1
Konstruksi SKTM
Sesuai standar pabrik, kabel tanah pada kondisi tanah (specific thermal resistivity of
soil) 1000 C cm/w dengan kedalaman 70 cm, untuk penggelaran
1 kabel mempunyai Kemampuan Hantar Arus (KHA) 100 %,
Kemampuan hantar arus kabel harus dikoreksi jika persyaratan tersebut berubah.
Penggunaan kabel dengan penampang yang lebih besar pada jalur keluar dari
Gardu Induk atau sumber tenaga listrik harus dipertimbangkan.
Kabel harus dilindungi terhadap kemungkinan gangguan mekanis dengan pasir,
pipa pelindung, buis beton atau pelat beton.
Jalur jaringan kabel, titik belok dan sambungan kabel harus diberi tanda guna
memudahkan inspeksi, pemeliharaan dll.
Pada sistem Spindel, berdasarkan data statistik, laju kegagalan dan tingkat
kontinuitas pelayanan, panjang kabel SKTM hendaknya tidak lebih dari 8 kms.
Pada sistem Radial, jangkauan pelayanan dibatasi oleh persyaratan tegangan pela
yanan
Untuk menandai jalur kabel dipasang patok pilot kabel dengan jarak tidak
melebihi 30 meter satu sama lain. Patok‐patok pilot dipasang juga pada titik belok
kabel, titik masuk dan keluar crossing jalan, titik masuk ke gardu distribusi dan
titik ke tiang listrik. dan pada titik sambung dipasang blok tanda MOF kabel/ sambungan
kabel.
2
GARDU DISTRIBUSI
3
1. Gardu Distribusi Pasangan Luar
Konstruksi Gardu Distribusi pasangan luar tipe Portal terdiri atas Fused Cut
Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat trafo dengan elemen pelebur/
fuse link type expulsion dan Lightning Arrester (LA) sebagai sarana
pen cegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja petir.
Elekroda pembumian dipasang pada masing‐masing lightning arrester dan
pembumian titik netral transformator sisi Tegangan Rendah. Kedua elekroda
pembumian tersebut dihubungkan dengan penghantar yang berfungsi sebag
ai ikatan penyama potensial yang digelar di bawah tanah.
4
2. Gardu Distribusi Pasangan Dalam
5
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu jaringan sistem
tenaga listrik. Jaringan Tegangan Rendah dimulai dari Gardu Distribusi
dengan bentuk jaringan radial.
6
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (lanjutan)
7
:
Contoh :
Agar drop tegangan JTR
(TIC 3x70 + 50 mm2) tidak melebihi 4% maka :
8
Proteksi Jaringan dan Pembumian SKTR
9
PARAMETER‐PARAMETER RANCANGAN KONSTRUKSI
10
PARAMETER‐PARAMETER RANCANGAN KONSTRUKSI (lanjutan)
Parameter Lingkungan
Parameter lingkungan yang harus dipenuhi oleh komponen adalah :
a. Kondisi iklim
b. Suhu keliling
c. Besarnya curah hujan
d. Kelembaban relatif
e. Ketinggian dari permukaan laut
Parameter Material
Parameter konstruksi komponen harus diperhatikan agar tidak terjadi
kegagalan konstruksi :
• Beban kerja (Working load)
• Ukuran / dimensi peralatan
• Penggunaan indoor / outdoor
• Prosedur / tata cara konstruksi
• Spesifikasi teknis konstruksi
• Kemudahan pemakaian alat kerja
• Proteksi terhadap kontaminasi
11
Parameter persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh kubikel tersebut
adalah :
• Rated voltage (kV)
• Rated normal current (A)
• Impulse withstand voltage (kV)
• Short making current (kA)
• Short breaking current (kA/s)
