Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Instalasi listrik 1 atau biasa disebut instalasi listrik penerangan di mana di


bahas tentang berbagai jenis penerangan atau pencahayaan. Mulai dari instalasi
domestik sampai instalasi non domestik. Dalam PUIL 2000 (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik) pada bab V pasal 1 ayat 1 dibahas tentang syarat umum
pemasangan instalasi listrik yaitu harus dipasang sedemikian rupa agar dalam
kerja normal tidak membahayakan dan merusak instalasi lain atau peralatan listrik
lainnya. Maka dari itu instalasi listrik harus tahan terhadap kerusakan mekanik,
termal dan kimiawi.
Oleh karena itu, Laporan Lengkap Pratikum Instalasi Listrik 1 disusun oleh
penyusun dimana di dalamnya dibahas tentang berbagai jenis penerangan atau
pencahayaa. Dimana laporan lengkap ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
pengangan dan sekaligus sebagai tugas akhir dari mata kuliah pratikum instalasi
listrik .
Laporan lengkap ini dibuat sesuai dengan hasil percobaan dari masing-
masing job pratikum yang terdiri dari 12 judul pratikum, untuk selanjutnya
diperiksa oleh Dosen Pembimbing/Asisten Labolatorium dan dijadikan sebagai
bahan penilaian dari hasil praktikum.

1
B. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:


1. Merancang pemasangan instalasi penerangan
2. Memasang Instalasi penerangan
3. Menganalisis rangkaian instalasi penerangan
4. Mampu melakukan penanganan gangguan yang terjadi pada rangkain instalasi
penerangan.

C. MANFAAT PRAKTIKUM

Praktikum ini memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut:


1. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara perancangan
pemasangan instalasi penenrangan.
2. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara pemasangan instalasi
listrik penerangan
3. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara menganalisis rangkaian
instalasi penerangan.
4. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang beberapa jenis rangkaian
pada instalasi penerangan
5. Memberikan pengetahuuan bagi mahasiswa mengenai alat-alat yang digunakan
dalam pemasangan instalasi penerangan
6. Dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan sebuah
laporan serta sistematika penulisannya.

2
BAB II

PRAKTIKUM

D. TEORI DASAR

Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang
terpasang, baik di dalam maupun di luar bangunan yang digunakan untuk
menyalurkan arus listrik. Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan
tentang peralatan instalasi, seorang ahli listrik juga harus mahir membaca gambar
instalasi. Denah ruangan yang akan dilengkapi dengan instalasi pada umumnya
digambar dengan skala 1 : 100 atau 1 : 50.
Dalam instalasi listrik terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
yakni:
1. Keamanan (safety)
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil.
2. Keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara
baik.
3. Mutu terjamin
Mutu terjamin menyangkut 2 hal, yaitu:
a. Peralatan instalasi, harus sesuai dengan standar (memiliki sertifikat
standarisasi mutu, contoh SNI ( Standar Nasional Indonesia )
b. Tegangan listrik yang sampai ke peralatan listrik harus sesuai dengan
standar.
4. Ketercapaian
Pemasangan instalasi listrikharus mudah dijangkau oleh pemakai/operator.
Sebagai contoh sakelar yang dipasang sekitar 1,5 m dari lantai sehingga mudah
untuk dijangkau.

3
5. Keindahan/kerapian
Instalasi listrik harus dipasang sehingga tampak rapi/indah (tidak mengganggu
pemandangan).Sebagai contoh kabel yang dipasang di dalam tembok jauh lebih
rapi dibanding kabel yang dipasang di luar tembok.
6. Ekonomis
Instalasi listik harus dirancang sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan
dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya
semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
7. Mudah diperluas
Instalasi listrik sedapat mungkin direncanakan sedemikian rupa sehingga
perluasan instalasi misalnya karena pertambahan beban tidak sukar
dilaksanakan.
Ada beberapa factor yang harus diperhatikan dalam merancang instalasi
listrik, yaitu :
1. Keselamatan manusia dan ternak dan keamanan harta benda.
2. Berfungsinya instalasi listrik dengan baik sesuai dengan penggunaannya.
Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok
dalam suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan
instalasi listrik banyak macam dan ragamnya. Komponen yang dimaksud disini
adalah alat dan bahan yang digunakan dalam memasang instalasi listrik tersebut.

