Anda di halaman 1dari 23

POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

BAB II

JOB SHEET

2.1 Job sheet 1 : Instalasi Gardu Beton Step Up

Gambar 2.1. Instalasi Gardu Beton Step Up

Dalam hal ini pada sisi bangunan Gardu tentunya memiliki Standar Kontruksi,
khususnya pada Tata Letak atau Lay-Out, yang tentunya juga bertujuan memenuhi
standar keamanan ketenaga listrikan.

Gambar 2.2 Tata Letak atau Lay-Out Gardu Tembok

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka ukuran Tataletak serta dimensi Gardu
beton disamping menikuti ketersediaan lahan yang ada, juga harus memenuhi
ketentuan ketentuan sebagai berikut :

1. Tinggi bangunan minimal 3 meter.


2. PHBTR ditempatkan pada sisi masuk sebelah kanan.
3. Jarak kiri kanan PHB-TM terhadap tembok minimal 1 meter.
4. Jarak belakang PHB-TM terhadap dinding minimal 60 cm.
5. Jarak badan Transformator terhadap dinding minimal 60 cm.
6. Jarak ruang tempat petugas bekerja dengan PHB baik PHB-TM maupun PHB-
TR minimal 0,75 mtr.
7. Jarak batas antara PHB-TM dengan PHB-TR minimal 1 meter.
8. Jarak batas antara Transformator dengan PHB-TM minimal 1 meter.
9. Jarak terluar peralatan dengan BKT minimal 20 cm.
10. Jarak bagian konduktif dab BKT minimal 60 cm.
11. Lubang kabel naik ke PHB minimal sedalam 1,2 meter, dan harus di berikan
lobang kerja (Manhole) minimal ukuran 0,8 x 0,6 meter.
12. Ventilasi harus bersirip mirinh pada setiap 10 cm bertujuan untuk mencegah
masuknya air dan binatang kedalam bangunan gardu.
13. Ketinggian muka lantai minimal 30 cm daridari muka air tertinggi yang
mungkin terjadi.

Ketentuan tersebut di atas sebagian tidak berlaku untuk gardu Kios dan gardu
Kompak.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.3 bagian Dalam gardu beton

Konrtuksi Instalasi Gardu Beton

a. Instalasi Hubung 20 kV
Instalasi hubung yang terpasang harus sesuai dengan kebutuhan rangkaian
yang di perlukan.pada perlengkapan hubung tegangan menengah 20 kv gardu
distribusi pasangan dalam terdiri dari bebrapa jenis Kubikel :

1. Kubikel pemutus beban - Load Break Switch ( LBS )


2. Kubikel Pemisah - Dissconnecting Switch ( DS )
3. Kibikel Pengaman Transformator - Transformator Protection ( TP ) Dengan
Saklar ( LBS ) dan proteksi arus lebih dengan jenis pengaman lebur.
4. Kubikel Sambungan Pelanggan.

Piliham penggunaan LBS, TP tergantung pada kebutuhan kelengkapan gardu


distribusi tersebut, Sebagai peralatan proteksi dan switching gardu distribusi yang di

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

catu dari loop system Saluran Kabel Tegangan Menengah ( SKTM ) lazimya harus
dilengkapi dengan PHB-TM yang susunanya sebagai berikut :

1. LBS-LBS-TP
2. LBD-TP
3. LBS-LBS-PMT-SP
4. TP-LBS-LBS-PMT-SP

b. Kontruksi Penunjang ( Mekanis )


Beberapa kontruksi penunjang harus di sesuaikan dengan kebutuhan setempat yaitu
bisa berupa :

1. Kabel Tray harus terbuat dari bahan anti korosif galvanis untuk tiap tiap 3
meter lajur kabel.
2. Kelem kabel untuk memperkuat dudukan kabel pada ikatan statis atau Kabel
trai terbuat dari kayu ( Suport Cable )
3. U-bolt Clamp.
4. Spice Plate ( Plate Bar )
5. Collar ( penjepit kabel ) pada rak TM/TR yang terbuat dari kayu.
6. Dyna Bolt ukuran 10 mm2, panjang 60 cm, 120 cm.
7. Insulating Bolt, baut dilapisi Nilon, makrolon.
8. Insulating Slim, bahan bakelit, Nilon, Makrolon.
9. Terminal Hubung, plat di bawah sel TM.
10. Clamppping Connector, 9mm, 13 mm, 17 mm.
11. Angle Clamp Connector
12. Connecting Blok taerbuat dari tembaga.
13. Straight Clam Connector

