BLOK PENERIMA FM
2. ALAT DAN BAHAN
1. Trainer Penerima AM
2. Osiloskop
3. RFG
4. Multimeter
5. Toolset
6. Kabel listrik
3. TEORI PENDUKUNG
1. Encoder
Bagian ini merupakan tahap awal masukan yang berasal dari audio-prosessor dan
hanya ada pada sistem pemancar FM stereo. Pada sistem pemancar mono bagian ini tidak
ada. Encoder mengubah sinyal perbedaan L dan R menjadi sinyal komposit 38 kHz
termodulasi DSBSC. Lebih jelasnya silahkan baca artikel saya mengenai Sistem Pemancar
FM Stereo.
2. Modulator FM/PM
3. Osilator
Membangkitkan getaran frekuensi tinggi sesuai dengan frekuensi lingkar tala dari
generator tala yang pada umumnya menggunakan resonator paralel berupa LC jajar. Nilai C
dibangun sebagian atau keseluruhan menggunakan varaktor deoda yang ada pada bagian
modulator (untuk tipe modulator dengan varaktor). Pada FM komersial, frekuensi kerja
osilator mulai 87,50 MHz s/d 108,50 MHz untuk FM II dan 75,50 MHz s/d 96,50 MHz untuk
FM I.
4. Buffer (Penyangga)
Penyangga (buffer) berfungsi menguatkan arus sinyal keluaran dari osilator. Sebuah
penyangga identik dengan rangkaian dengan impedansi masukan tinggi dan impedansi
keluaran rendah sehingga sering digunakan emitor follower pada tahap ini.
5. Driver (Kemudi)
Rangkaian driver berfungsi mengatur penguatan daya (tegangan dan arus) sinyal FM
dari penyangga sebelum menuju ke bagian penguat akhir. Pada sistem pemancar FM sering
digunakan penguat kelas A untuk menjamin linieritas sinyal keluaran. Mengingat efisiensi
penguat kelas A yang rendah (hanya sekitar 30%), maka perlu beberapa tingkatan driver
sebelum penguat akhir (final amplifier). Pada tahap driver, penggunaan tapis -lolos-bawah
sangat dianjurkan untuk menekan frekuensi harmonisa.
Bagian penguat akhir merupakan unit rangkaian penguat daya RF efisiensi tinggi, untuk itu
sering dan hampir selalu digunakan penguat daya RF tertala kelas C karena menawarkan
efisiensi daya hingga “100%”. Bagian akhir dari penguat akhir mutlak dipasang filter untuk
menekan harmonisa frekuensi.
7. Antena
Catu daya harus mempu mensuplay kebutuhan daya listrik mulai dari tingkat
modulator – osilator sampai tingkat penguat akhir daya RF. Pemasangan shelding pada blok
pen-catu daya merupakan hal penting untuk sistem pemancar FM, selain itu pemakaian filter
galvanis sangat dianjurkan untuk menekan sinyal gangguan pada rangkaian jala-jala dan
sebaliknya.
Dalam sebuah blok diagram pemancar FM stereo seperti gambar di atas, untuk dapat
bekerja dengan baik, diperlukan penalaan rangkaian. Dalam sistem pemancar FM modern,
tingkat encoder sampai dengan driver telah tersedia dalam bentuk modul yang dikenal dengan
istilah Excitter FM Stereo. Pada modul semacam itu tidak diperlukan penalaan rangkaian
secara manual karena rangkaian tala sudah dirancang sedemikian rupa untuk dapat bekerja
pada bidang yang lebar, sehingga penalaan hanya dilakukan pada bagian input dan output
penguat akhir daya RF.
Fungsi masing masing blok Penerima FM :
1. Melengkapi peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan ,memeriksa terlebih
dahulu peralatan dan memastikan dalam keadaan bekerja.
2. Merakit dan menginstalasi trainer penerima FM dengan benar.
3. Mencari salah satu siaran yang paling bersih.
4. Melakukan pengukuran pada keluaran dari bagian tuner yang akan menghasilkan IF
sebesar 10,7 KHz dan menggambarkan bentuk sinyal dan mencatat pada table.
5. Melakukan pengukuran pada bagian keluaran IF Amplifier, membandingkan sinyal
keluaran sinyal yang masuk pada bagian ini.Apa yang diperkuatkan dan berapa
penguatan pada bagian ini.
