Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTALASI TENAGA II

AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS)


UNTUK PLN /GENSET

Oleh
I Made Tomi Gunawan Saputra
NIM : 1815313006

WORKSHOP INSTALASI LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
2021
LAPORAN PRAKTEK

INSTALASI TENAGA II

Nama Mahasiswa : I Made Tomi Gunawan Saputra

NIM : 1815313037

Jurusan : Teknik Elektro

Semester : 6 (Enam)

Hari / Tgl Praktikum : Selasa / 29 Juni 2021 sampai Rabu / 30 Juni 2021

Judul Praktikum : Automatic Transfer Switch (ATS) Untuk PLN / Genset

Laporan disetujui Tgl :

Pembimbing : I Ketut Ta, ST. MT

I Ketut Ta,ST.MT

NIP. 196508141991031003
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Setelah melakukan praktek mahasiswa, diharapkan dapat:
1. Membuat rangkaian kontrol ATS dengan kontaktor secara tepat dan benar.
2. Membuat rangkaian kontrol Start/OFF otomatis pada Genset.
3. Memilih komponen yang diperlukan untuk rangkaian kontrol ATS sesuai
dengan jobsheet.
4. Menginstalasi rangkaian kontrol ATS dengan kontaktor.
5. Menginstalasi rangkaian Start / OFF otomatis pada Genset.
6. Menguji coba rangkaian kontor ATS dengan kontaktor.
7. Mencari / memperbaiki gangguan pada rangkaian kontrol ATS.

1.2 Latar Belakang

Untuk menjaga kontinuitas ketersediaan sumber daya listrik pada beban –


beban listrik baik untuk industri, pusat perdagangan, badan sosial, maupun
perhotelan diprlukan suatu sistem yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik
sedemikian rupa sehingga bila salah satu sumber listrik mengalami gangguan, maka
dapat diambil alih oleh sumber lainnya.

Pada umumnya beban – beban listrik mengambil sumber dari PLN sebagai
sumber utama dan Genset sebagai sumber cadangan. Apabila sumber PLN
mengalami gangguan, secara otomatis Genset akan mengambil alih suplai daya ke
beban dengan suatu alat yang dapat mentransfer dari suplai PLN ke suplai Genset.
Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kembali alat tersebut secara otomatis
akan mengembalikan suplai dari Genset ke PLN. Alat yang dapat mentransfer
kedua sumber listrik tersebut disebut sebagai Auto Matic Transfer Switch (ATS).
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Teori Tentang Saklar


a. Selector Switch
Selector switch merupakan alat yang digunakan untuk memilih posisi kerja
rangkaian kontrol. Kerja dari selector switch yaitu menyambung rangkaian
sesuai dengan yang ditunjuk oleh tangki selector. Banyak sekali type selector
switch, tapi biasanya hanya dua type (ON-OFF / Start-Stop / 0-1, dll) dan 3
posisi (ON-OFF / Auto-Off-Manual, dll).

Gambar 2.1 Selector Switch

Gambar 1 Selektor switch [2]

b. Tombol Tekan
Tombol tekan atau disebut saklar ON/OFF banyak digunakan sebagai alat
penghubung atau pemutus rangkaian kontrol.Memiliki dua kontak, yaitu NC
dan NO.Artinya saat saklar tidak digunakan satu kontak terhubung Normally
Close dan satu kontak lainnya Normally Open.Ketika kontak ditekan secara
manual kondisinya berbalik posisi menjadi NO dan NC.

Gambar 2.2 Tombol Tekan

c. Teori Tentang Kontaktor


Kontaktor (Contactor / Magnetic Contactor) adalah alat elektrikal yang bekerja
dengan induksi elektromagnetik pada sebuah kumparan tembaga (coil) yang
dialirkan tenaga listrik sehingga menimbulkan medan magnet yang menyebabkan
kontak bantu NO (Normally Open) akan tertutup dan kontak bantu NC (Normally
Close) akan terbuka.

