diinterkoneksi satu dengan lainnya melalui transmisi atau distribusi untuk memasok
ke beban atau dari satu pusat listrik dimana mempunyai beberapa unit generator
[1]
yang diparalel . Karena pusat listrik berada jauh dari pusat beban, maka
Tegangan Menegah : 20 kV
besar sudah dapat dipasok dari tegangan 150kV ini. Penurunan tegangan
adalah sebesar 20kV untuk tegangan 3 fasa dan 11,5kV untuk tegangan 1 fasa.
Sebagian besar beban untuk industri dicatu dengan sistem distribusi primer, yang
dikeluarkan sebesar 380V untuk 3 fasa dan 220V untuk 1 fasa [2].
2.1.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik adalah jaringan tenaga listik yang memasok
tegangan rendah 220/380V [1]. Jaringan distribusi dengan tegangan menengah 20kV
lain:
Dan sumber kelistrikannya diperoleh dari gardu distribusi (gardu beton, gardu
Sistem distribusi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem distribusi primer dan
[1]
sistem distribusi sekunder . Kedua sistem tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sistem distribusi primer merupapak sistem yang terletak pada sisi primer trafo
distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (G.I.) dengan titik primer
atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan , bisa disebut jaringan distribusi.
gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat mengguna kan saluran
udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang
diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan
sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban.
sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju
sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban. Terdapat
hanya ada satu saluran (line) dan tidak ada alternatif saluran lainnya. Bentuk
jaringan ini adalah yang paling dasar dan sederhana karena hanya ditarik satu
garis dari titik sumber dan kemudian dicabang-cabang. Catu daya berasal dari
maka arus beban yang mengalir sepanjang saluran menjadi tidak sama besar.
1) Bentuknya sederhana.
sumber dan titik beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran
recloser, atau alat pemutus beban lainnya, tetapi fungsinya hanya membatasi
penyulang membentuk ring, yang memungkinkan titik beban dilayani dari dua
dayanya menjadi lebih baik, karena rugi tegangan dan rugi daya pada saluran
Pada tipe ini, kualitas dan kontinyuitas pelayanan daya lebih baik,
beban yang lebih banyak. Bila digunakan dengan pemutus beban yang
berlangsung cepat dan praktis, dengan cepat pula daerah gangguan segera
beroperasi kembali bila gangguan telah teratasi. Dengan cara ini berarti
teraliri arus gangguan tersebut. Karena arus yang mengalir melebihi dari
Gangguan hubung singkat, dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa)
1. Gangguan Permanen
singkta, yang bisa terjadi pada kabel atau belitan transformator tenaga
tembus.
2. Gangguan Temporer
tembus (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada
sebagai berikut:
alat perlindungan arus lebih berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis
ketika terjadi gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu
kemudian sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali
bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan.Apabila kerja
arus hubung singkat di jaringan dan terpasang setelah PMT out going
penyulang 20 KV;
sebenarnya.
Alat monitoring tersebut memonitoring dan mengukur besaran arus yang
berkaitan dengan arus yang dihantarkan pada 1 feeder saat bekerja. Seperti yang di
besaran dari sensor yang kemudian dikirimkan sebagain input dari mikrokontroller,
Rangkaian listrik pada umumnya memiliki tiga jenis beban yaitu Resistor
(R), Kapasitor (C), dan Induktor (L). Setiap beban memiliki karakteristik yang
berbeda. Apabila rangkaian listrik dialiri arus bolak-balik (AC), maka besar
hambatannya adalah
𝑋𝐿 = 𝑗𝜔𝐿................................................................................. (2.1)
𝑗
𝑋𝐶 = − ............................................................................... (2.2)
𝜔𝐶
Pada Kapasitor arus (i) akan mendahului (leading) terhadap tegangan (V).
hal ini sesuai persamaan (2.3).
VC
i jCV CV 900.......................................................................... (2.3)
C C C
C
VL 0
iL jVLL 90 .......................................................... (2.4)
7
L
Pada rangkaian listrik terdapat 3 macam daya yaitu daya komplek (S), daya
aktif/nyata (P), dan daya reaktif (Q). adapun hubungan untuk 3 macam daya adalah
sebagai berikut:
S P jQ
Pengaruh variasi beban pada suatu sistem tenaga listrik berkaitan langsung
dengan drop tegangan pada sisi penerima hal ini dapat dijelaskan dengan diagram
di bawah ini.
8
Gambar 2.1 Diagram Vektor untuk Beban Induktif
Dimana :
E = 𝑉𝑡 + 𝑖(𝑅 + 𝑗𝑋)
E = Tegangan Induksi
Vt = Tegangan
R = Hambatan
9
Studi Aliran Daya
Didalam studi aliran daya, bus – bus dibagi dalam 3 macam, yaitu :
Dari bus ke-i ini, Disini daya akan mengalir di dua tempat
pertama mengalir menuju ke beban yang kedua menuju ke saluran
10
transmisi dimana daya akan mengalir ketempat yang paling jauh
dari bus generator. Daya yang langsung menuju beban dinyatakan
dengan
𝑆𝐵𝑖 = 𝑃𝐵𝑖 + 𝑗𝑄𝐵𝑖. ......................................................... (2.6)
Dalam hal ini daya yang menuju saluran transmisi di bus-i ini
menjadi
𝑆𝑖 = 𝑃𝑖 + 𝑗𝑄𝑖 = 𝑆𝐺𝑖 − 𝑆𝐵𝑖........................................... (2.7)