4
Adapun alat serta bahan yang digunakan selama praktikum instalasi listrik
1 ini dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
1. Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam memasang instalasi listrik yaitu:
a. Tang Kombinasi
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel.
Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur.
Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Berbahan besi chrome
vanadium. Gagangnya plastik lapis karet, agar tidak licin. Kelemahannya,
jika celah antar rahang berkarat akan berakibat macet.

Gambar 1.1 Tang Kombinasi


b. Tang Potong
Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat, kabel
plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya
dilapis plastik. Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran bidang yang
besar atau tebal.

Gambar 1.2 Tang Pemotong

5
c. Tang Lancip / Cucut
Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan berbentuk
gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai ``tang cucut``. Berfungsi sebagai
penjepit kawat atau kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam
rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. Berbahan besi chrome
vanadium dengan gagang plastik lapis karet agar tidak licin.
Kelemahannya, gagang plastik mudah pecah.

Gambar 1. 3 Tang Cucut


d. Obeng
Obeng adalah alat tangan yg digunakan untuk memutar sekrup.
Batang obeng dibuat dari baja,sedang pemegangnya dibuat dari bahan
penyekat seperti kayu,plastik,atau karet keras. Mata obeng dibedakan
menjadi 2 macan,yaitu obeng pipih ( minus ) dan obeng bintang (plus).

Gambar 1.4 Obeng Bintang (plus)

Gambar 1.5 Obeng Pipih (minus)

6
e. Testpen
Testpen adalah obeng yg dilengkapi dengan lampu sinyal. Testpen
hanya sekedar untuk mengetahui adanya tegangan pada suatu penghantar
listrik, tidak untuk mengetahui besar teganganlistrik.

Gambar 1 6 Testpen

No Nama Alat Spesifikasi


1 Tang kombinasi 7`` isolasi 500 V
2 Tang potong 6`` isolasi 500 V
3 Tang lancip 6`` isolasi 500 V
4 Obeng plus (+) 6 mm × 8``
5 Obeng minus (-) 6 mm × 8``
6 Testpen 100 – 500 V

2. Bahan
Adapun bahan / komponen yang dibutuhkan untuk memasang instalasi
listrik yaitu :
a. Penghantar
Penghantar dalam hal ini adalah kabel listrik. Kabel listrik adalah
media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari
isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang
biasanya terbuat dari karet atau plastik, sedangkan konduktor terbuat dari
serabut tembaga atau tembaga pejal.

7
Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA
(kemampuan hantar arus) yang dimilikinya dalam satuan Ampere.
Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang
berada dalam kabel listrik. Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam
Volt, besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan Watt, yang
merupakan perkalian dari :
``Ampere x Volt = Watt``
Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik
dapat menyalurkan daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt.
Jenis penghantar yang paling banyak digunakan pada instalasi
rumah tinggal yang dibangun permanen saat ini adalah kabel rumah NYA
dan kabel NYM.
1) Kabel NYA
Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam
instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti
tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel
udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang
relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat,
tidak tahan air dan mudah digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa
jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran
gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh
langsung oleh orang.

Gambar 1.7 Kabel NYA

8
2) Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan
sistem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi
PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4.
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari
NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan
basah, namun tidak boleh ditanam.

Gambar 1.8 Kabel NYM


b. Pengaman
1) MCB dan MCCB
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus
rangkaian atau MCB (Mini Circuit Breaker). MCB ini memproteksi
arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena
adanya hubungan pendek. Untuk pengaman tiap kelompok atau seluruh
kelompok beban digunakan pemutus rangkaian pusat atau MCCB
(Moulded Case Circuit Breaker). Besarnya rating arus MCB maupun
MCCB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau dipasang di dalam
instalasi agar memenuhi syarat keamanan, yaitu berdasarkan rumus:
I=P/V
Dimana :
I = Arus (A)
P = Daya pada beban (W)
V = Tegangan sumber (220V/380V)

9
(a)

(b)
(c)
Gambar 1.9 MCB (Mini Circuit Breaker );(a) tampak dalam MCB,(b) tampak luar MCB dan (c)
symbol MCB

Gambar 1.10 MCCB (Moulded Case Circuit


Breaker)

10
2) Fuse / Pengaman Lebur
Untuk pengaman arus lebih instalasi rumah, digunakan fuse atau
sekring atau patron lebur yang apabila terjadi short circuit (hubung
singkat) pada instalasi akan putus dan harus diganti dengan yang baru.
Kemudian agar tidak setiap putus ganti baru yang artinya diharuskan
untuk membeli baru, maka ada sekring otomatis yang bekerja dengan
bimetal dan ada tombol resetnya. Jadi setiap terjadi masalah dalam
instalasi, sekring otomatis akan memutuskan arus kemudian untuk
mengembalikannya, tidak perlu membeli yang baru (kalau tidak rusak)
cukup tekan tombolnya dan listrik dapat menyala kembali.

