Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KONTROL DAN PROTEKSI


MOTOR
“ DIRECT ON LINE STARTER”

Kelompok 4:
Yulian Fanny Putra P. (0416040001)
Bayu Rochmatulloh (0416040012)
M. Iqbal Muhtadin (0416040017)
Nurul Al Iftitah (0416040021)

D4-PE V

TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018
PRAKTIKUM KONTROL DAN PROTEKSI MOTOR
DIRECT ON LINE STARTER

1.1. Tujuan
Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi
modul ini adalah sebagai berikut :
 Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekkan rangkaian kontrol dan
proteksi motor dengan benar sesuai dengan peraturan (PUIL) yang
berlaku.
 Tujuan Instruksional Khusus
Dapat melakukan kegiatan membuat, memasang, mencoba, dan
membongkar Direct On Line Panel Starter Motor secara benar.

1.2. Dasar Teori


1.2.1 Sistem Direct On Line
Direct Online adalah teknik yang memungkinkan kita untuk start/stop
motor melalui suatu rangkaian kontrol atau bisa disebut sebagai Rangkaian
Pengunci karena rangkaian DOL berfungsi untuk menjaga agar arus listrik
tetap mengalir pada sebuah rangkaian pengendali. Rangkaian DOL adalah
rangkaian yang paling dasar/sederhana saat mempelajari sistem
pengendali.
Rangkaian DOL dibagi atas dua rangkaian:
o Rangkaian Daya
Pada rangkaian daya anda akan menemukan komponen utama yang
akan mengalirkan daya dari sumber ke beban yaitu motor. Mengalir
atau tidaknya daya untuk motor ini diatur oleh rangkaian kontrol.
o Rangkaian Kontrol
Kontrol ini bekerja melalui sebuah device listrik yang disebut dengan
kontaktor yang akan memutuskan/mengalirkan daya dari sumber ke
motor melalui anak-anak kontaknya. Biasanya kontak yang digunakan
adalah jenis normal terbuka atau Normally Open yang sering
disingkat dengan NO).
Sistem Direct On Line ini sangat sederhana, sering digunakan di
industri dan biasanya dipakai untuk menjalankan motor dengan kapasitas
daya 1 kw sampai 5 kw (misal : untuk starting motor pompa, motor
kompresor). Dinamakan Direct On Line karena menghubungkan langsung
antara sumber dengan beban. Sedangkan sumber tegangannya adalah
menggunakan sistem 3 phase dengan netral dihubungkan pada titik
bintang. Motor listrik ini biasanya mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Rated Daya : 1 sampai 5 kw
Rated Tegangan : 220 / 380 volt
Rated Frekuensi : 50 / 60 Hz
Cos α : 0,6 sampai 0,8
Connection : star ( Y )

Alat Pengasut Terhubung Langsung (DIRECT ON LINE STARTER)

DOL Starter adalah metoda starting motor dengan memberikan


tegangan penuh dari jala-jala secara langsung. Starter jenis ini biasanya
digunakan untuk motor-motor listrik yang berukuran kecil. DOL Starter
digunakan apabila penurunan tegangan saat motor dihidupkan (starting)
tidak menjadi masalah atau tegangan jatuh tidak melewati batas toleransi
yang diijinkan mengingat arus starting motor jenis ini bisa 4-7 kali lebih
besar dari arus nominalnya. Sebagai contoh jika motor dalam kondisi
running arusnya sekitar 4 ampere, maka ketika starting bisa mencapai 16
s/d 28 ampere.