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Garis Besar Instalasi Gardu Beton Pelanggan Khusus

Instalasi untuk pelanggan Tegangan Menengah ( Pelanggan TM ), selain peralatan


switching SKTM, umumnya peralatan gardu di lengkapi :

1. Satu sel Kubikel Transformator Tegangan.


2. Satu sell Kubikel Sambungan pelanggan dengan fasilitas : Circuit Breaker
(CB ) yang bekerja sebagai pembatas arus nominal daya tersambung
pelanggan, dan Transformator Arus ( CT )
3. Satu sel kubikel untuk sambungan kabel milik pelanggan.
4. Satu set Relai pembatas beban
5. Satu Set alat ukur ( KWh meter, KVARH meter )

Gambar 2.4 TAMPAK SAMPING DAN DEPAN


KONSTRUKSI SIPIL GARDU BETON TIPE 2
TRANSFORMATOR

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.5 DENAH GARDU TYPE 2 TRANSFORMATOR

Gambar 2.6 KONSTRUKSI KABEL TRAY - TR GARDU BETON


PELANGGAN TM DAN TR

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.7 GARDU DISTRIBUSI SAMBUNGAN PELANGGAN TM DAN TR

2.1.1 Panel Pemakaian Sendiri (PS) dan Ohm Saklar(Change Over

Switch)

1. Tujuan Instruksional
Dalam melaksanakan praktek ontro distribusi tentang pengoperasian panel
sendiri dan ohm saklar tujuan yang dicapai adalah :
 Dapat mengetahui tentang panel PS dan Ohm saklar.
 Dapat mengetahui fungsi dari panel pemakaian sendiri dan Ohm saklar dalam
pengoperasian pada tegangan tinggi.
 Dapat mengetahui serta fungsi komponen yang terpasang pada panel PS.
 Dapat mengetahui prinsip kerja dari panel pemakaian sendiri dan ohm Saklar
dalam ontro pengoperasian pada tegangan tinggi.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

 Dapat mengetahui jens-jenis gangguan yang terjadi pada panel pemakaian


sendiri dan ohm saklar dalam suatu ontro pengoperasiannya.

2. Tinjauan Kepustakaan

Pengoperasian pada suatu Gardu Induk (GI) sangat memerlukan fasilitas


pendukung yaitu sumber tegangan rendah AC 380 Volt yang diperlukan untuk ontro
Kontrol, Proteksi, maupun untuk ontro mekanik penggerak peralatan di Gardu Induk.
Pada Gardu – gardu Induk 150 kV sumber AC dipasok dari trafo pemakaian
sendiri (PS) sedangkan pada GITET 500 KV, selain Trafo PS dilengkapi juga dengan
Generator Set yang diperlukan untuk keadaan darurat atau pada saat trafo pemakaian
sendiri (PS) mengalami gangguan atau sedang dipelihara.

PS di Gardu Induk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Tenaga Listrik


peralatan bantu, pada umumnya dibutuhkan untuk memasok daya listrik ke peralatan
di Gardu Induk antara lain :

 Pengisi Batere ( Charger )


 Motor Kipas Pendingin
 Motor Sirkulasi minyak
 Motor OLTC
 Motor Mekanik Pms
 Penerangan Gedung
 Penerangan Panel ontrol
 Pemanas ( Heater )

Panel PS aalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur serta mengendalikan


beban listrik dibengkel listrik yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.
Setiap motor listrik yang berbeban besar diindustri selalu dilengapi dengan panel
control listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor listrik dapat

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat penghubung sebagai


penghubung dan pengatur.

Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi dengan baik banyak factor
yang harus dipertimbangkan baik mesin maupun alat kontrolnya. Dalam praktek
penggunaan alat ontrol disesuaikan dengan kebutuhannya.

