Anda di halaman 1dari 81

KONSEP DASAR DAN

SISTEM JARINGAN
DISTRIBUSI
TEGANGAN MENENGAH
1.
INSTALASI
POLA SISTEM
GARDU
TENAGA
DISTRIBUSI
LISTRIK
Contoh di PT PLN (Persero)

~ PUSAT LISTRIK

~
SUTET 500 KV

SUTT

SUTT 150 KV

150 KV / 20 KV

SISTEM DISTRIBUSI TM
(PRIMER) 380 V/220 V

SISTEM DISTRIBUSI TR
(SEKUNDER) SAMBUNGAN PELAYANAN
2. KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI
TEGANGAN MENENGAH

2.1. Ruang lingkup


Sistem tegangan menengah memiliki batas tegangan 1 s/d 35 KV.
2.2. Sistem konstruksi
• Saluran udara yaitu saluran yang dipasang di atas tanah
• Saluran kabel tanah yaitu saluran yang dipasang di dalam tanah.
2.3. Dasar pertimbangan pemilihan sistem konstruksi
• Alasan teknis: persyaratan teknis.
• Alasan ekonomis: ditinjau dari biaya investasinya (murah/mahal)
• Alasan estetika: segi keindahan merupakan pertimbangan terutama did
aerah elite.
• Alasan pelayanan: perlu dipertimbangkan kualitas pelayananan, kontinuitas
pelayanan, dan jenis/macam pelanggan yang memerlukan keandalan tinggi
KONSTRUKSI JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH
• SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM)
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai
konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada
daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di
Indonesia.
Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar
telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang
besi/beton.
KONSTRUKSI JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH
• SALURAN KABEL UDARA TEGANGAN MENENGAH
(SKUTM)
Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan
penyaluran tenaga listrik, penggunaan penghantar
telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada
konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20
kV, dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar
berisolasi penuh yang dipilin.
Isolasi penghantar tiap Fase tidak perlu di lindungi dengan
pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan
terhadap pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton
penopangnnya.
KONSTRUKSI JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH
• SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH (SKTM)
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan
andal untuk mendistribusikan tenaga listrik Tegangan
Menengah, tetapi relatif lebih mahal untuk penyaluran daya
yang sama.
Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah Tegangan
Menengah (SKTM) sebagai jaringan utama pendistribusian
tenaga listrik adalah sebagai upaya utama peningkatan
kwalitas pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM,
penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan
operasi akibat faktor eksternal / meningkatkan keamanan
ketenagalistrikan. Secara garis besar, termasuk dalam
kelompok SKTM adalah :
1. SKTM bawah tanah – underground MV Cable.
2. SKTM laut – Submarine MV Cable
4. KARAKTERISTIK PERLENGKAPAN
(DISTRIBUTION SYSTEM ENGINEERING)
4.1. Pada umumnya material-material utama perlengkapan
distandarisir, disesuaikan dengan karakteristik perlengkapan
yang bertujuan untuk :
• Mempermudah pengelolaan persediaan.
• Mengurangi variasi penyediaan perlengkapan.
• Mengoptimalkan fasilitas gudang
• Menyederhanakan variasi tugas petugas, operasi &
pemeliharaan.
4.2. Karakteritik teknis, contoh : PT. PLN (Persero) Distribusi DKI
Jakarta & Tangerang.
• Material TM :
➢ Rated insulation voltage 24 KV
➢ Test power frequency 24 KV, 50 c/s
➢ Ketahanan Impulse (BIL – SID) 125 KV
➢ Arus nominal ……..A
➢ Test ketahanan hubung pendek 12,5 KA ,1 detik
➢ Short circuit making capacity 31.5 KA
Lanjutan 4.2.

4.3. Perlengkapan hubung bagi TR gardu distribusi.


• Test power frekuensi tegangan fasa-fasa 2-3 Kv,1 menit
• Test ketahanan impulse 2 KV
• Test power frekuensi tegangan fasa-tanah 10 KV, 1 menit
• Arus nominal Busbar …….A
• Keseragaman acceptance test.
(Ageing test, impulse test, mechanical stength test,
maintenance requirements, power frequency test, dan lain-
lain).
• Short times with stand current dalam waktu 0,5 detik.
SALURAN UDARA TEGANGAN
MENENGAH
KARAKTERISTIK JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN
UDARA - TM
1. Pada gardu induk : pengaman circuit breaker dengan
automatic recloser (pemutus balik).
2. Jaringan Penghantar
• A 3 C, A 2C, ACSR, A3CS
• Single core cable
• Twisted cable
Ukuran 35 mm², 50 mm², 70 mm², 150 mm², 187,5
mm², 240 mm².
3. Digunakan untuk daerah pelayanan secara umum :
• Perkotaan
• Pedesaan
• Kota kecil
• Daerah penyangga
• Konstruksi “ Antara”
4. Sifat Pelayanan
● Jangkauan luas
● Tingkat keandalan penyaluran relatif rendah
● Murah dan mudah dibangun.
● Tingkat perawatan tinggi.
● Pemeliharaan lebih sulit
● Sistem 3 fasa dan atau 1 fasa.
Lanjutan