Kontaktor terdiri dari 2 yaitu kontak utama dan kontak bantu.

a. Kontak Utama: Digunakan untuk rangkaian daya.


b. Kontak Bantu : Digunakan untuk rangkaian kontrol.

Gambar 2.3 Kontaktor

2.3 Teori Tentang Timer


Relay penunda waktu ada dua jenis yaitu :
a. Penunda waktu ON (ON delay relay).
b. Penunda waktu OFF (OFF delay relay
Time Delay Relay (relay penunda waktu) fungsinya untuk memindahkan kerja
dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja secara otomatis.
Seperti pada kontaktor pada relay penunda waktu juga terdapat kontak normal
membuka (NO) dan normal menutup (NC).
a. Relay Penunda Waktu ON
Simbol kontak-kontak danbentuk fisik dari relay penunda waktu ON tersebut
dapat dilihat pada gambar 2.4berikut :

A1
4 3 8 9 5 8
b.

1 11 6 11
A2 NO NC

Gambar 2.4 Relay Penunda Waktu ON Dengan 2 KontakNO dan 2 NC


Cara Kerja
Apabila kumparan magnet ( A1 – A2 ) diberi tegangan sesuai dengan
tegangan kerjanya maka relay akan bekerja dimana kontak NO akan menutup dan
NC akan membuka setelah beberapa saat sesuai dengan seting waktu yang
diinginkan. Akan tetapi apabila tegangan pada kumparan magnetnya diputus maka
kontak-kontaknya langsung bereaksi, yang NO membuka dan yang NC menutup
bersamaan dengan putusnya tegangan pada kumparan magnetnya. Diagram fungsi /
kerja dari relay penunda waktu ON tersebut dapat digambarkan seperti gambar 2.5
berikut:

Gambar 2.5 Diagram Fungsi Relay Penunda Waktu ON

b. Relay Penunda Waktu OFF


Bentuk fisiknya sama dengan ON delay relay sedangkan simbol dari kontak-
kontak Relay penunda waktu OFF dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut :

A1
57 65 57 8

58 67 58 11
A2
NC NC

Gambar 2.6Relay Penunda Waktu OFF dengan 1 Kontak NO dan 1 Kkontak NC


Cara kerja
Relay penunda waktu OFF berlawanan dengan relay penunda waktu ON.
Apabila kumparan magnet (terminal A1 – A2) diberi tegangan, tentunya sesuai
dengan tegangan kerjanya maka relay akan bekerja yaitu kontak NO akan menutup
dankontak NC akan membuka bersamaan dengan masuknya tegangan pada
kumparan magnet.Tetapi kalau tegangan pada kumparan magnet diputus kontak
NO tidak langsung membuka dan kontak NC tidak langsung menutup, tetapi
tertunda beberapa detik sesuai dengan seting waktu yang diinginkan. Untuk lebih
jelasnya prinsip kerja dari relay penunda waktu OFF dapat dilihat pada diagram
fungsi gambar 2.7 berikut :

