Suhenra Ramli
Muhammad Firajullah
Karimulsyah
Dayanti Dinda Prameswari
Pembimbing: Ir. Makmur Saini, MT, P.hD
1
GARDU DISTRIBUSI
Gardu Distribusi Fungsi
Merupakan salah satu • Menyalurkan/ meneruskan
Komponen dari suatu sistem tenaga listrik tegangan
menengah ke konsumen
distribusi, yang berfungsi tegangan rendah.
untuk menghubungkan • Menurunkan tegangan menengah
jaringan ke Konsumen, atau menjadi tegangan rendah
untuk mendistribusikan selanjutnya disalurkan
tenaga listrik pada konsumen kekonsumen tegangan rendah.
atau pelanggan, baik itu • Menyalurkan/ meneruskan
tenaga listrik tegangan
pelanggan tegangan menengah ke gardu distribusi
menengah maupun lainnya dan ke gardu hubung.
pelanggan tegangan rendah.
A. Jenis Pemasangannya
Gardu Pasangan Luar
Gardu Pasangan Dalam
B. Jenis Konstruksinya
Gardu Beton
Gardu Tiang
Gardu Beton Gardu Kios
Gardu Kios
C. Jenis Penggunaannya
Gardu Pelanggan Umum
Gardu Pelanggan
Khusus
SISTEM TEGANGAN
A. Sistem tegangan B. Sistem tegangan dipilih mengikuti konsep
teknis (Distribution System Engineering)
dibedakan menjadi 3 yang dianut satu sama lain dapat berbeda,
macam misalnya :
TIANG
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang digunakan pada SUTR terbuat
dari beton bertulang dan tiang besi. Tiang kayu sudah jarang digunakan karena
daya tahannya (umumnya) relatif pendek dan memerlukan pemeliharaan khusus.
Sedang tiang besi jarang digunakan karena harganya relative mahal dibanding
tiang beton,disamping itu juga memerlukan biaya pemeliharaan rutin. Dilihat dari
fungsinya,tiang listrik dibedakan menjadi dua yaitu tiang pemikul dan tiang tarik.
Tiang pemikul berfungsi untuk memikul konduktor dan isolator, sedang tiang tarik
fungsinya untuk menarik konduktor. Sedang fungsi lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan sesuai dengan posisi sudut tarikan konduktor nya. Bahan baku
pembuatan tiang beton untuk tiang tegangan menengah dan tegangan rendah
adalah sama, hanya dimensinya yang berbeda.
6
tiang
5.1 Memilih panjang
MENDIRIKAN/MENANAM TIANG
Mendirikan/Menanam Tiang
Bagian tiang yang harus ditanam dibawah permukaan tanah adalah 1/6
dari panjang tiang. Jadi kedalaman lubang tergantung panjang/tinggi tiang
yang akan dipasang. Pada tanah yang lembek, bagian bawah tiang harus
di pasang bantalan (beton blok) agar bagian tiang yang tertanam dalam
tanah tetap 1/6 panjang tiang.
Dari gambar 2 tampak bahwa ;
• untuk panjang tiang 13 meter, bagian yang berada diatas tanah adalah
10,2 meter.
• Untuk panjang tiang 11 meter, bagian yang berada diatas tanah adalah
9,2meter.
• Dan untuk panjang tiang 9 meter bagian yang berada diatas tanah
adalah 7,5meter.
Mendirikan tiang beton tegangan rendah (9 meter) dapat dilakukan dengan
dua cara ;
1. Secara manual (Konvensional)
2. Secara otomatis (mendirikan tiang dengan alat pengangkat)
Cara Mendirikan Tiang
contoh:
Kondisi tekanan angin maksimum.
Temperatur kerja maksimum penghantar (60⁰ C)
Angka keamanan 0,5 (50%)
Sehingga tiang dengan fungsi sebagai penyangga diujung (akhir jaringan), ditengah,
tiang sudut, akan mengalami total gaya mekanis yang berbeda.
