A. Pendahuluan
Untuk membangun sebuah pemancar radio yang bekerja dengan frekuensi tertentu dan stabil
sebuah Phase Locked Loop (PLL) adalah hal yang mutlak. Sebenarnya kita bisa saja membuat
pemancar FM Stereo lengkap hanya dengan menggunakan Modulator Mobil yang biasa dipakai
untuk mendengarkan musik/audio dari media digital seperti MMC atau USB Flashdisk dan lain-
lain didalam mobil yang hanya dilengkapi Radio Tape. Namun disini diutamakan pemahaman
kerja rangkaian, jadi coba kita membangun pemancar FM dengan komponen diskret sehingga kita
benar-benar memahami kerja rangkaian. Untuk Anda yang tidak punya latar belakang elektronik
atau mau yang simple silakan tinggalkan blog ini.
C. Cara Kerja
Transistor C9018 dan sekitarnya membentuk osilator 8 MHz yang dipakai sebagai frekuensi
referensi dari PLL ini. Signal 8 Mhz dari osilator ini diumpankan ke pembagi 8 LB3500 dan
komponen pendukung disekitarnya sehingga menghasilkan output 1 Mhz. Selanjutnya signal 1
MHz di bagi 256 oleh CD4040 sehingga didapat frekuensi 3.90625 KHz yang kemudian dibagi 10
oleh CD4017 sehingga dihasilkan frekuensi referensi:
fr=390.625Hz.
Frekuensi ini sudah compatible dengan IC CMOS yang dipakai di rancangan ini sehingga
diharapkan rangkaian akan bekerja di seluruh VHF Band 30-300 MHz atau setidaknya di rentang
frekuensi 60-150 Mhz jika tidak didapat komponen yang berkualitas.
Frekuensi masukan berasal dari Voltage Controlled Oscilator (VCO) pemancar yang akan
dikendalikan dengan PLL ini. Dalam rancangan ini dipilih frekuensi langkah 100 KHz (ditulis
100K/div) sehingga kita harus membagi frekuensi ini sampai didapat:
fs=fr=390.625
Jadi diperlukan pembagi 256 yang dibangun oleh oleh 2 buah LB3500 dan 1 CD4040 beserta
komponen pendukungnya.
3. Pembagi frekuensi
Karena dikehendaki frekuensi kerja pemancar yang variabel jadi diperlukan pensintesa frekuensi
yang berupa pembagi frekuensi 4 digit berturut-turut untuk 100KHz, 1MHz, 10MHz dan 100Mhz
yang dibangun oleh 4 buah pencacah CD4017 didukung 4 AND GATE yang terdapat dalam 1 chip
CD4081 untuk mereset pencacah CD4017 saat sudah membagi frekuensi sesuai posisi selektor.
Contoh untuk frekuensi kerja 107.7Mhz maka posisi selektor beturut-turut pada 7,7,0,1.
4. PLL
Signal dari frekuensi referensi maupun pembagi frekuensi diumpankan ke Phase Comparator
Input dari PLL CD4046. Keluaran PLL perlu diratakan dengan Low Pass Filter (LPF) yang
dibangun oleh 3 buah resistor 5K6 dan 3 kapasitor. Selanjutkan dipakai sebagai tegangan kendali
untuk VCO yang akan dibahas pada posting tentang FM Transmitter.
Demikian Posting tentang PLL dan akan dilanjutkan dengan postingan selanjutnya sehingga akan
dapat dibangun pemancar FM Stereo berkualitas tinggi untuk keperluan pendidikan ataupun untuk
stasiun radio komunitas. Sekali lagi hanya untuk Anda yang mau besusah payah dan menghargai
hasil karya sendiri.
Sebelumnya saya ingatkan blog ini untuk Anda yang ingin belajar membuat dan memahami
pemancar FM karena rancangan diblog ini bukan rancangan praktis dan mudah untuk dibangun
oleh Anda yang mau praktis. Semua rancangan di Blog ini kompatibel satu dengan yang lain.