5. Struktur Jaringan :
• Umumnya beberapa tempat membentuk radial terbuka
(open ring) sesama fider utama.
6. Pengaman Jaringan :
• Circuit breaker pada gardu induk dengan relai overcurrent
phasa-phasa dan groundfault non directional, dan
directional untuk sistem PLN Distribusi Jawa Timur.
• Automatic recloser pada titik-titik tertentu.
• Sectionalizer pada jaringan cabang
• Cut-out fuse pada jaringan dengan cabangan ranting.
• Pole switch pada tiap 4 km.
• Arrester tipe 5 KA untuk tiang tengah dan tipe 10 KA untuk
tiang ujung serta pada gardu distribusi dan pertemuan
dengan kabel tanah.
7. Gardu Distribusi :
• Beton
• Portal
• Cantol (3 fasa, 2 fasa, 1 fasa)
Lanjutan

8. Tiang penyangga.
• Tinggi 11 m, 12 m, 13 m, 15m.
• Kekuatan tiang : 200 daN, 350 daN, 500 daN, 800 daN,
1200 daN.
• Jenis tiang
- Beton, besi
- Kerangka
- Sela tanduk pada isolator gantung di tiang akhir dan
isolator TM transformator.
9. Sistem Pentanahan
➢ Pentanahan pada BKT tiang dengan nilai tahanan tanah
maksimum 10 ohm.
➢ Pentanahan sistem bersama dengan penghantar netral
jaringan tegangan rendah.
➢ Pentanahan sistem pada transformator gardu induk
dengan tahanan 40 ohm, 500 ohm dan atau solid
grounded/pentanahan langsung pada sistem jaringan
netral bersama.
Lanjutan

10. Kapasitas-kapasitas transformator.


• Gardu distribusi beton, portal, cantol
• Pada gardu beton, kapasitas besar.
• Pada gardu portal/cantol, kapasitas 25 KVA, 50 KVA, 160
KVA, 250 KVA, 315 KVA, 400 KVA, sistem 3 fasa atau 25
KVA, 50 KVA satu fasa pada sistem jaringan netral
bersama. (Lihat gambar tipikal system SUTM).
• Cut-out fused dan arrester untuk proteksi transformator
distribusi.
KETENTUAN-KETENTUAN KONSTRUKSI SALURAN UDARA
TEGANGAN MENENGAH (PUIL 2000)

1. Penghantar udara telanjang yang di pasang, direntangkan diatas tiang


penyangga dengan isolator penunjang.
2. Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan
jarak :
• Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter.
• Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter.
3. Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus
lebih besar dari jarak 2,5 meter.
4. Pemasangan pada satu tiang saluran udara TM dengan saluran udara
TR (underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang penghantar
pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.
Contoh : Lihat standard konstruksi PT. PLN (Persero).
Lanjutan

5. Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan


bumi adalah minimum 5 cm + 2/3 x kV sistem.

Contoh : 5 cm + 2/3 x 24 kV = 5 cm + 16 cm = 21 cm.


(Pada tabel 4.131 PUIL tercantum 60 cm untuk tegangan kerja 20 kV).
Namun jarak aman saluran pada lingkungan umum ditentukan juga
oleh pemerintah daerah.
6. Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (20 kV) minimal 60 cm.
7. Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter.
(menurut PUIL-2000, cukup 5 meter).
KOMPONEN UTAMA SALURAN UDARA TEGANGAN
MENENGAH

1. Penghantar udara yang dipakai adalah dari jenis-jenis :


• Hantaran tak berisolasi : A2C, A3C, ACSR.
• Hantaran kabel :
- Kabel pilin TM.
- Kabel inti tunggal (full atau halfinsulated)
Dengan ukuran : 25 mm², 50 mm², 70mm², 120 mm²,
150mm², 187, 5 mm², 240 mm².

2. Tiang yang dipakai adalah dari jenis tiang besi, tower, beton dengan
ukuran panjang 11 m, 12 m, 13 m, 15 m dan dengan kekuatan 350
daN, 500 daN, 800 daN.
KONSTRUKSI TIANG

1. Tiang ditanam sedalam 1/6 X tinggi tiang


2. Pemilihan kekuatan tiang
Besarnya kekuatan tiang dipilih berdasarkan :
• Luas penampang hantaran.
• Sistem jaringan ( 1 fasa, 3 fasa)
• Sudut belokan hantaran
• Fungsi tiang (misalnya tiang seksi)
Besarnya kekuatan tiang didasarkan atas temperatur maksimum
hantaran, tanpa hembusan angin
Tabel terlampir memberikan tuntunan pemilikan besarnya kekuatan
tiang.
SAGGING (LENDUTAN) DARI JARAK GAWANG

1. Lendutan atau sagging menentukan besarnya kekuatan tarik tiang


khususnya tiang ujung.
2. Perhitungan sederhana besarnya lendutan / sagging adalah :
40 cm untuk jarak gawang 40 meter
60 cm untuk jarak gawang 50 meter
85 cm untuk jarak gawang 60 meter
dengan catatan
Temperatur 20 C
Kekuatan angin 50 km/jam
3. Untuk kekuatan tiang sebagai fungsi sagging dan jarak gawang dapat
dilihat pada tabel lembar berikut.
LANJUTAN

3. Isolator yang dipakai adalah :


• Jenis penopang PIN/PIN post/ post isolator untuk tiang tengah.

• Jenis isolator penegang, umbrella tipe/model payung-piring atau


long rod non puncher.

• Jenis TOEI isolator untuk kawat penegang (guy wire).