10
Keterangan Gambar :
Keterangan Gambar : 1. Tension Bracket
1. Tension Bracket 2. Strain Clamp
2. Strain Clamp 3. Stainless Steel Strip
3. Stainless Steel Strip 0,75 0,75 Meter
Meter 4. Stopping Buckle
4. Stopping Buckle 5. Plastic Strap
5. Plastic Strap 6. Bundled Conductor,
6. Protektip Plastic Strap 0,50 Connector
Meter 70-25/70-25
7. Protektip Plastic Strap
Gambar 11.2 Konstruksi 0,50 Meter
Gambar 11.1.Konstruksi tiang penegang dengan
tiang penegang (TR5) hantaran beda penampang
(TR5A)
12
Kekuatan Tiang
Ujung
• Kekuatan tarik pada tiang bertumpu pada jarak 10 cm dari ujung
atas tiang, beban kerjanya di standaarisasi 200 daN, 350 daN, 500
daN, 800 daN, 1200 daN
• Berdasarkan perhitungan mekanis gaya-gaya yang terjadi pada
tiang, maka batas maksimum rentangan/ gantang /span dengan
berbagai ukuran penghantar adalah
14
Catatan :
• Biasanya dimasukkan dalam pipa ½ inchi, seting.gi 2,5 mm2.
• Terminal klem ditanam 20 cm dibawah permukaan tanah.
h) Elektroda batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah. Panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan dengan
memoerlihatkan resistansi tanah :
Jenis tanah Tanah rawa Tanah liat dan Tanah Pasir Kerikil basah Pasir dan Kerikil kering Tanah berbatu
ladang basah
Resistansi
a. Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dilalui arus dan
antara bagian-bagian ini dengan bumi sampai pada suatu harga yang aman (tidak
membahayakan) untuk semua kondisi operasi normal.
b. Untuk memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung singkat
ke tanah.
a) IT b) TT c) TN
Jaringan Udara
Tegangan Rendah
I. Jenis Penghantar Udara
o Penghantar tidak berisolasi A3C, BCC, A2C , ACSR
o Pernghantar berisolasi (Jenis twisted cable yang umumnya
dipakai NYM-T, NYMZ, NFYM, NFY, NF2X,NFA2X, NFA2X,
NFA2XSEY-T (TWISTED CABLE).
Jarak antara ini bergantung atas jarak antar titik tumpu jaringan (jaringan
gawang)
Jarak Gawang Jarak Antara
6 – 10 Meter 20 CM
10 – 40 Meter 25 CM
Jarak bebas (ruang bebas) penghantar tak berisolasi dengan benda lain (pohon, bangunan)
a) Pada dasarnya tidak boleh bersinggungan
b) Syarat 0,5 meter
Catatan :
Pada konstruksi saluran udara baik tak berisolasi ataupun berisolasi (twisted
cable). Umumnya mengikuti ketentuan Pemerintah Daerah setempat atau
ketentuan departemen yang memerlukan,
Contoh :
Sudut lintasan jalan raya maksimum 15º
SAG : Jalan Umum 6 meter
Jalan Kecil 5 meter
pekarangan 3 meter
sungai 6 meter
Jalan umum 6m
Ketentuan Saluran
Kabel Tegangan
Rendah
1. Penanaman Kabel Tanah
Harus dilakukan tindakan perlindungan, kecuali salah satu kabel telah dilindungi secara mekanis oleh sekat beton
atau bahan semacam dengan tebal dinding minimum 6 cm.
Tindakan Proteksi
• Kabel bagian bawah dipasang pelindung mekanis misalnya bata, pipa belah dari beton, minimum 1
meter panjangnya.
• Lebar tutup pelindung minimum 5 cm lebih lebar dari kabel yang dilindungi.
• Hal yang sama untuk kabel tanah dibagian atas (lihat gambar).
4. Persilangan dengan kabel telekomunikasi
Bagian atas kabel tanah harus dilindungi dengan pipa beton belah atau plat beton dari bahan yang tidak
mudah terbakar.
• Untuk jarak kabel TR dengan kabel telkom
• d ≤ 0,3 meter diatas kabel tanah perlu ditambah plat beton minimum ukuran 1 x 1 meter
dengan tebal 2 cm.
• Jika kabel tanah TR sejajar dengan kabel telekomunikasi, harus diselubungi dengan
pipa plat atau pipa beton belah sekurang – kurangnya mempunyai panjang , minimum 1
meter.
• Kabel tanah harus ditanam paling sedikit 1 meter dibawah saluran air dan ditanam dalam lapisan pasir.
• Pada lintasan dengan air laut kabel ditanam sedapat mungkin 2 meter dibawah dasar laut.
• Pada lintasan dekat kabel listrik milik pengairan.
Berjarak 0,3 meter diatas atau dibawah kabel listrik.
Diberi perlindugan mekanis dengan tambahan 0,5 meter dari sisi kabel yang silang.
Jika jarak lebih kecil dari 0,3 m harus dimasukkan dalam pipa/ bahan anti terbakar
• Pada bangunan pengairan dibawah tanah, jarak minimum adalah 0,3 meter dan harus dilindungi dengan pipa
belah, plat atau pipa dan ditambahka0,5 meter dari kedua tempat pendekatan.