Sifat-sifat dasar pengasutan diberikan pada Gambar 1. Pengasutan


tersebut mencakup sebuah alat sambung (kontaktor) 4 kutub, yang mana
satu kutub berfungsi untuk tujuan menahan. Kumparan alat sambung
bekerja sebagai sebuah pemutus tanpa tegangan seandainya terjadi
kerusakan sumber atau suatu hubungan yang terbuka.
Gambar 1. Pengasutan dengan terhubung langsung

Dengan isolator pada posisi ON dan kontak-kontak LM dijembatani


oleh tombol asut, kontaktor 415 V bekerja dan daya dibawa ke motor.
Membukanya kontak oleh tombol stop jelas menyela (menginterupsi)
rangkaian penahan.
Kumparan-kumparan beban lebih atau solenoida dalam beberapa hal
menjalankan suatu mekanisme sederhana (untuk kejelasan tidak
diperlihatkan) yang memutuskan pengasutan pada nilai arus beban-lebih
yang telah ditetapkan lebih dahulu. Peredam oli yang dapat disetel dapat
dipasang untuk mencegah pemutusan oleh kenaikan mendadak gelombang
untuk arus asut. Sebagai suatu kemungkinan lain untuk operasi magnetik,
digunakan pelepas-pelepas beban lebih secara panas yang didasarkan pada
prinsip dua logam, terutama dalam ukuran-ukuran yang lebih kecil.
Adalah menarik untuk memperhatikan bahwa tombol-tombol tambahan
untuk pengasutan dirangkaikan paralel dengan kontak-kontak LM;
sedangkan tombol-tombol tambahan untuk stop dihubungkan secara seri
dengan hubungan YY1 terlepas. Untuk sebuah unit jarak jauh dengan
tombol start dan stop yang digabungkan hanya diperlukan tiga kawat.
1.2.2. Komponen Yang Menunjang Sistem Direct On Line

1. Pengaman (Circuit Breaker)

Gambar 2. Circuit Breaker

Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan


urutan pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang
besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel
yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan.
Circuit breaker adalah saklar elektrik yang berfungsi otomatis untuk
mencegah kerusakan terjadi pada sirkuit listrik dikarenakan adanya
hubungan singkat / short circuit, beban berlebihan / overload, dan
gangguan ke tanah / ground fault. Salah satu bahaya dari penggunaan
arus listrik yang tidak benar adalah terjadinya hubungan pendek
terjadi karena aliran listrik lebih besar daripada tahanan listrik
sehingga menyebabkan arus meledak, memotong sirkit listrik dan
menghentikan aliran listrik. Pada panel listrik terdapat circuit breaker
yang memproteksi dari arus pendek. Arus pendek berbahaya karena
dapat menyebabkan percikan api yang kemudian menyebabkan
kebakaran. Hal ini membahayakan nyawa pekerja maupun
masyarakat di sekitarnya.

2. Kontak Magnet (kontaktor)

Gambar 3. Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor
terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul
medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya
tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO
(Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally
Close) akan membuka.
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu.
Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak
Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Didalam suatu kontaktor
elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti
besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran
saat kedua inti besi saling melekat.
Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan
magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan
hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu
dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan
kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO
akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan utama
kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya akan
tetap pada posisi operasinya. Apabila pada kumparan kontaktor diberi
tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan berkurangnya
umur atau merusak kumparan kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan
yang diberikan terlalu rendah maka akan menimbulkan tekanan antara
kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang. Hal ini
menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak
kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan
kontaktor adalah berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor.
Komponen penting pada kontaktor (Magnetic Contactor) :
 kumparan magnit (coil) dengan simbol A1 – A2 yang akan bekerja
bila mendapat sumber tegangan listrik.
 kontak utama terdiri dari simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.
 kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,14, ataupun
angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya tetapi angka
belakang tetap dari 1 sampai 4.
Jenis kontaktor magnit (Magnetic Contactor) ada 3 macam yakni,
kontaktor magnit utama, kontaktor magnit bantu, kontaktor magnit
kombinasi.

3. Push Button

Gambar 4. Push Button

Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja
pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan
NC menjadi NO.

4. Lampu Indikator

Gambar 5. Lampu Indikator

Lampu indikator ini difungsikan sebagai indikator dalam suatu


rangkaian, rangkaian tersebut dapat berjalan atau tidak.
5. Thermal Overload Relay (THOR)

Gambar 6. Thermal Overload Relay (THOR)

Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang


berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.
Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar dari
setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses panas yang
terdapat pada relay.Pada saat mereset kembali memerlukan waktu
untuk mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan
temperature terlebih dahulu.