KONSTRUKSI PEMASANGAN ISOLATOR

1. Untuk tiang lurus (line pole), memakai satu isolator Pin atau sejenis.
2. Untuk tiang sudut 0 – 15, memakai satu isolator Pin atau sejenis
3. Untuk tiang sudut 15 – 30 memakai dua isolator Pin atau sejenis.
4. Untuk tiang sudut diatas 30 memakai dua isolator tarik dengan cross
arm minimal panjang 2200 cm ditambah 1 isolator pin.
5. Untuk pemakaian isolator jenis post insulator, dapat dipakai dengan
sudut sampai dengan 15, lebih besar dari 15 memakai 2 isolator tarik
(hang isolator).
LANJUTAN
4. Lightning Arester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan
sistem tenga listrik terhadap surja petir(Surge). Alat pelindung
terhadap gangguan surja ini berfungsi melindungi peralatan
sistemtenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih
yang datang danmengalirkannya ke tanah. Dipasang pada atau
dekat peralatan yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah.
Sesuai dengan fungsinya itu maka arrester harus dapat menahan
tegangan sistem pada frekuensi 50 Hz untuk waktu yang terbatas
dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa
mengalami kerusakan pada arrester itusendiri. Arrester berlaku
sebagai jalan pintas di sekitar isolasi. Arrester membentukjalan
yang mudah untuk dilalui oleh arus kilat atau petir.
Arester pada saat normal berfungsi sebagai isolator, tetapi pada
saat terjadi sambaran petir, maka arester akan menyalurkan arus
ke tanah.
Arrester yang dipakai adalah :
• Type 5KA untuk pemasangan pada tiang tengah.
• Type 10 KA untuk pemasangan pada tiang akhir kawat.
Lanjutan

5. Penghantar pentanahan, memakai kawat tembaga tak berisolasi


minimal ukuran 35 mm² dengan elektoda batang minimal 3 meter.
6. Peralatan bantu lain :
• Bending wire/preformed.
• Stainless steelstrap.
• Uclamp, sengkang.
• Link.
• Mur baut galvanized
KONSTRUKSI ELEKTRODA PEMBUMIAN

1. Elektroda pembumian ditanam 0,3 meter dari titik tanam tiang atau dari
sisi luar fondasi.
2. Terminal sambungan dengan penghantar pembumian disambung 0,2
meter dibawah permukaan tanah.
3. Sambungan dilakukan dengan mur baut anti korosif / anti karat.

.
PALANG SANGGA ( CROSSARM, TRAVERS)

Palang sangga merupakan peralatan yang dipasang pada tiang


sebagai tempat isoator dipasang.
Material harus terbuat dari metal UNP 8, 15 dan digalvanisir.
Panjang palang sangga:
Panjang 240 cm untuk tiang sudut.
Panjang 180 cm untuk tiang tengah lurus.
IKATAN ISOLATOR PADA HANTARAN

1. Hantaran diikat dengan isolator memakai bending wire (A3C)


atau preformed.
Panjang minimum bending wire ± 2 meter.
2. Agar diperhatikan tata cara mengikatnya.
GUY WIRE (TREKSKUR) ATAU KAWAT PENARIK

1. Guy wire dirancang untuk memungkinkan pemakaian tiang akhir dengan


kekuatan yang kecil, sejauh ruang batas memungkinkan.
2. Guy wire terbuat dari kawat baja anti karat jenis “stranded steel wire”,
dengan ukuran minimal 90 mm²
3. Dengan memakai guy wire, besar kuat tarik tiang akhir dapat dipilih
seminimal mungkin.
KONSTRUKSI CUT OUT FUSED

Cut Out Fused mempunyai fungsi ganda menurut sistem jaringan


yang dianut baik sebagai pengaman hubung tanah satu fasa atau
sebagai pengaman hubung singkat pada gardu.
KONSTRUKSI KAWAT TANAH (EARTH WIRE)

Kawat tanah ini ditujukan untuk melindungi jaringan dari sambaran


petir.
Konstruksi kawat tanah dipakai di daerah Jawa Timur, dipasang di
atas penghantar fasa.
KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH
SISTEM MULTI GROUNDED 3 FASA – 4 KAWAT

1. Konstruksi sistem 3 fasa – 4 kawat atau disebut pentanahan


netral bersama dipergunakan di daerah Jawa Tengah.
2. Saluran Tegangan Menengah mempunyai penghantar netral yang
dijadikan satu dengan penghantar netral sisi jaringan tegangan
rendah.
3. Konstruksi Saluran Udara sedikit berbeda dengan konstruksi 3
fasa – 3 kawat (di daerah DKI Jaya, Jabar, Jatim & Luar Jawa).
SALURAN KABEL TEGANGAN
MENENGAH (SKTM)
KARAKTERISTIK JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN
KABEL TANAH - TM

1. Pada gardu induk, pemutus tenaga dengan relai proteksi (non


directional).
2. Jaringan penghantar
• Multicore belted cable
• Single belted cable
• Ukuran 95 MM², 150 MM², 240 MM²
• Tingkat kontinuitas pelayanan tinggi.
• Sistem 3 fasa dengan gardu distribusi kapasitas besar.
3. Struktur jaringan.
• Open ring
• Pada jarak yang sangat pendek dapat dipertimbangkan
sistem radial.
4. Jangkauan pelayanan
• Bergantung kepada ukuran kabel dan beban yang
ditanggung.
Lanjutan

5. Rugi tegangan.
• Diatur pada batas normal operasi dengan :
➢ Tap changer pada transformator tenaga di gardu induk
(on-load).
➢ Tap changer off load ± 5 % pada gardu distribusi.
6. Gardu distribusi
• Gardu beton dengan dilengkapi :
➢ Load breakswitch pada kabel keluar
➢ Isolating switch pada kabel masuk
(Kadang-kadang dipakai juga load breakswitch pada
kabel masuk)
• Pengaman transformator dengan HRC fused.
• Pembatas beban dengan relai pembatas dan trafo tegangan
pada pelanggan tegangan menengah.
Lanjutan