A1
220 V
0V
A2

57 Menutup
Membuka
58
65 Menutup
Membuka
66
t t

Gambar 2.7 Diagram Fungsi Relay Penunda Waktu OFF

2.4 Teori Tentang Time Switch (Saklar Timer)


Suatu saklar yang bekerja berdasarkan waktu yang dilengkapi mekanisasi
waktu (motor). Saklar timer ini harus dihubung langsung dengan sumber
tegangan agar motornya bekerja terus untuk memutar timernya. Pada timer
terdapat plat pengatur waktu yang mempunyai kisi sebanyak 48, yang berputar
satu putaran dalam waktu 24 jam. Jadi setiap kisi mempunyai waktu 30 menit.
Pengaturan jumlah kisi diatur berdasarkan setting waktu yang diinginkan.
Untuk pengesetan saklar, dapat diatur berdasarkan jumlah strip yang akan
digunakan. Saklar ini juga mempunyai dua posisi kontak yaitu kontak NO dan
kontak NC.Saklar ini hanya bisa mengoperasikan beban dalam posisi ON atau
OFF secara otomatis.Saklar ini sangat cocok digunakan pada tempat atau area
yang penerangannya tak sesering mungkin, contohnya lampu penerangan jalan
atau penerangan tertentu yang hidup-mati dengan batasan waktu tertentu secara
otomatis dalam waktu operasi minimal 30 menit. Dibawah ini akan diperlihatkan
gambar serta symbol saklar timer.

Gambar 2.8 Time Switch (Saklar Timer)

2.5 Teori Tentang MCB


MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah saklar atau perangkat elektromekanis
yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi listrik dari arus lebih (over
current). Terjadinya arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh beberapa gejala,
seperti: hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (overload). MCB
sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan sekring (fuse), yaitu akan
memutus aliran arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus lebih.

Gambar 2.9 Kontaktor

2.6 Teori Tentang Fuse


Fuse merupakan alat perlindungan yang paling umum. Fuse tersebut dipasang
dalam rangkaian listrik, pada sat aliran arus melebihi beban maksimumnya maka
si fuse akan putus atau juga meletus. Elemen di dalam fuse mencair, membuka
rangkaian serta juga mencegah komponen lain rusak oleh karena arus yang
berlebih. Ukuran elemen metal fuse tersebut membedakan nilainya.Yang perlu
diingat kelebihan arus tersebut menyebabkan kelebihan panas, serta panasnya
itulah yang menyebabkan rangkaian putus bukan karena arusnya.

2.7 Teori Tentang Relay


a. Relay

Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis
mengontrol penghubung rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting
dari banyak system control, bermanfaat untuk control jarak jauh dan
pengontrolan alat tengangan dan arus tinggi dengan sinyal control tegangan
dan arus rendah.

Gambar 2.10 Relay

b. Stapping Relay (Latching Relay)

Stapping relay sama dengan magnetic kontaktor yaitu jenis saklar magnet
tetapi prinsip kerjanya seperti saklar implus yaitu posisi kontaknya akan
berubah setiap mendapat impuls kontaknya akan berubah setiap mendapat
impuls atau dengan kata lain posisi kontak stapping relay baru akan berubah
bila koilnya diberi tegangan sesaat.

Gambar 2.11 Stapping Relay


2.8 Teori Tentang Lampu Indikator
Lampu indicator atau Pilot Lamp merupakan komponen yang digunakan
sebagai lampu tanda.Lampu tersebut digunakanuntuk berbagai keperluan
misalnya untuk lampu indikator pada panel penunjuk fasa R, S dan T atau L1, L2
dan L3.Selain itu juga lampu indikator digunakan sebagai indikasi bekerjanya
suatu sistem kontrol.Fungsi dari lampu indikator ini adalah untuk memudahkan
mengetahui apakah rangkaian tersebut bekerja atau tidak.

Gambar 2.12 Lampu Indikator

2.9 Teori Tentang Current Transformator (CT)

CT merupakan singkatan dari Current (arus) Transformer (perubah).Sesuai


dengan namanya, CT adalah merupakan peralatan yang mengubah besaran arus
dari besar ke kecil ataupun sebaliknya sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan.Untuk sistem tenaga listrik berdaya besar diperlukan CT untuk
merubah nilai nominal arus sistem menjadi lebih kecil sehingga bisa terbaca oleh
peralatan proteksi ataupun pengukuran (metering).Peralatan proteksi dan metering
tersebut biasanya hanya menerima nilai arus dengan dua nilai nominal yaitu 0-1A
(untuk kelas peralatan 1A) dan 0-5A (untuk kelas peralatan 5A).