Pemancar ini dirancang dengan Bandwidth hanya 1 Mhz karena itu tiap tahap disertakan rangkaian
penyesuai impedansi, jadi tiap merubah frekuensi kerja Anda juga harus menyesuaikan atau
mentrim ulang kapasitor variabelnya. Alasan dipilih sistem ini agar dihasilkan pemancar yang
efisien dan tidak melebar spektrum frekuensinya yang bisa mengganggu stasiun/kanal
disekitarnya.
Osilator merupakan osilator Colpitt yang dibangun oleh sebuab transistor C2026 dan komponen
disekitarnya. Sebuah dioda varaktor disertakan agar frekuensi bisa dikendalikan tegangan DC dari
PLL dan bisa dimodulasi oleh isyarat masukan. Keluaran osilator ini masih berimpedansi tinggi
sehingga perlu diumpankan ke tingkat penyangga atau Buffer yang dibangun oleh C2026 kedua.
Keluaran tingkat penyangga ini dibagi dua, satu ke tingkat penguat kelas C dan satu lagi untuk
masukan PLL.
2. Penguat RF kelas C
Penguat kelas C terdiri dari 4 tingkat yang masing-masing harus disesuaikan atau di-tune untuk
mencapai kesepadanan impedansi sehingga dihasilkan daya dan efisiensi maksimal.
Keluaran C1946 masih dibawah 50 Ohm jadi jika akan diumpankan ke antena atau tingkat Booster
yang berimpedansi 50 Ohm diperlukan penyesuai impedansi yang dibangun oleh L6 dan L7 serta
3 kapasitor trimer. LPF bisa juga disertakan jika langsung diumpankan ke antena.
Saat dirakit tahun 2003 saya belum punya komputer apalagi scanner jadi layout PCB tidak di-scan
tapi bisa terlihat di foto ini atau Anda bisa merancang layout sendiri.
Pemancar (Exiter) ini perlu ditambahkan Stereo Encoder, 15Khz LPF dan 75us Pre-Emphasis
pada masukannya yang akan saya posting berikutnya dan semuanya asli saya gambar dan rancang
sendiri bukan dari Copy Paste dari situs internet, tentunya dengan referensi buku-buku elekronik
di Kampus IST "Akprind" Yogyakata dan majalah elekronik ternama terbitan Elex Media
Komputido, Panjebar Semangat dll, serta Datasheet Database.
Disini akan saya coba ketengahkan FM MPX menggunakan Balance Modulator. Seperti
rancangan lain di Blog ini, rancangan Enkoder FM Stereo ini juga tidak mudah untuk dibangun,
hanya untuk Anda yang ingin memahami cara kerja rangkaian. Dari semua rangkaian pemancar
FM dalam Blog ini Stereo Encoder-lah yang paling rumit dan perlu ketelitian pada penepatannya.
1. Matrix
Matrix merupakan rangkaian Penjumlah (Adder/Sum) dan Selisih ( Subtract / Difference ) yang
dibangun oleh dua Op-Amp dalam satu chip TL072 dan komponen disekitarnya dilengkapi dengan
dengan dua buah resistor variabel untuk mengatur keseimbangan rangkaian yang diberi label L+R
untuk penjumlah dan L-R untuk selisih. Dua buah resistor variabel lain untuk mengatur level yang
diberi label SUM untuk penjumlah dan DIF untuk selisih.
Subcarier 38KHz pada rancangan ini dihasilkan dari kristal 76KHz yang didapatkan dari osilator
rekam tape recorder kuno. Bisa juga dengan kristal lain misal 456KHz (IF AM) dengan
menambahkan pembagi 6 dengan CD4017 sehingga didapat frekuensi 76KHz. Osilator 76KHz
dibentuk oleh sebuah transistor C945 yang dirangkai sebagai osilator colpitt. Keluaran osilator ini
berupa gelombang sinus sehingga perlu dikonversi ke gelombang kotak supaya kompatibel atau
cocok dengan pembagi frekuensi di tingkat berikutnya. Tugas mengkonversi ini dilakukan oleh
transistor C945 kedua yang dirangkai overdrive sehingga menjadi clipper atau pemangkas.
Keluaran pemangkas ini diumpankan ke pencacah JK pertama CD4027 yang membagi dua
frekuensi 76 KHz menjadi 38 Khz yang akan dipakai sebagai subcarier. Frekuensi 38KHz ini
dibagi dua lagi oleh pencacah JK kedua CD4027 sehingga didapat frekuensi 19Khz yang akan
dipakai sebagai Pilot 19KHz dengan fasa yang sama dengan Subcarier 38KHz. Baik
Subcarier maupun Pilot masih berupa gelombang kotak yang penuh dengan harmonisa yang akan
memboroskan daya pemancar. Karena itu induktor LCA dan LPI dipakai untuk menala pada
frekuensi yang diinginkan dan menekan harmonisa. LCA dan LPI sekaligus bisa dipakai untuk
mengatur perbedaan fasa Subcarier dan Pilot jika diinginkan pelebaran efek stereo atau Surround.
3. Balance Modulator
MC1496 yang dipakai merupakan komponen utama Enkoder Stereo ini. Mudulator balans
membentuk Double Side Band Supressed Carier (DSBSC). Bagaimana IC ini bekerja bisa dilihat
pada Datasheet IC. Disini IC dirangkai untuk memodulasi Subcarier 38KHz pada pin 8 MC1496
dengan isyarat pemodulasi L-R yang diumpankan ke pin 1 MC1496. Beberapa resistor dan
kapasitor dipakai untuk bias dan kopling. Terlihat resistor variabel yang berlabel BAL untuk
mengatur agar dicapai penekanan maksimal subcarier 38KHz. .
4. Mixer
Mixer dibangun dengan Op-Amp TL072 berfungsi untuk mencampur sinyal L+R, Balance
Modulator dan Pilot. Satu resistor variabel PIL dipakai untuk mengatur level sinyal Pilot sekitar
100mVpeak atau sekitar 10% dari seluruh sinyal MPX. Keluaran Mixer diumpankan langsung ke
masukan pemancar. Tidak boleh ada pemroses sinyal audio apapun setelahnya kecuali sebuah
potensio 20K untuk mengatur level output MPX.
C. Prosedur Penepatan/Adjustment
Pastikan semua komponen terpasang dengan benar dan beri catu daya 12V.
Atur L+R, L-R pada posisi tengah dan SUM, DIF pada posisi maks
Berikan isyarat 1KHz dari generator sinyal ke input L sebesar 1Vpeak
Pasang probe osiloskop pada kaki tengah SUM dan atur L-R dan baca tegangan atur L+R
sehingga didapat tegangan 1Vpeak seperti pada gambar berikut:
waveform 1
Pindah isyarat 1KHz ke input R seharusnya diperoleh pembacaan osiloskop yang identik.
Jika tidak ulangi langkah sebelumnya.
Hubungkan input L dan R amplitudo akan menjadi sekitar 2 kali, atur SUM sehingga
amplitudo kembali ke 1 Volt.
Pindah probe osiloskop ke kaki tengah DIF atur L-R sampai amplitudo nol/tidak terbaca.
Sekarang lepaskan salah satu input. Atur DIF sehingga diperoleh amplitudo 1V identik
dengan waveform 1 ulangi dengan kanal input yang lain, pastikan bentuk gelombang dan
amplitudo tetap.
Lepaskan input.