6. Pada bagian FM Demodulator terjadi pemisahan antara sinyal carrier dengan sinyal
informasi lakukan pengamatan dan gambarkan bentuk dari keluaran rangkaian ini
7. Pada bagian terakhir melakukan pengukuran pada bagian audio, brerapa kali
penguatan yang dilakukan pada bagian ini? Dan menggambarkan bentuk sinyal
outputnya.
5. HASIL PRAKTIKUM
1. Langkah kerja 4 :menentukan bentuk sinyal, pada keluaran tuner
Ket :
chanel =1
Vpp = 47,2 mV
Periode = 96. 00 ns
Mean = 0.80 ml
Frekuensi = 10,42 MHz
Jawab :
2. Apa fungsi rangkaian AFC pada penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya?
Jawab :
Automatic Frequency Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan
sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang
diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah
reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya, sehingga
cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Band
Pass IF atau berfungsi untuk mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan
karena ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan penerimaan
frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu belum ditemukannya cara untuk membuat LC
osilator yang bekerja pada daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan
ekonomis.
3. Kenapa pada penerima FM kualitas audio lebih bagus dibandingkan dengan penerima
AM?
Jawab:
Di antaranya adalah bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth(lebar pita) yang lebih
besar, dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka FM memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya:
Saluran siaran FM memiliki lebar pita yang lebih banyak dari saluran siaran
AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sidebandnonlinear yang lebih kompleks
dengan adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang
lebih lebar dibanding distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband
dalam sistem AM.
3. Fidelitas Tinggi
4. Transmisi Stereo
4. Jika Δf pemancar FM sebesar 200 KHz, tentukan banyaknya kanal siaran dari stasiun
pemancar pada spectrum frekuensi FM?
7. KESIMPULAN
Setelah berapa artikel sebelumnya juga di bahas tentang Cara Kerja Radio
Antena
Penguat RF
berfungsi untuk menguatkan daya RF(frekuensi tinggi) yang berisi informasi sebagai hasil
modulasi pemancar asal.setelah diperkuat ,getaran RF di catukan ke mixer(pencampur).
Pencampur ( mixer )
Penguat IF
Penguat AF
Disearahkan dan diteruskan ke penguat AF yang sudah dilengkapi dengan pengeras suara.
Pengeras suara berfungsi untuk mengubah getaran listrik berfrekuensi IF menjadi getaran
suara ysng dapat di dengar oleh telinga manusia
Penerima radio FM
Antena
Penguat RF
Oscillator local
Mixer
Limitter
Detektor
Deemphasis
Automatic Frecuency Contro ( AFC )
Penguat Audio
Antenna
Penguat RF
Osilator local,
Berfungsi untuk membangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal
(output penguat RF),yang seterusnya dicatukan ke mixer.
Mixer (pencampur)
Berperan untuk mencampur kedua frekuensi yang dicatukan kepada penguat RF dan osilator
local, yang hasilnya adalah frekuensi IF .
Limiter(pembatas)
Berfungsi untuk meredam amplitude gelombang yangsudah termodulasi (dari pemancar) agar
terbentuk sinyal FM murni (ber-amplitudo rata).
Detector FM
Merupakan blok penting dalam suatu penerima, karena berfungsi sebagai alat pendeteksi
perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi frekuensi sinyal informasi (audio).
De-emphasis
Berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi)yang berasal dari
pemancar.
Penguat audio
Berfungsi untuk memperkuat frekuensi audio agar dapat didengar pada pengeras suara.
Pada penerima FM Stereo terdapat blok decoder stereo yang berfungsi untuk memproses
sinyal stereo. Jika ada sinyal mono yang melewati decoder tersebut maka sinyal tersebut
tidak akan terproses
ARTI DEFINISI PENGERTIAN
PENGERTIAN PEMANCAR
PENGERTIAN PEMANCAR – Dalam sistem komunikasi, adalah bagian yang berfungsi
mengubah informasi menjadi bentuk yang sesuai (gelombang elektromagnet dengan panjang
tertentu) agar dapat dipancarkan. Pemancar kemudian menggabungkan sinyal yang dihasilkan
.dalam media pemancaran, antara lain kabel kawat, atau udara. Awam selalu mengaitkan istil
u pemancar dengan pemancar radio (broadcast) pada hal pemancar mencakup bidang yang
lebih luas termasuk di antaranya pemancar radio. Hampir semua perangkat elektronika
memiliki bagian yang disebut pemancar (transmitter), dan pasangannya vang dise but
penerima (receiver).