1.2.3. Prinsip Kerja Sistem Pengasutan Direct On Line

Ada dua rangkaian listrik yang membentuk dari rangkaian DOL ini:

1. rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama


motor bisa 220V, 380V, 660V, bahkan 6.6 kV, dan sebagainya. Aliran
arus ke motor ditentukan oleh kondisi anak kontak dari kontaktor utama.
2. rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus atau
menyambung aliran arus ke motor melalui anak kontak kontaktor utama.
Kontaktor utama harus energize atau mendapatkan tegangan suplai agar
anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan menekan tombol
START atau tertutupnya anak kontak NO dari relai kontrol jarak jauh di
rangkaian kontrol. Tegangan yang dipakai biasanya 110VAC.
 P
a
d
a

s
a
a
t

P
u
s
h

Button"On" ditekan , maka tegangan sumber dari MCB akan


mengalir menuju CoilMagnetic Contactor K1 dan menyebabkan
Magnetic Contactor bekerja menghubungkan terminal utama (LINE)
dan mengalirkan sumber tegangan melewati TOR (Thermal OverLoad
Relay) dan menuju ke Elektro Motor.

 Karena prinsip kerja Push Button (Tombol) ON pada saat dilepas akan
kembali terputus, maka ditambahkan rangkaian "Pengunci".

 "Pengunci" berfungsi untuk mengalirkan sumber tegangan dari MCB


melewati rangkaian Push Button"OFF", menuju langsung ke
terminal bantu NO (Normally Open) pada Magnetic contactor dan
selanjutnya terminal tersebut dihubungkan menuju Coil.

 Jadi, saat Push Button"On" ditekan, tegangan dari Push Button"On"


akan mengalir ke coil, dan magnetic contactor pun bekerja, saat
magnetic contactor bekerja, terminal bantu NO pada Magnetic
contactor tersebut akan terhubung dan juga mengalirkan sumber
tegangan dari Push Button"Off" menuju coil.

 Karena sumber tegangan dari pengunci sudah dialirkan menuju coil,


pada saat Push button"ON" dilepas, magnetic contactor tetap bekerja
karena masih mendapatkan sumber tegangan dari Push Button"Off".