• Impulse DC test (kV/min)
• Power frekwensi test (kV/min)
12
KONSTRUKSI DAN JARAK ANTAR TIANG
13
Contoh pada penerapan
1. Tegangan maksimum 24 kV
2. Tingkat isolasi dasar (Bil – Basic impulse insulation level) 125 kV
3. Short making current 31,5 kA
4. Nominal with stand current 12,5 kA
5. Arus Hubung Tanah (rms) 14,7 KA
6. Surge Arrester discharge voltage at 10 KA 87 KV (kering)
7. Surge Arrester voltage (Rms), Uc 24 kV
8. Surge Arrester BIL 100 kV
9. One minute DC voltage 57 kV
10. 15 minute power frekuensi test 20 kV
11. Insulation creepage 360 mm
12. Minimum power frekuensi flashover 50 kV (kering)
(insulator suspension) 40 kV (basa)
14
Penggunaan isolator SUTM 20 kV berdasarkan
tingkat polusi :
Isolator Pin Post Isolator Line Post
Tingkat polusi ringan dan sedang : Tingkat polusi ringan dan sedang :
P 8 ET 125 N R 8 ET 125 L (jenis ikat‐atas)
P 12,5 ET 125 N R 12,5 ET 125 L (jenis ikat‐atas)
P 12,5 ET 150 L R 12,5 ET 150 L (jenis klem‐atas utk pemasangan vertikal)
Tingkat polusi berat : R 12,5 ET 125 L (jenis klem‐atas utk pemasangan horizontal)
P 12,5 ET 150 L Tingkat polusi berat :
Polusi sangat berat : R 8 ET 170 L (jenis ikat‐atas)
P 12,5 ET 200 L R 12,5 ET 170 L (jenis ikat‐atas)
R 12,5 ET 200 N (jenis ikat‐atas)
R 12,5 EC 170 L (jenis klem‐atas utk pemasangan vertikal)
Pin Isolator (isolator payung) R 12,5 EH 170 L (jenis klem‐atas utk pemasangan horizontal)
Tingkat polusi ringan dan sedang : R 12,5 EC 200 N (jenis klem‐atas utk pemasangan vertikal)
T 12,5 T 125 R 12,5 EH 200 N (jenis klem‐atas utk pemasangan horizontal)
Tingkat polusi ringan sedang : R 12,5 ET 150 L (jenis ikat‐atas)
T 12,5 T 150 Polusi sangat berat :
Tingkat polusi berat : R 12,5 ET 200 L (jenis ikat‐atas)
T 12,5 T 170 R 12,5 ET 250 N (jenis ikat‐atas)
Polusi sangat berat : R 12,5 EC 200 L (jenis klem‐atas utk pemasangan vertikal)
T 12,5 T 200 R 12,5 EH 200 L (jenis klem‐atas utk pemasangan horizontal)
R 12,5 EC 250 N (jenis klem‐atas utk pemasangan vertikal)
R 12,5 EH 250 N (jenis klem‐atas utk pemasangan horizontal)
Untuk daerah dengan kontaminasi polutan tinggi pada jarak rambat (creepage distance) yang
sama isolator jenis payung (isolator pin) lebih cocok dipergunakan.
15
Pedoman untuk pemilihan jarak rambat isolator pada
zonifikasi polusi sesuai IEC 60 815:
16
Konstruksi Tiang (Pole Top Construction)
A. Konstruksi Tiang Awal
Pada jaring distribusi tegangan menengah tiang awal adalah tiang yang
memikul kekuatan tarik penuh. Tiang awal merupakan tiang dimana
penghantar kabel dari gardu induk atau dari sumber tempat listrik memasok
distribusi tenaga listrik melalui saluran udara. Tiang awal dilengkapi dengan
lightning arrester dengan rating arus pengenal minimal 10 kA.
17
D. Konstruksi Tiang Pencabangan (Tee‐Off)
Konstruksi pencabangan jaringan umumnya terjadi pada tiang penumpu.
Pencabangan memakai jenis konstruksi tiang awal dengan dua buah
isolator suspension pada tiap fasa dan 1 buah isolator tumpu (line post)
untuk penghantar yang ditengah. Jika ruang tersedia cukup, tiang sudut
tersebut dilengkapi dengan guy‐wire. Penyambungan pada penghantar
memakai compression parralel groove bukan bolt parallel groove.
