Anda di halaman 1dari 24

POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

2.2 Job sheet 2 : Instalasi Jaringan Tegangan Menengah

1. Tujuan Instruksional

Pada praktek tentang instalasi jaringan Tegangan Menengah hal yang harus
dicapai bagi Praktikan adalah :

 Mahasiswa mampu memahami single line diagram jaringan mulai dari


pembangkit sampai ke consumen.
 Mahasiswa mampu memahami yang dimaksud dengan jaringan tegangan
menengah.
 Mahasiswa mampu memahami konstruksi TM-1 sampai TM-19 serta
material yang terpasang pada masing-masing konsumen.
 Mahasiswa mampu memahami fungsi dari aksesoris yang terpasang pada
suatu konstruksi tiang TM.
 Mahasiswa dapat mengetahui segala jenis pekerjaan konstruksi TM
dengan benar.

2. Tinjauan Kepustakaan

Jaringan tegangan menengah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari


pembangkit atau gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini dikenal dengan feeder
atau penyulang. Tegangan menengah yang digunakan PT. PLN adalah 12 kv dan 20
kv antar fasa (VL-L).Kontruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Konstruksi JTM terdiri dari :

a. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

SUTM merupakan jaringan kawat tidak berisolasi dan berisolasi. Bagian


utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang
digunakan adalah aluminium (AAAC), berukuran 240 mm 2, 150 mm2, 70 mm2 dan 35
mm2.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

b. Saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM)

Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam langsung di
tanah pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis dari
luar. Kabel tanah ini memiliki isolasi sedemikian rupa sehingga mampu menahan
tegangan tembus yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan kawat pada SUTM maka
kabel tanah banyak memiliki keuntungan diantaranya :

 · Tidak mudah mengalami gangguan baik oleh cuaca dan binatang.


 · Tidak merusak estetika (keindahan) kota.
 · Pemeliharaannya hampir tidak ada.

Peralatan Kontruksi Untuk SKTM

Kabel

Jenis kabel tegangan menengah adalah :

a. Poly Vinil Chlorida (PVC)

Digunakan untuk tegangan rendah dan tegangan menengah sampai 12 KV.

b. Poly Ethylene (PE)

Digunakan untuk tegangan diatas 10 KV.

Contoh : CPT dan VIC

c. X Cross Linked Poly Ethylene (XLPE)

Contoh : CVC5ZV, Jointing, Termination, Sepatu kabel (Schoen cable), Instalasi


Pembumian

Peralatan Konstruksi Untuk SUTM


RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

a. Tiang Listrik

Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk
gardu tiang memakai tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan
baik jalan raya maupun gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian
sistem saluran bawah tanah pada sistem distribusi. Tiang listrik biasanya berupa pipa
makin ke atas makin kecil diameternya, jadi tiang bawah mempunyai diameter besar.
Tiang besi berangsur-angsur diganti dengan tiang beton.

Perencanaan material dan ukuran tiang listrik ditentukan oleh faktor-faktor


mekanis seperti momen, kecepatan angin, kekuatan tanah, besar beban penghantar,
kekuatan tiang dan sebagainya. Jenis tiang listrik menurut kegunaanya :

 · Tiang awal / akhir


 · Tiang penyangga
 · Tiang sudut
 · Tiang Peregang / tiang tarik
 · Tiang Topang

Gambar 2.14. Tiang Listrik

b. Cross Arm (Lengan Tiang)/ Travers

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu
dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang pada
tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan
mur secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga isolator dan
peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk membuat
lubang-lubang baut.

Gambar 2.15. Travers

c. Isolator

Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross
Arm. Jenis-jenis isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah
isolator tumpu. Isolator arik biasanya dipasang di tiang arik atau akhir dan isolator
tumpu biasanya dipasang pada tiang penyangga.

Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat


dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran
penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem
Gugus atau Kluster.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.16. Isolator

KONTRUKSI-KONTRUKSI JARINGAN

A. Jaringan Radial

Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah
sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat
beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.

Gambar 2.17 Jaringan Radial

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen.


Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem
ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.

Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya.
Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang
menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan
pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh
tegangan terbesar ada diujung saluran.

B. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)

Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk
pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan
lainlain). Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan
Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap
penyulangterkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu
penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang
lain.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.18 Hantaran Penghubung

C. Jaringan Lingkar (Loop)

Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti


Gambar di bawa ini dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk,
sehingga dengan demikian

Gambar 2.19 Jaringan Lop

D. Jaringan Spindel

Sistem Spindel seperti pada Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi
jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder)
yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada
sebuah Gardu Hubung (GH).

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.20. ringan Spindel

Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah
penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola
Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang
menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun
pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam
sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR)
atau tegangan menengah (TM).

E. Sistem Gugus atau Sistem Kluster

Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar di bawah ini banyak digunakan untuk
kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat
Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.21 Jaringan Kluster

Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah


(JTM) 20 KV dan semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke
meter-meter pelanggan. Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan menarik kawat
– kawat distribusi melalui penghantar udara. Penghantar bawah tanah dari mulai
gardu induk hingga ke pusat – pusat beban. pada sistem di ranting Galang ada
terpasang jaringan bawah tanah karena keadaan kota atau daerahnya belum
memungkinkan untuk dibangun jaringan tersebut. jadi untuk daerah ini tetap disuplai
melalui hantaran udara 3 phasa 3 kawat.

Setiap elemen jaringan distribusi pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo


distribusi, dimana tegangan distribusi 20 KV diturunkan ke level tegangan yang lebih
rendah menjadi 380/220 Volt. Dari trafo-trafo ini kemudian para pelanggan listrik
dilayani dengan menarik kabel-kabel tegangan rendah menjelajah ke sepanjang pusat-
pusat pemukiman, baik itu komersial maupun beberapa industri yang ada disini.
Tenaga listrik yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut adalah listrik dengan tegangan yang
rendah (380/220 Volt). Sedangkan tenaga listrik yang bertegangan menengah (sistem

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

20 KV) dan tegangan tinggi (sistem 150 KV) hanya dipergunakan sebagai sistem
penyaluran (distribusi dan transmisi) untuk jarak yang jauh. Hal ini bertujuan untuk
kehandalan sistem karena dapat memperkecil rugirugi daya dan memliki tingkat
kehandalan penyaluran yang tinggi, disalurkan melalui saluran transmisi ke berbagai
wilayah menuju pusat-pusat pelanggan.

Gambar 2.22 Diagram satu garis sistem penyaluran Tenaga Listrik

Keterangan dari gambar:

1. Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan


dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun trafo pemakaian sendiri bagi
konsumen besar.
2. Trafo distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan 20 KV dari Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) menjadi tegangan rendah 380/220 Volt.
Tegangan rendah inilah yang kemudian didistriibusikan ke pelanggan kecil
melalui jaringan tegangan rendah (JTR) yang berupa sistem 3 phasa empat
kawat.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

3. Konsumen besar adalah konsumen yang menggunakan energi yang besar yang
biasanya langsung mengambil sumber listrik dari gardu terdekat untuk
kemudian disalurkan ke Gardu Induk (GI ) pemakaian sendiri
4. Konsumen biasa adalah konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga
istrik dengan level tegangan rendah (380/220 Volt) seperti rumah tangga,
industri kecil, perkantoran, pertokoan dan sebagainya.

Pembagian Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi adalah kumpulan dari interkoneksi bagian-bagian


rangkaian listrik dari sumber daya ( Trafo Daya pada GI distribusi ) yang besar
sampai saklar-saklar pelayanan pelanggan. Secara garis besar jaringan distribusi
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Distribusi Primer

Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan


menengah (20 KV). Jaringan distribusi primer tersebut merupakan jaringan
penyulang. Jaringan ini berawal dari sisi skunder trafo daya yang terpasang pada
gardu induk hingga kesisi primer trafo distribusi yang terpasang pada tiang-tiang
saluran.

2. Distribusi Sekunder

Distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori
tegangan rendah (sistem 380/220 Volt), yaitu rating yang sama dengan tegangan
peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi skunder bermula dari sisi skunder trafo
distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran) pelanggan. Sistem jaringan
distribusi sekunder ini disalurkan kepada para pelanggan melalui kawat berisolasi.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.23 One Line Penyulang Pahat 3

Gambar diatas memperlihatkan sistem pelayanan yang disalurkan melalui


berbagai tujuan. Penyulang pahat merupakan salah satu Feder Utama 20 KV yang
mendistribusikan daya ke konsumen yang sebelumnya melalui sistem pendistribusisn
tegangan yaitu melalui penurunan tegangan 20 KV –380/220 Volt melalui
tranformator step down.

Peralatan Sistem Distribusi

Jaringan distribusi yang baik adalah jaringan yang memiliki perlengkapan dan
peralatan yang cukup lengkap, baik itu peralatan guna kontruksi maupun peralatan
proteksi. Untuk jaringan distribusi sistem saluran udara, peratan-peralatanm proteksi
dipasangkan diatas tiang-tiang listrik berdekatan dekat letak pemasangan trafo,
perlengkapan utama pada sistem distribusi tersebut antara lain:

1.Tiang

Berfungsi Untuk meletakkan penghantar serta perlengkapan system seperti


transformator, Fuse, isolator, arrester, recloser dan sebagainya. Tiang dibagi menjadi
3 jenis yaitu tiang kayu, besi dan beton sesuai dengan fungsi bawah tanah.
RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.24 Tiang

2. Penghantar

Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari trafo daya pada gardu induk ke
konsumen. Kebanyakan penghantar yang digunakan pada sistem distribusi . Begitu
juga dengan beberapa kawat jaringan bawah tanah.