 Kemudian pada saat Push Button"Off ditekan, Sumber tegangan yang


melewati terminal bantu"NO" (Pengunci) akan terputus, dan Magnetic
contactor pun akan berhenti beroperasi dan memutuskan rangkaian
utama.
1.3. Peralatan Percobaan
 Peralatan
No. Nama Spesifikasi Jumlah Keterangan
1. Tang potong 1 bh MEKANIK
2. Tang 1 bh MEKANIK
Kombinasi
3. Tang Cable 1 bh MEKANIK
Schoon
4. Tang Kerucut 1 bh MEKANIK
5. Pisau potong 1 bh MEKANIK
(cutter)
6. Obeng +,- 1 bh MEKANIK
7. Kikir 1 bh MEKANIK
8. Palu 1 bh MEKANIK
9. Penitik 1 bh MEKANIK
10. Penggores 1 bh MEKANIK
11. Penggaris 1 bh MEKANIK
12. Solder 220 V / 40 W 1 bh ELEKTRIK
13. Hand Bor 220 V/ 300 W 1 bh ELEKTRIK
14. Multitester 1 bh ELEKTRIK
15. Insulation 1 bh ELEKTRIK
Tester
16. Tespen 1 bh ELEKTRIK
Made in Taiwan
9. Tachometer 1 buah
Lutron DT-2236
- 400-750 V
Digital Clamp - 400-600 A
10. Meter - max arus : 600 A~ 1 buah
Merk : Kyoritsu - max tegangan :
300V~
 Bahan
No. Nama Spesifikasi Jumlah Keterangan
1. MCB 3P, 6 A 1 bh MG
1P, 6A 1 bh MG
2. Kontaktor 3P, 25 A, coil:220 V 1 bh TM
50 Hz
3. Auxiliary contact 2 NO, 2 NC 1 bh TM
4. Termal Overload 1 bh TM
5. Push Button NC (Stop) 1 bh TM
NO (Start) 1 bh
6. Indicator Lamp Merah 1 bh TM
Hijau 1 bh
7. Terminal Block Krem 20 bh LEGRAND
Biru 8 bh
Kuning-hijau 8 bh
8. Mounting rail 1m TM
10. Cable Schoon 2.5 mmsq 2 pak TM
11. Spiral kabel 1 pak
12. Cable gland PG 16.PG 21.PG 29 6 bh TM
13. Kabel NYY 5x2.5 mmsq 4m JEMBO
NYAF 1.5 mmsq 10 m
(ht)
14. Baut + Mur M3, M4 4 pak
15. Box Panel 600x500x200 1 bh
16. Motor listrik Star-delta, 5 kw 1 bh
1.4. Prosedur Keselamatan
 Perhatikan setiap langkah kerja yang akan saudara kerjakan semua
harus sesuai dengan SOP (standart operasi prosedur).
 Sebelum merangkai pastikan power dalam keadaan off atau mati.
 Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman
digunakan.
 Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bercanda dan
bercakap yang tidak ada hubungannya dengan modul praktikum.
 Sebelum mencoba pastikan dicek terlebih dahulu dengan
menghubungi instruktur bengkel/ laboratoriun.

1.5. Prosedur Kerja


 Periksa semua komponen pada panel, dan yakinkan bahwa komponen
dalam keadaan baik.
 Pelajari gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya, jika kurang
mengerti tanyakan pada instruktur.
 Lakukan pengawatan pada panel untuk system Direct On Line Starter
sesuai dengan diagram rangkaian daya dan diagram rangkaian kontrol
yang telah diberikan dalam buku praktikan.
 Periksakan pada instruktur apakah pengawatan pada panel yang telah
saudara lakukan adalah benar, aman sesuai aturan sebelum
dihubungkan ke sumber tegangan, termasuk sambungan ke beban
yaitu motor listrik 3 phase.
 Yakinkan dan cek ulang sekali lagi pengawatan tersebut.
 Setelah yakin sebelum di coba periksa lagi tentang safety listrik yg
akan di coba.
 Setelah yakin betul, maka masukkan sumber tegangan listrik untuk
test rangkaian kontrol dan setelah itu mengoperasikan rangkaian daya.
1.6. Gambar Rangkaian

1.7. Rangkuman
Dinamakan Direct On Line karena menghubungkan langsung antara sumber
dengan beban. Rangkaian ini sangat sederhana dan digunakan untuk motor-
motor yang dibawah 5 kW
1.8. Referensi
1. Hand book pelatihan kontrol motor PT freeford,
2. LIPI, PUIL, Jakarta 1987.
3. PEDC Bandung, Course Note Bengkel Listrik Semester II.
4. PEDC bandung, Rancangan Listrik Semester III & IV 1986.
5. PEDC Bandung, Course Note Bengkel Listrik Semester VI 1986.
6. Electrical Hand Book Vol. I dan Vol. II.
7. Instalasi Motor-Motor Listrik Jilid 1 1999
1.9. Data Hasil Praktikum
Table 1. Hasil Pengujian
Pengujian ADA TIDAK ADA
1. Hubung Singkat :
a. Phase dengan Phase :
L1 – L2 √
L1 – L3 √
L2 – L3 √
b. Phase Dengan Netral :
L1 – N √
L2 – N √
L3 – N √
c. Phase dengan Proteksi Pentanahan :
L1 – PE √
L2 – PE √
L3 – PE √
2. Connection :
a. Rangkaian Daya – Sumber √
b. Rangkaian Kontrol – Sumber √