7. Gardu kiosk/metal (lad).


• Perlengkapan sama dengan gardu beton.
• Kapasitas 1 transformator maksimum 630 kVA.
8. Tingkat kontinuitas pelayanan.
• Orde menit untuk pemulihan gangguan.
• Orde detik (short break) pada gardu dengan memakai
network protector (automatic change over).
9. Pengaman Jaringan.
• Relai overcurrent fasa-fasa dan groundfault relay pada
gardu induk.
• HRC fused pada gardu distribusi untuk pengaman trafo.
• Setting relai 0,47 detik pada gardu induk.
10. Pentanahan Sistem.
• Memakai tahanan rendah 12 atau 40 ohm pada
transformator gardu induk.
• Membatasi arus gangguan tanah sampai dengan 1000 A
selama 1 detik.
Lanjutan.

11. Kontruksi Jaringan.


• Ditanam sedalam minimal 0,8 meter.
• Untuk single core cable tiap 2 km, ditransposisi.
12. Transformator Distribusi
Kapasitas transformator ukuran besar 250 kVA, 315 kVA, 400
kVA, 630 kVA, 1 MVA dengan 1 atau 2 trafo per gardu.
KABEL TEGANGAN MENENGAH
• Penandaan Kabel Tegangan Menengah
Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan
pada kabel dimulai dari bagian paling dalam (inti) sampai
dengan bagian paling luar (Selubung Luar)
KODE PADA KABEL TEGANGAN
MENENGAH
PROTEKSI PADA JTM

1. Tujuan :
a. Pengaman manusia/ lingkungan.
b. Pengamanan alat peralatan (kerusakan minimal)
c. Pelayanan, selektifitas pemadaman.
2. Macam-macam gangguan
a. Persistent/menetap
• Terjadi pada SKTM dan SUTM
b. Non persistent/ temporer
• Terjadi pada SUTM
3. Proteksi pada jaringan tegangan menengah terbagi atas:
a. Proteksi pada gardu induk
b. Proteksi pada jaringan
PROTEKSI PADA GARDU INDUK
• Perlengkapan proteksi pada gardu induk terdiri dari :
– Pemutus tenaga/Circuit Breaker (PMT/CB)
• Berfungsi untuk memutus rangkaian.
• Mampu dialiri arus nominal dan arus gangguan
• Mampu memutus arus listrik pada kondisi normal dan
gangguan.
– Rele
• Rele merupakan alat pendeteksi gangguan.
• Rele memberikan sinyal kepada PMT untuk memutus
arus listrik.
• Pemutus tenaga dan rele harus berpasangan, karena satu
dengan yang lain tidak dapat dipisahkan pada saat terjadi
gangguan.
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK

PMT

PMT

RELE

RELE
150KV /20 KV

BUSBAR 150 KV
BUSBAR 20 KV
(REL)
(REL)
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK
Pemutus Tenaga dapat diklasifikasikan dalam
(i) Pemutus Tenaga Minyak
(ii) Pemutus Tenaga Tanpa Minyak.

1. Pemutus Tenaga (PMT) Minyak


Pemutus Tenaga (PMT) Minyak dapat dibagi lagi kedalam subbagian
(i) Pemutus Tenaga jenis tangki(Bulk oil circuit breaker),
(ii) Pemutus Beban minyak volume kecil (low-oil circuit breaker) yang
bekerja dengan sedikit minyak.

2. Pemutus Tenaga (PMT) tanpa minyak


Jenis ini adalah:
i. Pemutus Tenaga Udara
ii. Pemutus Tenaga Semburan Udara
iii. Pemutus Tenaga gas SF6
iv. Pemutus Tenaga hembusan magnetis (magnetic blow out)
v. Pemutus Tenaga hampa Udara.
POLA PROTEKSI
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH

- Overcurrent relay
PMT - Differensial relay
- Pemutus balik otomatis

PENGHANTAR TANAH

SSO
PBO PEMBUMIAN PBO : PEMUTUS BALIK OTOMATIS
(AUTOMATIC RECLOSER)
HRC SSO : SAKLAR SEKSI OTOMATIS
CO (AT. SECTIONALIZER)
CO : CUT OUT FUSED
HRC : HRC FUSED PADA
GARDU BETON
PEMUTUS TENAGA UDARA
(AIR BREAK CIRCUIT BREAKER)
Kontak-kontak dipisahkan dalam Udara yang bertekanan biasa, demikian juga busur
apinya. Pada gambar a adalah posisi menutup. Bila kontak-kontak dipisahkan, akan terjadi
busur api antara kontak-kontak tersebut (lihat Gambar b). Pemadaman busur api dilakukan
dengan memperpanjang jarak busur-api, mendinginkan busur-api dan membagi-bagi busur
api itu kedalam ruang-ruang yang terpisah satu sama lain.
Pada gambar c terlihat suatu Pemutus Tenaga Udara pada posisi menutup.

