Anda di halaman 1dari 9

POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

3.4 Job Sheet 4 : Instalasi Trafo Tiang


1. Data dan Dokumentasi Hasil Praktek

Gambar 3.23 Tiang Portal

KLEM BESI TRAFES FUSE CUT OUT

RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

ARESTER HENG ISOLATOR

Gambar 3.24 Komponen pada Tiang Portal

Karakteristik listrik komponen utama instalasi Gardu Tiang yang harus


dipenuhi padasisi Tegangan Menengah (TM), adalah :

 Tegangan pengenal : 24 kV
 Frekuensi pengenal : 50 Hz-
 Ketahanan isolasi terhadap tegangan : 125kV
impuls kering standar (puncak)
 Inpulse DC test selama 1 menit : 50 kV-
 Tegangan impuls, kering (puncak) : 145 kV
 Inpulse DC voltage selama 1 menit : 50 kV
 Ketahanan terhadap arus hubung singkat (1 detik) : 12.5kV
 Arus maksimum gangguan ke bumi selama 1 detik : 1 kA
 Tegangan uji terhadap sirkuit bantu : 2 kV
 Tegangan surja hubung dan Pemutus Tenaga : 125 kV
hampa udara harus cocok untuk transformator terendam minyak (tanpa
penangkap petir)dengan tingkat isolasi dasar (BIL)
Karakteristik listrik komponen utama instalasi Gardu Tiang yang harus
dipenuhi pada sisi Tegangan Rendah (TR), adalah :
RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

 Tegangan pengenal : 230/400 V


 Frekuensi pengenal : 50 Hz
 Tingkat isolasi dasar (puncak) : 6 kV
Arus ketahanan waktu singkat selama 1 detik,
 PHB 250/500/630 A : 0.5 kA
 PHB 800 A : 0.5 kA
 PHB 1200 A : 0.5 kA
 KHA busbar : 250/400/630
800/1200 A
 Kapasitas pengaman lebur HRC : 25 kA/400 V
 Tegangan ketahanan frekuensi daya selama 1 menit : 2,5 Kv

2. Lembaran Pengamatan

Setelah melakukan praktikum tentang trafo tiang dapat dilakukan pengamatan


bahwa :

1. Gardu Portal merupakan gardu tiang tipe terbuka (outdoor) dengan kontruksi
ditopang oleh dua tiang atau lebih. Dudukan transformer diletakan minimal
sekitar 3 meter di atas tanah. Karena trafo berada di atas dan semakin besar
daya trafo maka semakin berat trafo maka daya maksimal pada gardu portal
adalah 400 kVA.
2. Seluruh peralatan disanggah oleh dua tiang atau lebih, Luas tanah yang
dibutuhkan ± 2 x 3 m2, Kapasitas transformator maksimum 250, 315, 400 kVA.
3. Gardu Tiang, yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya/
penyangganya terbuat dari tiang. Dalam hal ini trafo distribusi terletak di bagian
atas tiang. Karena trafo distribusi terletak pada bagian atas tiang, maka gardu
tiang hanya dapat melayani daya listrik terbatas, mengingat berat trafo yang

RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

relatif tinggi, sehingga tidak mungkin menempatkan trafo berkapasitas besar di


bagian atas tiang (± 5 meter di atas tanah)
4. Komponen-komponen utama GTT:
- Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan
menengah (20kV) menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.
- Fuse Cut Out (CO) : Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan
di gardu (trafo) dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatan tersebut
tidak rusak. CO dipasang pada sisi tegangan menengah (20kV)
- Arrester : sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang
disebabkan oleh sambaran petir dan switching (SPLN se.022/PTS/73)
- NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang
pada sisi tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.
- Grounding Arrester : Untuk menyalurkan arus ketanah yang disebabkan
oleh tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.
- Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang
sehat bila terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan
oleh beban tidak seimbang.
- Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang
mengalir pada LV Panel.
- Isolasi : sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak
bertegangan. Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat
dengan tiang.

3. Pembahasan

Lokasi pemasangan

Pemasangan trafo tiang memperhatikan unsur keselamatan dan jarak

keamanan. ruang bebas hambatan atau right of way pada Gardu Tiang adalah daerah

RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

bebas dimana gardu tersebut berlokasi. Pada ruang bebas tersebut tidak ada

penghalang yang menyebabkan komponen gardu beserta kelengkapannya

bersentuhan dengan pohon atau bangunan. Tersedia akses jalan masuk-keluar gardu

untuk keperluan kegiatan operasi dan pemeliharaan/perbaikan gardu.

Jarak aman bagian Gardu Tiang di sisi 20 kV sesuai dengan ketentuan Saluran

Udara Tegangan Menengah adalah 2,5 meter dari sisi terluar konstruksi gardu.

Proses pemasangan

Perencanaan konstruksi Gardu Tiang lazimnya sudah harus menjadi satu

kesatuan dengan perencanaan jaringan SUTM-nya. Pastikan terlebih dahulu

kebenaran peta rencana lokasi pendirian Gardu Distribusi, detil konstruksi dan

perolehan izin lokasi gardu. Bila lokasi gardu berada di tanah sertifikat hak milik,

harus diperoleh izin tertulis penggunaan tanah untuk gardu dari pemilik tanah.