Contohnya :

 Pengontrol permulaan jalan (start)


 Pengontrol berhenti (Stop)
 Pengontrol pembalik arah putaran(Forward Reverse)
 Pengontrolan pengaturan kecepatan (speed Regulation)

Wiring Diagram
PLN

TM
INTERLOCK
MCB MCB PANEL COS

k1 k2

 Gambar 2.1.1. Wiring Diagram dari Panel PS


TRAFO
STPE-UP
20 KV
Gambar 2.8. Wiring diagram DS CB DS

ES
Panel mempunyai dua sumber, su0mber utama (PLN) dan sumber cadangan
(Genset). Panel ini melayani transformator step-up. Panel PS mempunyai prinsip SWICTHGEAR
20 KV
yang sama dengan ATS. Pemakaian Panel ATS pada instalasi dalam gedung
dimaksudkan untuk mengantisipasi pada saat PLN gagal dalam mensuplai listrik
(mengalami pemadaman), maka dalam hal ini genset yang akan menggantikan
peranan dari PLN untuk mensuplai sumber daya listrik, disini peranan Panel ATS
adalah memindahkan secara otomatis distribusi dari PLN ke Genset, sehingga Genset
tersebut dapat menggantikan peranan dari PLN untuk mensuplai sumber daya listik
RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

pada Gedung/lokasi tersebut. Selanjutnya apabila PLN kembali normal, maka Fungsi
ATS secara otomatis memindahkan distribusi daya listrik dari Genset ke PLN.

Ada beberapa komponen yang terdapat di dalam Panel PS yaitu:

1. Relai

Pada aplikasi pembuatan panel ps untuk proses kontrol digunakan relai


sebagai elemen penting. Pada dasarnya relai berfungsi sebagai alat penghubung
rangkaian.

2. Kontaktor Magnetis

Kontaktor magnetis sama dalam operasinya dengan elektromekanis (EMR).


Keduanya mempunyai keistimewaan penting yang umum : kontak bekerja apabila
kumparan diberi energi. Bahwa relai digunakan untuk tugas-pilot pada rangkaian
kontrol sebab kontak-kontak tersebut dimaksudkan untuk memutuskan arus yang
kecil, umumnya sekitar 15 A atau kurang.

Keuntungan penggunakan kontaktor megnetis sebagai pengganti peralatan control


yang dioperasikan secara manual meliputi hal berikut :

- Pada penanganan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun
alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit
mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relative sederhana untuk
membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau
tegangan tinggi, dan alat manual hanya mengontrol kumparan dari
kontaktor.
- Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu
operator (satu lokasi) dan diinterloked untuk mencegah kesalahan dan
bahaya operasi.
- Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat
digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

hanya menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang
betul secara otomatis.
- Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot yang sangat
peka. Alat pilot ini menurut sifat dasarnya terbatas pada daya dan ukuran,
dan akan sulit membuat desainnya untuk menangani arus besar secara
langsung.
- Tegangan yang tinggi dapat diatasi dengan kontaktor dan menjauhkan
seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan/keamanan
instalasi. Operator juga tidak akan berada di sekitar bunga api daya tinggi
yang selalu menjadi sumber bahaya dari kecelakaan akibat kejutan listrik,
kebakaran, atau mungkin luka pada mata.
- Dengan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik yang
jauh. Satu satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan
untuk tombol tekan. Hal ini memungkinkan mengontrol satu kontaktor dari
banyak tombol tekan seperti yang dikehendaki, dengan hanya menjalankan
sedikit kawat lampu control antara stasiun.
- Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan
dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogramkan
(Programable Logic Controller = PLC).

3.MCB

Gambar 2.9. MCB

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Singkatan MCB adalah Mini Circuit Breaker yang memiliki fungsi sebagai
alat pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan
terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan
demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan
beban lebih dengan relai arus lebih seketika digunakan electromagnet.

4. MCCB

Gambar 2.10. MCCB

Singkatan MCCB adalah Moulded Case Circuit Breaker. Fungsi MCCB


adalah sebagai pemutus sirkit pada tegangan menengah.

Ohm sakelar merupakan salah satu peralatan pokok pada suatu instalasi listrik,
teutama pada instalasi tenaga. Jika dilihat dari prinsip kerjanya, hampir sama dengan
prinsip kerja sakelar yang terdapat pada rumah. Akan tetapi pada aplikasinya
digunakan untuk meng-hubungkan jaringan TR dengan trafo step-up. Ohm sakelar
mempunyai 3 atau 4 terminal penghubung dimana merupakan 3 buah line fasa
(R,S,T) 1 buah untuk line netral.

Dengan kata lain ohm sakelar merupakan alat penyambung dan pemutus
rangkaian yang menghubungkan rangkaian TR dengan trafo step up. Karena

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

kebanyakan Ohm sakelar bekerja pada rating arus 100 A, maka biasa disebut juga
sakelar 100 A (3 phase ) atau L bom sakelar 3 phase.

Ohm sakelar menghubungkan jaringan TR dengan trafo step up 20 Kv dan


juga untuk memutuskan jaringan TR dengan trafo step up 20 Kv.Ohm sakelar bekerja
pada rating tegangan 220 V – 380 V dengan arus 63 A – 100 A. Ohm sakelar Bekerja
secara manual atau manusia secara langsung mengoperasikan nya. Jadi jika tejadi
gangguan baik dari internal maupun external, maka alat ini tidak bisa menjadi
pengaman seperti MCB atau MCCB yang akan trip untuk mengatasi gangguan
tersebut.

(Sumber : Materi Diklat Sistem Pemakaian PS Gardu Induk - PLN Coorporate


University)
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini
berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan
sumber tegangan listrik lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering
juga disebut dengan Automatic COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini
berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan
sumber energy listrik utama/PLN. Saya tidak paham kenapa alat ini dinamakan
demikian karena menilik dari namanya AMF samasekali tidak menunjukkan
fungsinya secara tepat, itu menurut saya.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat
yang berfungsi menylakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan
oleh AMF) dan menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap
beban (dilakukan Oleh ATS). Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian
relai yang terdiri dari beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing.
Antra lain;

1. Relai detector Sumber daya Utama.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama
(hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di
proses pada tahap selanjutnya.
2. Relai detector Daya Genset
Relai detector ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi
tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di
proses pada tahap selanjutnya.

3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.


Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama
dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan menyalakan
mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN telah menyala kembali, maka
genset akan dimatikan secara automatis. Blok ini juga bekerja sama dengan blok
ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS sudah menghubungkan beban dengan
sumber utama/PLN .
4. Blok ATS/COS
Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama
dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus
menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset hanya
saat yang tepat.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.11 Panel Automatic COS (Change Over Switch)/Ohm saklar

Panel ATS / AMF konvensional


Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa
timer sehingga memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya.
Selain itu, panel konvensional akan terdapat banyak sambungan kabel kabel sehingga
sangat menyulitkan dalam perbaikan jika terjadi kerusakan pada salah satu
komponen.
Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi
dengan sensor sensor kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan mesin
jika terjadi gejala kerusakan. Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi dengan sensor
sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya, namun akan sangat banyak sekali relai dan
pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya kelebihan panel ATS/AMF
konvensional adalah harganya yang relative murah.
Panel ATS/AMF digital
Merupakan produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh
lebih baik dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya maksud

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

adalah fitur fitur yang berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi mesin selalu
berada dalam keadaan yang baik sehingga kemungkinan mesin mengalami rusak
parah dapat dihindari. Jika dengan panel konfensional mesin tidak akan mati saat
terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah lain, kecuali setelah menekan tombol
emergency, namun tidak dengan panel digital. Sehingga dengan panel ATS /AMF
digital diharapkan gejala kerusakan awal dapat ditangani dengan tepat sebelum
kerusakan yang lebih besar benar benar terjadi.
Kemudahan lainnya adalah fitur antarmuka pada panel digital sangat
membantu kita untuk memasukkan parameter parameter kontrol dan disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna. Dengan segala fitur dan kelebihan panel digital ini
maka wajar saja jika pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.Diluar dua
macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada kenyataannya ada satu jenis
panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu panel ATS/AMF yang dibangun
dengan tulang punggung sebuah PLC ataupun Smart Relay (versi sederhana dari
PLC).
ATS/AMF dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan
para produsen karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel serta
ruang yang terpakai, namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat terbatas dan
hampir sama dengan panel konfensional. Disinilah banyak konsumen yang 'kecele'
karena mendengar kalimat “panel ATS/AMF dengan PLC/Smart relay” padahal fitur
yang ditawarkan dan fungsi yang dapat dilakukan panel tersebut tidak jauh beda
dengan panel konvensional (berbasis rele).

3. Standar Kompetensi

 Kompetensi Utama

Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari panel pemakaian sendiri (PS) dan
Panel Automatic COS (Change Over Switch)/Ohm saklar.

 Kompetensi pendukung

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

- Mahasiswa dapat memahami prinsip pengoperasian kerja dari panel


pemakaian sendiri (PS) dan Panel Automatic COS (Change Over
Switch)/Ohm saklar.
- Mahasiswa dapat membuat rangkaian penginstalasian dari panel pemakaian
sendiri (PS) dan Panel Automatic COS (Change Over Switch)/Ohm saklar.
- Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen yang digunakan pada proses
perancangan dari panel pemakaian sendiri (PS) dan Panel Automatic COS
(Change Over Switch)/Ohm saklar.