Gambar 1.11 fuse (pengaman lebur)

c. Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus
untuk merapikan instalasi. Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa union), pipa PVC (
Polivinil Clorida), dan pipa fleksibel. Syarat umum pipa instalasi ialah
harus tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak
menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar maupun dalam pipa harus licin
dan rata. Penggunaan pipa pvc memiliki beberapa keuntungan diantaranya
yaitu :

11
1) Daya isolasi baik
2) Tahan terhadap hamper semua bahan kimia, jadi tidak perlu dicat
3) Tidak menjalarkan nyala api
4) Mudah penggunaanya
Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja
normal 60°C. Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus ditanam dengan
baik mengunakan klem yang sesuai, dengan jarak antara klem tidak lebih
dari satu meter untuk pemasangan lurus.

Gambar 1.12 pipa pvc (polivinyl clorida)

d. Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi
dengan pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan
untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan
yang membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan
pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap
sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi. Selain itu, pada
hantaran lurus memanjang perlu dipasang kotak sambung lurus (kotak
tarik) setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan

12
hantaran. Pada kotak tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh
dipotong kemudian disambung kembali. Berikut adalah kotak sambung
yang sering digunakan :
1) T-Dos
Jenis kotak sambung untuk percabangan tiga

Gambar 1.13 T-Dos


2) Cross Dos
Jenis kotak sambung untuk percabangan empat atau silang

Gambar 1.14 Cross Dos

3) L-bow
salah satu komponen instalasi listrik yang yang berupa kotak
penyambungan antara kabel listrik dengan sakelar atau stop kontak. L-
bow ini hanya digunakan dalam bentuk in-bow (ditanam dalam tembok).

13
Gambar 1.15 L-Bow

e. Sakelar
Sakelar adalah gawai untuk menghubungkan dan memutuskan sirkit
dan mengubahnya menjadi berbeban atau tidak. Sakelar harus dipasang
sehingga :
1. bagian yang dapat bergerak, tidak bertegangan pada waktu sakelar
dalam keadaan terbuka atau ‘off ’.
2. kedudukan kontak semua tuas sakelar dan tombol sakelar dalam satu
instalasi harus seragam misalnya akan terhubung jika tuasnya
didorong ke atas atau tombolnya ditekan (posisi on).
Fungsi sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus
listrik dari sumber ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis
tergantung dari cara pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya.

Berdasarkan sistem kerjanya, sakelar dibagi menjadi tujuh, namun


yang paling sering digunakan dalam praktikum instalasi listrik antara lain:
1) Sakelar tunggal
Fungsi sakelat tunggal adalah untuk mengontrol satu buah lampu
atau satu kelompok lampu. Pada sakelar ini terdapat dua titik kontak
yang menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat yang lain.

14
Gambar 1.16 a. Sakelar Tunggal b. Simbolnya c. konstruksinya

2) Sakelar seri
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan
dan memutuskan dua lampu, atau dua kelompok lampu baik secara
bergantian maupun bersama-sama. Sakelar seri sering disebut pula
sakelar deret.

a. simbolnya b. konstruksinya c. sakelar seri

15
3) Sakelar tukar
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak
dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu
atau dua kelompok lampu secara bergantian.Selain itu, sakelar tukar
dapat pula digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu
atau satu kelompok lampu dari dua tempat yang berbeda.

Gambar 1.18 a. Sakelar Tukar b. Simbolnya c. konstruksinya


4) Sakelar silang
Untuk melayani satu lampu atau satu kelompok lampu agar dapat
dinyalakan dan dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan
dengan mengkombinasikan antara sakelar tukar dan sakelar
silang.Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir adalah sakelar
tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang.

Gambar 1.19 a. Sakelar Silang b. Simbolnya c. konstruksinya

f. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan
lampu dengan kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting,
diantaranya fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting
kombinasi stop kontak. Fitting terbuat dari bahan isolasi, yaitu bakelit atau

16
porselen. Dari cara pemasangannya, ada yang disebut fitting duduk dan
fitting gantung. Namun yang digunakan selama praktikum hanya fitting
duduk. Fitting duduk dipasang pada dinding ataupun langit-langit. Bila
pemasangannya tidak dapat dilakukan secara langsung, perlu dipasang
roset, yaitu kayu maupun plastik sebagai tempat dudukannya.