Catatan:
• Kabel tanah yang dipakai adalah dari jenis kabel tanah dengan perisai dan dilindungi dengan pipa belah.
• Kabel tanah tanpa perisai mekanis harus dimasukkan dalam pipa atau jalur kabel khusus.
• Pada kedua ujung kabel masuk dan keluar jaur ait harus diberi patok / tanda, agar dapat dilihat pengemudi
kendaraan air.
• Kabel rumah tidak bole ditanam lebih dekat 0,3 meter dari instalasi listrik diatas tanah. Kurang dari o,8 meter
kabel tersebut harus dilindungi dengan pipa baja atau bahan kuta, tahan lama dan tahan api ditambah
minimum 0,5 meter dari kedua ujung tempat jaraknya kurang dari 0,8 meter.
• Kabel tanah yang keluar dari tanah harus dilindungi dengan pipa baja. Galvanis atau bahan lain yang cukup
kuat sampai diluar jangkauan tangan.
10. Pendekatan Kabel Tanah denga Pipa Gas dan Minyak
• Lintasan / jalur kabel tanah harus dihindari / dijauhkan dari lintasan pipa gas kota. Namun apabila tidak
terhindarkan harus berjarak minimum 0,5 meter dan dilindungi dengan pipa yang dilebihkan 0,5 meter pada
tiap ujung lintasan.
• Pada lintasan dengan pipa gas alam kabel tanah harus dikonstruksi khusus/ dibuatkan jembatan lintasan atau
melalui saluran udara. (lihat konstruksi SKTR , standard konstruksi PLN).
Pada jaringan distribusi kabel tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan dan
sambungan pelayanan.
• Instalasi PHB – TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memnuhi persyaratan keamanan dan keselematan
lingkungan dan persyaratan teknis baik elektris maupun mekanis.
• Instalasi PHB – TR tersebut juga harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis.
• Pada setiap kotak PHB-TR harus mempunyai setidak-tidaknya
Satu sakelar masuk sirkit masuk
Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar (misalnya MCB/ MCCB).
• Arus minimum sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar masuk atau arus maksimum
beban penuh.
• Jumlah maksimum pencabangan dari suatu PHB – TR adalah sirkit keluar.
• Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan ssuai kemampuan rel menurut temperatur ruang dan
temperatur kerja tidak boleh melebihi 65º C.
• Pemasangan rel telanjang adalah sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan jarak 5 cm + 2/3 kilo
volt sistem tegangan nominal.
• Sakelar, pemisah, pengaman lebur dan pemutus.
12. Instrumen Ukur Indikator Dan Terminasi
• Perlengkapan Hubung Bagi jaringan kabel tegangan rendah, harus dipasang paling sedikit instrumen indikator
berupa lampu indikator dengan warna yang sesuai.
• Untuk panel PHB – TR utama pada Gardu Distribusi harus dipasangan instrumen ukur (Voltmeter,
Amperemeter).
• Instrumen indikator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk.
• Sambungan sirkit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis metalnya dan ukuran
penghantar serta harus dijepit/ dipress pada penghantar. KHA terminal sepatu kabel harus minimum sama
dengan kemampuan sakelar dari sirkit yang bersangkutan rangkaian.
• Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga gaya tersebut tidak akan
langsung dipikul oleh gawai listrik lain.
SAMBUNGAN PELAYANAN
(RUMAH TANGGA)
Sambungan Pelayanan (Rumah Tangga)
Gambar. 7 Konstruksi SLP 1 phasa jenis DX/ 3 phasa jenis pada STR tanpa isolasi dan
berisolasi
Konstruksi
Sambungan Masuk
Pelanggan (SMP)
Konstruksi Sambungan Masuk Pelanggan (SMP)
Gambar berikut menunjukkan beberapa jenis Sambungan Masuk
Pelanggan (SMP) melalui kerangka tiang atap dan atau tidak melalui tiang atap.
Gambar 4-164Konstruksi
SMP dengan titik tumpu
untuk SR 1 phasa/3 phasa
tanpa sambungan jenis
Twisted.
20
Gangguan pada
Saluran Udara
Tegangan Rendah
Gangguan pada Saluran Udara Tegangan Rendah
1. Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang disebabkan oleh switching
karena gangguan atau disebabkan karena manuver.
2. Terjadinya gangguan pada pengatur tegangan otomatis/automatic voltage regulator (AVR) pada
generator atau pada on load tap chenger transformer.
3. Putaran yang sangat cepat (over speed) pada generator yang diakibatkan karena kehilangan
beban.