4. Gambar Kerja/ Praktek

PLN

TM AWAL
INTERLOCK
MCB MCB PANEL COS

k1 k2

TRAFO
STPE-UP
20 KV
DS CB DS
Gambar 2.12 Rangkaian pengoperasian dari OHM saklar

ES

SWICTHGEAR
20 KV

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Gambar 2.13 Rangkaian panel pemakaian sendiri (PS)

4. Material Yang Digunakan

Nama Bahan Jumlah Keterangan


Lampu Indicator 6 Buah Baik
Kontaktor 6 Buah Baik
Mcb 1 Fasa 3 Buah Baik
Mcb 3 Fasa 3 Buah Baik
Cotact Auxiliry 4 Buah Baik
ON-delay 3 Buah Sedikit Kerusakan
Push Button(ON) 1 Buah Baik
Push Button(OFF) 1 Buah Baik
TOR 3 Buah Sedikit Kerusakan
Selector Switch 1 Buah Baik
Terminal 15 Buah Baik
Sekrup Secukupnya Baik
Kabel Serabut NYAF 10 Meter Baik
Fasa (Merah)
Kabel Serabut NYAF 9 Meter Baik
Fasa (Kuning)
Kabel Serabut NYAF 9 Meter Baik
RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Fasa (Hitam)

Kabel Serabut NYAF 3 Meter Baik


Ground (Hijau strip
kuning)
Kabel Serabut NYAF 5 Meter Baik
Netral (Biru)
Cablety Secukupnya Baik
Isolasi 1 Buah Baik
Rel Busbar Secukupnya Baik
Besi G 60 Cm Baik

6. Peralatan Kerja

Nama Alat Jumlah Keterangan


Obeng Plus 3 Buah Baik
Obeng Minus 3 Buah Baik
Tang Kombinasi 1 Buah Baik
Tang Potong 1 Buah Baik
Tang pengupas 1 Buah Baik
Gergaji Besi 1 Buah Baik
Bor tangan 1 Buah Baik
Multimeter 1 Buah Baik

7. Diskripsi Kerja
 Panel Pemakaian Sendiri

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Panel PS aalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur serta mengendalikan


beban listrik dibengkel listrik yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.
Setiap motor listrik yang berbeban besar diindustri selalu dilengapi dengan panel
control listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor listrik dapat
dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat penghubung sebagai
penghubung dan pengatur.

 Panel Automatic COS (Change Over Switch)/ATS

Cara kerja dari rangkaian kontrol panel genset ATS, dalam kondisi suplay
PLN atau utama yang bekerja biasanya kontraktor PLN. Di mana kontraktor PLN
bekerja jika arus listrik akan mengalir lewat MCB PLN. Bila terjadi pemadaman
secara otomatis oleh PLN maka rangkaian pun tak akan aktif, rangkaian ini pun siap
menunggu sampai listrik PLN menyala lagi, dengan begitu suplai generator set pun
masuk kembali. Bila yang masuk merupakan listrik generator dengan begitu
rangkaian secara otomatis melakukan suplai listrik pada generator menuju beban
dengan otomatis lewat kontak NC Relay, Kontak NC kontraktor PLN, dan MCB
GNS untuk dapat mengaktifkan kontraktor pada GNS.

Lalu, bila sumber listrik dari PLN menyala kembali, dengan begitu rangkaian
pun secara otomatis akan memutus sumber aliran listrik pada generator, lewat
pengaktifan bagian kotak relay. Di saat yang bersamaan, kontak pada NO Timer atau
Normally Open Timer menunggu agar bisa terhubung sesuai pengaturan waktu.
Dengan begitu mengalirkan sumber arus listrik menuju kontraktor PLN. Di mana
lewat masuknya aliran listrik di PLN sehingga semua coil pun pada kondisi yang
tidak aktif. Dengan begitu rangkaian aman serta boleh dirakit. Untuk merakit panel
ATS ini memerlukan box panel, timer atau on delay, MCB, socket relay, socket
timer, kabel, kabel ties, terminal konektor, kontraktor dan juga lampu indikator.

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan di mana generator berperan


begitu vital untuk menyediakan segala keperluan sumber daya secara alternatif.
RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

Panel-panel utama yang terdapat pada generator set memberikan fungsi yang
berbeda-beda demi menunjang kinerja dari generator listrik itu sendiri. Seperti halnya
fungsi dan prinsip kerja pada sistem kontrol panel ATS yang terdapat pada genset
sebagai pengontrol sumber aliran listrik.