(a) (b)
Gambar 1.20Fitting (a) Fitting Duduk (b) Fitting gantung

g. Roset
Roset adalah komponen dalam instalasi listrik yang sangat berguna
untuk memasang fiting lampu maupun saklar-saklar. Roset dapat dibuat
dari limbah kayu yang biasanya tidak digunakan oleh para tukang kayu.
Dapat juga dibuat dari papan bekas pengecoran, yang penting kayu tersebut
tidak busuk ataupun terlalu keras. Sehingga nanti dalam pembuatannya
tidak terlalu sulit. Roset kayu ada yang bundar dan ada juga yang persegi

Gambar 1. 21
a. Roset Bundar b. Persegi

17
h. Lampu
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya.

Gambar 1. 22 a. Lampu Pijar b. simbolnya

i. Kotak Kontak Biasa (KKB)


Stop kontak adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara
arus positif, arus negatif dan grounding pada instalasi listrik. Dan yang
lebih penting lagi ELCB bisa memutuskan arus listrik ketika terjadi kontak
antara listrik dan tubuh manusia.
Umumnya bila peralatan listrik bekerja normal maka total arus yang
mengalir pada kawat ``plus`` dan ``netral`` adalah sama sehingga tidak ada
perbedaan arus. Namun bila seseorang tersengat listrik, kawat ``plus`` akan
mengalirkan arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat ke tanah.
Secara prinsip pemasangan stop kontak sederhana, yakni dengan
menyisipkan stop kontak antara peralatan listrik dengan sumber listrik.
Kedua kawat baik ``plus`` maupun ``netral`` dilewatkan stop kontak
sebelum mencapai titik yang dilindungi.
Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen
listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan

18
aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka
diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan
pada stop kontak.

Gambar 1.23 a. KKB b. Simbolnya. C. konstruksinya

j. Sekrup
Sekrup merupakan komponen alat instalasi listrik yang berfungsi
sebagai alat penguat pada saklar, fitting, roset, dan rumah sakering dan lain
sebagainya agar terpasang kuat pada tempat yang sudah ada atau pada
dinding (tiang rumah) yang akan dipasangi alat-alat instalasi listrik tersebut
(fungsi sekrup pada rumah kayu). Sebagai fungsi lain sekrup ini ialah
sebagai penahan dan penguat pada saklar terhadap L-bow, fitting dengan
roset, roset dengan platfon, dan lain sebagainya (fungsi sekrup pada rumah
batu).

Gambar 1.23 Sekrup

19
k. Isolasi
Isolasi berfungsi sebagai isolator atau penutup agar tidak ada
tegangan arus yang bocor dari suatu kabel listrik atau kawat yang
disambung baik di atas platfon ataukah di bagian kotak sambung. Isolasi ini
juga berfungsi sebagai pengaman di bagian kotak sambung agar apabila
tidak sengaja tersentuh maka tidak berakibat apa-apa bagi yang
menyentuhnya serta menghindarai juga terjadinya loncatan api dan hubung
singkat.

Gambar 1. 24 Isolasi

l. Klem
Klem merupakansuatu bahan yang digunakan untuk menahan pipa
atau kabel NYM agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit. Klem
ini dibuat dari plat besi atau plastic dengan ukuran disesuaikan dengan
ukuran pipa atau kabel listrik. Jarak pemasangan klem satu dengan yng
lainnya maksimal 80 cm.

Gambar 1. 25 Klem

20
m. LDR (Light Dependent Resistor )
Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis
resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh
komponen tersebut.Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur
besaran konversi cahaya. LDR memiliki resistansi yang besar pada saat
gelap atau cahaya redup dan akan memiliki resistansi yang keci ketika
mendapat cahaya terang.

Gambar 1. 26 LDR (light dependent resistor)


n. Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat
sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet
pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet
yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan
kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka. Kontak pada kontaktor
terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak utama digunakan untuk
rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan untuk rangkaian
kontrol.
Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat kumparan utama yang
terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai
peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.