Contoh pemancar sederhana adalah mikrofon tele pon. Mikrofon mengubah gelombang
tekanan suara menjadi sinyal-sinyal listrik (bentuk yang sesuai un tuk dipancarkan), lalu
merangkai sinyal-sinyal itu menuju kabel penghubung (media pemancaran). pemancar lain
umumnya berbentuk lebih kompleks, bergantung sistem komunikasinya. Dilihat secara me-
nyeluruh, sistem komunikasi ada karena berguna untuk memindahkan berbagai bentuk
informasi dari satu tempat ke tempat lain. Informasi bisa berupa percakapan dalam pemancar
radio sampai bentuk “beep” suara sonar pencari lokasi yang bekerja pada kapai laut atau
kapal selam. Perangkat lain yang dilengkapi pemancar antara lain adalah radar, stasiun
komunika-si, pemancar televisi, penduga jarak, pengontrol jarak jauh (remote control), dan
radio komunikasi.
Advertisement
Pemancar Radio. Dalam pemancar radio, sebagai titik awal, pemancar mengubah suara
percakapan menjadi gelombang elektromagnetik dengan frekuensi lebih tinggi, yang lebih
mudah menyebar mencapai jarak sangat jauh. Pengubahan ini melewati salah satu dari tiga
bentuk, gelombang modulasi amplitudo, modulasi frekuensi, atau modulasi fasa. Lalu
intensitas sinyal yang sudah diubah itu, dilipatgandakan melalui proses penguatan. Sinyal
yang diperkuat ini dipancar-kan oleh antena ke udara, yang berfungsi sebagai media
penyebar.
Stasiun pemancar AM diizinkan memancarkan sinyal-sinyal radio telepon agar dapat diterima
masyarakat luas pada spektrum frekuensi radio atau band dari 535 sampai 1.605 kilohertz
(kHz). Setiap pemancar radio harus menetapkan frekuensi pembawa khusus, misalnya 1.150
kHz. Proses pemuatan gelom-bang informasi ke frekuensi pembawa disebut modulasi. Dalam
proses ini dihasilkan band-sisi, frekuensi yang berada di atas dan di bawah frekuensi
pembawa dengan lebar yang sama dengan frekuensi yang dimodulasi. Jadi saat sinyal
dipancarkan, seluruh informasinya berada di dalam band-sisi. Frekuensi pembawanya sendiri,
yang tidak dimodulasi, tidak membawa informasi.
pemancar FM adalah stasiun yang menggunakan modulasi frekuensi tfalam band pemancar
FM – antara 88 MHz sampai 108 MHz- dan diizinkan untuk menyebarkan emisi radiotelepon
kepada masyarakat luas. Frekuensi pembawa atau frekuensi pusat adalah frekuensi
gelombang yang memancar pada ketika ti-dak terdapat modulasi. Lebar band frekuensi kanal
pemancar FM adalah 200 KHz; inilah frekuensi pusatnya. Kanal pemancar FM berawal dari
88,1 MHz dan berlanjut naik tiap 200 KHz hingga 107,9 MHz.
Kemajuan teknologi yang begitu pesat terkadang kita tidak menyadari betapa banyak
pengetahuan bermanfaat yang ada di dalamnya, sebagai contoh sebuah pesawat yang kita
gunakan sehari-hari untuk ber komunikasi seperti HP, TV, RADIO dan lain-lain. Pernahkah
kita berpikir bagaimana proses pengiriman suara, gambar, musik yang dalam hanya hitungan
detik sudah bisa dinikmati dari jarak yang sangat jauh, tidak hanya dalam satu daerah tapi
juga luar daerah bahkan sampai keluar negeri.
Oleh karenanya marilah kita pelajari, sehingga kita tidak hanya sebagai pengguna saja, tetapi
kita juga sedikit tahu bagaimana proses itu terjadi.