Peralatan proteksi dan metering hanya akan membaca nilai keluaran CT (dari
terminal sekunder CT) kemudian menghitung/merubahnya kembali sebagai
pembacaan sisi primer (nilai arus yang mengalir sebenarnya). Nilai perhitungan
yang dilakukan oleh peralatan proteksi dan metering didasarkan pada nilai rasio
dari sebuah CT.
Gambar 2.13 Current Transformator

2.10 Daftar Alat dan Bahan Yang Diperlukan

Tabel 2.1Daftar Material

NAMA SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH TEMPAT KETERA


BAHAN NGAN
Box Panel 800x500x230 mm set 1 tender
Profil G meter 0,5 tender
Profil C DIN meter 1,5 tender
Wiring Chanel 40 x 40 mm meter 4,5 tender

MCB 3 pole 10A / 440V / 6kA buah 2 F14, F16 tender


Sekering 10A buah 3 F18A tender
Sekering 6A set 2 F17, F18 tender
Sekering 2A / Pintu panel set 9 F12, F15,F19 lokal

Kontaktor 3pole, 1NO / 380V / buah 2 K23,K28 tender


7,5kW/LC1-D173.AC5
Auxiliary kontak 2NO & 2NC buah 1 K23 tender
/ LA1-D22 A65
Auxiliary kontak 1NO & 1NC buah 1 K28 tender
/ LA1-D11 A65
Timer ON delay 0 – 15h /Bircher/ TRAB set 2 K26T,K27T tender
220V / Program A
Relay 11 pin Comat C3-A30/220V set 2 K24,K29 tender

Curent 50/5A,1,5VA buah 3 lokal


transfoemer
Amperemeter 0 –50A, 50Hz buah 1 h13 lokal
Selektor switch 4 posisi / Amperemeter buah 1 S13 lokal
Voltmeter 0–500V,50Hz buah 1 h12 lokal
Selektor switch 7 posisi / Voltmeter buah 1 S12 lokal
Frequensimeter 50Hz buah 1 h13a lokal
Hour counter Novitas / 220V / 50Hz buah 1 h31 tender
Lampu indikator 3 warna / 220V buah 6 h15, h19 tender
Selektor switch 3 posisi / XBCD / buah 1 S20 tender
29230C12/50165/P55

Line up terminal 2,5 mm2, abu-abu buah 13 tender


Line up terminal 2,5 mm2, biru buah 3 tender
Line up terminal 2,5mm2, kuningan buah 3 tender
End plate buah 4 tender
End piece buah 2 tender
Sepatu kabel 1,5mm2, merah buah 300 lokal
Kawat NYAF 1,0 mm2 meter 50 lokal
Kawat NYAF 1,5 mm2 meter 15 lokal

2.11 Langkah Kerja


1. Mempelajari gambar diagram kontrol ATS dengan kontaktor yang ada di
jobsheet sampaianda mengerti.
2. MempelajarisistemkerjasuplaidayaPLNdanGenset.
3. MempelajarisistemstarterdieselGenerator.
4. Mengorder bahan dan alat yang akan digunakan dan periksa dahulu secara
visual dan elektris sebelumdipasang.
5. Merangkairangkaiankontrol,sistemsuplaidayadanmeteringbebandenganbaik.
6. Memeriksakembalirangkaianyangsudahdibuat,pastikansemuasudahterhubung.
7. Melaporkanpadapengawas/Instrukturbahwapekerjaansudahselesai
8. Menguji coba semua fungsi rangkaian yang anda buat bersama – sama dengan
pengawas.
9. Mencaridanperbaikikesalahan/gangguanyangdibuatinstrukturdanujicobaulang.