21
Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet
pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat
yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari kontaktor
tersebut.
Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan
bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC
akan terbuka. Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri
arus, maka kontak-kontaknya akan tetap pada posisi operasinya. Apabila
pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka akan
menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor
tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akan
menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi
berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat
merusak kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan
kontaktor adalah berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor.
Komponen penting pada kontaktor (Magnetic Contactor) :
1. kumparan magnit (coil) dengan simbol A1 – A2 yang akan bekerja bila
mendapat sumber tegangan listrik.
2. kontak utama terdiri dari simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.
3. kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,14, ataupun
angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya tetapi angka
belakang tetap dari 1 sampai 4.a

22
1 3 5 21 23

2 4 3 22 24

Gambar 1.28 a. Kontaktor b. Kontruksinya

o. KWH Meter 3 Fasa


KWH meter adalah alat pengukur jumlah pemakaian energy listrik
oleh konsumen atau pelanggan dalam satuan KWh. Dalam ruang lingkup
kelistrikan dikenal 2 tipe KWH meter yaitu:
1. KWH meter 1 fasa
KWH meter 1 fasa adalah KWH meter yang hanya menggunakan
jaringan fasa dan netral biasanya digunakan pada rumah-rumah
pelanggan (220 V dan 380 V)KWH meter 1 fasa adalah
2. KWH meter 3 fasa
KWH meter 3 fasa adalah KWH meter yang mengguakan jarinaga 3
fasa yaitu R, S, T dan N. baisa digunakan pada dunia industry, bisnis,
social dan lain-lainnya.
KWH meter dilihat dari model atau jenisnya di bagi 2 yaitu:
a. KWH meter analog (Pasca bayar)
Pada KWH meter analog listrik dipakai terlebih dahulu oleh pelanggan
baru dibayar, umumnya pembayaran dilakukan pada akhir bulan.
b. KWH meter digital (Pra bayar)
KWH meter digital, litrik yang digunakan oleh pelanggan terlebih
dahulu harus dibayar sebelum digunakan (token/pulsa).

23
Gambar 1.29 KWH meter

24
No Nama Bahan Spesifikasi
1 Pipa PVC 5/8``
2 L-Bow 5/8``
3 T-Dos 5/8``
4 Cross Dos 5/8``
5 Klem 5/8``
7 MCB 1 fasa dan 3 fasa 240 V / 6 A
8 KWH Meter 3 Fasa 240 V / 6 A
10 Sakelar kelompok 240 V / 6 A
11 Sakelar tunggal 240 V / 6 A
12 Sakelar tukar 240 V / 6 A
13 Sakelar silang 240 V / 6 A
14 Sakelar dua kutub 240 V / 6 A
15 Photo cell/ LDR (Light Dependent Resistor) 240 V / 6 A
16 KKB (kontak-kontak bantu) 240 V / 6 A
17 Fitting lampu 240 V / 6 A
18 Kontak realay 240 V / 6 A
19 TDR (Time Delay Relay) 240 V / 6 A
18 Lampu pijar 5 W &25 W
21 Roset kayu Bundar/persegi
19 Sekrup 2 dan 2,5 cm
20 Isolasi 500 V

25
B. LAPORAN JOB PRAKTIKUM
Instalasi listrik 1 adalah instalasi listrik yang membahas tentang penerangan,
baik itu penerangan domestic maupun penerangan non domestic. Pada laporan lengkap
pratikum instalasi listrik 1 ini akan dibahas tentang :
1. Instalasi penerangan dengan sakelar tunggal dan KKB
2. Instalasi penerangan dengan sakelar kelompok dan KKB
3. Instalasi penerangan dengan sakelar kelompok dan sakelar tunggal (2 group)
4. Instalasi penerangan dengan sakelar tukar
5. Instalasi penerangan dengan sakelar kelompok, sakelar tunggal, sakelar tukar
dan KKB ( 3 group)
6. Instalasi penerangan hubungan kelder 1
7. Instalasi penerangan hubungan kelder 2
8. Instalasi penerangan hubungan gelap 1
9. Instalasi penerangan hubungan gelap 2
10. Instalasi penerangan hubungan gelap 3 dan 4
11. Instalasi penerangan dengan menggunakan LDR (Light Dependent Resistor)/
Fhoto Cell
12. Instalasi penerangan lampu jalan dengan kontaktor dan LDR
Berikut pembahasan dari masing-masing job pratikum yang telah di pratikkan
di Laboratorium Instalasi Listrik.

26

Anda mungkin juga menyukai