Type ini dipakai untuk tegangan menengah dan


rendah pemutus ini terdiri dari kontak utama
(1) dan kontak busur (2). Pada keadaan posisi
tertutup, kontak utama yang dialiri arus. Bila kontak
utama mulai dipisahkan (dibuka), arus berpindah
melalui kontak busur; kemudian setelah
kontak-kontak membuka lebih lanjut, maka terjadi
busur api antara kontak-busur ini. Busur api ini
didorong keatas oleh gaya elektromagnitis dan gaya
yang ditimbulkan oleh reaksi dari panas, kemudian
didorong ke ruang terpisah
PEMUTUS TENAGA SEMBURAN UDARA
(AIR-BLAST CIRCUIT BREAKER)
• Pemutus Tenaga ini dilengkapi dengan kompresor udara (18-
20kg/cm2) yang digunakan untuk memadamkan busur api, yaitu
dengan cara menyemprotkan udara yang bertekanan ini pada
busur apinya. Jenis ini digunakan untuk tegangan sampai dengan
400 kV dengan kapasitas pemutus mulai dari 7500 MVA keatas.-
• Keuntungan dari Pemutus Semburan Udara ini dibandingkan
dengan Pemutus Tenaga Minyak adalah:
– resiko terbakar dapat dihilangkan;
– beroperasi dengan kecepatan tinggi;
– waktu busur api singkat; akibat waktu busur api singkat maka
energi busur apinya hanya sebagian kecil saja bila
dibandingkan pada Pemutus Tenaga minyak sehingga
kemungkinan terbakarnya kontak-kontak menjadi kecil;
– tidak terpengaruh oleh operasi berulang-ulang
(membuka/menutup) karena setiap beroperasi disembur
– udara baru dari compressor.
– pemeliharaan dapat dikurangi.
– fasilitas untuk menutup tinggi.
PEMUTUS TENAGA GAS SF6
• Gas SF6 (sulphur hexafluoride) digunakan sebagai bahan
pemadam busur-api menggantikan udara tekan pada Pemutus
Tenaga Semburan Udara. Banyak dipakai pada peralatan
tegangan menengah (medium voltage switchgear)
• Keuntungan dari gas SF6 ini:
1. Tidak membahayakan manusia,
2. Tidak dapat terbakar,
3. Tidak berwarna,
4. Tidak berbau,
5. Stabil sampai suhu 500⁰ C,
6. Kecepatan gas rendah,
7. Dielektrikumnya 2,4 kali dari udara, 30% lebih besar dari
minyak,
8. Pemadaman busur-api cepat,
9. Selama waktu pemadaman busur-api gas SF6 terpecah
menjadi SF4 SF2. Hasil dekomposisi ini digabungkan lagi
dengan cara pendinginan dan menghasilkan gas aslinya.
Sisa-sisanya disaring oleh filter. Hasil dekomposisi ini tidak
mudah terbakar.
PEMUTUS TENAGA GAS SF6
Pemadaman busur-api
• Proses pemadaman busur-api pada Pemutus Tenaga SF6
kecepatan gasnya rendah dibandingkan Pemutus Tenaga
Semburan Udara.Untuk mendapatkan pemadaman busur-api yang
efektif, gas yang bertekanan disalurkan ke ruang busur-api.
• Pada dasarnya terdapat dua cara yang berbeda-beda dalam
menyalurkan gas ini.
(i) metoda dua tekanan (tekanan rendah & tinggi), memerlukan
klep, jarang dipakai untuk tegagan menengah
(ii) metoda satu tekanan, baik dengan piston kompressi (untuk
pemutusan arus yang besar) atau dengan membangkitkan
semburan sendiri (self generated blast), kebanyakan
digunakan hembusan magnitis.
• Pemutus Tenaga ini biasanya dibuat dalam ruang /tabung/tangki
yang tertutup yang berisi gas SF6.
PEMUTUS TENAGA HAMPA UDARA
(VACUUM CIRCUIT BREAKER)
• Pemutusan kontak dilakukan didalam ruang hampa udara.
Kemajuan tehnologi memungkinkan membat ruang
pemutusan hampa-udara yang mampu melakukan lebih
dari 100 kali memutus arus yang teraannya 35 kA, atau
20.0000 kali operasi pada teraan arus 2.000 amper.
Karenanya Pemutus Tenaga hampa udara ini banyak
digunakan pada system distribusi, dimana sering dilakkan
operasi membuka / menutup rangkaian, dan juga pada
industri yang menggunakan dapur listrik.
PEMISAH (DISCONNECTING SWITCH)