Generator set atau disingkat Genset merupakan seperangkat pembangkit


tenaga listrik yang merupakan gabungan antara mesin penggerak yang berupa mesin
diesel sebagai penggerak mula dan generator sebagai mesin yang yang mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada umumnya generator yang digunakan
adalah jenis generator sinkron.

Genset biasanya dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik pada daerah-


daerah atau lokasi yang belum terjangkau oleh suplai listrik PLN, selain itu genset
banyak dimanfatkan sebagai sumber daya darurat (catu daya darurat) ketika PLN atau
sumber utama daya listrik mengalami pemadaman.
Pengertian dan definsi Genset darurat
Menurut PUIL 2000 (Pasal 8.21.1.1) adalah :”Keadaan darurat adalah
keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki yang membahayakan keselamatan
manusia, bahaya kebakaran dan keamanan bangunan serta isinya, yang ditimbulkan
karena penyediaan listrik utama terganggu. Penerangan darurat biasanya dipasang di
gedung-gedung umum yang banyak dikunjungi orang seperti hotel, pasar, toserba,
gedung pertunjukan, tempat ibadah, gelanggang olah raga, rumah sakit dan gedung
lain yang sejenisnya. Genset darurat dapat menyediakan daya untuk beberapa
keperluan seperti pendingin, pelayanan alat bantu mekanis, ventilasi jika penting
untuk keselamatan jiwa, penerangan dan tenaga untuk kamar operasi di rumah sakit,
sistem alarm kebakaran, proses industri yang bila aliran listrik terputus dapat
menyebabkan bahaya yang serius, komunikasi dan hal yang sejenisnya”.
7. Diskripsi Kerja
A. Menentukan Tata-Letak PANEL PS dan OHM SAKLAR :
a. Melakukan / memastikan panel dalam kondisi stanby.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

b. Menentukan tata-letak dan ukuran penampang kabel ; sisi input dan out-put kabel
masukan.
c. Menentukan single-line diagram dan bagian-bagian peralatan yang digunakan.
d. Menentukan urutan fasa dan warna kabel.
e. Menentukan/menghitung KHA kabel yang akan digunakan.
f. Pengawatan/penyambungan kabel pada terminalnya sesuai urutan fasa.
g. Memasang warna isolasi skun kabel sesuai urutan fasa.
h. Pengawatan/penyambungan kabel pada terminalnya sesuai urutan fasa.

B. Mengindentifikasi PANEL PS dan OHM SAKLAR :


a. Mendata name-plate masing-masing peralatan.
b. Menentukan Dimensi peralatan dan Diagram Simbol yang digunakan.
c. Menggambar sistem hubungan masing-masing peralatan dan penandaannya.
d. Menentukan diagram rangkaian dan pengawatan sistem hubungannya.
e. Menentukan/mengukur jarak antar Fasa pada sis Input dan Out-put. Apakah
sudah memenuhi jarak yang ditentukan atau belum.
f. Menentukan diagram rangkaian dan pengawatan sistem hubungannya.
g. Menentukan diagram rangkaian dan pengawatan sistem Grounding.
h. Memastikan hubungan sistem pengetanahan peralatan.
i. Mengukur Nilai tahanan pengetanahannya.

8. Instruksi Manual Praktek


- Ohm saklar digunakan untuk menghubungkan jaringan TR dengan trafo step-
up 20 KV.
- Ohm saklar bekerja pada rating tegangan 220 V-380V dengan arus rating 63
A-100A.
- Pada ohm saklar bengkel listrik, untuk bagian input digunakan kabel jenis
NYY dan untuk kable keluaran digunakan penghantar jenis NYGY.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK

- Agar ohm saklar dapat dioperasikan , digunakan engkol yang bisa dilepas dan
sebagai tuas penghubung. Oleh karna itu penggunaan engkol ini disebut juga
dengan L bom sakelar 3 Fasa.
- Ohm saklar bekerja secara manual atau manusia secara langsung
mengoperasikannya, jika terjadi gangguan baik internal maupun eksternal
maka alat ini tidak menjadi pengaman seperti MCB atau MCCB yang akan
trip untuk mengatasi gangguan tersebut.
- Dilihat dari operasi kerja ohm saklar, Ohm saklar bekerja untuk memutuskan
an menghubungkan rangkaian TR dengan rangkaian selanjutnya (Trafo Step-
up) atau posisi 1 atau 0.

RANDI FHERDINAL
PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Anda mungkin juga menyukai