E. Konstruksi Tiang Peregang (Tension pole)
Tiang peregang adalah konstruksi tiang yang dipasang pada tiap‐tiap 10
gawang saluran lurus. Konstruksi tiang ini dimaksudkan untuk membantu
kekuatan mekanis saluran yang panjang dan lurus dari kemungkinan
gangguan mekanis akibat ditabrak kendaraan atau pohon roboh yang
menimpah saluran SUTM. Konstruksi tiang adalah jenis konstruksi tiang
awal dengan dua isolator suspension pada tiap fasa dan 1 buah isolator
tumpu pada penghantar tengah.
18
F. Tiang‐tiang dengan Konstruksi Khusus
Konstruksi tiang khusus adalah memakai tiang dengan working load besar
19
Jarak Aman (savety distance )
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/netral dari jaringan terhadap be
nda‐benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektro magnetis
yang tidak memberikan pengaruh membahayakan.
Jarak aman minimal adalah 60 cm kecuali terhadap jaringan telekomun
ikasi. Namun ketentuan‐ketentuan daerah, kebijaksanaan perusahaan listrik
setempat menentukan lebih dari 60 cm. Jarak aman terhadap
saluran telekomunikasi minimal 2,5 meter dan tidak berjajar lebih dari 2 km
20
SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN RENDAH
Kriteria konstruksi pada SKTR ini sama dengan kriteria konstruksi saluran
kabel TM.
21
SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN RENDAH
(lanjutan)
Keterangan Gambar :
PHB = Perlengkapan Hubung Bagi
GD = Gardu Distribusi
1 = SKTR sirkuit utama
2 = SKTR pencabangan – sirkuit cabang
3 = Sambungan pelayanan
= Pembumian
22
SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN RENDAH
(lanjutan)
24
25
Contoh :
Pemasangan konstruksi
Di Jawa Timur
26
Konstruksi SUTM
Persyaratan :
- AAAC 150 mm (SPLN 41-8)/AAACS 150 mm (SPLN 41-10)
- Tiang Beton minimal 13 meter 350 daN dengan Ground Shield
Wire (GSW)
- Tinggi Tiang beton sisipan untuk konstruksi disesuaikan lokasi
- Konstruksi akhir (murni) menggunakan Arrester dan Supporter
- Setiap 3 (tiga) tiang menggunakan grounding dalam (tiang
baru) dan grounding luar, untuk lokasi rawan petir setiap tiang
sekali (13/350 daN + E)
- Jarak antar gawang antara 40 - 50 meter (dalam kota), 50 - 55
meter (luar kota)
- Sagging/andongan konduktor 150 mm maksimal AAAC = 1%
(satu prosen) AAACS = 2% (dua prosen)
27
Konstruksi TM-1
Gambar : JTM/SUTM/001
Pemasangan :
- Kondisi lurus
- Sudut maksimal 15 derajat
Kode gambar
28
Konstruksi TM-2
Gambar : JTM/SUTM/002
Pemasangan :
- Kondisi belokan / sudut minimal 15
derajat
- Sudut maksimal 30 derajat
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
29
Konstruksi TM-3
Gambar : JTM/SUTM/003
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir
- Maksimal tarikan 3 gawang tanpa
perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
30
Konstruksi TM-4
Gambar : JTM/SUTM/004
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir
- Konstruksi dengan perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
Kode gambar
31
Konstruksi TM-4A
Gambar : JTM/SUTM/005
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir
- Konstruksi dengan perluasan
- Jaringan lebih dari 10 gawang
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
32
Konstruksi TM-4X
Gambar : JTM/SUTM/006
Pemasangan :
Jaringan lama Jaringan baru - Perluasan dari konstruksi tiang akhir