• Pemisah (PMS)/Disconnecting switch (DS) adalah saklar


pemutus yang didesain tidak bisa terbuka pada saat arus
beban yang melewatinya masih ada.Biasanya disconnecting
switch dipasang untuk mengisolasi peralatan–peralatan
yang mungkin tersupply daya besar.
• Pemisah biasanya dilengkapi dengan peringatan visual
untuk keamanan para pekerja, dengan kata lain pada saat
keadaan saklar terbuka atau tidak ada arus beban yang
mengalir maka visual sign akan menyala untuk
memberitahukan keadaan aman dan sebaliknya.
Disconnecting switch harus benar – benar tertutup untuk
mencegah kemungkinan munculnya bunga api antara pisau
penghubung dengan klip penjepitnya, yang jika terjadi hal
– hal tesebut akan membahayakan operator.
PEMISAH (DISCONNECTING SWITCH)
• Disconnecting switch, air break switch, and oil switches biasanya
digunakan bersama – sama, biasanya tuasnya dioperasiakan
bersama sama.
• Disconnecting switch juga digunakan untuk mengisolasi peralatan
seperti terminal (buses) atau peralatan listrik yang lain, juga untuk
memisahkan kelompok-kelompok feeder dengan tujuan
maintenance atau pengetesan.
• Untuk perbaikan DS dilakukan pengetesan fisik dari
kerusakan,membersihkan kontak kontaknya, juga memberikan
pelumas pada as dari lengan (pisau) pengubungnya.
• Pada pemeliharaan peralatan–peralatan pada gardu induk biasanya
antara beban dan sumber daya dari gardu induk diputus oleh
Disconnecting switch. Hal ini untuk menjaga keamanan dari para
pekerja yang melaksanakan perbaikan atau perawatan, karena
difungsikan untuk memisahkan bagian yang bertegangan dan tidak
maka DS ini pada sisi yang tidak bertegangan dipasang grounding
yang berguna untuk membuang sisa energi (kapasitansi) yang
tersimpan pada konduktor, system grounding dan close dari DS ini
saling interlocking. Hal ini untuk menghindari hubung singkat.
PEMUTUS BEBAN
(LOAD BREAK SWITCH)
• Pemutus Beban adalah sakelar yang hanya mampu memutus
arus beban. Operasinya dilakukan secara manual, diperlukan
untuk manuver operasi.
• Switch pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan
saklar atau pemutus arus tiga fase untuk penempatan di luar
ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan secara elektronis.
Switch dengan penempatan di atas tiang pancang ini
dioptimalkan melalui control jarak jauh dan
skema otomatisasi.
• Switch pemutus beban juga merupakan sebuah
sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh gas SF6
dalam sebuah tangki baja anti karat dan disegel.
• Sistem kabelnya yang full-insulated dan sistem pemasangan
pada tiang pancang yang sederhana yang membuat
proses instalasi lebih cepat dengan biaya yang rendah.
PEMUTUS BEBAN
(LOAD BREAK SWITCH)
• Sistem pengendalian elektroniknya ditempatkan pada
sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja anti karat
sehingga dapat digunakan dalam berbagai
kondisi lingkungan. Panel pengendali (user-friendly) dan
tahan segala kondisi cuaca. Sistem monitoring dan
pengendalian jarak jauh juga dapat ditambahkan tanpa
perlu menambahkan Remote Terminal Unit (RTU).
• Pada umumnya versi-versi peralatan terdiri dari :
a. Pole Top Load Break Switch
b. Pole Top Control Cubicle
c. Control & Protection Module
PENUTUP BALIK AUTOMATIS
(AUTOMATIC RECLOSER)
• Penutup Balik Otomatis (PBO), secara phisik mempunyai
kemampuan seperti Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker,
yang merupakan peralatan perlindungan terhadap arus lebih
• PBO dilengkapi dengan :
a. alat pengindra arus (rele arus) disamping
b. peralatan pengaturan waktu kerja
• Fungsi PBO membuka dan menutup rangkaian secara otomatis
sesuai dengan waktu urutan kerja yang telah ditentukan dan
dilanjutkan membuka terus terkunci bila menghadapi gangguan
permanen setelah melalui sejumlah waktu operasi yang disetel
(biasanya dengan operasi menutup tiga atau empat kali). Jadi
PBO peka terhadap kondisi arus lebih dan bila hal ini terjadi, maka
PBO akan memutus arus yang mengalir dan dalam selang
beberapa saat kemudian secara otomatis PBO akan menutup
kembali rangkaian dan ini berlangsung tiga atau empat kali.
PENUTUP BALIK OTOMATIS (AUTOMATIC
RECLOSER)
• Bila dilihat dari peralatan pengaturnya dibedakan:
(1) PBO dengan pengaturan hidrolis dan
(2) PBO dengan pengaturan elektronis.

• Pada PBO dengan pengaturan hidrolis, membuka/menutupnya kontak-


kontak dilakukan dengan cara hidrolis(tekanan minyak). Arus gangguan
di-diteksi melalui kumparan kerja (trip-coil) yang dihubungkan seri
dengan jala/salurannya. Bila arus yang mengalir melewati kumparan-kerja
yang seri ini melebihi arus kerja minimum pengenalnya, plungernya akan
tertarik kebawah yang disebabkan karena bekerjanya kumparan-kerja
sehinga membuka kontak-kontak dari PBO. Waktu dan urutan kerjanya
diatur oleh pemompaan minyak melalui ruang hidrolis yang terpisah.-
• PBO dengan pengaturan elektronik lebih luwes, lebih mudah diatur dalam
hal membuka/menutup kontak-kontak, mudah dipragakan urutan
kerjanya dan lebih akurat dibandingkan dengan PBO pengaturan hidrolis.
Alat pengaturan elektronik mempunyai kotak sendiri (kabinet) yang
terpisah dari PBO nya. Pada pengaturan elektronik ini, karakteristik
waktu-arus dapat dengan mudah diubah dengan mengubah tingkat arus
kerja kumparan serinya dan urutan kerja PBO tanpa harus melepas PBO
dari rangkaiannya atau mengeluarkannya dari tangkinya.
PENGATURAN PBO

• PBO dapat disetel dengan sejumlah urutan kerja yang


berbeda beda seperti:

1. Dua kali operasi cepat dan diikuti dengan dua kali


operasi lambat, sebelum terkuci terbuka (PBO terbuka
terus);
2. Satu kali operasi cepat dan tiga kali operasi lambat;
3. Tiga kali operasi cepat dan sekali operasi lambat;
4. Empat kali opersi cepat dan
5. Empat kali operasi lambat.-

Pemilihan berapa kali operasi cepat dan lambat tergantung


pada kondisi dari pengamannya.
CARA KERJA PBO
Kerja “Cepat” (kontak-kontak menutup) Kerja “Lambat” (kontak-kontak menutup)