BAB III
ANALISA

3.1 Deskripsi Kerja Rangkaian


1. Posisi Manual
Pada posisi manual S20 menutup sehingga R29 mendapat tegangan maka
anak kontak R29 mendapat tegangan maka anak kontak R29 terbuka yang
mengakibatkan K28 tidak dapat bekerja karena tidak mendapat supply dari
PLN maka yang beroperasi K22 dan R23 karena arus mengalir dari K26T
hingga ke K22 dan R23 yang mendapat supply dari genset.
2. Posisi Automatis
Pada posisi awal, beban disuplai dari PLN, Apabila suplai PLN padam, maka
hubungan ke beban akan diputus oleh K28. Saat PLN padam, Genset akan
langsung hidup dengan terhubungnya oleh S20 dan R20 keterminal start
Genset. Beban terhubung dengan Genset (denganberoperasinyaK22), jika
tegangan Genset sudah nominal. Jadi beban telah disuplai oleh Genset.
Ketika beban sedang disuplai oleh Genset, hidupnya PLN yang kurang dari
setting waktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian (beban masih tetap
akan disuplai oleh Genset ). Sedangkan PLN hidup kembali selama lebih dari
setting waktu K26T, hubungan antara beban dengan Genset akan diputus oleh
K22. Rangkaian beban akan dihubungkan kembali ke PLN oleh K28, jika
setting waktu K27T sudah habis. Dengan demikian beban disuplai oleh PLN,
dan 30 detik kemudian genset akan mati (ini setingan pada gensetnya).
3. Posisi Genset
Pada saat selektor switch diposisi “Genset”, K29 akan beroperasi dan
memutuskan sumber yang menuju K26T, K27T, dan K28, sehingga akan
memutuskan suplai PLN ke beban. Selain ini posisi selektor switch
tersebut, akan memutuskan sumberyang menuju R20. akibatnya Genset akan
start. Pada saat tegangan Genset mencapai nominal, maka K22 akan
hidup,sehingga beban akan terhubung dengan suplai Genset.

Setelah waktu pemanasan Genset sudah mencapai satu jam, maka Genset
dapat dimatikan kembali dengan memindahkan selektor switch keposisi
“Otomatis”. Dengan demikian Genset akan mati dan beban kembali disuplai
oleh PLN.
4. Posisi Repair
Pada saat selektor switch diposisi “Repair”, maka sekalipun terdapat situasi
dimana PLN padam atau hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat
menghidupkan Genset, karena sambungan dari baterai untuk proses pemanasan
dan starting diputuskan oleh selektor switch. Pada posisi ini, beban hanya
disuplai oleh PLN, dengan catatan PLN tidak padam.

