Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

KARAKTERISTIK MOTOR DC EKSITASI TERPISAH

Kelompok :3

Nama Praktikan : Laras Eunice Theophilia Sianturi (1217020046)

Nama Anggota : Muhamad Fikri Iriansyah (1217020026)


Muhammad Akbar Ashidiq (1217020007)
Muhammad Ghozy Wafi Riyantanu (1217020027)
Muhammad Maizur (1217020028)
Naufal Sri Rahmaditya Fitra (1217020031)
Kelas : 5J

Tanggal Praktikum : 19 November 2019

Tanggal penyerahan Laporan : 26 November 2019

Pembimbing : Ir. Benhur Nainggolan M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor
DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut
AC Shunt Motor. Motor DC telah memunculkan kembali Silicon Controller Rectifier yang
digunakan untuk memfasilitasi kontrol kecepatan pada motor. Mesin listrik dapat berfungsi
sebagai motor listrik apabila didalam motor listrik tersebut terjadi proses konversi dari energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk
memutar impeller pompa, fanatau blower, menggerakan kompresor dan mengangkat bahan.
Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, kipas angin) dan di industri. Motor
listrik terkadang disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Berdasarkan karakteristiknya motor
arus searah mempunyai daerah pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor arus
bolak balik, sehingga sampai sekarang masih banyak digunakan pada pabrik dan industri.
Mesin-mesin listrik pada industri merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan. Motor arus
searah penguatan terpisah adalah salah satu bagian terpenting dalam aplikasi sebagai penggerak
pada proses industria.

1.2 Tujuan
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
1. Mengoperasikan karakteristik motor DC jenis eksitasi terpisah
2. Menjelaskan prinsip kerja motor DC
3. Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mekanisme Kerja
Untuk seluruh jenis motor secara umum memiliki mekanisme kerja yang sama, yakni:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa
yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torque
sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam
tiga kelompok.
 Beban Torque Konstan
adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan
operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban torque konstan adalah
conveyors, rotarty kilns, dan pompa displacement konstan.
 Beban dengan Variabel Torque Konstan
Adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh
beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi
dengan sebagai kuadrat kecepatan).
 Beban dengan Energi Konstan
Adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik
dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan
mesin.

Gambar 2.1 Prinsip dasar dari Kerja Motor Listrik


2.2 Jenis-jenis Motor Listrik
Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan
mekanisme operasinya. Berikut adalah klasifikasi jenis utama motor listrik :

Gambar 2.2 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik

1. Motor DC/Arus Searah


Motor DC merupakan motor listrik yang dapat mengubah daya masukan listrik arus
searah menjadi daya keluaran mekanik. Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-undirectional. Motor DC
digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan
karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang lurus
dibandingkan dengan motor arus bolak-balik, sehingga sampai sekarang masih banyak
digunakan pada pabrik-pabrik yang mesin produksinya memerlukan pengaturan putaran
yang luas.

Gambar 2.3 Motor DC dan Komponennya


 Komponen Utama Motor DC
 Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi 2 kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan
dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki 2 kutub medan : kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik
energi membesar melintasi bukaan diantara kutub – kutub dari utara ke selatan. Untuk
motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur
medan.
 Dinamo
Bila arus listrik menuju dynamo, maka arus ini akan menjadi electromagnet.
Dynamo yang berbentuk silinder dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakkan
beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dynamo berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara-kutub selatan magnet berganti lokasi.
Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan
dynamo.

 Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikkan arah arus listrik dalam dynamo. Komutator juga membantu dalam
transmisi arus antara dynamo dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan
mengatur ;
- Tegangan dynamo-meningkatkan tegangan dynamo akan meningkatkan
kecepatan.
- Arus medan-menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran namun penggunaannya pada
umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan
daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering
terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih
besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih
dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif
mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan
dynamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:
Kecepatan Motor DC
𝛷𝑍𝑁 𝑃
Eb = V – IaRa atau ( )
6𝑜 𝐴
𝑉−𝐼𝑎 𝑅𝑎 60𝐴
maka diperoleh N =( 𝛷
) x ( 𝑍𝑃 ) rpm
𝐸𝑏 60𝐴
Karena V – IaRa = Eb, maka N = 𝛷
𝑥 ( )rpm
𝑍𝑃
𝐸𝑏
atau N=K 𝛷

ini menunjikkan bahwa kecepatan sebanding dengan GGL Balik dan berbanding
terbalik dengan flux atau
𝐸𝑏
N~ 𝛷

Gaya elektromegnetik E = KΦN


Torque τ = KΦI
Dengan, E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dynamo (V)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam rpm
T = torque eletromagnetik
I = arus dynamo (A)
K = konstanta persamaan
Sebuah motor DC terdiri dari gulungan kawat (coil) yang berputar pada medan
Magnet. Arus pada coil dialurkan melalui brush yang kontak langsung dengan
splitring. Coil berada pada medan magnet tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh
arus pada kawat menghasilkan torque pada coil. Gaya F pada kawat dengan panjang
L membawa arus listrik I pada medan magnet B adalah iLB dikali dengan sinus
sudut antara B dan i. Arah dari gaya F mengikuti prinsip tangan kanan seperti
diperlihatkan pada gaya yang diperlihatkan memiliki besaran yang sama namun
dengan arah yang berbeda, sehingga gaya-gaya tersebut menghasilkan torque.
Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat
produksi. Dengan fungsinya sebagai salah satu alat produksi maka motor DC sangat
perlu diamati stabilitasnya. Salah satu langkah untuk mengamati stabilitas motor
adalah mengamati keceptan motor. Untuk mengamati kecepatan motor, dapat
digunakan metode telemetri, yaitu metode pengukuran kecepatan mototr jarak jauh.
Dengan metode ini tidak perlu berdekatan dengan motor untuk mengetahui
kecepatan motor. Dengan gelombang radio, dapat digunakan sebagai media untuk
mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga kecepatan motor dapat diketahui di
tempat lain tanpa menggunakan kabel.

 Jenis – Jenis Motor DC (Arus Searah)


 Motor DC sumber daya terpisah/Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber
terpisah/separately excited.
 Motor DC sumber daya sendiri/Self Excited : motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A) seperti perlihatkan dalam gambar 2.3. Oleh karena itu
total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Gambar 2.4 Karakteristik motor shunt

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E. 1997)


- Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar 5) dan oleh karena itu
cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
- Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada
arus medan (kecepatan bertambah).

 Motor DC daya sendiri: motor seri


Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 2.4. Oleh karena
itu, arus medan sama dengan arus dinamo. Berikut keterangan motor DC seri
 Kecepatan dibatasi pada 5000 rpm.

 Harus dihindarkan menjalankan motor dc seri tanpa ada beban sebab motor akan

mempercepat tanpa kendali.

 Motor – motor seri cocok penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal

yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.


Gambar 2.5 Karakteristik Motor DC seri

 Motor DC Kompon / Gabungan

Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri atau shunt. Pada motor

kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan

gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.5. Sehingga, motor

kompon memiliki torsi penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin

tinggi presentase penggabungan (yakni presentase gulungan medan yang dihubungkan

secara seri), makin tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor

ini. Contoh, penggabungan 40 – 50% menjadikan motor ini cocok untuk alat

pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Tanggal : 30 September 2019
Lokasi : Laboratorium Konversi Energi, Politeknik Negeri Jakarta

3.2 Peralatan Praktikum

No. Alat Jumlah


1. Multimeter analog 1
2. Multimeter digital 1
3. Amperemeter 3
4. Voltmeter 3
5. Kabel Secukupnya
6. Tachometer 2
7. Rangkaian Penyearah 1
8. Motor Listrik DC 1
9. Regulator 1
10 Penyearah 3 fasa 1
11 Penyearah 1 fasa 1

