyetingan habis, maka
hubungan langsung anak kontak NO 1 timer (K1T) akan menutup dan anak kontak
NC 1 timer (K1T) akan membuka. Maka anak kontak NC kontaktor 1 (hubungan
bintang) tetap tertutup dan arus mengalir menuju kontaktor 2 (hubungan segitiga)
sehingga anak kontak NC kontaktor 2 (hubungan segitiga) membuka. Sehingga
motor pindah bekerja ke hubungan segitiga dan kecepatannya sedikit lebih cepat
dari pada hubungan bintang. Untuk memberhentikan motor bekerja dapat
dilakukan dengan menekan push button NC (SI2) atau push button NC (S3) yang
sekaligus anak kontak NO overload maka anak kontak NO kontaktor 1 timer (K1T)
akan membuka dan motor berhenti bekerja. Untuk kontaktor 1 timer menggunakan
timer on delay. Jika terjadinya beban lebih maka overload secara otomatis
memberikan perintah, semua rangkaian akan kembali pada posisi semua dan motor
akan berhenti bekerja.

27
Gambar 3.8. Rangkaian Star-Delta (Q11)
6. MCB Q13 (Motor dengan Dua Arah Putaran)
Sumber 3 phasa diperoleh dari sumber jaringan tegangan rendah, output dari
MCB Q1 akan masuk ke MCB Q13. Dari MCB Q13 disambungkan keterminal
bus. Kemudian disambungkan menuju ke input daya 3 phasa dari kontaktor K1
(putaran ke kanan). Input daya 3 phasa dari K1 dijumper ke input daya 3 phasa
kontaktor K2 (putaran ke kiri). Output daya 3 phasa kontaktor K1 dijumper ke
kontaktor K2, yang dimana menjumper fasa R dengan T, fasa S dengan S, dan fasa
T dengan R. Penukaran salah satu fasa ini dilakukan agar nantinya putaran motor
dapat berubah. Selanjutnya output 3 phasa dari kontaktor K1(1,3,5) dijumper
dengan input 3 phasa overload dan outputnya masuk ke input motor (U1,V1,W1).
Dari sumber T disambungkan ke input kontak NC overload (FIR). Kemudian
output NC overload disambungkan ke kontak NO saklar kaki (S13). Menyambung
output kontak NO dari saklar kaki (S13) ke input push button NC (S15). Output
push button NC (S15) ke input push button NO (S3g) yang diparalel dengan push
button NO (S15a) dan anak kontak NO K1. Output dari push button NO (S3g)
masuk ke input anak kontak NC K2 dan outputnya masuk ke input kontak NO limit

28
switch (S14a). Output dari kontak NO limit switch masuk ke koil A1 K1 (putaran
kekanan) dan koil A2 K1 diberikan netral. Kemudian output push button NC (S15)
juga masuk ke input push button NO (S6g) yang diparalel dengan push button NO
(S15b) dan anak kontak NO K2. Output dari push button NO (S6g) masuk ke input
anak kontak NC K1 dan outputnya masuk ke input kontak NO limit switch (S14b).
Output dari kontak NO limit switch masuk ke koil A1 K2 (putaran kekiri) dan koil
A2 K2 diberikan netral. Dari output anak kontak NO K1 masuk ke input lampu
indicator H4 untuk menandakan putaran motor kekanan dan output lampu indicator
H4 diberikan netral. Dari output anak kontak NO K2 masuk ke input lampu
indicator H5 untuk menandakan putaran motor kekiri dan output lampu indicator
H5 diberikan netral. Untuk menghidupkan motor kea rah putaran ke kanan
dengan menginjak saklar injak (S13) terlebih dahulu lalu tekan push button S3g
maka kontak K1 akan menutup dan arah putaran motor ke kanan. Untuk
mematikan motor dengan menekan limit switch (S15a) dan anak kontak K1 akan
terbuka. Untuk menghidupkan motor ke arah putaran ke kiri dengan menginjak
saklar injak (S13) terlebih dahulu lalu tekan push button S6g maka kontak K2 akan
menutup dan arah putaran motor akan ke kiri. Untuk mematikan motor dengan
menekan limit switch (S15b) dan anak kontak K2 akan terbuka.

Gambar 3.9. Rangkaian Dua Arah Putaran (Q13)

29
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

30
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/113227158/fungsi-peralatan-listrik
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3911427/jenis-kabel-listrik-dan-fungsinya-simak-
agar-kamu-tak-salah-pilih
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-fungsi-mcb-pada-instalasi-listrik-berikut-
pengertian-dan-jenisnya-kln.html
https://lieneticjaya.com/kontaktor/
https://riverspace.org/thermal-overload-relay/
http://www.box-panellistrik.com/information/157
https://agengwlistrik.blogspot.com/2018/01/kontaktor-magnet.html
https://jagad.id/prinsip-kerja-limit-switch-kegunaan-dan-penerapan/
https://tokoonline88.com/saklar-pedal-injak-untuk-menghidupkan-dan-mematikan-alat-
secara-otomatis/
https://www.listrik-praktis.com/2015/10/mengenal-instalasi-starting-motor-3phasa-star-
delta.html
https://www.amanitekno.com/pengertian-dol-auto-star-delta-soft-starter-dan-perhitungan-
circuit-breaker-pada-motor-listrik/

31
DAFTAR LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai