KAJIAN TEORI
C. Gardu Distribusi
a. Mendeteksi gangguan;
b. Melindungi dan mengamankan manusia (operator) dari bahaya yang timbul
karena adanya arus listrik;
c. Melindungi semua peralatan sistem dan mengamankan secepat mungkin dari
gangguan yang terjadi;
d. Dengan koordinasi pemutus beban (circuit breaker) mencegah meluasnya
gangguan, mengisolir, memadamkan dan memulihkan kembali sistem setelah
gangguan berakhir atau berhenti;
e. Menjaga kontinyuitas dan stabilitas daya.
1. Relai Proteksi
2. Pemutus Tenaga
Gambar: Recloser
b. Tianng awal
Tiang awal adalah tiang yang di pasang pada permulaan atau akhir
penarikan kawat penghantar jaringan, dimana gaya tarikan kawat bekerja terhadap
tiang satu arah. Pada jaring distribusi tegangan menengah tiang awal adalah tiang
yang memikul kekuatan tarik penuh. Tiang awal merupakan tiang dimana
penghantar kabel dari gardu induk atau dari sumber tempat listrik memasok
distribusi tenaga listrik melalui saluran udara. Tiang awal dilengkapi dengan
lightning arrester dengan rating arus pengenal minimal 10 kA. Penghantar jenis
AAAC dan AAAC‐S diikat pada tiang dengan isolator jenis isolator peregang
(tarik strain, suspensi) baik jenis payung atau long rod. Penghantar jenis twisted
cable diterminasi langsung pada kabel daya dari Gardu Induk/Pembangkit.
Penggantung kabel ini diterminasi pada klem gantung (strain clamp). End
termination harus dilengkapi dengan lightning arrester. Kabel naik pada tiang
dilindungi dengan pipa galvanis dengan diameter 4 inchi. Lightning arrester
dibumikan dengan penghantar pembumian BC 50 mm2. Elektroda pembumian
ditanam 20 cm dibawah permukaan tanah dengan nilai tahanan pembumian
sebesar‐besarnya 1 Ohm. Tiang awal minimal memakai jenis tiang dengan
working load 500 da N.
c. Tiang Penumpu
Tiang penumpu adalah tiang ditengah saluran dengan sudut kemiringan
sebesar 00 – 300. Adapun Isolator penumpu yang digunakan memakai jenis pin‐
post, line‐post, dan pin, dengan 3 buah isolator untuk sistem fasa ‐3 dan 1 buah
untuk sistem fasa ‐1. Untuk sudut lintasan 0°‐15° memakai 1 buah isolator, dan
sudut lintasan15°‐30° memakai 2 buah isolator pada tiap fasa
dengan jarak gawang rata‐rata 45 meter.
Gambar: Tiang Penumpu
d. Tiang Peregang
Tiang peregang adalah tiang yang di pasang pada saluran listrik yang
lurus, biasanya dipasang untuk sepuluh tiang penyangga, dimana gaya tarik kawat
yang bekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan. Tiang penegang
berfungsi sebagai penegang penghantar dengan memakai aspan atau isolator tarik.
Konstruksi tiang ini dimaksudkan untuk membantu kekuatan mekanis saluran
yang panjang dan lurus dari kemungkinan gangguan mekanis akibat ditabrak
kendaraan atau pohon roboh yang menimpah saluran SUTM. Konstruksi tiang adalah
jenis konstruksi tiang awal dengan dua isolator suspension pada tiap fasa dan 1
buah isolator tumpu pada penghantar tengah. Tiang yang dipergunakan adalah
tiang dengan working load minimal 500 daN atau tiang tengah (line pole) yang
dilengkapi guy‐wire pada kiri kanan tiang arus saluran SUTM.
Gambar: Tiang Peregang
2. Jenis-jenis Penopang
a. Topang tarik (guy wire)
topang tarik adalah kawat galvanized yang digunakan untuk menahan
tiang sudut, tiang awal, dan tiang akhir agar tetap pada posisinya walaupun ada
gaya tarik dari jalur penghantar yang tidak lurus.