Gambar 2.25 Penghantar

3. Kapasitor
RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Berfungsi untuk memperbesar factor daya pada system penyaluran.

Gambar 2.26 Kapasitor

4. Recloser

Salah satu tujuan pengamanan sistem tenaga listrik ialah terjaminnya


penyaluran tenaga listrik, artinya bila terjadi gangguan (misalnya gangguan pada
sistem distribusi yang sering terjadi) kalau mungkin tidak menimbulkan pemutusan
daya, ataupun bila terpaksa, pemutusan tersebut diusahakan sesingkat mungkin.
Peralatan yang bertugas untuk memberikan perintah memutus / menghubungkan daya
secara otomatis adalah Pemutus Balik Otomatis(PBO) atau Recloser. Dengan
penambahan rele penutup balik maka gangguan sementara tidak mengakibatkan
pemutusan daya secara keseluruhan, atau hanya terjadi pemutusan daya dalam waktu
yang sangat singkat (beberapa detik). Klasifikasi Recloser Recloser dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Menurut jumlah fasanya – Fasa tunggal – Fasa tiga


b. Menurut media peredam busur api – Media minyak 6 – Media hampa udara
(vacum)
c. Menurut peralatan pengendalinya – Pengaturan hidrolik – Pengaturan elektronik

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.27 Rescloser

5. Fuse

Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih


maupun adanya gangguan hubung singkat.

Gambar 2.28 Fuse

6. PMT

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put.
Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT akan
membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya pemeliharaan jaringan.

Gambar 2.29 PMT

7. Tansformator

Berfungsi untuk menurunkan level tegangan sehingga sesuai dengan tegangan


kerja yang diinginkan

Gambar 2.30 Transformator

8. Isolator

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang maupun


ke penghantar lainnya.

Perlengkapan – perlengkapan diatas sangat penting keberadaannya, terutama


untuk peralatan proteksi. Agar dapat bekerja dengan baik dan terjaminnya kontinuitas
pelayanan, maka harus dilakukan pemeliharaan secara rutin untuk mengetahui
kerusakan dan kehandalan dari masing-masing peralatan tersebut. Pemeliharan
peralatan yang rutin sangat penting dilakukan agar setiap saat dapat diawasi
keadaannya apakah masih layak dipakai atau tidak.

Gambar 2.31 Isolator

9.Transformator Distribusi

Transformator adalah salah komponen elektro yang berkerja untuk menaikan


tegangan serta menurunkan tegangan dengan perinsip kerja gandengan
elektromagnetik. Dalam sistem distribusi tenaga listrik transformator dapat dibagi
berdasarkan sistem kerja menjadi dua macam yaitu: 1. Transformator Step Up ( 11,6
KV menjadi 150 KV ) 2. Transformator Down ( 150 KV menjadi 20 KV ) dan ( 20
KV menjadi 380 / 220 Volt ) Sistem distribusi menggunakan jenis transformator step
down untuk menghasilkan tegangan yang diinginkan.

Berdasarkan jenis belitan transformator yang digunakan maka dalam sistem tenaga
listrik terdapat dua macam jenis belitan antara lain:
RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

1. Belitan bintang

2. Belitan delta

10. Arester

Arrester adalah suatu alat untuk melindungi isolasi atau peralatam listrik
terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient
yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian (sirkuit), dengan
jalan mengalirkan arus denyut (Surge Current) ketanah serta membatasi
berlangsungnya arus ikutan (Follow Current) serta mengembalikan keadaan jaringan
ke keadaan semula tanpa mengganggu sistem.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Prinsip Kerja Arester

Bagi sebuah arester bila terjadi tegangan lebih pada jaringan , aresterberkerja
dengan mengalirkan arus surge ( Surge Current ) ketanah , kemudian setelah tegangan
normal kembali, arester tersebut harus segera memutus arus yang mengikuti
kemudian Follow Current.

Karakteristik Arrester

Sebuah alat pengamanan memiliki beberapa karakteristik begitu juga dengan arrester
yang memiliki beberapa karakteristik antara lain :

a. Pada tegangan operasional, harus mempunyai impedansi yang sangat tinggi atau
tidak menarik arus listrik
b. Bila mendapat tegangan transient abnormal diatas harga tegangan tembusnya ,
harus tembus ( Break Down ) dengan cepat.
c. Arus pelepasan selama Break Down ( Tembus ) tidak boleh melebihi arus
pengelepasan nominal supaya tidak merusak.
d. Arus dengan frekwensi normal harus diputuskan dengan segera apabila
tegangan transien telah turun dibawah harga tegangan tembusnya.