No. TERMAL OVERLOAD KONDISI MOTOR


1. Tidak Bekerja Menyala
2. Bekerja Mati

Table 2. Hasil Percobaan


No. I start I nominal N
(Ampere) (Ampere) (rpm)
1. 2.8 A 1.4 A 1494 rpm

Putaran motor berlawan dengan arah jarum jam (ke kiri)


1.10. Analisa
Pada percobaan rangkaian Direct On Line ini kami mengawali dengan
membersihkan satu per satu komponen dari mulai push button, kontaktor,
MCB 1 phase maupun MCB 3 phase. Usai membersihkan masing-masing
komponen, langkah selanjutnya yang kami kerjakan yakni melakukan
pengetesan menggunakan multimeter apakah komponen masih mampu
berkerja dengan baik atau sebaliknya dan juga untuk mnenetukan terminal
mana yang berperan sebagai NO atau NC. Setelah semua komponen sudah
kami pastikan dalam kondisi yang baik, kami lanjutkan dengan merangkai
komponen sesuai dengan wiring diagram Direct On Line. Didalam
rangkaian Direct On Line terdapat rangkaian daya dengan sumber 3 phase
yang dihubungkan dengan motor 3 phase dan juga rangkaian kontrol yang
terhubung dengan sumber 1 phase.
Setelah selesai merangkai dan dipastikan benar, kami melakukan
pengujian dengan menggunakan tespen untuk membuktikan bahwa sudah
tidak ada yang terhubung singkat antara phase dengan phasa, phasa dengan
netral dan phase dengan box panel yang berperan sebagai ground, hasilnya
koneksi antara Rangkaian Daya-Sumber dan Rangkaian Kontrol-Sumber
telah terpasang dengan baik karena berdasarkan hasil pengujian
menunjukkan ada hubungan/sudah teraliri arus listrik.
Kemudian dilanjutkan dengan menyambung rangkaian yang telah
dibuat dengan motor yang telah disiapkan. Setelah siap seluruhnya,
percobaan pada rangkaian yang telah dibuat sudah bisa dilaksanakan .
Dimulai dengan menghidupkan/menaikkan MCB 3 phase dan MCB 1
phasa, hasilnya indikator lampu berwarna merah menyala yang
menunjukkan bahwa rangkaian tersebut sudah benar/sudah terlairi arus
dan sudah siap untuk dijalankan. Setelah itu, dilanjutkan dengan menekan
tombol push button/S2, hasilnya motor mulai berputar dan putaran motor
berlawanan arah jarum jam.
Lalu langkah selanjutnya adalah mengukur ada atau tidaknya tegangan
menggunakan multimeter antara phasa-phasa, phasa-netral dan phasa-
ground guna mengetahui masing-masing berjalan sesuai fungsinya dan
terjadi hubung singkat atau tidak. Hasilnya masing- masing sudah berjalan
sesuai fungsinya dan tidak terjadi hubung singkat.
Dan langkah terakhir adalah mengukur besar arus (arus nominal dan
arus start) dari tiap-tiap fasa dan dari data hasil pengukuran menunjukkan
bahwa arus start lebih besar dari arus nominal hingga mencapai dua kali
lipat dari arus nominalnya. Hal itu karena pada saat start awal motor ini
memilki torsi yang besar sehingga daya yang dibutuhkan untuk awal
penyalaan juga besar sehingga arus mula yang dibutuhkan akan lebih besar
daripada arus nominalnya.

1.11. Latihan Soal


1. Buat urutan cara mengoperasikan dan mematikan diagram rangkaian
sistem Direct On Line Starter!
2. Bagaimana cara pemilihan kontaktor yang tepat? Jelaskan!
3. Sebutkan langkah-langkah sebelum merancang panel Direct On line.!
4. Buat estimasi harga perencanaan dan pembuatan panel tersebut!
5. Apa keuntungan dan kerugian sistem Direct On Line Stater pada
motor ?
6. Apa yang dimaksud dengan IP dari suatu motor ( misal IP motor 23 )?
7. Berdasarkan teori yang telah anda pelajari, sudah sesuaikah hasil
percobaan saudara? Jelaskan!
8. Apa kesimpulan yang dapat saudara peroleh dari percobaan kali ini?