3. Jenis-jenis Isolator
a. Isolator pin‐post
Isolator pin‐post mempunyai bentuk jarak rambat (crepage distance)
tidak merata dengan sebagian permukaan terlindung dari siraman hujan dan
kontaminasi polutan, mempunyai jarak tembus ( puncture distance ). Penggunaan
isolator ini disesuaikan dengan kondisi tingkat intensitas polusi dimana isolator itu
dipasang.
Gambar: Isolator Pin Post
3. Tiang Beton
Tiang beton di bedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Tiang Beton bertulang
Tiang jenis ini lebih mahal dari pada tiang kayu tetapi lebih murah dari
pada baja bulat. Tiang ini banyak di gunakan untuk mendistribusikan tenaga litrik
di daerah pedesaan dan daerah terpencil atau tempat-tempat yang sulit dicapai.
Karena tiang beton berutang dapat dibuat ditempat tiang tersebut akan didirikan.
Untuk pembuatan beton bertulang digunakan campuran beton 1:1.5:3 dengan
kerikil yang sergam berukuran diameter 15 mm.
Tiang beton bertulang memiliki umur yang sangat panjang dengan
perawatan yang sederhana., tetapi tiang ini berukuran besar dan cukup berat.
Kelemahan tiang ini cenderung hancur jika di tabrak kendaraan.
b. Tiang Beton Praketan
Jenis tiang ini lebih mahal dari tiang beton bertulang. Pemasangannya
lebih sulut dibandingkan dengan tiang kayu karena sangat berat. Tiang beton
bertulang memiliki umur yang sangat panjang dengan perawartan yang sangat
sederhana. Tiang jenis ini tidak perlu di cat untuk pengawetannya, karena tidak
akan berkarat.
2. KWh Meter
a. KWh Meter Analog
Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung
besar pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat.
Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan
arus, piringan aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan
aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah
perputaran piringan aluminium.
Gambar: KWh Meter Analog
Prinsip Kerja Kwh Meter Prabayar Chip card dapat digunakan sebagai
alat pembayaran rekening listrik dengan mengembangkan Kwh meter Elektronik
Digital yang dilengkapi dengan perangkat pembaca kartu serta perangkat transaksi
lunak berbasis smart card. Kwh meter akan beroperasi berdasarkan nilai kredit
yang dimasukkan (download) dari chip card kedalam register Kwh, dan
selanjutnya nilai kredit tersebut dijadikan acuan untuk mengontrol bekerjanya
Kwh meter. Nilai kredit didalam register akan dikurangi secara bertahap
sebanding dengan nilai energi listrik yang telah dikonsumsi (digunakan). Jika isi
register telah habis maka Kwh meter harus segera diisi kembali (register sisa pulsa
sama dengan 10%) maka ada alarm (LED ON), dan jika setelah jangka waktu
yang telah ditetapkan belum juga diisi nilai kreditnya maka Kwh meter akan
memutus saklar pemutus atau Internal Contactor sehingga supply daya terputus.
Pengisian pulsa listrik kedalam smart card menggunakan Portable Terminal yang
koneksi dengan Perangkat Lunak Sinkronisasi Dan Billing Sistem yang telah
diinstal di Komputer (Master Station).
c. Perbedaan Kwh Meter Prabayar Rakitan Dengan Kwh Meter Prabayar PLN
Perbedaan yang dapat dilihat dari kedua alat yaitu antara Kwh Meter
Prabayar Rakitan dengan Kwh Meter Prabayar PLN adalah :
1. Kwh Prabayar Rakitan mengguakan Kwh Meter analog, sedangkan Kwh
Meter Prabayar PLN menggunakan Kwh Elektronik.
2. Kwh Prabayar Rakitan menggunakan sensor optocoupler untuk menghitung
daya beban pemakaian, sedangkan Kwh Prabayar PLN langsung
menggunakan rangkaian otomaris yang sudah digabungkan dengan Kwh
elektronik.
3. Kwh Prabayar Rakitan menggunakan Keypad 4x4 sebagai interface untuk
pengisian voucher listrik, sedangkan pada Kwh Prabayar PLN menggunakan
perangkat pembaca kartu (Chip Card Reader) dan ada juga yang
menggunakan keypad 4x4 sebagai interfacenya.
J. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis
dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan
peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk
pelaksanaan proses produksi.