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
33
Konstruksi TM-4XC
Gambar : JTM/SUTM/007
Pemasangan :
- Kondisi perluasan jaringan perlu
pengaman
- Minimal setiap tarikan 10 gawang
Kode gambar
34
Konstruksi TM-5
Gambar : JTM/SUTM/008
Pemasangan :
- Kondisi penegang
- Sudut 30 – 60 derajat
- Maksimal setiap 10 gawang untuk
luar kota
- Maksimal setiap 8 - 9 gawang untuk
dalam kota
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
Pemasangan :
- Kondisi penegang
- Sudut 30 – 60 derajat
- Maksimal setiap 10 gawang untuk luar
kota, 8 - 9 gawang untuk dalam kota
- Perlu pengaman
- Supporter dengan Guy Wire
Pemasangan :
- Kondisi pertigaan
- Brach line maksimal 4 gawang tanpa
perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
38
Konstruksi TM-8
Gambar : JTM/SUTM/0012
Pemasangan :
- Kondisi pertigaan
- Brach line dengan perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
39
Konstruksi TM-8A
Gambar : JTM/SUTM/0013
Pemasangan :
- Kondisi pertigaan
- Konstruksi atsas belok dengan sudut
maksimal 30 derajat
- Brach line dengan perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
40
Konstruksi TM-8X
Gambar : JTM/SUTM/0014
Pemasangan :
- Kondisi pertigaan
- Brach line dengan perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
41
Konstruksi TM-8C
Gambar : JTM/SUTM/0015
Pemasangan :
- Kondisi pertigaan
- Brach line dengan perluasan dan
perlu pengaman
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
42
Konstruksi TM-8XC
Gambar : JTM/SUTM/0016
Pemasangan :
- Kondisi pertigaan
- Brach line dengan perluasan dan
perlu pengaman
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
43
Konstruksi TM-9
Gambar : JTM/SUTM/0017
Pemasangan :
- Kondisi perempatan
- Konstruksi tidak ada perluasan
- Tarikan maksimal 4 gawang
- Konduktor maksimal 55 mm
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
Pemasangan :
- Kondisi perempatan
- Konstruksi dapat dengan perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
45
Konstruksi TM-10X
Gambar : JTM/SUTM/0019
Pemasangan :
- Kondisi exsisting belokan/ sudut 60
– 90 derajat
- Konstruksi dapat dengan perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
46
Konstruksi TM-10C
Gambar : JTM/SUTM/0020
Pemasangan :
- Kondisi belokan/ sudut 60 – 90
derajat
- Konstruksi dapat dengan perluasan
dan perlu pengaman
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
47
Konstruksi TM-10XC
Gambar : JTM/SUTM/0021
Pemasangan :
- Kondisi belokan/ sudut 60 – 90
derajat
- Konstruksi dapat dengan perluasan
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
48
Konstruksi TM-11
Gambar : JTM/SUTM/0022
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir
- Konstruksi dengan perluasan kabel
tanah & Arrester
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
Kode gambar
49
Konstruksi TM-11C
Gambar : JTM/SUTM/0023
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir
- Konstruksi dengan perluasan kabel
tanah & Arrester
- Pengaman COS untuk pemeliharaan
- Dipasang untuk pelanggan dengan
Cubicle daya maksimal 1800 kVA
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
50
Konstruksi TM-11DS
Gambar : JTM/SUTM/0024
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir
- Konstruksi dengan perluasan kabel
tanah & Arrester
- Pengaman COS untuk pemeliharaan
- Dipasang untuk pelanggan dengan
Cubicle daya 2000 kVA
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
51
Konstruksi TM-12
Gambar : JTM/SUTM/0025
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir pada gardu type
Portal
- Konstruksi tarikan maksimal 5
gawang dengan Supporter
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
Gambar : JTM/SUTM/0026
Pemasangan :
- Kondisi tiang akhir pada gardu type
Portal
- Konstruksi tarikan maksimal 5
gawang dengan Supporter
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
53
Konstruksi TM-14
Gambar : JTM/SUTM/0027
Pemasangan :
- Kondisi tiang sispan pada gardu
type Portal
- Menyesuaikan situasi
Kode gambar
54
Konstruksi TM-TP 2
Gambar : JTM/SUTM/0027
Pemasangan :
- Kondisi konstruksi penegang dengan
jarak minimal 125 mtr – maksimal
200 meter
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
- Konstruksi dipasang sejajar tiang
55
Konstruksi TM-TP 2A
Gambar : JTM/SUTM/0028
Pemasangan :
- Kondisi konstruksi penegang dengan
jarak minimal 125 mtr – maksimal
200 meter
- Konstruksi Brachline
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
- Konstruksi dipasang sejajar tiang
56
Konstruksi TM-TP 3
Gambar : JTM/SUTM/0029
Pemasangan :
- Kondisi konstruksi penegang dengan
jarak minimal 200 mtr – maksimal
350 meter
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
- Konstruksi dipasang sejajar tiang
57
Konstruksi TM-TP 3A
Gambar : JTM/SUTM/0030
Pemasangan :
- Kondisi konstruksi penegang dengan
jarak minimal 200 mtr – maksimal
350 meter
- Supporter dengan Guy Wire /
Horizontal Guy Wire / Strut Pole
- Konstruksi dipasang sejajar tiang
58
Kemampuan penyaluran SUTM 3 phasa
59
Konstruksi Gardu
Persyaratan :
- Tiang Beton minimal 13 meter 350 daN + E & 13 meter 500 daN + E
dengan Ground Shield Wire (GSW) dengan SPLN D3.019-2;2013
- Tinggi Tiang beton sisipan untuk konstruksi disesuaikan lokasi
- Gardu Type Cantol (1 tiang) Trafo 50 kVA s/d 100 kVA dengan 2 Jurusan
- Gardu Type Portal (2 tiang) Trafo 160 kVA s/d 250 kVA dengan 4 Jurusan
- Gardu Type Portal (2 tiang) Trafo 100 kVA s/d 250 kVA dengan PHB
Pelanggan khusus Pemasaran
- Lightning Arrester ditempatkan pada Cross Arm U-NP. 8
- PHB-TR Pelanggan Umum menggunakan SPLN D3.016-1;2010
- Kabel Input menggunakan NYY 1 x 150 mm / NYY 4x95 mm
- Kabel Out Put menggunakan NYY 4x70 mm
- Jumper menggunakan Live Line Connector (LLC)
- Grounding Arrester menggunakan SPLN D5.006 : 2013 – (Pedoman
pemilihan LA Distribusi Tegangan Menengah)
- Menggunakan Pondasi disesuaikan type nya
60
Konstruksi Trafo Cantol
Gambar : GTT/GD/C/001
Pemasangan :
- Tiang minimal 13/350 daN + E (baru)
- Makasimal Trafo 100 kVA
- PHB-TR dengan 2 Jurusan
- Menggunakan Pondasi
61
Konstruksi Trafo Cantol
Gambar : GTT/GD/C/001
Pemasangan :
- Tiang minimal 13/350 daN + E (baru)
- Makasimal Trafo 100 kVA
- PHB-TR dengan 2 Jurusan
- Menggunakan Pondasi
62
Konstruksi Trafo Portal
Gambar GTT/GD/P/001
Pemasangan :
- Tiang minimal 13/350 daN + E (baru)
- Minimal 160 kVA s/d 250 kVA
- PHB-TR dengan 4 Jurusan
- Menggunakan Pondasi
63
Konstruksi Trafo Portal Pelanggan Khusus
Gambar GTT/GD/P/003
Pemasangan :
- Tiang minimal 13/350 daN + E (baru)
- Minimal 160 kVA s/d 250 kVA
- PHB-TR khusus pengukuran pelanggan