Arus gangguan

Arus beban

Awal gangguan

Interval waktu pemadaman


(kontak-kontak membuka)
Macam urutan kerja PBO

• Fungsi membuka cepat adalah untuk menghilangkan gangguan


sementara, sedangkan membuka lambat untuk koordinasi dengan
alat pengaman lainnya (pelebur, PBO kedua dsb.nya).-
• Karakteristik operasi cepat dan lambat atau karakteristik waktu-
arus dari PBO, merupakan fungsi dari arus pengenalnya.
SAKLAR SEKSI SALURAN OTOMATIS
(AUTOMATIC LINE-SECTIONALIZERS)
Saklar Seksi Saluran Otomatis (SSO), adalah alat perlindungan
terhadap arus lebih, hanya dipasang bersama-sama dengan
Pemutus Beban atau PBO yang berfugsi sebagai pengaman back-
upnya. Alat ini menghitung jumlah operasi pemutusan yang
dilakukan oleh perlindungan back-up secara otomatis (disisi hulu
sumber) dan SSO ini membuka pada saat peralatan pengaman
disisi hulu nya sedang dalam posisi terbuka dalam arti kata SSO
tidak memutus arus gangguan
Waktu SSO
Waktu SSO membuka
menutup

Sumber
(hulu)

PBO
hilir
SSO

Gambar : Contoh penempatan SSO


I II III
Waktu SSO Siklus PBO
membuka
SAKLAR SEKSI SALURAN OTOMATIS
(AUTOMATIC LINE-SECTIONALIZERS)

CARA KERJA SSO:


1. Bila terjadi gangguan, maka alat pengaman back-up yang
berada disisi hulu akan membuka sirkit,maka SSO mulai
menghitung.
2. Bila gangguan hilang setelah operasi pertama dari alat
pengaman back-up, maka SSO kembali pada keadaan
semula.
3. Bila gangguan belum hilang, maka peralatan back-up
akan membuka kedua kalinya dan SSO menambah
hitungannya.
4. Selanjutnya bila gangguan itu bersifat permanen, maka
peralatan pengaman back-up membuka lagi sampai yang
ke-empat kalinya (urutan- operasi pengaman back-up ini
dapat kita setel sesuai dengan keperluan) dan kemudian
terbuka-terkunci.
SAKLAR SEKSI SALURAN OTOMATIS
(AUTOMATIC LINE-SECTIONALIZERS)

• SSO tidak mempunyai karakteristik waktu-arus, sehingga


yang perlu diperhatikan disini ialah pemilihan waktu
mengingat (memori time)dan jumlah hitungan operasi
pemutusan yang dilakukan oleh pengaman back-upnya.
Bentuk SSO mirip dengan PBO.
Pada alat pengaman SSO ini dilengkapi dengan:
a. Perlengkapan pembantu pengendali tegangan
(volatage restrain accesssory);
b. Perlengkapan pembantu pengendali arus inrush
(current inrush restraint accessory);
c. Perlengkapan pembantu pendetiksi arus gangguan ke-
tanah (ground fault sensing accessory);
d. Perlengkapan pembantu penyetelan-waktu (time reset
accessory.)
PEMBUMIAN PADA JTM

Pembumian JTM dilakukan pada titik bintang transformator tenaga.

Ø L1

Ø L2
Ø L3
Z [Z] RENDAH : 40,20 OHM
[Z] TINGGI : 500 OHM
[Z] KECIL : <<<<
[Z] BESAR : MENGAMBANG
ASPEK-ASPEK PEMBUMIAN TITIK NETRAL
TRANSFORMATOR TENAGA DI GARDU INDUK.

1. Kerusakan akibat hubung pendek jaringan.


2. Keselamatan lingkungan. (manusia, mahluk hidup) akibat
hubung pendek dengan JTR.
3. Selektifitas penyulang yang mengalami gangguan.
4. Pengaruh terhadap sistem telekomunikasi
• Faktor 1,2,4 menghendaki arus gangguan rendah.
• Faktor 3 menghendaki arus gangguan besar.
13. POLA JARINGAN TM BERDASARKAN ASPEK
PEMBUMIAN
Contoh di PT. PLN (Persero)

13.1. Pola jaringan melalui pembumian tahanan rendah.


a). R = 12 ohm, sistem 3 fasa, 3 kawat untuk saluran udara.
R = 40 ohm, sistem 3 fasa, 3 kawat untuk saluran kabel
tanah.
Contoh : Jakarta, Jabar, Luar Jawa.
b). Pola Jaringan melalui pembumian tahanan tinggi R = 500
ohm.
Contoh di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
c). Pola jaringan melalui pembumian langsung.
R = 0 / kecil sekali
Contoh : sistem 3 fasa, 4 kawat multi grounded system
di Jawa Tengah.
d). Pola jaringan tanpa pembumian tidak ada pembumian
netral pada sisi TM.
Umumnya di luar Jawa
KARAKTERISTIK JARINGAN DENGAN PEMBUMIAN
TAHANAN RENDAH
Contoh di PT. PLN (Persero) Jakarta Raya

1. Sistem jaringan 3 fasa 3 kawat.


2. Jaringan radial atau radial open – loop.
3. Sistem proteksi dengan :
• Overcurrent relay untuk gangguan phasa-phasa.
• Groundfault relay, gangguan hubung tanah.
• HRC fused dan cut-out fused untuk pengaman
transforrnator
• Arrester untuk pengaman petir
• Relay murah
• Pengaruh tegangan langkah kecil
• Pemakaian peralatan proteksi lebih mudah.
• Pengaruh gangguan magnetik pada saluran telepon relatif
kecil.
Sistem 20 KV :
[z] = 12 ohm → I Gangguan : 1000 A
[z] = 40 ohm → I Gangguan: 300 A
KARAKTERISTIK JARINGAN DENGAN PEMBUMIAN
TAHANAN TINGGI
Contoh di PT. PLN (Persero) Jawa Timur.