3.3 Rangkaian Praktikum


 Buatlah rangkain seperti gambar di bawah ini
BAB IV

DATA DAN ANALISA PRAKTIKUM

4.1 Data Hasil Praktikum

GENERATOR MOTOR
NO BEBAN Vi N Eb Ta ( Nm ) Pm
Ia (Ampere) V (volt) Ia (Ampere)
(Volt) (Rpm)
1 S0 0 220 0,9 345 3000 342,039 0,980367 307,8351
2 S1 0,5 219 1,2 345 2985 341,052 1,309933 409,2624
3 S1-S2 0,9 216 1,4 342 2980 337,394 1,5144 472,3516
4 S1-S3 1,3 214,5 1,7 342 2970 336,407 1,839709 571,8919
5 S1-S4 1,65 213,5 1,9 342 2960 335,749 2,059056 637,9231
6 S1-S5 2,125 213 2,1 342 2960 335,091 2,271339 703,6911
7 S1-S6 2,55 211,5 2,4 342 2950 334,104 2,596944 801,8496

4.2 Grafik dan Analisa


 Perhitungan Ta dengan rumus
Ta = (Vi x Ia ) / (2𝜋𝑁/60)
 Perhitungan daya mekanik
Pm = Ta x (2𝜋𝑁/60)
Grafik 1. Karakteristik Kopel

Karakteristik Kopel
3

2.5

2
Ta (Nm)

1.5

0.5

0
0.9 1.2 1.4 1.7 1.9 2.1 2.4
Ia (Ampere)

Pada grafik diatas terlihat bahwa Torsi yang dihasilkan pada putaran tidak tetap
lebih optimal dibandingkan dengan putaran tetap.
Grafik 2. Karakteristik Kecepatan

Karakteristik Kecepatan
3010
3000
2990
2980
N (Rpm)

2970
2960
2950
2940
2930
2920
0.9 1.2 1.4 1.7 1.9 2.1 2.4
Ia (Ampere)

Pada grafik diatas terlihat bahwa pada putaran konstan Ia yang terukur lebih kecil
dibandingkan dengan putaran tidak tetap. Dan terlihat juga bahwa semakin kecil putaran
maka Ia semakin besar.
Grafik 3.Karakteristik Mekanik

Karakteristik Mekanik
3010
3000
2990
2980
N (Rpm)

2970
2960
2950
2940
2930
2920

Ta (Nm)

Pada grafik diatas terlihat bahwa pada putaran konstan, Ta yang dihasilkan lebih
kecil daripada Ta pada putaran tidak konstan. Daya mekanik yang dihasilkan pada
putaran tidak konstan lebih besar dibandingkan dengan daya mekanik pada putaran
konstan, dapat dilihat pada tabel.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Torsi yang dihasilkan pada putaran tidak tetap lebih optimal dibandingkan dengan
putaran tetap.
 Pada putaran konstan, Ia yang terukur lebih kecil dibandingkan dengan putaran tidak
tetap.
 Semakin kecil putaran maka Ia semakin besar.
 Torsi yang dihasilkan pada putaran konstan lebih kecil daripada Torsi pada putaran
tidak konstan.
 Daya mekanik yang dihasilkan pada putaran tidak konstan lebih besar dibandingkan
dengan daya mekanik pada putaran konstan

5.2 Saran

 Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan ketelitian dan konsentrasi dalam


merangkai rangkaian alat dan pembacaan alat ukur.
 Jika telah selesai merangkai, pastikan rangkaian telah terangkai dengan benar (untuk
memastikan rangkaian sudah benar, bisa ditanyakan kepada dosen pembimbing).
 Perhatikan SOP dalam pemakaian alat agar alat tidak mudah rusak dan mencegah
terjadinya kerusakan pada alat.

Anda mungkin juga menyukai