Di dalam dunia radio kita kenal ada pesawat pemancar dan pesawat penerima. Adapun fungsi
pemancar adalah untuk menghasilkan sinyal informasi dan sinyal pembawa menjadi
gelombang radio, sedangkan fungsi penerima adalah untuk mengubah gelombang radio
menjadi sinyal informasi yang dapat kita dengarkan. Tahukah anda berapa banyak stasiun
pemancar yang ada di sekitar anda?
PEMANCAR RADIO
Pada dasarnya pesawat pemancar radio adalah merupakan rangkaian komponen elektronika
seperti: resistor, kondensator, transistor,trafo,ic, dan lain lain.(dipelajari lebih lanjut)
1. Bagian Input
Bagian input adalah tempat di mana sumber informasi akan di masukan seperti suara penyiar,
gitar, seruling ,piring ,gelas.mangkok yang dipukul, tape recorder,dan lain-lain.
Dan dibagian ini sumber informasi akan dirubah menjadi sinyal infomasi atau dirubah
menjadi getaran listrik suara
2.Bagian Penguat AF
Yaitu bagian yang akan menguatkan sinyal informasi dari bagian input
3.Bagian Modullator
Yaitu bagian yang mengolah sinyal informasi dengan frekuensi tinggi (sebagai sinyal
pembawa) yang dihasilkan oleh bagian Oscillator.
Pengolahan tersebut akan menghasilkan sinyal modulasi berupa gelombang radio atau
gelombang elektromagnetik (gelombang RF).
4. Bagian Oscilator
Frekuensi tinggi adalah frekuensi yang jumlah getar ranya di atas 2000 Hz (20 K.Hz)
sedangkan kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya yaitu 300 000 000 m/detik (300 000
Km/detik).
5.Bagian Bufer
Yaitu bagian yang berfungsi untuk menguatkan frekuensi yang dihasilkan oleh oscillator dan
selanjutnya diteruskan ke bagian modullator.
6, Bagian Penguat RF
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-pemancar/,
https://pakteo.wordpress.com/2010/02/09/pemancar-radio/,
http://elektronika-dasar.web.id/radio-penerima-fm-superheterodyne/,
http://1201926.blogspot.co.id/2014/05/blok-penerima-fm.html,
http://nuradioindonesia.blogspot.co.id/2013/02/cara-kerja-penerima-radio-berdasarkan.html
https://tauogibarru.files.wordpress.com/2012/07/vii-pemancar-dan-penerima-radio.pdf
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwjavJrBoaXQAhUjTI8KHfGSDhMQFggyMAM&url=http%3A%2F%2Fdos
en.narotama.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2012%2F12%2FModul-5-Sistem-
Modulasi-Frekuensi-.doc&usg=AFQjCNHmZT6p-c5ruyKZ6MTyHaHF-
JpDEg&sig2=vdOy6S_U8OPcOdvym1yncg&bvm=bv.138493631,d.c2I
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwjavJrBoaXQAhUjTI8KHfGSDhMQFghEMAU&url=http%3A%2F%2Frep
ository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F19142%2F4%2FChapter%2520II.pdf&us
g=AFQjCNFBH-
n5f_MKYYWVNRyYLu0hsElV7A&sig2=VOoprWmzXxW6N3XslUwpOQ&bvm=bv.1384
93631,d.c2I
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=
8&ved=0ahUKEwjq_82uoqXQAhWJtY8KHWdEDCs4ChAWCCEwAQ&url=http%3A%2F
%2Feprints.uny.ac.id%2F8067%2F4%2Fbab%25205%2520-
%252007502241028.pdf&usg=AFQjCNG-
Wt5QhrnZhwJu0DRf1g0kePOPOQ&sig2=xqu1DuvphHqKZprpRsWGYg&bvm=bv.138493
631,d.c2I
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=15&cad=rja&uact=
8&ved=0ahUKEwjq_82uoqXQAhWJtY8KHWdEDCs4ChAWCD8wBA&url=http%3A%2F
%2Feprints.undip.ac.id%2F25517%2F1%2FML2F005587.pdf&usg=AFQjCNFmKyXjAfaP
o9aseWDCAzrnuODNBA&sig2=xq_DnJUsKph2ZXuXd-5e1g&bvm=bv.138493631,d.c2I