1. Sistem 3 fasa, 3 kawat.


2. 2. Jaringan radial atau radial open – loop.
3. Sistem proteksi :
• Overcurrent differential relay dengan automatic recloser
pada circuit breaker gardu induk.
• Automatic recloser pada seksi-seksi jaringan dengan
sensor tegangan
• Automatic sectionalizer pada pencabangan jaringan.
• Cut – out fused untuk pengaman transformator
• Arrester untuk pengaman petir
• Relay mahal → memakai relai arah (directional relay)
• Selektifitas dan koordinasi dengan pengaman lain
memakai sensor tegangan.
Gangguan terhadap saluran telekomunikasi kecil.
[Z] = 500 ohm.
I gangguan  24 A
KARAKTERISTIK JARINGAN DENGAN PEMBUMIAN
LANGSUNG
Contoh di PT. PLN (Persero) Jawa Tengah

1. Sistem jaringan 3 fasa, 4 kawat.


(Multi grounded system).
SUTM dengan kawat netral sisi TM dijadikan satu dengan kawat
netral sisi TR, yang ditanahkan tiap 500 meter.
2. Jaringan umumnya radial.
• Gardu distribusi type portal dengan transformator 3 fasa dan
type cantol dengan transformator 1 fasa.
3. Sistem proteksi
• Overcurrent relay dengan automatic recloser, berkoordinasi
dengan sectionalizer pada seksi-seksi tertentu saluran utama
dan pencabangan.
• Cut – out fused 1 fasa pada saluran pencabangan 1 fasa.
• Cut – out fused untuk pengaman trafo.
• Arrester untuk pengaman petir.
• Relai murah, arus gangguan besar.
• Cocok untuk jangkauan jaringan luas.
• Koordinasi dengan pengaman sisi hilir mudah.
• Perlu kawat tanah pada sisi TM.
TITIK PEMBUMIAN PADA SISTEM TM.

1. Pada titik netral transformator tenaga.


2. Pada jaringan saluran udara TM tiap 3 tiang.
3. Pada arrester.
4. Pada terminasi kabel masuk sel gardu induk
5. Pada titik netral transformator distribusi.
6. Semua BKT dibumikan.

Nilai R :
➢ Maksimum 10 ohm pada tiang
➢ Maksimum 0,2 ohm pada titik netral transformator
distribusi.
TITIK-TITIK PEMBUMIAN PADA JARINGAN TM

TRAFO TENAGA 1

REL 20 KV GI.
6
TM
MOF KABEL
PENGHANTAR
NETRAL
4 BKT
TRAFO
DISTRI
BUSI 5
TIANG 2
ARESTER
2 R
6
3 TR
METODE MOMENT LISTRIK SISTEM 3 FASA - 3 KAWAT -20
kV
Moment listrik digunakan untuk menentukan besarnya daya (MVA) yang bisa
disalurkan pada suatu jaringan tegangan menengah dengan luas
penampang dan jarak tertentu serta susut tegangan tertentu
Parameter suatu moment listrik adalah besarnya faktor daya (= cos )
jaringan, berdasarkan persamaan klasik :
V = 3. I ( R cos  + jwL sin )

MOMENT LISTRIK KABEL DAN HANTARAN UDARA TM (20 Kv)


PADA BEBAN DI UJUNG PENGHANTAR DENGAN SUSUT
TEGANGAN 5 % DAN COS j = 0,8
LUAS DAYA MOMENT
SISTEM JENIS (MM2) MAX LISTRIK KHA
PENGHANTAR PENAM (MVA) (MVA . KM) (A)
PANG
Tembaga 50 5.8 46.7 168
Tembaga 95 8.7 83.3 250
Tembaga 150 11.4 116.1 328
KABEL TANAH
Aluminium 95 7 54.4 200
Aluminium 150 9.2 78.9 266
Aluminium 240 12.6 117.2 365
Lanjutan MOMENT LISTRIK

Tembaga 25 5 2.5 145


Tembaga 35 6.1 33 177
Tembaga 50 8 40.6 230
Tembaga 70 9.4 50 270
ACSR 187.5 13.9 60.9 400
PENGHANTAR
ACSR 270 17.7 72.9 510
UDARA
Aluminium 110 48 310
Almelec 35 5 19.4 145
Almelec 70 7.8 33.3 225
Almelec 150 12.6 55.5 365
Almelec 228 16.6 69.4 480

Catatan : KHA pada t = 35  C


overheating cable t = 35  C, 1 kabel pada 1 jalur konstruksi
Lanjutan MOMENT LISTRIK

Contoh :
a. Suatu beban diujung 10 MVA dengan rugi tegangan 5 % .
L = 60,9 = 6,09 km
10
b. Kabel tanah tenbaga 3 x 95 mm²
beban 4 MVA pada L = 10 km.
 = 4 x 10 X 5 % = 2,4 = 2,4 %
83,3 100
c. Berapa beban jika saluran tembaga L = 25 km
 = 7 %.
P = 33 X 7 = 1,848 MVA.
25 5
STANDARD KONSTRUKSI
JTM & GARDU
DISTRIBUSI (UMUM)

Anda mungkin juga menyukai