11
3. Load bus atau bus beban.
Bus-beban (load bus), yaitu bus yang tidak terhubung ke
generator tetapi terhubung hanya ke beban. Dari bus-beban ke-j
(nomor bus j) mengalir daya menuju ke beban sebesar 𝑆𝐵𝑗. Dari
saluran transmisi masuk kedalam bus-beban dan daya mengalir
dari bus – beban dengan tanda negatif jadi daya yang keluar dari
bus-beban ke-j adalah sebesar
𝑆𝑗 = − 𝑆𝐵𝑗..................................................................... (2.8)
Ada dua macam besaran dalam setiap bus dan ada dua besaran yang
didapatkan dari perhitunngan besara besaran yang ditentukan, nilai besaran yang
ditentukan itu adalah sebagai berikut :
12
diselesaikan. Pada sistem tenaga listrik besaran daya lebih dapat diketahui dari pada
besaran arus, maka dalam analisa sistem tenaga persamaan-persamaan simpul yang
terbentuk sering disebut sebagai persamaan-persamaan aliran daya. Persamaan-
persamaan tersebut merupakan persamaan tidak linier dan harus diselesaikan
dengan metode yang sesuai.
1 2
j13 j23
j34
4
jyG1 jyG2
jy12
1
jy13 jy23
3
jy34
4
Gambar 2.4 Diagram admitansi untuk sistem tenaga listrik Gambar 2.3
13
Berdasarkan Hukum Kirchoff Arus impedansi-impedansi diubah ke
admitansi-admitansi, yaitu:
1 1
𝑦𝑖𝑗 = 𝑍𝑖𝑗
=
𝑟𝑖𝑗 + 𝑗𝑥𝑖𝑗
............................................................................ (2.9)
𝑌44 = 𝑦34
0 = 𝑦23(𝑉3 − 𝑉2)
0 = −𝑦34𝑉3 + 𝑦34𝑉4
dengan:
14
𝑌23 = 𝑌32 = −𝑦23
Pada jaringan diatas, karena tidak ada hubungan antara bus 1 dan 4, maka
𝑌14 = 𝑌41 = 0, dan 𝑌24 = 𝑌42 = 0.
atau,
dengan 𝐼𝑏𝑢𝑠 adalah injeksi dari vektor arus bus. Arus positif jika menuju
bus dan negatif jika meninggalkannya. 𝑉𝑏𝑢𝑠 adalah tengangan bus vektor dari
perhitungan simpul referensi. 𝑌𝑏𝑢𝑠 dikenal sebagai matriks admitansi bus. Elemen
diagonal masing-masing simpul adalah penjumlahan dari admitansi yang
dihubungkan padanya. Ini dikenal sebagai admitansi sendiri, yaitu:
𝑌𝑖𝑖 = ∑�
�
𝑦𝑖𝑗 𝑗 ≠ 𝑖. ....................................... (2.12)
15
𝑌𝑖𝑗 = 𝑌𝑗𝑖 = −𝑦𝑖𝑗 .............................................................................. (2.13)
Invers dari matriks admitansi bus 𝑌−1 dikenal sebagai matriks impedansi
bus 𝑍𝑏𝑢𝑠.
atau,
𝐼𝑖 = 𝑉𝑖 ∑𝑛 𝑦𝑖𝑗 − ∑�
�
𝑦𝑖𝑗𝑉𝑗 𝑗 ≠ 𝑖........................................... (2.17)
16
Penyelesaian Persamaan Aliran Daya
17
Rumus yang digunakan untuk merubah nilai impedansi saluran transmisi
dari satuan ohm menjadi satuan pu adalah sebagai berikut ini :
𝑍
𝑏𝑎𝑠𝑒
𝑍𝑝𝑢 = 𝑍 ....................................................................................... (2.20)
𝑏𝑎𝑠𝑒
(𝑘𝑉𝑏𝑎𝑠𝑒)2
𝑍𝑏𝑎𝑠𝑒 = 𝑀𝑉𝐴𝑏𝑎𝑠𝑒
................................................................................ (2.21)
18
Pendekatan Analisis Stabilitas Peralihan (Transient Stability)
Pada studi analisis transient stability terdapat dua pendekatan meliputi Time Domain
Simulation (TDS) dan direct method.[9] Kedua pendekatan ini akan dipaparkan sebagai
berikut :
Pendekatan Time Domain Simulation (TDS)TDS merupakan metode tidak langsung
(indirect method) yang memecahkan permasalahan stabilitas peralihan menggunakan
penyelesaian numerik persamaan differensial nonlinear melalui step by step untuk
menghitung setiap mesin dari kurva ayunan (sudut rotor terhadap waktu). Pendekatan
TDS ini akan mensimulasikan sistem dalam periode selama gangguan (faulted) dan
setelah gangguan (postfault) serta waktu pemutusan gangguan yang ditemukan berupa
antara waktu stabil dan tidak stabil (secara tidak langsung). Pada umumnya,
mensimulasikan periode selama gangguan cukup singkat (misalnya, 100 ms atau lebih)
sedangkan untuk periode setelah gangguan biasanya memakan waktu yang lebih lama
yaitu sistem yang tidak kehilangan sinkron setelah beberapa detik dianggap sistem
kondisi stabil.
19