Pindah probe osiloskop ke titik temu C 3n3 ; C 47n dan R 1K dekat LCA, atur LCA
sehingga didapat amplitudo maksimal seperti waveform 2 frekuensi 38 KHz.
waveform 2
Pindah probe osiloskop ke kaki tengah PIL atur LPI untuk mendapat amplitudo maks dan
atur PIL sehingga amplitudo sekitar 100mV seperti waveform 3 frekuensi 19KHz.
waveform 3
waveform 4
Lepaskan semua alat ukur dan catu daya lalu umpankan keluaran Enkoder Stereo ke
masukan pemancar melewati potensio meter atau langsung saja.
Nyalakan power supply dan berikan masukan musik karaoke dengarkan di radio atau
ponsel radio stereo dan Anda akan mendengarkan pemisahan yang bagus setara dengan
radio komersial. Tidak akan tedengar kebocoran suara penyanyi ke kanal musik karena
Enkoder ini jika penepatannya benar mempunyai Stereo Separation standar radio
komersial lebih dari 50dB. Test juga juga dengan memberi masukan hanya di satu kanal.
Stereo Encoder ini dirancang dengan acuan rancangan William Graff yang pernah dimuat di
majalah terbitan Elek Media Komputindo tahun 90-an edisinya lupa karena saya hanya membaca
di perpustakaan IST "Akprind" Yogyakarta saat masih kuliah dan hanya mencatatnya di otak. Jadi
hanya prinsipnya saja yang sama.
Sampai disini kita sudah memiliki Pemancar FM Stereo namun suara yang dihasilkan terkesan
terlalu nge-bass kurang treble berbeda dengan musik aslinya. Karena semua penerima radio
menggunakan De-Emphasis maka perlu di tambahkan Pre-Emphasis di masukan Enkoder Stereo
ini. LPF 15Khz juga perlu ditambahkan untuk membatasi frekuensi diatas 15KHz masuk dan
diproses. Karena frekuensi diatas 15KHz praktis susah diterima telinga dan menganggu spektrum
sinyal MPX ini.
75us Pre-Emphasis dan LPF 15KHz
A. Pendahuluan
Pre-Emphasis adalah suatu cara meningkatkan S/N Ratio, pada transmisi FM ada dua standar 75us
dan 50us. Rancangan ini menggunakan standar 75us yang menaikan isyarat frekuensi mulai sekitar
3KHz dengan kemiringan 3dB/Oktaf. Sedangkan LPF dirancang mempunyai Cut-Off Frequency
15KHz dengan slope/kemiringan -24dB/Oktaf.
C. Cara Kerja
1. Pre-Emphasis
Pre-Emphasis dibangun oleh TL 072( Dual Op-Amp). Fungsi Pre-Emphasis sebenarnya dibangun
oleh R 10k, C 8n2 dan R 3K9. Op-Amp pertama dikonfigurasi sebagai penyangga (buffer)
sekaligus memberi tegangan panjar/bias DC ke semua Op-Amp yang terkopel DC (tanpa kapasitor
kopling) sehingga rangkaian berada pada Operating Point yang sesuai, yaitu setengah tegangan
catu daya. Op-Amp kedua dipakai sebagai penguat yang mengembalikan taraf/level isyarat yang
menurun di tahap Pre-Emphasis.
2. LPF 15 Khz
Empat Op-Amp sisanya (TL074) masing-masing membentuk Butterworth LPF orde 2 dengan
kemiringan 6dB/oktaf sehingga total keseluruhan mempunyai kemiringan 24dB/oktaf.
Rangkaian ini dipasang sebelum Enkoder Stereo yang telah dibahas sebelumya sehingga kualitas
suara sudah Hi-Fi karena sudah sangat dekat dengan suara asli.
Lengkap sudah pembahasan tentang" Belajar membuat sendiri Pemancar FM berkualitas". Masih
ada rancangan pendukung lain seperti Switching Power Supply, Antenna Halo dan Booster 75Watt
namun karena belum diuji kualitas dan kehandalannya belum saya posting. Ada kekuranganya
mohon koreksi, saran dan kritiknya. Terima kasih.