Jawaban

1. Langkah untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian DOL starter


yang pertama adalah dengan meng-on-kan semua MCB, baik MCB
kontrol maupun MCB daya (3 Fasa). Setelah semua MCB dalam
keadaan ON, maka tombol warna merahakan menyala (tanda bahwa
motor berhenti/mati). Berikutnya menekan tombol ON (warna hijau)
yang ada pada pintu panel sehingga kontaktor aktif danmenyalakan
lampu berwarna hijau (tanda motor berjalan) dan
menghidupkanmotor. Untuk mematikannya, cukup dengan menekan
tombol OFF (warnamerah) sehingga motor mati dan lampu berwarna
merah menyala (tanda motor berhenti).
2. Menentukan ukuran kontaktor yang sesuai dengan Daya Electro motor
yang digunakan adalah dengan cara melihat kuat hantar arus (KHA)
yang tertera pada nameplate, untuk rangkaian DOL hanya
membutuhkan 1 buah kontaktor, dan rumus menentukan Ukuran
kontaktornya sama dengan cara menentukan ukuran MCCB, yaitu:
Magnetic Contactor (Rangkaian DOL) = In x 125%

Sebagai contoh: Jika Panel yang akan kita buat untuk Motor 5,5Kw
(Rangkaian DOL), maka ukuran Magnetic Contactornya, adalah:

Magnetic Contactor = In x 125%

= 11,4 A x 125%

= 14,25 A

Karena ukuran kontaktor 14,25 A tidak ada dipasaran, maka kita


dapat menggunakan kontaktor dengan ukuran yang mendekati atau
lebih besar sedikit, misalnya dapat menggunakan kontaktor LC1-D18
(Atau ekuivalennya).
3. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelum merancang panel
Direct On Line adalah sebagai berikut:
a. Sebelum merakit sebuah panel motor listrik 3 fasa adalah berapa
daya motor listrik 3 Fasa yang akan dikendalikan oleh Panel
tersebut. Gunanya adalah untuk menentukan komponen apa saja
yang dbutuhkan dalam panel tersebut.
b. Mempersiapkan wiring diagram rangkaian Direct On Line
c. Menentukan Bahan-bahan (Komponen) yang dibutuhkan Untuk
pembuatan Panel rangkaian DOL, antara lain:
 Box Panel

 Kabel Power dari Panel ke Motor


 Kabel Power untuk Rangkaian di dalam Panel

 Kabel untuk Rangkaian kontrol di dalam Panel (Wiring)

 MCCB

 MCB

 Magnetic Contactor

 Thermal OverLoad Relay (TOR)

 Pilot Lamp

 Push Button

 Ampere Meter

 Skun kabel

 Pembungkus Kabel (Wrapping Band)