Gambar 2.32 Arrester

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

11. Rel Daya

Rel daya adalah suatu bagian dari sistem tenaga listrik yang bertujuan dalam
penggunaannya untuk mengkombinasikan bermacam feder yang akan turut dibagi
dalam melayani beban. Dalam sistem tenaga listrik Rel daya disebut juga dengan
istilah Busbar. Busbar adalah konduktor berkapasitas arus besar yang berfungsi untuk
terminal penampang arus yang masuk dan keluar melalui saluran masuk dan keluar
melalui gardu induk. Busbar atau rel daya juga berfungsi untuk titik pertemuan atau
hubungan antara transformator –transformator, SUTT dan peralatan-peralatan listrik
lainya untuk menerima dan mendistribusikan tenaga listrik . Rel ini pada umunya
terdiri dari bahan tembaga , alumunium atau ACSR.

12 Sistem Busbar Tunggal ( Single Busbar Sistem )

Pada sistem ini semua trafo, generator dan fedder yang ada pada system
dihubungkan kebusbar. Rel daya tunggal adalah sistem rel daya yang paling
sederhana karena hanya menggunakan satu rel daya saja. Semua rangkaian baik
saluran masuk ataupun saluran keluar disambungkan dengan rel tersebut melalui
pemutus daya dan saklar pemisah.

Gambar 2.33 Rel Daya Tunggal

13 Sectionalizer

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Sectionalizer atau yang disebut juga saklar seksi otomatis (SSO) adalah
sebuah alat pemutus beban yg secara otomatis dapat dibebankan, seksi-seksi yang
tergantung dari suatu sistem distribusi atau dapat melokalisasi gangguan pada seksi
yang terganggu, sehingga sistem yang tidak mengalami gangguan tetap mendapat
energi listrik.

Saklar seksi otomatis (SSO) bekerja sendiri untuk membuka rangkaian setelah
perhitungan operasi pemutusan dari peralatan-peralatan disisi sumbernya, dan
pembukaannya dilakukan pada saat peralatan disisi sumber sedang dalam posisi
terbuka. Dalam pemasangannya dapat diperlihatkan pada bagan dibawah ini:

Gambar 2.34 Saklar sesi Otomatis

3. Standar Kompetensi

Sub Kompetensi Tindakan


Mampu melakukan a. Melakukan pembongkaran aksesoris
pembongkaran Aksesoris pada tiang portal
pada tiang portal b. Melakukan pengecekan serta
perawatan dari aksesoris yang

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

dibongkar.

Melakukan perawatan dan c. Melakukan pemasangan kembali


pengecekan aksesoris pada aksesoris yang telah di bongkar pada
tiang portal tiang portal.

4. Gambar Kerja/ Praktek

Gambar 2.35 Tiang TM 5

5. Material yang digunakan

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Nama Material Jumlah Keterangan

Kain Manyun Secukupnya Baik

Isolasi Secukupnya Baik

Solar Secukupnya Baik

Skun Kabel Secukupnya Baik

Kawat Secukupnya Baik

6. Peralatan kerja

Nama Alat Jumlah Keterangan


Kunci Pas 1 Set Baik

Kunci Inggris 1 Set Baik

Tang 1 Set Baik

Obeng + dan - 1 Buah Baik


Tang Skun hidrolik 1 Buah Baik
Tang Pemotong Kabel 1 Buah Baik
Twisted
Palu 1 Buah Baik
Bor Tangan 1 Buah Baik

7. Diskripsi Kerja

a. Setiap kelompok / group mempersiapkan peralatan dan komponen


yang akan digunakan sesuai dengan daftar material dan peralatan
sesuai dengan gambar kerja serta melakukan pengecekan.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

b. Mempersiapkan pengaman diri atau APD.


c. Memastikan bahwa keadaan lapangan dalam kondisi baik dan
diperbolehkan.
d. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan dimulai, pemimpin
kelompok memimpin anggotanya dan memberikan instruksi kepada
anggotangnya tentang pekerjaan yang akan dilakukan.
e. Sebelum memulai pekerjaan alangkah baiknya Pemimpin kelompok
atau leader memimpin doa.

8. Instruksi Manual Praktek

a. Melakukan pemeriksaan lokasi yang akan dikerjakan dan memstikan


kondisi di tempat kerja dalam kondisi aman.
b. Melakukan pembongkaran instalasi penerangan pada tiang akhir TM-
5.
c. Melakukan pembogkaran aksesoris pada tiang akhir TM-5.
d. Melakukan pengecekan serta perawatan dari aksesoris yang telah
dibongkar
e. Melakukan penyetelan Traves.
f. Melakukan pemasangan kembali aksesoris yang telah dilakukan
perawatan.
g. Melakukan pengecekan secara keseluruhan dari semua pekerjaan yang
telah dikerjakan.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Anda mungkin juga menyukai