3.2 Gambar Rangkaian


3.3 Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan cara kerja rangkaian pada posisi Automatis, Genset dan Repair!
Jawab :
a. Posisi Automatis
Pada posisi awal, beban disuplai dari PLN, Apabila suplai PLN
padam, maka hubungan ke beban akan diputus oleh K28. Saat PLN padam,
Genset akan langsung hidup. Beban terhubung dengan Genset (dengan
beroperasinya K22), jika tegangan Genset sudah nominal. Jadi beban telah
disuplai oleh Genset.
Ketika beban sedang disuplai oleh Genset,hidupnya PLN yang kurang
dari setting waktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian ( beban masih
tetap akan disuplai oleh Genset).Sedangkan PLN hidup kembali selama
lebih dari setting waktu K26T, hubungan antara beban dengan Genset akan
diputus oleh K22. Rangkaian beban akan dihubungkan kembali ke PLN oleh
K28, jika setting waktu K27T sudah habis. Dengan demikian beban disuplai
oleh PLN, dan 30 detik kemudian genset akan mati (ini setingan pada
gensetnya).
b. Posisi Genset
Pada saat selektor switch diposisi “Genset”, R29 akan beroperasi dan
memutuskan sumber yang menuju K26T, K27T, dan K28, sehingga akan
memutuskan suplai PLN ke beban. Selain ini posisi selektor switc tersebut,
akan memutuskan sumber yang menuju K20. Akibatnya Genset akan start.
Pada saat tegangan Genset mencapai nominal,maka K22 akan
hidup,sehingga beban akan terhubung dengan suplai Genset.
Setelah waktu pemanasan Genset sudah mencapai satu jam, maka Genset
dapat dimatikan kembali dengan memindahkan selektor switch keposisi
“Otomatis”.Dengan demikian Genset akan mati dan beban kembali disuplai
oleh PLN.
c. Posisi Repair
Pada saat selektor switch diposisi “Repair”, maka sekalipun terdapat
situasidimana PLN padam atau hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat
menghidupkan Genset, karena sambungan dari bateraiuntuk proses
pemanasan dan starting diputuskan oleh selektor switch. Pada posisi ini,
beban hanya disuplai oleh PLN, dengan catatan PLN tidak padam.
2. Kalau dilihat dari diagram fungsi, berapa setting waktu dari K20T, K21T, K22T,
K25T maupun K26T?
Jawab :
Setting waktu dari waktu dariK20T,K21T,K22T,K25T maupun K26T adalah 3
detik ini merupakan peralihan waktu beban disuply dari genset ke PLN.
3. Misal situasi awal beban disuplay dari PLN kemudian tiba-tiba PLN padam,
berapa detik pemindahan beban dari suplay PLN ke Genset ? jelaskan!
Jawab:
Apabila suplai PLNpadam,maka hubungan ke beban akan diputus oleh K28.
Saat PLN padam, Genset akan langsung hidup dengan terhubungnya oleh S20
dan K20 keterminal start Genset. Beban terhubung dengan Genset (dengan
beroperasinya K22), jika tegangan Genset sudah nominal. Jadi beban telah
disuplai oleh Genset.
4. Kalau melakukan perbaikan pada Genset maka S20 diletakkan pada posisi
repair. Setelah selesai perbaikan, bisakah dengan memindahkan S20 keposisi
Genset untuk melakukan test operasi genset ? jelaskan!
Jawab:
Bisa, karena setelah selesai perbaikan genset dapat dioperasikan dengan
memindahkan selector switchsudah diposisi Genset jadi R29 akan beroperasi
dan memutuskan sumber yang menuju K26T, K27T, danK28, sehingga akan
memutuskan suplai PLN ke beban. Selain ini posisi selektor switch tersebut,
akan memutuskan sumber yang menuju K20. akibatnya Genset akan start. Pada
saat tegangan Genset mencapai nominal, maka K22 akan hidup,sehingga beban
akan terhubung dengan suplai Genset. Saat posisi genset tidak boleh bekerja
tanpa beban itu akan merusak sistem genset, untuk proses pemanasan ini harus
dilakukan pada 50% beban nominal dengan tujuan mendapatkan suhu yang
cukup untuk menguapkan kelembaban dalam oli.
5. Kalau kita mau mengatur panjang pendeknya waktu pemanasan Genset K
berapa yang di atur setting waktunya ?
Jawab:
Pada saat selector switch diposisi genset, R29 akan beroperasi dan memutuskan
sumber yang menuju K26T, K27T dan K28, sehingga akan memutuskan suplai
PLN ke beban. Selain ini posisi selector switch, akan memutuskan sumber yang