- Menggunakan Pondasi
64
Pemasangan Lightning Arrester pada Trafo
65
Konstruksi SUTR
Persyaratan :
- Twisted Cable (NFA2X-T) 3x70+1x50 mm, SPLN 42-10
- Tiang Beton 9 meter 200 daN
- Konstruksi akhir (murni) menggunakan Supporter
- Konstruksi akhir (murni) tanpa Supporter dengan
mengganti daN tiang menjadi 9/350 dengan pondasi
- Menggunakan grounding dalam setiap 4 (empat) gawang
(9/200 daN + E) minimal konstruksi akhir
- Jarak antar gawang maksimum 50 meter
- Sagging/andongan maksimal 2,5 % (dua prosen)
- Konnektor menggunakan SPLN D3.011;2011 (SPLN 84-1992)
- Menggunakan kumisan untuk jumper ke SR
66
Konstruksi TR-1
Gambar : JTR/TC/001
Pemasangan :
- Kondisi lurus
- Sudut pemasangan maksimal 15
derajat
- Suspension Clamp Bracket mampu
menahan beban 700 kg
Kode gambar
67
Konstruksi TR-2
Gambar : JTR/TC/002
Pemasangan :
- Kondisi belokan
- Sudut pemasangan 30 - 90 derajat
- Tension Bracket mampu menahan
beban 500 kg (samping) dan 1500 kg
(depan)
Kode gambar
68
Konstruksi TR-3
Gambar : JTR/TC/003
Pemasangan :
- Kondisi belokan
- Sudut pemasangan maksimal 30
derajat
- Tension Bracket mampu menahan
1500 kg (depan)
69
Konstruksi TR-3A
Gambar : JTR/TC/004
Pemasangan :
- Kondisi belokan
- Sudut pemasangan maksimal 30
derajat
- Tension Bracket mampu menahan
1500 kg (depan)
Kode gambar
70
Konstruksi TR-4
Gambar : JTR/TC/005
Pemasangan :
- Kondisi perempatan
- Suspension Clamp Bracket mampu
menahan beban 700 kg
- Line Tap Connector untuk jumper
Kode gambar
71
Konstruksi TR-4A
Gambar : JTR/TC/006
Pemasangan :
- Kondisi perempatan
- Posisi lurus dan Sudut
- Suspension Clamp Bracket mampu
menahan beban 700 kg
- Line Tap Connector untuk jumper
- Tension Bracket mampu menahan
beban 500 kg (samping) dan 1500 kg
(depan)
Gambar : JTR/TC/007
Pemasangan :
- Kondisi perempatan
- Posisi Sudut
- Line Tap Connector untuk jumper
- Tension Bracket mampu menahan
beban 500 kg (samping) dan 1500 kg
(depan)
73
Konstruksi TR-5
Gambar : JTR/TC/008
Pemasangan :
- Konstruksi penegang setiap 10
gawang
- Posisi Lurus atau Sudut maksimal 90
derajat
- Tension Bracket mampu menahan
beban 500 kg (samping) dan 1500 kg
(depan)
74
Konstruksi TR-6
Gambar : JTR/TC/009
Pemasangan :
- Konstruksi pertigaan
- Suspension Clamp Bracket mampu
menahan beban 700 kg
- Tension Bracket mampu menahan
beban 500 kg (samping) dan 1500 kg
(depan)
- Line Tap Connector untuk jumper
75
Konstruksi TR-6A
Gambar : JTR/TC/010
Pemasangan :
- Konstruksi pertigaan
- Suspension Clamp Bracket mampu
menahan beban 700 kg
- Tension Bracket mampu menahan
beban 500 kg (samping) dan 1500 kg
(depan)
- Line Tap Connector untuk jumper
76
Konstruksi TR-7
Gambar : JTR/TC/011
Pemasangan :
- Kondisi belokan
- Tension Bracket mampu menahan
1500 kg (depan)
Kode gambar
77
Kemampuan penyaluran Kabel Pilin (TC)
78
Spesifikasi
material konstruksi
yang harus diperhatikan
79
Cross Arm NP-10 panjang 2000 mm
type Tumpu dan Tarik
80
MV & LV Guy Insulator
81
Turn Buckle 3/4” dan 5/8”
82
Single Guy Wire Band &
Double Guy Band
83
Bolt & Nut
84
Accessories Konstruksi
85
Tiang Beton – SPLN D3.019-2;2013
(pengganti SPLN 93;1991)
86
Strain Insulator & Strain Clamp
87
Pin Post Insulator
88
Terminal Lug / Sepatu Kabel / Cable
Shoes
89
Turn Buckle
(pengatur kekerasan tarikan)
90