Anda di halaman 1dari 8

5

BAB 2

ANALISIS DAN PERANCANGAN

2. 1 Analisis

2.1.1 Perbedaan antara Modulasi AM dengan Modulasi FM

a. ) Modulasi AM

Dari banyak teknik modulasi, AM dan FM adalah modulasi yang

banyak diterapkan pada radio siaran. Keduanya dipakai karena

tekniknya relative lebih mudah dibandingkan dengan teknik – teknik lain,

dengan begitu rangkaian pemancar dan penerima radionya lebih

sederhana dan mudah dibuat sendiri. Di pemancar radio dengan teknik

AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah seiring dengan

perubahan sinyal informasi ( suara ) yang dimasukan. Frekuensi

gelombang carrier nya relative tetap. Setelah itu dipancarkan melalui

antena. Perancangan perangkat keras Modulator Amplitudo atau sering

disebut pemancar AM agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya,

langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuat

diagram blok dari sistem kerja perangkat keras Modulator AM

( Pemancar AM ) yang telah terbagi menjadi beberapa bagian blok

diantaranya :
6

M O D U L A TO R O U T
BALLANCED
MODULATOR MC
OSCILLATOR 1496

GND

SUMBER AUDIO

Gambar 2. 1 Skema Blok Modulator AM

b.) Modulasi FM

Di pemancar radio dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang

carrier akan berubah seiring perubahan sinyal suara atau informasi

lainnya. Amplitude gelombang carrier relative tetap, setelah dilakukan

penguatan daya sinyal ( agar bias dikirim dengan jarak yang jauh ),

gelombang yang telah tercampur tadi dipancarkan melalui antenna.

Seperti halnya gelombang termodulasi AM, gelombang ini pun akan

mengalami redaman oleh udara dan mendapat interferensi dari frekuensi

– frekuensi lain, noise, atau bentuk – bentuk gangguan lainnya. Tetapi

karena gangguan itu umumnya berbentuk variasi amplitude, kecil

kemungkinan dapat mempengaruhi informasi yang menumpang dalam

frekuensi gelombang carrier. Akibatnya, mutu informasi yang diterima

tetap baik, dan kualitas audio yang diterima juga lebih tinggi daripada
7

kualitas audio termodulasi dengan AM. Jadi informasi ( musik ) yang kita

dengarkan akan serupa dengan kualitas musik yang dikirim oleh stasiun

radio sehingga tidak salah bila stasiun – stasiun radio siaran lama ( yang

dulunya AM ) pindah ke teknik modulasi ini. Sementara stasiun – stasiun

radio baru juga langsung memilih FM.

2. 2 Perancangan

2.2.1 Perancangan dan Pembuatan PCB

Dalam pembuatan PCB sebaiknya dibuat dengan menggunakan

computer agar tidak terjadi kesalahan dalam perancangan dan

pembuatan PCB. Banyak yang harus diperhatikan dalam pembuatan

PCB, yaitu jalur – jalur dan penempatan tata letak dari pada komponen.

Untuk membuang tegangan yang tidak terpakai, usahakan jalur ground

dibuat lebih besar. Untuk menghindari oscillator agar tidak presisi oleh

induksi magnetic, maka usahakan tidak terlalu dekat dengan

transformator. Jika jalur – jalur komponen yang dibuat sudah selesai,

dan yakin tidak terjadi kesalahan maka langkah selanjutnya adalah

melarut PCB untuk membuang lapisan tembaga yang tidak terpakai

dengan menggunakan Ferry Chloride (FeCl3). Jika sudah selesai

melarut kemudian langkah selanjutnya adalah mengebor untuk

penempatan kaki – kaki komponen yang sudah ditentukan tadinya,

kemudian melakukan penyolderan.


8

2.2.2 Pemasangan Komponen

Untuk mencoba rangkaian pertama kita harus melakukan

pengujian gambar rangkaian tersebut dengan memasang komponen

pada PCB bolong, setelah itu kita rangkai seperti gambar rangkaian

yang sudah ditentukan, misalnya Modulator AM. Setelah semuanya

berjalan dengan baik, maka tahap berikutnya adalah pemasangan

komponen pada PCB yang sudah dibuat tadi. Untuk pemasangan

komponen terlebih dahulu kita harus tau karakteristik dari komponen

tersebut misalnya transistor, kita harus tau basis, emitter, dan

collectornya. Penyolderan komponen terlalu lama juga menyebabkan

komponen tersebut putus atau mati. Jika dalam rangkaian

menggunakan IC sebaiknya menggunakan socket agar terhindar dari

panasnya solder. Untuk melakukan penyolderan sebaiknya dilakukan

bertahap seperti menyolder komponen yang tahan panas terlebih dahulu

kemudian baru dilakukan penyolderan seperti IC dan Transistor.


9

2.3 Cara Kerja dari Rangkaian Modulator AM

2.3.1 Rangkaian Oscilator

Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat

membangun system komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator

yang dapat bekerja dengan sempurna. Pada system komunikasi,

oscilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal

pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal

pembawa dengan proses modulasi. Pada rangkaian oscillator ini kita

menggunakan oscillator kristal, dimana kristal disini dapat dipergunakan

untuk menggantikan seluruh rangkaian tank LC atau dapat pula untuk

menggantikan salah satu reaktans dalam sebuah rangkaian tank.

Rangkaian oscillator kristal mengilustrasikan metode itu. Oscillator kristal

seperti oscillator Clapp pada dasarnya merupakan oscillator Colpitt yang

inductornya di dalamnya digantikan oleh kristal. Energi apapun yang

diambil kembali dari rangkaian untuk menggerakan amplifier secara

berturut – turut merupakan ekivalen perusakan kristal itu, dan untuk

memperkecil efek pembebanan – nya harus digunakan rangkaian

penggandengan khusus. Dalam prakteknya sebuah rangkaian tank

parallel ditala pada frekuensi yang diinginkan ditempatkan didalam

rangkaian collector, dan tahap berikutnya adalah trafo yang dicopel

melalui tank ini. Impedans beban diberikan pada amplifier itu dengan
10

demikian dapat ditingkatkan sampai titik di mana tidak banyak

mempengaruhi kristal tersebut.

R3
+12V
R2 470 O hm
68K
RFC
C5
OUT
200pF
C1 Tr 1

C 373
200 pF
C3

K R I S TA L 100 pF

R1
15K R4
10K
L1
C4
C2 200 pF
200 pF
GND

Gambar 2. 2 Rangkaian Oscillator Kristal

2.3.2 Rangkaian Ballanced Modulator AM

Memodulasi artinya meregulasi atau menyesuaikan, dan dalam

konteks yang sekarang ini berarti mengatur parameter suatu gelombang

carrier frekuensi tinggi dengan sinyal informasi frekuensi yang lebih

rendah. Kebutuhan akan modulasi pertama timbul sehubungan dengan

transmisi radio dari sinyal informasi frekuensi yang relative rendah seperti

sinyal audio. Untuk transmisi yang efisien telah ditemukan bahwa dimensi

antenanya harus merupakan yang sama order besarnya seperti panjang


11

gelombang sinyal yang sedang ditransmisikan. Hubungan antara

frekuensi dan panjang gelombang untuk transmisi radio adalah =

, di mana c = m/s adalah kecepatan cahaya diruang bebas. Bagi

suatu sinyal frekuensi rendah yang tipikal dengan frekuensi 1KHz,

panjang gelombangnya akan berada pada order 300 km ( atau 188 mil),

yang jelas tidak praktis. Jika amplitudo sinyal informasi mem-variasi

amplitudo suatu gelombang carrier sinus, maka akan terbentuk sinyal

termodulasi amplitudo (AM-Amplitude Modulation). Variasi juga bisa

diberikan pada frekuensi atau phase sinyal carrier, yang

menghasilkan sinyal termodulasi frekuensi (FM) atau termodulasi

phase (PM). Semua metode untuk modulasi carrier sinusoidal

dikelompokkan sebagai modulasi gelombang kontinyu (Continuous

Wave modulation).

Fungsi dari carrier adjust pada Gambar 2.4 dibawah yaitu :

- Jika potensiometer tepat ditengah maka akan berfungsi sebagai AM

Double Side Band Supressed Carrier ( DSBSC ) yaitu output modulator

tanpa carrier.

- Sedangkan jika potensiometer berada pada putaran kiri atau kanan penuh

maka modulator berfungsi sebagai modulator AM standar Double Side

Band Full Carrier ( DSBFC ) yaitu output modulator harus ada carrier.
12

Gambar 2. 3 Contoh bentuk Gelombang Modulasi Amplitude

Gambar 2.4 Rangkaian Modulator AM

- Mengacu pada gambar 2.4 di atas melakukan pengukuran atau

kenyataan penguatan yang terjadi yaitu dapat dilakukan dengan

menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Rumus :

- Mengacu pada gambar 2.4 di atas yaitu melakukan perhitungan

penguatan optimal input amplitude dapat dilakukan dengan perhitungan

sebagai berikut :

Vpp carrier out = 2,8 bag pada 50mv/div =

Vpp carrier in = 1.8 bag pada 50mv/div =

Rumus :

Anda mungkin juga menyukai