4. Terjadinya sambaran petir atau surja petir (lightning surge), yang mengakibatkan hubung singkat
dan tegangan lebih
5. Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat akibat bekerjanya circuit
breaker, sehingga menimbulkan tegangan transient yang tinggi. Hal ini sering terjadi pada
system jaringan tegangan ekstra tinggi.
Gangguan tegangan lebih akan merusak isolasi, dan akibatnya akan merusak peralatan
karena insulation break down (hubung singkat) atau setidak-tidaknya akan mempercepat proses
penuaan peralatan dan memperpendek umur peralatan.
Sebenarnya kondisi abnormal ini kurang tepat jika disebut sebagai gangguan. Akan tetapi
kondisi abnormal ini jika berlangsung terus menerus akan menyebabkan peralatan cepat rusak, umur
peralatan pendek dan membahayakan sistem.
e. Gangguan Instabilitas
Efek yang lebih besar akibat adanya ayunan daya ini adalah,
mengganggu sistem interkoneksi jaringan dan menyebabkan unit-unit
pembangkit lepas sinkron (out of synchronism), sehingga relai
pengaman salah kerja dan menyebabkan timbulnya gangguan yang
lebih luas.
Hal tersebut di atas akan menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pada jaringan listrik.
Hal ini bisa diatasi sedini mungkin, yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pekerjaan,
pengawasan pelakpekerjaan, komisioning, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan listrik,
harus mengikuti kaidah, ketentuan dan standard teknik yang telah ditentukan
21
MENGATASI GANGGUAN
PADA SISTEM TENAGA
LISTRIK
MENGATASI GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
1. Konstruksi jaringan listrik yang baik
Terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik, tidak mungkin dihilangkan dan
tidak dapat dihindari sama sekali. Upaya yang bisa kita tempuh adalah mengurangi terjadinya
gangguan tersebut.
Mengurangi terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik merupakan upaya yang
bersifat represif dan antisipasif, yaitu memasang dan mewujudkan adanya konstruksi
jaringan listrik yang baik
a) Mendeteksi adanya gangguan (kondisi abnormal) pada sistem tenaga listrik yang diamankannya,
sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
b) Melepaskan atau memisahkan (mengisolasi) bagian sistem yang terganggu sehingga, tidak
meluas ke bagian sistem yang tidak terganggudan bagian sistem lainnya dapat terus
beroperasi.
22
Pengaman terhadap
Tegangan Sentuh
Pengaman terhadap Tegangan Sentuh
Jika suatu obyek bertegangan tersentuh oleh tubuh manusia, maka
pada umumnya arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia tersebut. Tetapi
sebenarnya yang berbahaya bagi tubuh bukanlah tegangan itu sendiri, melainkan
arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia, sedangkan tegangan barulah
berbahaya apabila akibat sentuhan dengan tegangan itu menyebabkan
mengalirnya arus listrik yang cukup besar di dalam tubuh. Jika tidak
menyebabkan mengalirnya arus maka tegangan itu tidak berbahaya
a. Pengamanan dengan isolasi pada bagian-bagian yang aktif (PUIL, pasal 310),
misalnya kabel, porselin, karet berisolasi dan sebagainya.
b. Pengamanan dengan selungkup atau sekat f (PUIL, pasal 310 B dan C), misalnya
kotak saklar, perlengkapan hubung bagi (PHB).
c. Pengamanan dengan penghalang (PUIL, pasal 213), misalnya sekedar dipagari agar
orang tidak bisa mendekat, atau meletakkannya dibelakang kisi-kisi.
d. Pengamanan dengan penempatan di luar jangkauan tangan, misalnya bagian yang
bertegangan ditempatkan 2,5 m di atas lantai.
e. Pengamanan tambahan dengan Saklar Pengaman Arus ke Tanah (SPAT, earth
leakage circuit breaker). Ini hanyalah merupakan pengamanan tambahan (extra) di
samping pengamananpengamanan lainnya, dimaksudkan untuk mengamankan
terhadap sentuhan langsung yang mungkin masih terjadi. Saklar ini bekerja
berdasarkan pada adanya arus bocor ke tanah yang disebut juga arus sisa (residual
current) yang timbul akibat sentuhan langsung karena arus bocor ke tanah sebagai
akibat sentuhan langsung ini sangat kecil, maka saklar inipun harus sangan sensitif,
yaitu arusbocor sebesar 30 mA sudah mampu menyebabkan trip-nya saklar.
B. Pengamanan terhadap sentuhan tak langsung, mencakup: