KHOIRUL ANWAR (1216020012) DEFINISI Sistem distribusi sekunder yaitu jaringan distribusi dari gardu distribusi untuk di salurkan ke pelanggan dengan klasifikasi tegangan rendah yaitu 220 V atau 380 V (antar fasa). Jaringan dari gardu distribusi dikenal dengan JTR (Jaringan Tegangan Rendah), lalu dari JTR dibagi-bagi untuk ke rumah pelanggan, saluran yang masuk dari JTR ke rumah pelanggan disebut Sambungan Rumah (SR). Peralatan Pada Sistem Distribusi 1. Tiang Jenis Tiang : 1. Kayu 2. Besi 3. Beton Sifat : 1. Kekuatan mekanik yang tinggi 2. Perawatan yang mudah 3. Mudah dalam pemasangan konduktor saluran dan perlengkapannya Fungsi : Meletakkan penghantar serta perlengkapan sistem seperti transformator, fuse, isolator, arrester, recloser dan sebagainya Peralatan Pada Sistem Distribusi 2. Penghantar Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari trafo daya pada gardu induk ke konsumen. Daya hantar yang tinggi Kekuatan tarik yang tinggi Berat jenis yang rendah Fleksibilitas yang tinggi Tidak cepat rapuh Harga yang murah Peralatan Pada Sistem Distribusi 3. Isolator Berfungsi untuk mengisolasi konduktor atau penghantar dengan tiang listrik. Fungsi dari segi elektris : Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat fasa dengan tanah dan kawat fasa lainnya. Peralatan Pada Sistem Distribusi 4. Transformator Suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Untuk kemudahan dan
penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan- pembatasan seperti pada Gambar disamping: Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation) Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV) Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV). Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan rendah Pada gambar 1.14 merupakan bagian dari system yang terhubung dengan pemakai (customers), yang meliputi rumah tangga. Industry kecil dan industry sedang. Distribusi sekunder ini disuplai dari trafo distribusi seperti ditunjukkan pada gambar 1.14. tegangan distribusi ini adalah 380/220 v, tegangan fasa ke fasa 380 volt dan tegangan fasa terhadapa netral 220 volt Beban yang dilayani ada yang satu fasa dan ada pula yang tiga fasa. Transformator yang digunakan biasanya tiga fasa delta-bintang, belitan primer terhubung delta dan belitan sekunder terhubung bintang, seperti pada gambar 1.15. Dengan digunakannya hubungan bintang pada sisi sekunder didapatkan tegangan fasa-netral dan tegangan fasa-fasa Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan sbb: - Papan pembagi pada trafo distribusi, - Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder). - Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai) - Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau pengaman pada pelanggan. Gangguan pada Saluran Distribusi Sekunder Gangguan hubung singkat Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen. Gangguan beban lebih Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan tegangan lebih Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu : a. Tegangan lebih power frekwensi. b. Tegangan lebih surja