d. menentukan jenis dan ukuran tiap-tiap komponen panel.
4. Estimasi harga untuk perancangan panel Direct On Line:
Nama Alat Spesifikasi Harga Satuan Total Harga
3 P, 6 A Rp 279.950,- Rp 279.950,-
MCB
1 P, 6 A Rp 59.400,- Rp 59.400,-
Kontaktor 3P,25A, coil:220V 50 Hz Rp 163.000,- Rp 163.000,-
Auxiliary contact 2 NO, 2 NC Rp 125.000,- Rp 125.000,-
Thermal overload Rp 150.000,- Rp 150.000,-
NO (start) Rp 12.000,- Rp 12.000,-
Push Button
NC (start) Rp 12.000,- Rp 12.000,-
Merah Rp 6.500,- Rp 6.500,-
Indicator Lamp
Hijau Rp 6.500,- Rp 6.500,-
Terminal Block Emas-hitam Rp. 9.500,- Rp 9.500,-
Bus bar Cu 110 x 15 x 3 Rp 18.500,- Rp 37.000,-
Kabel skun Y 2,5 mm Rp 1.300,- Rp 7.800,-
Kabel Spiral 110 x 15 x 3 Rp21.000,- Rp 21.000,-
NYY 4x2,5 mmsq Rp 18.500,- Rp 18.500,-
Kabel
NYAF 1,5 mmsq(ht) Rp 3.500,- Rp 35.000,-
Rail omega Rp 13.000,- Rp 13.000,-
Baut + Mur M3, M4 Rp 2.750,- Rp 11.000,-
Box Panel 600x500x200 Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,-
TOTAL Rp
5. Berikut adalah keuntungan dan kerugian dari DOL starter
o Keuntungan dari DOL starter :
 Sistem lebih sederhana, karena langsung menghubungkan
sumber dengan beban.
 Karena sistem ini menggunakan hubungan star, maka arus
start lebih rendah.
o Kerugiandari DOL starter :
 Karena sistem ini menggunakan hubungan star, maka
torque pada saat start rendah.
 Hanya untuk motor dengan daya rendah.
6. Kode IP (International Protection) peralatan listrik menunjukkan
tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuhan langsung
ke bagian yang berbahaya, dari masuknya benda asing padat dan
masuknya air. Contoh IP X1 artinya angka X menyatakan tidak
persyaratan proteksi dari masuknya benda asing padat. Angka 1
menyatakan proteksi tetesan air vertikal. Contoh IP 5X, angka 5
proteksi masuknya debu, angka X tidak ada proteksi masuknya air
dengan efek merusak.
7. Hasil praktikum sudah sesuai karena semua komponen berfungsi
dengan baik sehingga motor dapat berjalan dengan sistem start DOL.
Arus start pada motor juga tidak terlalu besar dari arus nominalnya
karena menggunakan hubungan star.
8. Disimpulkan bahwa sebelum melakukan penyalaan terhadap motor
listrik, semua rangkaian baik rangkaian control maupun rangkaian
daya harus di periksa terlebih dahulu untuk menghindari
kemungkinan adanya hubungan singkat yang mungkin dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan. Selain itu untuk menghindari
pengaktifan langsung melalui rangkaian daya motor listrik dapat
diaktifkan dengan rangkaian control yang dapat diaktifkan dari jarak
jauh dengan memanfaatkan kontaktor.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sebelum melakukan penyalaan terhadap motor listrik , semua rangkaian baik
rangkaian control maupun rangkaian daya harus di periksa terlebih dahulu untuk
menghindari kemungkinan adanya hubungan singkat yang mungkin dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan. Selain itu untuk menghindari pengaktifan
langsung melalui rangkaian daya motor listrik dapat diaktifkan dengan rangkaian
control yang dapat diaktifkan dari jarak jauh dengan memanfaatkan kontaktor.

Untuk proteksi pada motor dapat digunakan alat pengaman yaitu thermal
overload, alat ini akan memutuskan arus ketika terjadi beban berlebih atau terjadi
hubungan singkat

Besar arus pada saat start lebih besar daripada arus nominal, pada saat start
awal motor ini memilki torque yang besar sehingga daya yang dibutuhkan untuk
awal penyalaan juga besar sehingga arus pada saat start juga lebih besar
sedangkan arus nominal lebih kecil dikarenakan torque sudah stabil.
Daftar Pustaka
 Handbool Pelatihan Kontrol Motor PT Freeford
 LIPI PUIL Jakarta 1987
 PEDC Bandung, Cource Note Bengkel Listrik Semester II
 PEDC Bandung, Rancangan Listrik Semester III & IV 1986
 PEDC Bandung, Course Note Bengkel Listrik Semester VI 1986
 Electrical Handbook Vol. I dan Vol. II
 Instalasi Motor-motor Listrik Jilid 1 1999
Lampiran
`

Anda mungkin juga menyukai