menuju K20. Akibat Genset akan start. Pada saat tegangan Genset mencapai
nominal, maka K22 akan hidup, sehingga beban akan terhubung dengan suplai
Genset. Setelah waktu pemanasan Genset sudah mencapai satu jam, maka
Genset dapat dimatikan kembali dengan memindahkan selector switch keposisi
“Otomatis”.Untuk mengatur waktu pemanasan genset yang harus diatur yakni
jika pada posisi otomatis yang diatur adalah K22 dengan menambahkan on delay
relay, dimana kontak NO on delay relay seri dengan koil K22 sehingga selama
settingan waktu relay tambahan ini maka genset punya waktu untuk pemanasan
hingga mencapai tegangan nominal yang kemudian terhubung dengan beban
K22. Untuk mengetahui lama waktu hidup saat genset bekerja disebut counter
yang ditunjukkan pada gambar yaitu h13.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Pada praktikum Automatic Transfer Switch (ATS) bertujuan untuk membuat
rangkaian kontrol ATS, mengetahui komponen-komponen yang menunjang dari
rangkaian kontrol ATS serta mengetahui deskripsi kerja rangkaian ATS.
Pada rangkaian ATS dibagi menjadi 4 (empat) posisi yaitu manual, automatis,
genset, repair. Pada posisi manual S20 menutup sehingga R29 mendapat tegangan
maka anak kontak R29 mendapat tegangan maka anak kontak R29 terbuka yang
mengakibatkan K28 tidak dapat bekerja karena tidak mendapat supply dari PLN
maka yang beroperasi K22 dan R23 karena arus mengalir dari K26T hingga ke
K22 dan R23 yang mendapat supply dari genset. Pada posisi awal, beban disuplai
dari PLN, Apabila suplai PLN padam, maka hubungan ke beban akan diputus oleh
K28. Saat PLN padam, Genset akan langsung hidup dengan terhubungnya oleh
S20 dan K20 keterminal start Genset. Beban terhubung dengan Genset (dengan
beroperasinya K22), jika tegangan Genset sudah nominal. Jadi beban telah
disuplai oleh Genset. Ketika beban sedang disuplai oleh Genset, hidupnya PLN
yang kurang dari setting waktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian
( beban masih tetap akan disuplai oleh Genset ). Sedangkan PLN hidup kembali
selama lebih dari setting waktuK26T, hubungan antara beban dengan Genset akan
diputus oleh K22. Rangkaian beban akandihubungkankembalikePLNolehK28,
jika setting waktu K27T sudah habis. Dengan demikian beban disuplai oleh
PLN, dan 30 detik kemudian genset akan mati (ini setingan pada gensetnya).
Pada saat selektor switch diposisi “Genset”, K29 akan beroperasi dan
memutuskan sumber yang menuju K26T, K27T, dan K28, sehingga akan
memutuskan suplai PLN ke beban. Selain ini posisi selektor switc tersebut,
akan memutuskan sumber yang menuju K20. akibatnya Genset akan start. Pada
saat tegangan Genset mencapai
nominal,makaK22akanhidup,sehinggabebanakanterhubungdengansuplaiGenset.Se
telah waktu pemanasan Genset sudah mencapai satu jam, maka Genset dapat
dimatikankembalidenganmemindahkanselektorswitchkeposisi“Otomatis”.Dengan
demikianGensetakanmatidanbebankembalidisuplaiolehPLN.Pada saat selektor
switch diposisi “Repair”, maka sekalipun terdapat situasi dimana PLN padam atau
hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat menghidupkan Genset, karena
sambungan dari baterai untuk proses pemanasan dan starting diputuskan oleh
selektor switch. Pada posisi ini, beban hanya disuplai oleh PLN, dengan
catatan PLN tidak padam.
4.2 Saran
Dalam melakukan praktikum Automatic Transfer Switch (ATS) sebaiknya
kami melakukan wiring kabel antar komponen dilakukan secara teliti agar tidak
terjadi short circuit atau rangkaian tidak berfungsi serta rangkaian yang
diharapkan sesuai dengan harapkan dan dapat beroperasi.
DAFTAR PUSTAKA

Rasmini, Ni Wayan dan I Ketut Ta. 2017.Rancangan Instalasi Listrik II. Denpasar.

Sulistiona, Ari. 2010. Teori Dasar CT (Current Transfomer).


https://arisulistiono.wordpress.com/2009/10/20/teori-dasar-ct-current-
transformer/amp/ (25 Juni 2021)
LAMPIRAN

Lampiran 1. Rangkaian ATS


Lampiran 2. Rangkaian Daya ATS

Lampiran 3. Simulasi ATS

Anda mungkin juga menyukai