Perhatikan kekuatan tiang beton/besi untuk konstruksi Gardu Tiang yang

direncanakan bagi penempatan transformator distribusi, pondasinya dan akurasi

vertikalnya. Persiapkan seluruh komponen utama dan kelengkapan instalasi Gardu

Tiang di lokasi. Termasuk yang harus diperhatikan adalah dimensi crossarm/dudukan

dengan jarak-jarak dan besar lubang yang dipersyaratkan.

Khusus transformator, periksa fisik transformator distribusi yang meliputi :

 Packing transformator.

RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

 Periksa assesoris transformator, apakah sudah sesuai dengan syarat

kontrak yang disepakati, misalnya Termometer, Oil Level, Buchholz

Relay, Breather (silica gel)

 Periksa volume minyak pada gelas duga (oil Level) dan kebocoran

pada transformator.

 Periksa Name Plate serta Sertifikat Transformator, apakah telah sesuai

dengan permintaan, pemeriksaan antara lain :

- Daya/ Kapasitas

- Tegangan Sisi Teg. Tinggi

- Tegangan Sisi Teg. Rendah

- Vektor Group

- Tingkat Pengaturan Tegangan

- Pengujian Ketahanan Isolasi antara

- Sisi Tegangan Rendah (TR) dengan sisi Tegangan Menengah

(TM).

- Sisi Tegangan Rendah (TR) dengan bodi (E).

- Sisi Tegangan Menengah (TM) dengan bodi (E).

Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi
tenaga listrik yang terpasang di jaringan distribusi. Berfungsi sebagai trafo daya

RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

penurun tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya


tegangan tersebut disalurkan ke konsumen. Mengingat fungsi dan harga trafo tersebut
cukup mahal bila dibandingkan dengan peralatan distribusi lainnya, maka
pemeliharaan preventif yang dilakukan secara intensif, dengan kriteria pemeliharaan
yang jelas untuk setiap komponen GTT dan ditangani oleh tenaga yang terampil
dengan peralatan yang memadai agar pemeliharaan tersebut berjalan dengan efektif.
Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang
pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan
sistemnya, GTT dilengkapi dengan unit-unit pengaman yang ditempatkan pada
Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) Trafo daya step down
berfungsi untuk menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah
380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).
Komponen-komponen utama GTT:

1. Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah


(20kV) menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.
2. Fuse Cut Out (CO) : Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan di
gardu (trafo) dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatan tersebut tidak
rusak. CO dipasang pada sisi tegangan menengah (20kV)
3. Arrester : sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang disebabkan
oleh sambaran petir dan switching (SPLN se.022/PTS/73)
4. NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang pada
sisi tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.
5. Grounding Arrester : Untuk menyalurkan arus ketanah yang disebabkan oleh
tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.
6. Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang sehat
bila terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban
tidak seimbang.
7. Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang
mengalir pada LV Panel.
RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

8. Isolasi : sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak


bertegangan. Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan
tiang.

Gardu Distribusi Tipe Portal

Gardu Tiang, yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya/


penyangganya terbuat dari tiang. Dalam hal ini trafo distribusi terletak di bagian atas
tiang. Karena trafo distribusi terletak pada bagian atas tiang, maka gardu tiang hanya
dapat melayani daya listrik terbatas, mengingat berat trafo yang relatif tinggi,
sehingga tidak mungkin menempatkan trafo berkapasitas besar di bagian atas tiang (±
5 meter di atas tanah).

Untuk gardu tiang dengan trafo satu fasa kapasitas yang ada maksimum 50
KVA, sedang gardu tiang dengan trafo tiga fasa kapasitas maksimum 160 KVA (200
kVA). Trafo tiga fasa untuk gradu tiang ada dua macam, yaitu trafo 1×3 fasa dan
trafo 3x1fasa. Gambar 3-39 memperlihatkan sebuah gardu distribusi tiang tipe portal
lengkap dengan perlengkapan proteksinya dan panel distribusi tegangan rendah yang
terletak di bagian bawah tiang (tengah).

Gambar 3.25 Single Line gardu distribusi tipe portal

RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

 Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (outdoor) yang memakai
konstruksi tiang/menara kedudukan transformator minimal 3 meter diatas
platform. Umumnya memakai tiang beton ukuran 2×500 daN.
 Seluruh peralatan disanggah oleh dua tiang atau lebih.
 Luas tanah yang dibutuhkan ± 2 x 3 m2.
 Kapasitas transformator maksimum 250, 315, 400 kVA.

4. Kesimpulan
a. Kesimpulan

Setelah melakukan praktek dan pengamatan diperoleh kesimpulan sebagai


berikut :
1. Pemasangan trafo tiang harus memperhatikan lokasi serta jarak yang
aman.
2. Sebelum trafo dinyatakan layak operasi terlebih dahulu harus dilakukan
pengujian agar trafo tidak menyebabkan kerusakan pada jaringan serta
kerugian financial.
3. Terdapat perbedaan antara pemasangan trafo pada jaringan tegangan
tinggi dan jaringan tegangan menengah. Seperti perbedaan pemasangan
titik pembumian serta instalasi kabel ke trafo tiang.
4. Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (outdoor) yang memakai
konstruksi tiang/menara kedudukan transformator minimal 3 meter diatas
platform. Umumnya memakai tiang beton ukuran 2×500 daN.
5. Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo
dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik.

RRWRWERT
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Anda mungkin juga menyukai