Kegiatan Belajar 1
RANGKAIAN BLOK PENERIMA RADIO AMPLITUDO
MODULATION (AM)
1. Tujuan Pembelajaran
Menyebutkan nama masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM
langsung
Menyebutkan nama masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM
superheterodin
Menyebutkan fungsi
Superheterodin
2. Uraian Materi
2.1. RANGKAIAN BLOK PENERIMA RADIO AM
Gambar Blok Penerima langsung
H F
A M
A F
Gambar 1
Gambar
H F
Keterangan
Penguat frekuensi tinggi merupakan penguat
selektif, hanya frekuensi sinyal tertentu saja yang
dikuatkan.
Demodulator atau detektor, memisahkan sinyal
berfrekuensi rendah dari sinyal berfrekuensi tinggi
A M
A F
Teknik Radio
Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal suara
fe
f IF
IF
IF
A M
A F
fo
Gambar2
Gambar
Keterangan
Penala memilh sinyal radio dengan frekwensi yang
diinginkan
Osilator lokal membangkitkan getaran lokal , untuk MW kira-
Teknik Radio
penerimaan sama yaitu antara 455 kHz - 470 kHz
Penguat frekuensi antara ( IF ) menguatkan sinyal dengan
IF
frekuensi antara ( IF )
Demodulator atau detektor untuk mendapatkan
A M
sinyal
A F
Pada penerima radio superheterodyne , frekuensi sinyal yang diterima dubah kedalam
frekuensi yang lebih rendah yang disebut frekuensi antara ( IF =
Intermediate
Frequency ).
Frekuensi ini sama untuk semua sinyal yang diterima baik dari band MW , LW maupun
SW yaitu antara 455 kHz - 470 kHz
Penguatan utama dari sinyal yang diterima berada pada penguat frekuensi antara ,
frekuensi antara besarnya konstan sehingga hanya diperlukan satu penguat untuk
frekuensi IF.
Teknik Radio
Frekuensi Antara
Besarnya frekuensi antara IF = fo - fe
fo = Frekuensi osilator
fe = Frekuensi penerimaan
Contoh :
Berapa besar perubahan frekuensi osilator MW jika pemancar berfrekuensi 530 kHz 1300 kHz seharusnya diterima ?
Jawab 1. fo = 530 kH + 455 kHz = 985 kHz ; fo 2 = 1300 kHz + 455 kHz = 1755
kHz
Teknik Radio
3. Lembar Latihan / Evaluasi
a) Gambarkan blok penerima langsung radio AM ! serta sebutkan nama masingmasing blok
b) Gambar dibawah ini adalah rangkaian blok radio superheterodin sebutkan
nama masing-masing blok
c) Dari pertanyaan nomor dua sebutkan nama fungsi dari masing-masing blok
tersebut.
A nte n a
fe
f IF
IF
IF
A M
A F
fo
Teknik Radio
4. Lembar Jawaban
a) Gambarkan blok penerima langsung penerimaan radio AM ! serta sebutkan
nama masing-masing blok
Jawab :
A nte n a
H F
2
A F
A M
3
1 = Antena Penerima
2 = Penguat frekuensi tinggi
3 = Detektor AM
4 = Penguat frekuensi rendah ( suara )
5 = Loud Speaker
b) Gambar dibawah ini adalah rangkaian blok radio superheterodin sebutkan
nama masing-masing blok
Jawab :
A n te n a
fe
f IF
IF
f IF
A M
A F
fo
G
8
1 = Antena penerima
2 = Penala
3 = Pencampur ( Mixer )
4 = Pencampur frekuensi antara ( IF )
5 = Detektor AM
Blok Penerima Radio AM
Teknik Radio
6 = Penguat frekuensi rendah ( suara )
7 = Loud Speaker
8 = Osilator Lokal
c) Dari pertanyaan nomor dua sebutkan nama fungsi dari masing-masing blok
tersebut.
Gambar
Keterangan
Penala memilh sinyal radio yang diinginkan
A M
detektor
memisahkan
sinyal
A F
atau
frekuensi
rendah
menguatkan
sinyal
Kegiatan Belajar 2
RANGKAIAN BLOK PENERIMA RADIO FREQUENCY
MODULATION (FM)
1.
Tujuan Pembelajaran
Informasi
A nte na
R F
F
IF
fo
Gambar 3
FM
A F
Teknik Radio
Gambar Rangkaian Blok Penerima FM STEREO
H
A nte n a
RF
IF
FM
A F
K
s t e re o
coder
fo
A F
Gambar 4
Secara gambar rangkaian blok , penerima FM hampir sama dengan penerima AM ,
perbedaan berada pada frekuensi yang diterima yaitu antara 88 Mhz - 100 Mhz dan
frekuensi antara sebesar 10,7 Mhz serta cara demodulasinya serta bagian low pass
filter pada penerima mono dan pada mode stereo dilengkapi dengan stereo decoder
dan 2 power amplifier untuk sistem penerima FM stereo.
Bagian dari blok diatas adalah :
Gambar
Keterangan
Penala memilih sinyal yang diinginkan dengan cara membuat
suatu rangkaian resonator yang frekwensi resonansinya
dapat dirubah rubah (geser) daerah kerja penala ini
tergantung dari frekwensi yang kan diterima dan menurut
aturan internasional seperti misalnya untuk FM berada pada
daerah frekwensi antara 88 MHz. sampai dengan 108 MHz.
Osilator lokal membangkitkan gelombang listrik dengan
Teknik Radio
Pencampur, mencampur sinyal yang diterima ( dari penala )
setelah dikuatkan terlebih dahulu pada RF amplifier dengan
sinyal dari osilator output dari mixer ini mempunyai keluaran
yang komplek karena terdiri dari banyak frekwensi , namun
karena ditala pada frekwensi IF, sehingga diperoleh sinyal
dengan frekuensi antara ( IF ) yang paling besar . Frekuensi
antara untuk semua sinyal penerimaan sama yaitu 10,7 MHz.
namun adakalanya frekuensi antara ini tidak sebesar 10,7
MHz , misalnya pada peralatan komunikasi VHF dan UHF
menggunakan frekwensi antara yang lebih besar dari 10,7
MHz.
Penguat frekuensi antara ( IF ) menguatkan sinyal dengan
frekuensi antara ( IF ) frekwensi antara ini dikuatkan sampai
IF
FM
A F
Loud speaker
10
Teknik Radio
Loud spekaker mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara
s t e re o
coder
LP F
dimaksudkan agar antara penala dan osilator perubahan selalu sinkron pada osilator
frekwensi osilasi diset lebih tinggi 10,7 MHz dari resonansi rangkaian penala angka
10,7 tersebut adalah besarnya frekwensi antara.
Besarnya frekuensi antara IF = fo - fe
fo = Frekuensi osilator
fe = Frekuensi penerimaan
Contoh
Berapa besar perubahan frekuensi osilator FM pada daerah penerimaan 88 Mhz - 108
Mhz
11
Teknik Radio
Jawab
fol = 88 mHz + 10,7 Mhz = 98,7 kHz ; foh = 108 Mhz + 10,7 kHz = 118,7 MHz
12
Teknik Radio
3. Lembar Latihan
a) Gambar dibawah ini adalah rangkaian blok penerima radio FM mono sebutkan
masing masing blok dari penerima FM mono tersebut beserta fungsinya.
A nte n a
R F
IF
A F
FM
fo
b) Gambar dibawah ini adalah rangkaian blok penerima radio FM stereo sebutkan
masing masing blok dari penerima FM stereo tersebut beserta fungsinya.
H
A nte n a
R F
IF
FM
fo
A F
K
s t e re o
coder
H
A F
J
Teknik Radio
g) dapatkah penerima FM mono dirubah ke stereo ? langkah apa saja yang harus
dilakukan ?
h) Jika
penerima
terjadi ?
14
Teknik Radio
4. Lembar Jawaban
a) Gambarkan diagram blok penerima FM mono
A nte n a
R F
IF
FM
A F
fo
Antena
Penala
RF Amplifier
Mixer
IF Amplifier
FM
Demodulator
LPF
mono
15
Teknik Radio
H
Audio amplifier
Speaker
Osilator
frekwensi
A nte n a
R F
IF
FM
A F
K
s t e re o
coder
H
fo
A F
J
Antena
Penala
tersebut
C
RF Amplifier
Mixer
IF Amplifier
16
Teknik Radio
F
FM
Demodulator
Stereo
decoder
sinyal tersebut
atau
dikodekan . stereo
Audio amplifier
Speaker
Osilator
frekwensi
dari frekwensi
17
Teknik Radio
pemancar yang diterima
penerima
pada band MW yang bekerja pada 550 KHz. Sampai dengan 1800
KHz dengan frekwensi IF sebesar 455 KHz. Akan kesulitan jika frekwensi osilator
berada dibawah frekwensi pemancar.
f) Untuk membatasi
disaat penerima mono tersebut menerima pancaran stereo hanya sinyal L+R saja
(mono) yang dapat diterima , jika tidak ada LPF maka yang diterima dan yang
terdengar adalah sinyal multiplex
penerima mono.
g) dapat dengan menambahkan bagian bagian yang tidak ada dari blok penerima
stereo dan juga menambahkan satu lagi AF amplifier disamping juga speakernya.
Secara lengkap lepas bagian LPF nya dan tambahkan stereo decoder.
h) Penerima hanya akan mendapatkan sinyal L+R saja sehingga stereo decoder
tidak dapat menjalankan tugasnya karena tidak adanya sinyal MPX yang masuk
pada stereo decoder.
18
Teknik Radio
Kegiatan Belajar 3
OSILATOR
1. Tujuan Khusus Pembelajaran
Menerangkan terjadinya frekuensi antara
Menerangkan proses pencampuran dua frekuensi secara penjumlahan
Menentukan besar frekuensi osilator
2. Informasi
2.1. Osilator
Radio superheterodin memerlukan osilator untuk membangkitkan frekuensi antara.
Osilator ini dapat berdiri sendiri atau menyatu dengan pencampur.
fe
fIF
fe
fIF
G
Gambar 5
Untuk mencampur dengan sistim pengali (multikatip) menggunakan rangkaian osilator
yang tersendiri. Sedang pencampur dengan sistim penjumlah yang sederhana biasa
digunakan osilator yang menyatu.
19
Teknik Radio
+U B
3 . ..
12 pF
R 1
R 3
f
L1
K W
500pF
fe
10nF
S
L2
M W
C1
1 0 ..
40 pF
L3
LW
500 pF
50 0pF
T
6 ...
20 pF
IF
C 3
fo
25 0pF
S
300pF
L4
33pF
R 2
250pF
R 4
S e m u a s a k e la r S t e r g a n d e n g m e k a n is
Gambar 6
Gambar 6 memperlihatkan rangkaian pencampur dengan tansistor T yang sekaligus
sebagai osilator, pencampur ini disebut PENCAMPUR YANG BEROSILASI SENDIRI,
yang bekerja dengan dasar pencampur penjumlahan.
Untuk sinyal masukan, transistor T bekerja dalam rangkaian EMITOR BERSAMA, dan
titik kerjanya diatur oleh R1 dan R2. Melalui tap kumparan sinyal masukan sampai di
basis transistor . Tahanan masukan yang kecil melalui ini di transformasikan keatas
sehingga rangkaian resonator hanya sedikit diredam.
Kapasitor trimer digunakan untuk penyesuaian dengan band frekuensi. C1 dan L4 yang
beresonansi pada 460 kHz (f IF) untuk menghilangkan gangguan yang berasal dari
frekuensi antara.
Tegangan osilator sampai emitor T melalui C3.
Pencampuran dicapai pada dioda basis emitor , frekuensi osilator lebih tinggi dari
frekuensi masukan , sehingga tahanan arus bolak-balik pada masukan dapat
DIABAIKAN oleh sinyal dari osilator.
Untuk osilator, transistor bekerja dalam rangkaian BASIS BERSAMA . Sehingga sinyal
masukan dan keluaran SEPASA . Kumparan osilator harus dipasang sedemikian rupa
sehingga pasanya tidak berubah.
Untuk membatasi daerah frekuensi dipasang kapasitor seri dengan kumparan untuk
MW = 500 pF, LW = 250 pF
20
Teknik Radio
P e n c a m p u ra n d a n
A n te n a
o s i la t o r
T in g k a t m a s u k a n H f
20p F
L1
20pF
20pF
fo
B F 222
L2
4 pF
BF222
100
47pF
4 pF
f IF
20pF
L8
L3
L4
1n F
L7
L6
L5
L9
L in g k a ra n
10 n F
O s ila t o r
100
-U s
Gambar 7
+U B
f E
f IF
V 1
fo
+U B
V 2
Gambar 8
21
Teknik Radio
T in g k a t m a s u k a n H f
1 ,2 n F
B F324
5 ,1 k
1 0 k
1 ,2
n F
fe
33pF
p e n c a m p u ra n
3 ,3 p F
B F44 1
1 0
B B 142
5 ,1 k
1 ,5 k
2 2 k 1 2 0 p F
22nF
1 0 k
10 p F330pF
1pF
5 ,1 k
120 p F
220pF
1 , 2 k
1 ,8 n F
1 ,8 n F
+UB
fo
2 ,4 k
5 , 1 k
B F44 1
1 0 k 1 ,2 n F
10
120 p F
2 ,2 k
1M
1 ,2 n F
t e g a n g a n p e n a la
U A
B B 142
1N 4 14 8
O s i la t o r
Gambar 9
Contoh rangkaian dengan osilator pisah, diperlihatkan oleh gambar 8 dan 9 transistor
pencampur bekerja dengan prinsip PENJUMLAHAN.
Rangkaian osilator dibangun dengan transistor T2 membentuk rangkaian TITIK TIGA
INDUKTIP (HARTLEY) dalam rangkaian BASIS BERSAMA.
Selain rangkaian gambar 8 dan 9 masih terdapat bermacam rangkaian osilator baik
dengan transistor maupun transistor efek medan (FET)
22
Teknik Radio
T in g k a t p e n g a t u r H f
820
BC 252
4 ,7 n F
1 0 0 k 1 5 k 3 ,3 k
47nF
10 0 k 10 n F 1M
U R
+Us
B F245
1 F
fe
33
G 2
10 0 p F
f IF
G 1
0 ,1 F
2 ,2 M
12 k
4 7 k
82k
47nF
+Us
+Us
10 0 k
o ,1 F
2 ,7 k
P e n c a m p u ra n
10n F
3 ,3 k
+Us
fo
O s z i lla t o r
1k
10
0
+Us
10 0 k
0 ,1 f
2 ,2 k
Gambar 10
23
Teknik Radio
3. Lembar Latihan
a)
b)
c)
24
Teknik Radio
4. Lembar Jawaban
a) Frekuensi antara adalah suatu frekuensi yang lebih besar dari frekuensi sinyal
AF tetapi jauh lebih kecil dibanding frekuensi sinyal osilator atau frekuensi
sinyal pembawa dan terjadinya karena akibat bercampurnya sinyal pembawa
dan sinyal osilator.
b) Pencampur yang hanya menggunakan 1 transistor untuk menggabungkan 2
besaran frekuensi . Kedua besaran frekuensi itu adalah input RF (fe) masuk
melalui kaki basis dan in put dari osilator (fo) masuk melalui kaki emitor . Kedua
signal input ini selalu mempunyai selisih sebesar sinyal antara.
c) fo = fe + f IF
f IF = 460 kHz
25
Kegiatan Belajar 4
PENYAMPUR
1.
Informasi
a
U
10 uS
f 1 = 0 ,9 M H z
b
U
MEMPERKUAT
S a lin g m e n g u a t k a n
S a lin g m e n ia d a k a n
dan
0 ,2 M H z
Gambar 11
Teknik Radio
Gambar
10 u S
U
f 1 = 0 ,9 M H z
f2 = 1,1 M H z
memeperlihatkan
12
frekuensi
yang
berbeda
0 ,2 M H z
Gambar 12
G
fe
R2
fo
IF
= fo - f
e
fo - f e
fo + f e
Gambar 13
Frekuensi penjumlahan dilewatkan pada dioda maka akan diperoleh getaran setengah
gelombang . Kurva bergetar dalam detakan frekuensi antara
f IF f o f e
Untuk mendapatkan sinyal frekuensi antara dengan gelombang yang simetris dipasang
filter band yang ditala pada FREKUENSI IF.
Jika diteliti lebih lanjut terdapat pula frekuensi fo + fe, tetapi karena filter band ditala
pada fIF maka frekuensi IF inilah yang dilalukan
Penyampur
27
Teknik Radio
Pada pencampuran , pada kurva sampul masih terdapat frekuensi informasi yang
dibawa oleh frekuensi masukan fe.
Proses pencampuran sama persis dengan proses pemodulasian amplitudo , yang
berbeda adalah besar frekuensi yang dicampurkan.
Rangkaian :
+UB
fe
fe
16 02 kH z
f IF
fo - f e
fo + f e
fo
fo =
2062 kHz
460 kHz
+UB
Gambar 14
Sinyal fe dan fo sampai pada basis transistor . Melalui dioda basis-emitor proses
pencampuran diambil dan melalui rangkaian sinyal f IF disaring keluar.
Untuk menandai tingkat pencampur digunakan penguatan pencampur V M, yang
merupakan perbandingan tegangan frekuensi antara U IF dengan tegangan masukan
Ue.
VM
U IF
Ue
Penyampur
28
Teknik Radio
+Us
f IF
fo
G 2
G 1
fe
Gambar 15
Ui
UE
fo : fe =
2 : 1
IF
IF =
fo - fe
Gambar 16
Akibat dari perubahan tegangan pada elektroda kendali arusnya mengalikan . Dengan
ini terbangkit produk campuran yang tidak diinginkan dengan harmonisa yang lebih
sedikit dibanding pencampuran penjumlahan. Lingkaran masukan dan lingkaran
osilator terpisah dan terdapat sedikit harmonisa. Kekurangannya, diperlukan teknik
rangkaian yang rumit melalui osilator tambahan sedang pada pencampuran
penjumlahan dapat digunakan satu transistor untuk pencampur dan osilator
( perhatikan lembar osilator )
2.3.
Frekuensi Osilator
Untuk mendapatkan,, frekuensi osilator dapat lebih tinggi atau rendah , oleh karena itu
pada suatu pengaturan osilator tertentu dapat didengar dua pemancar. Pemancar yang
diinginkan terletak lebih rendah sekitar f IF dari frekuensi osilator , pemancar yang
menggaggu terletak lebih tinggi sekitar f IF dari frekuensi osilator.
Penyampur
29
Teknik Radio
U
2 x
f IF
f IF
d iin g in k a n
f IF
t id a k d iin g in k a n
1 ,4 6 M
j a r u m s k a la f o
1M
460K
f IF
1 ,9 2 M
fs
f
(H z)
Gambar 17
Frekuensi ini disebut frekuensi bayangan fs
f s f e 2. f IF
Untuk membuat besar frekuensi antara, tetap pada semua frekuensi penerimaan
diperlukan osilator yang frekuensinya berubah. Perubahan frekuensi osilator harus
serempak dengan oerubahan frekuensi penerimaaan.
kHz
2080
1620
fI F
970
fo
510
fe
0o
C m in
s u d u t p u t a r k a p a s it o r p u t a r 1 8 0 o
C m a ks
Gambar 18
Penyampur
30
Teknik Radio
3
Latihan
a) Terangkan akibat pencampuran dua sinyal yang berbeda frekuensi
b) Hitung besarnya frekuensi antara dari soal dibawah
1.
input ?
c) Terangkan terjadinya frekuensi antara
d) Ada berapa macam prinsip pencampuran ?
e) Dengan komponen apa dapat mencampur secara perkalian ?
Penyampur
31
Teknik Radio
4
Lembar Jawaban
a) Terangkan akibat pencampuran dua sinyal berbeda frekuensi
Jawab :
Akan muncul sinyal selisih ( f1 - f2 ) sinyal selisih ( antara ) ini akan sebagai
sampul dari sinyal selisih tersebut
b) Hitung besarnya frekuensi antara dari soal dibawah
Jawab :
1). Frekuensi sinyal input 1100 Khz ,Frekuensi Osilator 1555 Khz
fIF = fo - fe
= 1555 Khz - 1100 Khz = = 455 KHz
2). Frekuensi Osilator 1200 KHz ,Frekuensi antara
input ?
fIF = fo - fe , = 1200 Khz - 455 Khz
= 745 KHz
c) Terangkan terjadinya frekuensi antara
Jawab :
Didalam mixer terdapat dua input , yaitu sinyal frekuensi osilator dan sinyal input
fe , Keduanya akan bergabung menjadi fe + fo dan fo -fe. Namun rangkaian
sinyal IF
32
Teknik Radio
Dengan transistor dirangkai seri
Penyampur
33
Kegiatan Belajar 5
FILTER (PENYARING)
1.
Tujuan Pembelajaran
Memilih kurva sesuai untuk pelalu yang digunakan dalam teknik pengiriman tanpa
kawat
menerangkan cara kerja pelalu band dengan dua resonator ( penalaan ganda )
Membandingkan antara filter LC, keramik dan kristal
Menerangkan penggunaan filter LC, keramik dan kristal
2.
Informasi
U1
U2
d a e ra h
la lu a n
f
Gambar 19
Pelalu band hanya melalukan frekuensi suatu daerah frekuensi terbatas pada keluaran,
semua frekuensi diatas dan dibawahnya dihalangi. Dalam teknik pengiriman tanpa
kawat (teknik radio) digunakan rangkaian filter LC karena dengan filter LC dapat
diperoleh KEMIRINGAN YANG LEBIH TAJAM dari pada filter RC atau RL.
U
G
fr
Teknik Radio
Gb.20 Paralel LC dan kurva laluannya
2.2. Lebar band
Lebar band, didalamnya suatu sinyal dilakukan tanpa cacat. Lebih lanjut lebar band
dapat dijelaskan demikian, suatu peralatan dapat melakukan sinyal dengan frekuensi
450 kHz sampai 460 kHz, berarti peralatan itu mempunyai lebar band 10 kHz.
U
le b a r b a n d
460
450
Gambar 21
Gambar 21 menggambarkan sebuah band frekuensi ideal, dimana bentuk batas bawah
dan atas tegak lurus secara kenyataan sebuah band frekuensi akan kira-kira seperti
gambar 22
U
1
le b a r b a n d
0 ,7
fg b
ft
fg a
fgb
fga
ft
= frekensi tengah
Gambar 22.
Frekuensi batas atas dan bawah dihitung, saat sinyal pada frekuensi itu sebesar 0,7
dari sinyal maksimum. Jadi lebar band dari band frekuensi gambar 4 sebesar fga - fgb.
2.3. Lebar band rangkaian paralel LC
U
1
R p
0 ,7
fg b
fr
fga
35
Teknik Radio
Gambar 23.
fr
B
Q
= kualitas rangkaian
fr
= frekuensi resonansi
= lebar band
Lebar band tergantung dari kualitas rangkaian, semakin kecil kualitas rangkaian, Q
semakin lebar bandnya. Kualitas rangkaian Q semakin besar dengan semakin
besarnya tahanan paralel rangkaian dalam perbandingan dengan tahanan butanya.
Q
Rp
Rp
Rp
Xo
Xo
sitor
Rv. C
Rv
Q k e c il
0 ,7
Q besar
fr
Gambar 24.
Dengan faktor kualitas (Q) yang kecil dicapai suatu lebar band yang lebar, tetapi daya
pilah ( selektifitas ) tidak baik, karena bentuk kemiringan kurva yang LANDAI. Sehingga
tidak jelas batas frekuensi yang mana yang dilakukan dan yang mana ditahan.
Dengan faktor kuaitas (Q) yang besar dicapai suatu daya pilah yang BAIK, tetapi lebar
bandnya SEMPIT. Suatu kurva laluan pelalu band yang diinginkan dengan daya pilah
yang baik (curam) dan lebar yang besar (gambar 24)
2.5. Pelalu band dengan dua rangkaian resonator LC
( Filter band = band filter )
Dua rangkaian resonator dapat dihubngkan secara induktif kapasitif
36
Teknik Radio
Penggandeng induktif
Penggandeng kepala
kapasitif
Gambar 25.
R 1
G
C 1
L1
L2
K .L 1
C2
R2
K .L 2
Pada filter band dengan penggandeng induktif kedua kumparan digandeng longgar.
Dalam gambar rangkaian pengganti gambar 8 sebagian kecil kumparan (K.L)
digandeng kuat seperti transformator. Rangkaian kedua berfungsi sebagai rangkaian
RESONATOR SERI.
Dibawah frekuensi tengah filter band, rangkaian kedua bekerja sebagai KAPASITANSI
yang tergantung frekuensi (rangkaian seri). Kapasitansi ini dipindahkan ke rangkaian
pertama dan terletak PARALEL DENGAN C1. Frekuensi resonansi rangkaian pertama
mengecil. Diatas frekuensi tengah rangkaian kedua bekerja sebagai INDUKTANSI yang
tergantung frekuensi , induktansi ini dipindahkan ke rangkaian pertama, induktansi
rangkaian pertama mengecil dan frekuensi resonansi NAIK. Pergeseran frekuensi
resonansi yang sama melalui rangkaian pertama tampil pula pada rangkaian kedua.
37
Teknik Radio
U
1
ft
k .Q
k .Q
>>
>
1
1
d i a t a s k r it is
k .Q
k .Q
=
<<
1
1
k r it is
d i b a w a h k r it is
k = fa kto r g a n d e ng
Q = k u a lit a s
Gambar 27.
Semakin kuat kedua rangkaian tergandeng maka rangkaian akan semakin kritis (diatas
kritis), kurva laluan semakin TINGGI dan LEBAR. Akhirnya bagian atas kurva laluan
berbentuk pelana.
Kurva laluan filter band tergantung pada besar gandengan dan kualitas rangkaian.
Pada gandengan diatas kritis
k.Q
<
resonansi.
Pergeseran fasa antara tegangan masukan dan tegangan keluaran filter band saat
resonansi sebesar 900, dibawah frekuensi resonansi lebih kecil dari 90 0 dan diatas
frekuensi resonansi lebih besar dari 90 0. Filter band yang banyak digunakan dalam
teknik radio dan televisi adalah yang tergandeng induktip.
Teknik Radio
PENALAAN tidak diperlukan pada filter-filter keramik. Filter-filter keramik bekerja
berdasarkan atas EFEK PIEZO.
Dengan memberikan tegangan bolak-balik pada filter keramik akan diperoleh
GETARAN MEKANIS. Pada frekuensi tertentu akan tertampil suatu resonansi.
U
p e n y a r in g L C
p e n y a r in g k e r a m ik
p e n y a r i n g k r is t a l
fo
Gambar 28
m is a ln y a :
Co = 260 pF
C 1 = 18 p F
L 1 = 7 ,1 m H
R 1 = 7 ,5 o h m
Q
= 2500
C 1
Z
L1
Co
R 1
fser
460 kHz
fpar
478 kHz
Gambar 29
Gambar 29 menunjukkan rangkaian pengganti suatu resonator keramik dan kurva
laluannya. Kapasitansi Co terbentuk oleh elektroda-elektrodanya. C1 dan L1
membentuk resonator seri. Dengan C1 dan C0 terhubung seri maka kumparan L1 akan
terhubung paralel, dan terbentuklah resonator paralel.
C N
39
Teknik Radio
Rangkaian filter keramik dalam resonansi
seri
Filter
keramik
ganda
dalam
resonansi
paralel
Gambar 30
40
Teknik Radio
3.
Lembar Latihan.
a)
b)
c)
41
Teknik Radio
4.
Lembar Jawaban
a)
Dengan penyaring LC dapat diperoleh batas band yang lebih tajam dari pada
penyaring RC . Membuat faktor kualitas rangkaian besar yaitu dengan
membuat hambatan terutama pada L dibuat kecil.
b)
kurang
Faktor
gandeng
untuk
penyaring
band
dengan
menggunakan
transformator
42
Teknik Radio
Kegiatan Belajar 6
Informasi
Ue
Ua
dB
dB
30
30
20
20
10
3
10
3
-9
-6
-3
+3
+6
+9
f ( kH z )
1 0 .4
1 0 .5
1 0 .6
1 0 .7
1 0 .8
1 0 .9
1 1 f (M H z )
Teknik Radio
C
R1
C K1
C K2
R2
Ud
RE
C E
Gambar 32
Rangkaian penguat selektif menguatkan sinyal dengan frekuensi TERTENTU, frekuensi
ditentukan oleh rangkaian PARALEL antara L dan C.
2.3. Pembebanan filter band
R re s
B E
C BE
B
+ UB
A
Gambar 33
U
t a n p a Br E
d e n g a n Br E
fo
Gambar 34
Tahanan basis emitor membebani rangkaian resonator atau filter band sehingga
MEREDAM SANGAT KUAT ( gambar C ) gambar B adalah rangkaian pengganti dari
44
Teknik Radio
rangkaian gambar A tahanan resonansi R res terletak PARALEL dengan tahanan basis
emitor rBE.
Untuk menghindari hal diatas maka dibuatlah rangkaian sebagai berikut.
C1
N1
N2
C2
Gambar 35
N 1 N
N 2
C2
Ct
1
C
1
1
C1 C2
Ct = Kapasitansi total
R re s
B Ea
C B E
a 2
Gambar 36
+ U B
45
Teknik Radio
Gambar 37
Yang bertanggung jawab menentukan kurva laluan tidak hanya tingkat masukan
melainkan juga tingkat yang terletak didepannya.
C
C
C B
r B E
C B E
C E
C E
r B E
C B E
+ U B
+ U B
R4
C 3
R2
R3
C 1
R 5
R6
C 2
Gambar. 39
Lingkaran resonator penentu band frekuensi yang ditala dapat kapasitor atau
kumparannya. Penalaan frekuensi yang diinginkan efektif dengan menala INTI FERIT
DARI KUMPARAN.
Seringkali diinginkan penguatan yang besar, ini dapat diperoleh dengan hanya satu
tingkat, dua tingkat atau lebih yang digandeng dalam kaskade.
46
Teknik Radio
Penguatan keseluruhannya adalah hasil kali dari masing-masing penguatan tiap
tingkat, misal penguat terdiri dari dua tingkat dengan penguatan masing-masing 10 kali
maka penguatan keseluruhan 10 x 10 = 100 kali.
Selain itu penguat tergandeng kaskade mempunyai efek PENGURANGAN lebar band 3
dB, semakin banyak penguat yang dirangkaikan, lebar band pada 3 dB semakin
SEMPIT.
U
U
2
S a t u t in g k a t
D u a t in g k a t
T ig a t in g k a t
E m p a t t in g k a t
fa
fb
Gambar. 40
1 N 34 A
f = 4 6 0 kH z
d a ri
pencam pur
3 p F
4 p F
3 9 0 k
10 n F
3 ,3
1 k
1 S A 12 1 (C )
1 5 0 k
2 0 n F
2 S A 1 2 1 (A )
4 0 n F
10 n F
5 k
6 8 0
1 k
33 n F
9V
10
A G C
1 0 k
Gambar. 41
Contoh rangkaian penguat IF penalaan tunggal dua tingkat
47
+
+ 0
Teknik Radio
Sifat penguatan terhadap frekuensi resonansi berbentuk bulat, dan jatuh pada salah
satu sisi resonansi. Hasilnya, penguat penalaan tunggal tidak dapat MEMBEDAKAN
dengan tepat frekuensi yang diinginkan dengan yang tidak diinginkan.
2.5. Rangkaian penguat frekuensi antara penalaan ganda
Untuk mengatasi keburukan dari penguat IF penalaan tunggal digunakan transformator
penggandeng dengan penalaan ganda.
U
U
2
fb
fo
fa
Gambar. 42
f = 4 6 0 kH z
A F
in
10 n
in
in
12 0
9V
Gambar. 43
2.6. Penguat antara IF menggunakan filter keramik
Selain filter band dengan LC, dipakai juga filter kwarsa ( quarz ) dan filter keramis untuk
mendapatkan daya pilah yang tinggi.
48
Teknik Radio
p e n y a r in g L C
p e n y a r in g k e ra m ik
p e n y a r in g k r is t a l
fo
Gambar. 44
P e n g at u r H f
3
+ U B 4 ,5 V . . . . . . . 1 5 V
14
16
TCA 440
3 ,5 V
fe
A A 1 18
fo
IF
A F
4 7 pF
IF
39 k
15
12
13
1 1
10
12 k
3 ,3 n F
0 ,1 F
0 ,1 F
0 ,1 F
+ UB
p e n a m p il
p e n a la a n
+ U B
Gambar. 45
49
Teknik Radio
3.
Lembar Latihan.
a) Terangkan fungsi penguat frekuensi antara
b) Terangkan akibat pembebanan filter
c) Terangkan prinsip kerja sebuah penguat IF
50
Teknik Radio
4.
Lembar Jawaban
a)
b)
5 KHZ - 9 KHZ
= 150 KHZ - 200 KHZ
lingkaran
kumparannya.
resonator
dapat
dilakukan
pada
kapasitor
atau
51
Teknik Radio
Kegiatan Belajar 7
DEMODULATOR AM
1.
Informasi
1
F IL T E R
IF
4
C2
L1
R 1
C 1
tt
t a n p a k a p a s it o r
Ga
mbar 46
L1 = Untuk menyesuaikan impedansi
D
= Menyearahkan sinyal AM
Teknik Radio
pengaruhnya untuk pendemodulasian sinyal sisi ganda ( DSB = double side band ).
Tetapan waktu dari C1 , R1 harus cukup besar untuk periode Hf ( 455 Khz ) dan
cukup kecil untuk periode sinyal AF tertinggi ( 4,5 Khz ) .
t e r la lu b e s a r
benar
t
G am bar 4 7
RD
R 1
Penyearahan seri
C 1
RD
R1
2
Gambar 48
Tahanan peredam RD ini adalah tahanan masukkan demodulator secara arus searah
dan membebani lingkaran filter band ( RD ditransformasi ke lingkaran primer ) .
C 1
Penyearah paralel
RD
R 1
RD
R1
3
53
Teknik Radio
2.3. Demodulasi sinyal AM demodulator produk
f IF
fDS B
f IF
A F
b a n d s is i
baw a h
4 6 5 ,5
b a n d s is i
a ta s
470
4 7 4 ,5
f (k H z )
f IF
T DA 104 8
470kHz
Gambar 50
1
54
Teknik Radio
3.
Lembar Evaluasi
a) Terangkan proses pendemodulasian AM
b) Terangkan fungsi masing - masing komponen demodulator AM
55
Teknik Radio
4.
Lembar Jawaban
a) Terangkan proses pendemodulasian AM !
D
1
F IL T E R
IF
4
C 2
L1
R 1
C 1
tt
t a n p a k a p a s it o r
: Penyesuaian impedansi
: Menyearah sinyal Am
R1
C1
C2
56
Kegiatan Belajar 8
DEMODULATOR FM
1.
Informasi
U 1
U 1
A M -F M
C2
1 0 ,6 1 0 ,7
f(M H z )
1 0 ,6 5 1 0 ,7 5
R 1
C 1
Gambar 51
DEMODULASI TIDAK LINEAR
Kelemahan :
D 1
U 1
C 1
C 3
R 1
C4
R2
C2
U2
U D 1
D2
U3
U D2
L3
UA
Gambar 52
Teknik Radio
U3 sepasa dengan U1
Saat resonansi fr = 10,7 MHZ U1 dan U2 bergeser pasa = 900 ,
Saat frekuensi lebih besar atau kecil dari fr maka pergeseran pasa antara U1 dan U2
lebih besar atau lebih kecil dari 90 0
UD 1
U D2
_U _2
U D 1
_U _2
2
2
_U _2
2
U D 1
_U _2
2
U D2
_U _2
2
U D2
_U _2
2
1 0 ,6 5 M H z
1 0 ,7 M H z
1 0 ,7 5 M H z
Gambar 53
Tetapan waktu demodulasi C3 , R1
T= 1s
T= 3s
- 6 s ( mono )
- 3 s ( stereo )
Gambar 54
D 1
L1
R 1
L2
C 3
U 1
C 1
U2
R3
C 5
C2
D2
R2
C4
R4
R5
L3
UA
Gambar 55
Pembatasan dilakukan oleh C5 . Pada tahanan R3 dan R4 terdapat tegangan (arus)
59
Teknik Radio
searah yang besarnya tergantung tegangan IF , tegangan ini mengisi C5 .
Jika terdapat gangguan ( Gangguan AM ) , dioda D1 dan D2 mencoba terus mengisi C5
. Dengan demikian resonator L2 dan C2 TEREDAM KUAT dengan begitu gangguan
terkurangi . Jika sinyal IF mengecil , kedua dioda mati ( revers ) disebabkan tegangan
C5 , dengan demikian resonator sedikit teredam . Tetapan waktu pembatas TB = 100
mS - 500mS .
Tegangan pada C5 dapat digunakan sebagai penampil kuat penerimaan .
2.4. Deemphasis
dB
dB
1k
dB
f
Hz
1k
d e s is
f
H z
1k
f
H z
d e s is
Gambar 56
a. Preemphasis
b.sebelum deemphasis
c.de emphasis
Untuk memperbaiki jarak desis dengan sinyal AF , maka sinyal frekuensi tinggi 1 kHz 20kHzpada pemancar diangkat sekitar + 12 dB ( pre emphasis ) gambar a.
Desis terjadi pada frekuensi tinggi , lebih besar dari 1 kHz ( gambar b ) .
Dalam radio penerima , setelah diskriminator ( demodulator ) dirangkai rangkaian R.C
untuk menekan sinyal frekuensi tinggi ( 1 kHz - 20 kHz ) sehingga tanggapan
frekuensinya secara keseluruhan menjadi DATAR . Dengan tertekannya sinyal terpakai
maka sinyal desispun akan tertekan lebih jauh .
F M IF
D IS K R IM IN A T O R
FM
10k
A F
4 ,7 n
D e e m p h a s is
Gambar 57
Rangkaian RC merupakan rangkaian pelalu bawah dengan tetapan waktu deemphasis
TE = 50 s.
2.5. Demodulasi sinyal FM dengan demodulator Koinzidenz .
60
Teknik Radio
Diinginkan penggunaan rangkaian LC sedikit mungkin , karena melajunya pembuatan
rangkaian terpadu IC .
FM
R2
C 1
U 2
C 2
R 1
L1
U 1
R 3
U 4
+ U B
A
T 1
T 2
T4
T 3
U 1
U 2 T 5
T 6
k e a d a a n t r a n s is t o r
saat t
t 2
1
k e a d a a n t r a n s is t o r m a t i
k e a d a a n t ra n s is t o r h id u p
Gambar 58
U 1
U 1
U 1
t
U2
U2
t1 t2
t3 t4
U2
t
t
U3
U3
t
U3
t
U4
U4
t
U4
Gambar 59
Dari t1 - t3 , transistor T1 dan T4 HIDUP transistor T2 dan T3 MATI . Dari t1 - t2
transistor 5 HIDUP ( U2 positif ). maka pada R1 mengalir arus . Jika U2 negatif ( t2 t3 ) transistor T6 HIDUP mengalir arus melewati R2 dan T4 . Pada t2 polaritas U3
BERUBAH Saat t3 , U1 berubah polaritasnya T2 dan T3 menjadi HIDUP . T6
61
Teknik Radio
disebabkan U2 tetap HIDUP maka mengalir arus lewat R1 dan T3 sehingga polaritas
U3 BERUBAH .Demikian seterusnya setelah pelalu bawah didapat U4. Saat f < 10,7
MHz atau f > 10,7 MHz pergeseran pasa U1 dan U2 berubah .
2.6. Demodulasi sinyal FM dengan diskriminator PLL
Diskriminator PLL adalah suatu demodulator dengan sebuah lingkaran pengunci pasa .
PLL = Phase - Locked - Loop ( lingkaran pengunci pasa ) .
VCO ( Voltage Controlled Oscillator
=
U 1
P E M BA N
D IN G F A
SA
U 3
G
V C O
Osilator
yang
frekuensinya
U 2
pembanding
pasa
jika
pembanding
P E M BA N
D IN G F A
SA
U 2
U 3
pasa
G
V C O
pasa.
dengan
Tegangan
pelalu
ini
bawah
sampai
diperoleh
FM
U 1
U2
t
U3
terdapat
.Osilator
bergetar
fIF
menyimpang
dengan
dari
, misalnya
Teknik Radio
termodulasi .
Gambar 60
2.7. Kurva diskriminator ( kurva S )
D 1
R 1
L2
L1
C 3
C 1
R3
C 5
C2
RFG
D2
C4
R2
Uj
R4
R5
L3
UAF
A
Gambar 61
RF generator diatur frekuensinya dari 10,5 MHz sampai 10,9 MHz maka akan didapat
kurva tegangan jumlah sebagai berikut .
Uj
1 0 ,7 M H z
Gambar 62
Pada titik A akan diperoleh suatu kurva S terdiri dari harga tegangan positif dan negatif
yang disebut kurva diskriminator .
UD
1 0 ,7
le b a r b a n d
63
Teknik Radio
Gambar 63
Kurva ini terjadi dari tegangan perbedaan antara U D1 dan UD2 . Pada penalaan yang
benar , saat f = 10,7 MHz tegangan perbedaannya harus sama dengan NOL .
64
Teknik Radio
3.
Lembar Latihan.
a) Terangkan dengan gambar proses pendemodulasian FM yang paling
sederhana.
b) Terangkan fungsi masing-masing komponen demodulator FM yang paling
sederhana.
c) Terangkan pembatasan amplitudo pada FM.
d) Terangkan tujuan diterapkannya pre emphasis - deemphasis pada sistem
FM.
e) Sebutkan nama - nama demodulator FM sedikitnya 4 macam.
65
Teknik Radio
4.
Lembar Jawaban
a) Terangkan dengan gambar proses pendemodulasian FM yang paling
sederhana.
Jawab : Demodulasi FM yang sederhana adalah demodulasi lereng
U
U 1
A M -F M
1 0 ,6 1 0 ,7
f(M H z )
1 0 ,6 5 1 0 ,7 5
D
C2
R 1
C 1
Transformator penyaring
Lp
Ls
Teknik Radio
D
R1
C1
C2
suara.
D 1
L1
R 1
L2
C 3
U 1
C 1
U2
R3
C 5
C2
D2
R2
C4
R4
R5
L3
UA
Teknik Radio
e) Sebutkan nama - nama demodulator FM sedikitnya 4 macam
Jawab :
demodulator lereng
demodulator koinzidenz
68
Teknik Radio
Kegiatan Belajar 9
FM STEREO
1.
Tujuan Pembelajaran
Informasi
pem ancar
kanan
p e n e r im a
kanan
pem ancar
k iri
p e n e r im a
k iri
Gambar 64
Gambar menunjukkan prinsip pengiriman stereo dengan jalan terpisah. Untuk
penghematan maka dikembangkan suatu modulasi dimana informasi kiri dan kanan
dipancarkan melalui pemancar dengan sebuah jalur frekuensi
p e m b aw a b a n tu 3 8 k H z
P e m b a w a u ta m a p a d a
j a lu r F M (8 8 - 1 0 8 M H z )
S in y a l M o n o U
L + R
S in y a l t a m b a h a n U
L - R
Gambar 65
69
Teknik Radio
Karena tidak semua pesawat penerima FM semuanya stereo maka pemancar harus
mengirimkan SINYAL MONO UL + UR (KOMPATIBELITAS).Untuk keperluan stereo
dikirimkan sinyal TAMBAHAN STEREO (U L UR) untuk memperoleh kembali sinyal
informasi kiri dan kanan.
Pemancar bekerja dengan multipleks FM - AM
2.3.
p e n y im p a n g a n
f
U L - UR
45
U L + U R
0 ,0 3
15
19
38
23
U L + UR
UL - UR
U L - U R
U L - UR
53
f (k H z )
Gambar 66
UL + UR = Sinyal utama, sinyal mono, sinyal kompatibel dengan lebar band 30 Hz - 15
kHz dan amplitudonya 45% dari keseluruhan
UL - UR= Sinyal perbedaan antara sinyal UL dan UR yang membentuk band sisi dari
modulasi amplitudo dengan pembawa bantu yang ditekan fT = 38 kHz. Lebar band 30
kHz - 15 kHz
SINYAL MODULASI AMPLITUDO 38 kHz = sinyal tambahan stereo dengan lebar band
23 kHz - 53 kHz
SINYAL 38 kHz = Pembawa bantu yang amplitudonya ditekan hingga kurang dari 1%
dari keseluruhan f, untuk menghindari modulasi lebih
SINYAL 19 kHz = Sinyal pemandu dengan amplitudo sebesar 10% dari seluruh f untuk
sinkronisasi dekoder stereo dalam pesawat penerima
Keseluruhan sinyal disebut SINYAL MULTIPLEKS STEREO, untuk memodulasi sinyal
dalam band frekuensi VHF BAND II antara 87,5 MHz -104 MHz dengan cara modulasi
frekuensi FM. Misalnya pada kanal 50 dengan frekuensi 102,00 MHz . Jika f = 75 kHz
(untuk kuat suara) maka lebar band untuk stereo adalah B 75 kHz + 53 kHz = 120
kHz = 256 kHz.
2.4. Pembangkitan sinyal multipleks stereo
70
Teknik Radio
Gambar blok :
G
19
38
m a t r ik
38kHz
U L -U R
19 kH z
19 kH z
s in y a l p e m a n d u
A M
U M PX
U L + UR
pem an
car FM
s i n y a l m u lt i p le k s
Gambar 67
Matrik pengubah UL, UR menjadi UL-UR dan UL+UR :
R 1
U L
U L -U R
UL
U R
R2
R3
2 UR
U L + UR
U R
+U B
U L+U R
R5
UL
U L-U R
U R
R4
-U R
+ R
U L
+UR
t
penjumlahan (Addition)
UL
U
- R
-U R
pengurangan (Substraction)
Gambar 68
2.5. Modulasi amplitudo dengan pembawa yang ditekan
untuk modulasi dengan pembawa yang ditekan dapat digunakan modulator push pull
seperti modulator ring.
71
Teknik Radio
D1
T1
Ui
T2
D3
U M
D4
D2
T3
U T
Gambar 69
cara kerja :
T2
T1
D 1
Ui
U M
D 2
UT
U i
U M
T2
T1
Ui
D 3
D 4
U M
Gambar 70
Dioda D1 dan D2 hidup saat tegangan U T POSITIP, maka tegangan Ui dilalukan ke
keluaran. Saat tegangangan U T negatip D3 dan D4 hidup, maka tegangan Ui dilalukan
ke keluaran dengan polaritas yang terbalik. Setiap U T berbalik polaritas maka tegangan
keluaraanya pun akan BERBALIK. Ditengah-tengah terdapat lompatan pasa, karena
getaran negatip belum berpindah ke positip tetapi diikuti bagian negatip lagi. Hal ini
terjadi saat sinyal HF dan LF BERSAMA-SAMA MELEWATI GARIS NOL.
72
Teknik Radio
2.6. Terjadinya sinyal multipleks stereo
UR
-U R
+ UR
t
UL
UL
UT
t
UL
UT
+ R
UL
- R
UL + R
UM
UM
t
UM PX
t
Gambar 70
sinyal multipleks stereo terdiri dari :SINYAL MONO (U L + UR). SINYAL TAMBAHAN
STEREO (UM) DAN SINYAL PEMANDU ( 19 kHz)
3.1. FM Stereo (bagian 2)
3.2. Dekoder Stereo
Untuk memperoleh kembali sinyal kanan dan kiri, pada pesawat penerima setelah
demodulator dipasang Dekoder stereo
T U N ER
D E M O D U LA T O R
U M PX
R
D EKO D ER
L
Gambar 71
73
Teknik Radio
3.3. Dekoder matrik :
U L+ UR
3 0 H z -1 5 k
U
U L
U L -U R
UM
M PX
M A T R IK
UR
23 - 53 kHz
UT
2f
19 kH z
-( U L -U R )
0
180
R3
2U
R1
2 UR
R4
R2
UL+ UR
UP
UT
2f
19 kH z
UR
Teknik Radio
Sinyal multipleks stereo tidak dibagi-bagi, tetapi langsung diletakkan dalam saklar
elektronik, yang dihubungkan dalam irama pembawa bantu stereo (38 kHz)
UL UR
38 kHz
38 kHz
T2
T 1
U M PX
T3
U M PX
t
U L
t
UR
t
Gambar 76 Tegangan-tegangan pada dekoder saklar
3.5. Dekoder saklar PLL
Didalam dekoder stereo didapatkan kembali frekuensi pembawa 38 kHz. Posisi fasa
antara frekuensi pemancar, yang diberikan malalui sinyal pemandu 19 kHz, dengan
frekuensi yang dibangkitkan dalam pesawat radio harus SAMA. maka digunakanlah
rangkaian PLL (Phase Locked Loop = lingkaran pengunci fasa)
75
Teknik Radio
G
fe
V C O
fa
Gambar 77
Rangkaian PLL terdiri dari osilator yang dikendalikan oleh tegangan (VCO), yang
disinkronisasikan dengan frekuensi yang masuk.
UA
UA
t
UB
UB
UA
UB
UB
UL
T1
t
UA
UB
t
UL
UB
UA
UB
UB
T1
UB
t
UL
t
Gambar 78
Cara kerja pembanding pasa, UA adalah tagangan dengan frekuensi seharusnya, UB
adalah tegangan dengan frekuensi yang terjadi dari VCO. Jika pergeseran pasa =
90 maka UL mempunyai tegangan bagian positip dan negatip yang sama. Dan melalui
rangkaian filter tegangan ini menjadi nol volt. Jika pergeseran pasa lebih besar atau
lebih kecil dari 90 maka akan terdapat tegangan negatip atau positip setelah di filter..
Tegangan ini untuk mengatur VCO hingga sefasa.
76
Teknik Radio
4
U L
U R
UM PX
4 ,7 u F
3
PEM BEBA S
820pF
11
22nF
19kHz
13
12
19kHz
.4 7 u F
3k3
P E LA LU BA W A H
f2 2
j = 0O
.2 2 u F
f2
f1
f2 2
j = 0O
2
f1
f2
V C O
76kHz
14
S N 76 115
C 448
M C 13 10 P
C A 13 10 E
X C 13 10
15 k
10 k
470pF
P E NA LA V C O
+U B
.2 2 u F
S A K LA R
M O N O /S T E R E O
+ U B
Gambar 79
Pendekoderan sinyal stereo dicapai dengan dua saklar elektronik, yang bekerja dalam
irama 38 kHz.
Penalaan frekuensi 76 kHz oleh rangkaian RC pada kaki 14. Frekuensi 76 kHz, oleh
flip-flop dibagi menjadi 38 kHz dan 19 kHz.
Pembanding pasa yang ke 2 bertugas untuk mengenal adanya penerimaan stereo atau
mono. Tegangan yang dihasilkan malalui sebuah penguat untuk membebaskan dekoder
stereo unuk bekerja dan menghidupkan lampu penampil stereo.
Selain pengoperasian mono secara otomatis, jika sinyal yang diterima TANPA
PEMANDU 19 kHz maka dekoder stereo bekerja dalam posisi mono, dapat pula secara
manual. Pensaklaran malalui kaki 8
77
Teknik Radio
3.6. Dekoder kurva sampul
UL
f
UM P X
2 .f
19 kH z
38kHz
UR
30Hz - 53kHz
Gambar 80
Sinyal multipleks stereo dilewatkan dalam dua jalur. Satu jalur harus melewati palalu 19
kHz, sehingga hanya sinyal PEMANDU STEREO 19 kHz yang dilewatkan.
Oleh pengganda frekuensi sinyal 19 kHz frekuensi sinyal 19 kHz digandakan
frekuensinya menjadi 38 kHz. Kemudian malalui pelalu 38 kHz sehingga hanya sinyal
berfrekuensi 38 kHz saja yang lewat. Sinyal ini digabungkan dengan sinyal multipleks
yang melewati jalur yang lain sehingga diperoleh getaran yang termodulasi amplitudo
malalui sinyal L + R dan L + R .
Pasa kurva sampul bergeser sekitar 180, pada pencampuran sinyal multipleks dengan
pembawa bantu diperoleh kurva sampul yang berlainan, masing-masing
( L + R ) + ( L - R ) = 2L
( L + R ) ( L - R ) = 2R
38kHz
38 kHz
19 kH z
1n2
20nF
2uF
D2
500pF
L3
10 n F
T3
A C 122
D3
10 n F
L1
L2
T 1
A F 13 8
UM PX
6 k8
10 k
6 k2
2uF
800pF
56k
56k
200
T2
A C 122
5 k6
22k
50uF
D1
22nF
500pF
800pF
5uF
200uF
-U B
+U B
78
Teknik Radio
Gambar 81
D2 dan D3 adalah pengganda frekuensi
D4 dan D5 adalah demodulator
Tahanan
5,6
k pararel
kapasitor
22
nF
adalah
rangkaian
korektor, untuk
79
Teknik Radio
4.
Lembar Latihan
a) Jelaskan bagaimana kita dapat mengkait sinyal komposisi stereo dalam
pemancar ?
b) Gambarkan spektrum frekuensi sinyal komposisi status dari proses multipleks
status dimana : Frekuensi sinyal informasi 30 Hz - 12 kHz
c)
80
Teknik Radio
5. Lembar Jawaban
a) Menggunakan rangkaian MPX stereo/ multiplek stereo.
Dimana sinyal (L-R) dimodulasi secara AM DSB SC dengan frekuensi sub
pembawa 38 kHz didalam rangkaian modulator seimbang (Balan Modulator).
Sinyal AM DSB SC dimodulasi dengan sinyal pemancar 19 kHz atau pilot. Oleh
karena sinyal sub pembawa 38 kHz dipisahkan dari penggandaan 19 kHz
(pilot, maka jika dalam rangkaian MPX sinyal pilot 19 kHz mati/tidak kerja maka
pada keluaran MPX tidak terjadi bentuk sinyal komposisi dan hanya terjadi
pencampuran L dan R biasa yang berupa sinyal mono dengan demikian sinyal
yang dipancarkan hanya sinyal mono
b) Spektrum frekuensi sinyal komposisi stereo
p e n y im p a n g a n
100 %
90
p e n y im p a n g a n
f
U L - U R
45
UL + U R
0 ,0 3
15
19
23
U L + U R
UL - UR
U L - U R
38
U L - U R
53
f (k H z )
(fi = 12 kHz)
c) Frekuensi maksimum sinyal komposisi (Fmax comp)
= f Sub + fi
= 38 + 12 = 50 kHz
d) Untuk FM stereo
Sinyal diferensinya berupa sinyal komposisi (F comp)
Jadi lebar Band stereo ( B )
Bst = 2 (f + F comp)
= 2 ( 70+ 50)
= 240 kHz
81
Teknik Radio
e) Pada penerima radio FM stereo perlu kita lengkapi dengan Dekoder Stereo
yang berfungsi untuk memisahkan kembali sinyal L da R dari sinyal komposisi
stereo.
f)Dekoder Matrik
Dekoder Sakelar
Dekoder PLL
82
Teknik Radio
Kegiatan Belajar 10
PENGATUR PENGUAT OTOMATIS
1.
Informasi
S IN Y A L
KUA T
K U A T
SUA RA B
K U A T
SUA RA A
S IN Y A L
LEMA H
K U A T
SUA RA B
K U A T
SUA RA A
Gambar 82
Untuk mendapatkan KUAT SUARA yang pada sinyal masukan yang berbeda beda
diperlukan pengaturan penguatan otomatis ( AGC = Automatic Gain Control )
2.3. Pencapaian Tegangan Pengatur
C 3
A F
R1
C1
R2
R3
UR
C2
Gambar 83
83
Teknik Radio
UR adalah tegangan pengatur yang merupakan tegangan searah yang berayun dalam
irama frekuensi suara. Tetapan waktu yang dimiliki filter RC sebesar 0,1 detik. UR dari
gambar 3 merupakan tegangan pengatur POSITIP terhadap tanah. Untuk mendapatkan
tegangan UR negatif, dioda dirangkai seperti gambar dibawah.
C3
A F
R1
R 2
C1
R 3
UR
C 2
Gambar 84
Saat ini terdapat pula pengaturan tertunda, dimana pengaturannya terjadi setelah
mencapai harga kuat medan tertentu rangkaiannya seperti berikut.
AF
R 1
+U B = 10V
C1
150k
4 ,7 k
UR
15k
Gambar 85
Dioda D2 dalam keadaan BIAS MUNDUR dengan tegangan BIAS MUNDUR sebesar 1
Volt. Maka pengaturan terjadi setelah dioda TERBIAS MAJU dengan tegangan 1,3 Volt ,
maka terjadilah tegangan pengatur yang bergantung kuat medan.
84
Teknik Radio
2.4. Pengaturan :
f IF
fe
HF
U R 1
fo
IF
A F
IF
U R3
U R2
U R
U R4
G
p e n g a tura n
k e b e la k a n g
p e n g a tu ra n k e d e p a n
Gambar 86
B
150
UCE = 10V
100
50
0 ,0 1
0 ,1
10
Ic ( m A )
Gambar 87
Penguatan arus bolak-balik bergantung pada arus kolektor. Pada Ic = 9 mA
penguatan berada pada nilai puncaknya dengan = 140 .
Ada dua kemungkinan pengaturan . Melalui pengecilan arus basis , arus kolektor
berkurang dan penguatanpun akan berkurang . Ini dinamakan pengaturan MENURUN .
Kemungkinan kedua , dengan memperbesar arus basis maka arus kolektor akan
membesar jika Ic = 20 mA , maka penguatan akan turun sampai 130. Pengaturan ini
dinamakan pengaturan MENAIK.
85
Teknik Radio
-U B
-U B
+ U R
UBE
-U R
UBE
t
+U R
-U R
+U B
+U B
-U R
+ U R
B E
B E
+U R
-U R
t
t
P e n g atu ra n
m e n u run
P e n g atu ra n
m e n a ik
Gambar 88
86
Teknik Radio
2.5. Contoh Pengatur Penguatan Otomatis Menurun
R
-9V
1 ,2 m A
( 0 ,3 m A )
1 2 0 k
10 n
10 k
- 0 ,8 V
( - 0 ,2 V )
1 ,1 V
( 0 ,3 V ) 1 0 k
+ U R
1 0 F
Gambar 89
Dioda penyearah ( Dioda detektor ) disambung sedemikian sehingga dengan naiknya
sinyal masukan tegangan pada titik R semakin POSITIP . Maka tegangan basis
transistor MENGECIL dan dengan demikian penguatannyapun MENGECIL.
2.6. Contoh Pengatur Penguatan Otomatis Menaik
C1
fe
33n
390
R10
T1
120
R4
82
R3
10k
R 5
UB
C 3
6pF
C 4
C5
1 ,5 n
100n
T2
U R
R 1
4 ,7 k
R 2
4 ,7 k
R 6
18k
R8
390
A
R9
270
Gambar 90
Dengan naiknya sinyal masukan tegangan pengaturan naik ( negatip ) maka arus
kolektor T2 TURUN. Tegangan A menjadi lebih POSITIP dan dititik B lebih NEGATIP .
Maka basis T1 melalui R2 terletak di TITIK A dan emitor terletak DITITIK B . Sehingga
dengan naiknya sinyal masukan , tegangan basis emitor T1 NAIK dan arus kolektornya
NAIK dan dengan penguatannya TURUN.
87
Teknik Radio
2.7. Perbandingan Pengaturan Menurun dan Menaik
Pengaturan Menurun
Pengaturan Manaik
Diperlukan daya
yang kecil
Kekurangan
Diperlukan daya
pengaturan yang besar,
daerah pengaturan yang
kecil
Penggunaan
Kelebihan
pengaturan
Ua
T a n p a p e n g a tu r a n
P e n g a tu ra n te rtu n d a
P e n g a tu ra n s e d e rh a n a
P e n g a t u r a n id e a l
x = H a rg a b a ta s
Ui
Gambar 91
88
Teknik Radio
3.
Lembar Latihan
a)
b)
c)
89
Teknik Radio
4.
Lembar Jawaban
a) Fungsi pengaturan otomatis adalah untuk mendapatkan kuat suara yang
konstan pada sinyal masukan yang berbeda-beda
b) Adapun dua macam tegangan pengatur adalah tegangan pengatur positip
dan tegangan pengatur negatip
Gambar rangkaiannya sebagai berikut :
C 3
A F
R 1
C 1
R 2
R 3
C 2
C 3
A F
R 1
C 1
R 2
R 3
C 2
c)
-9V
1 2 0 k
1 ,2 m A
( 0 ,3 m A )
- 0 ,8 V
(- 0 ,2 V )
+ U R
10 n
10k
1 ,1 V
( 0 ,3 V ) 1 0 k
10 F
90
Teknik Radio
Gambar rangkaian pengaturan otomatis menaik sebagai berkiut :
C 1
fe
33n
390
R 10
T1
120
R4
82
R3
10 k
R5
UB
C3
6pF
C4
C5
1 ,5 n
100n
T2
UR
R1
4 ,7 k
R2
4 ,7 k
R6
18k
R8
390
A
R9
270
Dengan naiknya sinyal masukan tegangan pengaturan naik ( negatip ) maka arus
kolektor T2 TURUN. Tegangan A menjadi lebih POSITIP dan dititik B lebih
NEGATIP . Maka basis T1 melalui R2 terletak di TITIK A dan emitor terletak
DITITIK B . Sehingga dengan naiknya sinyal masukan , tegangan basis emitor T1
NAIK dan arus kolektornya NAIK dan penguatannya TURUN.
91
Teknik Radio
Kegiatan Belajar 11
ACSESSORIES
1.
Tujuan Pembelajaran
Informasi
Teknik Radio
Dioda kapasitor mempunyai keuntungan-keuntungan
PENGEMBANGAN peralatan
T im e r
o s i la t o r
m a s uka n
t e g a n g a n p e n a la a n
s a k e la r
p e m ili h
p e n a m p il f r e k u e n s i
s t a s iu n
R2
R 1
+UB
R3
3 ....
30V
Gambar 92.
Penalaan dapat menggunakan POTENSIOMETER dengan posisi yang dikehendaki.
Dan dapat dengan sederhana menmpatkan stasiun-stasiun tetap . Dengan potensio
meter. Dalam gambar 1 dapat disaklarkan tegangan tetap yang disyaratkan untuk
suatu frekuensi pemancar pada dioda-dioda kapasitor.
Dengan
menggunakan
PENGUKUR
TEGANGAN
dapat
ditampilkan
frekuensi
93
Teknik Radio
1
4 ,7 n F
18
S5
17
+ 2 6 ,5 V
1K
16
S 1
12V / 4 0 m A
15
R 1
+ 17V
S2
14
13
R2
R3
S6
S3
S a k e la r
e le k t r o n i k
12
R4
8
11
S4
8 ,2 K
SAS
580
G am bar 2 .
T une r
10
K e s a k e la r
e le k t r o n i k
b e r ik u t n y a
+17V
gambar 93
Gambar menunjukkan rangkaian saklar sentuh untuk 4 kanal. Modul jenis ini dapat
dikembangkan jumlah saklarnya sesuai kehendak kita dengan merangkaikan satu kanal
dengan kanal lainnya
Selain penggunaan seperti gambar 2 masih terdapat penggunaan yang lain.
Jika saklar sentuh S1 disentuh dengan tangan, sinyal akan diperkuat dan mengubah
keadaan flip flop yang berada dalam IC. Pada keluaran flip flop diletakkan saklar
elektronis, yang kemudian rangkaian disederhanakan sebagai saklar.
Dengan S5 lampu atau dioda LED dinyalakan sebagai penanda keadaan
Dengan S6 tegangan yang telah dipilih sebelumnya melalui R1 untuk kanal yang
sesuai diletakkan pada keluaran (kaki 11). Rangkaian dalam IC telah dicancang
sedemikian dengan pemberian catu pertama kali secara otomatis kanal 1 (SI)
terhubung. Serta tidak mungkin terdapat dua kondisi saklar dapat terhubung
bersamaan
94
Teknik Radio
2.2.3. Pengatur frekuensi otomatis AFC pada penerima FM
Keterpengaruhan temperatur mungkin dapat terjadi pada penerima, frekuensi
osilatornya BERUBAH frekuensi IF BERGESER dari frekuensi tengahnya 10,7 MHz.
Hasilnya merupakan penerimaan yang terganggu (cacat). Tugas pengatur frekuensi
otomatis ialah untuk mengembalikan frekuensi IF menjadi 10,7 MHz kembali dengan
jalan merubah frekuensi osilator.
D a r i t in g k a t
depan
AF
FM
IF
Gambar 94
Tegangan yang diperlukan untuk pengatur frekuensi otomatis (AFC = Automatic
Frekuensi Control) diperoleh dari
UR
1 0 ,5
1 0 ,7
1 0 ,9
f
M Hz
f
U R = 0V
a . p e n a la a n t e p a t ( f I F = 1 0 ,7 M H z )
UR
1 0 ,5
1 0 ,7
1 0 ,9
f
M Hz
f
U R p o s it i p
b . p e n a la a n s a l a h ( f I F = 1 0 , 7 M H z )
Gambar 95
Gambar 4 memperlihatkan demodulator FM (kurva S) , Jika osilator ditala sedemikian
rupa, bahwa frekuensi IF berharga 10,7 Mhz, akan menimbulkan tegangan pengatur U R
95
Teknik Radio
= 0 VOLT . Jika frekuensi menyimpang keatas maka akan diperoleh tegangan U R
POSITIP
3 3k
Te ga ngan
m uka
Te ga ngan
p e n a la a n
k e m b a li
UR
R es o nator
o s i la t o r
Te ga ngan
p e n a la a n
k e m b a li
UR
R e s o n ato r
o s ila t o r
p e m b ata s
270 pF
500pF
Te ga ngan
p e n a la a n
1 0 0 k
500pF
gambar 96a
gambar 96b
G am ba r a.
f0
G am bar b.
f0
Teknik Radio
gambar 97b , penalaan pada tuner synthesizer
Tuner - synthesizer mempunyai kelebihan dalam hal pelayanan dibanding tuner model
lama seperti :
Penerimaan pemancar dapat diprogram secara tepat dalam melacak suatu
pemancar dapat dilakukan dengan mudah
Penalaan dapat dilakukan oleh komputer mikro
IF
R F
IF
fo
V C O
fo
G
f re f
Pe nya m apasa
fo
n
p e n a la a n
b a g ia n
y a n g d a p a t d ip r o g r a m
Gambar 98
Gambar diatas menunjukkan penyederhanaan osilator sebuah tuner syntesizer dengan
rangkaian PLL (phase lock loop). Kemudian saat pada daerah penerimaan frekuensi
osilator dibagi (perbandingan dalam pembagian dapat diprogram) kemudian disamakan
dengan osilator kristal dalam penyama pasa. Saat terjadi penyimpangan frekuensi akan
dihasilkan TEGANGAN PENGATUR yang kemudian digunakan untuk mengendalikan
OSILATOR VCO (voltage controlled oscillator= osilator yang frekuensinya diatur
tegangan) setelah melalui pelalu bawah dengan cara itu VCO diserempakan dengan
osilator kristal.
Dengan mengubah besaran pembagi, frekuensi osilator VCO akan BERUBAH pula.
Dengan berubahnya frekuensi osilator yang dibarengi dengan perubahan FREKUENSI
97
Teknik Radio
RESONANSI pada tingkat depan maka berubah pula FREKUENSI PENERIMAAN.
Frekuensi referensi biasanya untuk AM = 1 khz; 0,5 khz
FM = 25khz; 10khz
TV = 125 khz; 62,5 khz
Biasanya digunakan osilator kristal dengan frekuensi dalam satuan Mega Hertz,.
Untuk mendapatkan frekuensi referensi diperlukan pembagian frekuensi dengan
besaran tetap untuk tiap band.
V C O
FM
fo
fo
fo
n
V C O
A M
fo
R
M ik r o c o m p ut e r
P e n a m p il
P e ny a m a
pasa
P e la y a n a n
Gambar 99
Karena frekuensi referensi untuk FM dan AM berbeda sangat besar, sehingga tetapan
waktunya berbeda pula , maka diperlukan dua filter pelalu bawah.
Misal frekuensi kristal = 4 MHz maka: pembagi R untuk FM =
4 MHz
160
25kHz
R untuk AM =
98
Teknik Radio
4 MHz
8000
0,5kHz
Pembagi frekuensi osilator VCO; N min untuk FM =
femin f 87,5 MHz 10,7 MHz
3928
f ref
25kHz
N mak untuk FM =
femin f 108 MHz 10,7 MHz
4748
f ref
25kHz
N min untuk AM
N mak untuk AM
Untuk tiap frekuensi penerimaan yang diinginkan diperlukan besar pembagi N yang
berlainan. Tugas pembagian diambil alih oleh komputer mikro, selain itu komputer mikro
juga mengambil alih dalam hal :
Pengendalian PENAMPIL FREKUENSI
MENYIMPAN frekuensi stasiun pemancar
Pengendalian ELEMEN PENAMPIL LAINNYA
Pengendalian saklar ; band FM, MW, LW, saklar Mono/ stereo, pemati (muting)
Pemogram saat hidup dan mati
Penampil waktu
dan sebagainya]
2.2.5. Penampil frekuensi
Penampil frekuensi dengan peraga 7 segmen dapat menunjukkan frekuensi
penerimaan secara tepat dibanding dengan sistem jarum penunjuk
99
Teknik Radio
fo
FM
kH z
M Hz
32
1
(C )
16
fo
MW
LW
(A )
P e n g h it u n g
1
(B)
W a kt u g e rb a n g
F M : 5 .1 2 m s
M W . LW :16 m s
16
P e m p ro g ra m m a n I F
G
5 .12 M H z
Gambar 100
(A )
f o = 1 ,4 7 M H z
(B )
16 m s
w a ktu
g e rb a n g
(C )
t
P u l s a y a n g d i h it u n g t
Teknik Radio
maka harus dikurang dengan frekuensi IF
2.2.6. Pelacak pemancar otomatis dan sintesa tegangan
Untuk memudahkan pengoperasian dan lebih aman dalam lau lintas, biasanya dalam
radio mobil menggunakan penalaan dengan pelacak pemancar elektronik otomatis.
Dalam perkembangannya digunakan pula pada peralatan rumah yang menggunakan
pengendali jarak jauh (remote control). Dioda kapasitor tuner dikendalikan oleh
TEGANGAN
YANG
NAIK
secara
perlahan
(DARI
GENERATOR
GIGI
GERGAJI).Proses ini dapat dimulai (di start) dengan knop ataupun dengan saklar
sentuh
Tuner
IF
Z F
R 1
R2
S to p
S t a rt
Gambar 102
Jika sebuah pemancar telah diterima dengan baik, demodulator FM akan memberikan
sinyal stop pada lintasan nol. Pemancar telah ditemukan dan tetap ada jika di start lagi,
maka tegangan penala akan naik sampai ditemukan pemancar baru lagi.
Selain
pelacakan keatas (frekuensi diturunkan ke harga yang rendah), sehingga dalam tuner
terdapat UP dan DOWN tuning (penalaan keatas dan kebawah).
Apa yang telah dibicarakan diatas dengan sistim DIGITAL. Pada penalaan digital
besaran tegangan penala analog diubah menjadi besaran BINER dan selanjutnya
diubah lagi dalam sebuah pengubah DIGITAL KE ANALOG D/A
101
Teknik Radio
U
P e n h it u n g
p e m e rik s a
+ U re f
a)
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P enya m a
d ig it a l
te g a n g a n
p e n a la a n
b)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
U =
29m V
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
T egangan
te rk o d a
D a ta
(m a su kan)
d)
c)
Ub
U d
T in g k a t s a k la r
P enhit u n g is i
9
8
7
6
5
4
7
5
a)
2
1
10
7
4
1
104b,
Prinsip
10
7
4
1
sintesa
10
Ub
b)
U c
h a r g a ra ta - ra ta
c)
U d
d)
Gambar 105
Gambar 104b memperlihatkan prinsip sintesa tegangan , dan proses tegangan
didalamnya dicontohkan gambar 105, dimana tegangan penala hanya dicacah dalam
10 tingkat.Misalnya sinyal masukan adalah 0000010000. Didalam penyama digital
sinyal dari penghitung isi dibandingkan dengan sinyal dari penghitung pemeriksa, maka
102
Teknik Radio
hasilnya sinyal Ub. Sinyal ini akan menggerakkan tingkat saklar, sehingga diperoleh
tegangan kotak Uc yang selanjutnya diambil harga rata-ratanya oleh FILTER PELALU
BAWAH
Maka diperoleh tegangan searah Ud guna penalaan, dimana besarnya Ud akan
menyebabkan osilator BERGETAR PADA FREKUENSI YANG DIKEHENDAKI sesuai
data yang dimasukkan
2.2.7. Pembantu penalaan
Pengukur kuat medan, juga dinamakan S - meter menunjukkan besar tegangan
masukan relatip. Biasanya diukur TEGANGAN IF
Penanda kanal dalam pesawat FM menunjukkan LINTASAN NOL kuva demodulator
U
m e te r
1 0 ,7
f M Hz
1 0 ,7 M H z
Penanda stereo akan menyala jika menerima siaran stereo, sebagai penanda
digunakan SINYAL PEMANDU 19 KHz
Filter desis stereo digunakan untuk meredam desis pada frekuensi tinggi, karena
sinyal multiplek berfrekuensi hingga 53 KHz
Filter ini bekerja dengan jalan mencampur sinyal kanan dan kiri, sehingga sedikit
akan MEMPER BURUK pemisahan kanal pada frekuensi tinggi
Penanda multipath, sinyal dari pemancar FM kadang tidak diterima dari satu arah
tapi juga menerima sinyal dari PANTULAN. Pesawat yang menerima sinyal dari
banyak arah (multipath) ini tidak diperbolehkan , karena itu antena harus
disearahkan dengan tepat. Penanda multipath memanfaatkan sinyal pemandu
stereo 19 KHz
103
Teknik Radio
+
on
o ff
19kHz
A M
IF
A F
IF
R a n g k a ia n
p e m a ti
Bila terjadi gangguan pemati akan bekerja menggerakkan saklar dan menghubungkan
SINYAL AF KE TANAH, sehingga tidak tidak ada sinyal yang sampai ke LOUD
SPEAKER.
2.2.9. Pengendali jarak jauh (Remote Control)
Dengan menggunakan pengendali jarak jauh kita dapat mengoperasikan peralatan
audio maupun video dari tampat duduk.
Selain dengan bunyi ultra dapat pula menggunakan cahaya infra merah dengan
panjang gelombang 950 nm (f = 3,15. 10 5 GHZ)
Sebagai pemancar digunakan dioda infra merah dan sebagai penerima menggunakan
dioda foto peka infra merah.
104
Teknik Radio
Penak
s ir
a n a lo g
Peng
koda
Tega
ngan
D e ko
der
Penak
s ir
s a k la r
Sinyal masukan setelah dikoda dipancarkan oleh dioda, selanjutnya diterima oleh dioda
peka infra merah.
Dalam penerima, sinyal kembali di dekoder. Dibedakan dalam dua daerah fungsi,
pertama untuk mengatur misalnya kuat suara diperlukan tegangan yang berubah
terhadap waktu (FUNGSI ANALOG)
Kedua untuk pensaklaran, pemilihan program dan sebagainya (FUNGSI SAKLAR)
105
Teknik Radio
3. Lembar latihan
a) Jelaskan prinsip penalaan frekuensi dengan menggunakan dioda
varaktor.
b) Apakah yang mempengaruhi perubahan frekuensi osilator ?
c) Jelaskan tugas pengatur frekuensi otomatis (AFC)
d) Gambarkan kurva S dari demodulator FM dengan penalaan yang tepat
dan penalaan yang salah, yang dapat menghasilkan tegangan pengatur
(UR) pada rangkaian AFC
+
Tegangan
m uka
3 3k
p e m b ata s
Tegangan
p e n a la a n
k e m b a li
UR
R e s o n ato r
o s ila t o r
Tegangan
p e n a la a n
k e m b a li
UR
270pF
50 0 p F
R e s o n ato r
o s ila t o r
Tegangan
p e n a la a n
1 0 0 k
50 0 p F
Gambar A
Gambar B
Synthesizer
dibanding
Tunner
type
yang
lama
Gambar
106
Teknik Radio
IF
R F
IF
fo
V C O
fo
G
f re f
fo
n
p e n a la a n
b a g ia n
y a n g d a p a t d ip r o g r a m
P e ny a m a pasa
fo
FM
kH z
M Hz
32
1
fo
MW
LW
(C )
16
(A )
P e n g h it u n g
1
(B)
W a kt u g e rb a n g
F M : 5 .1 2 m s
M W . LW :16 m s
16
P e m p ro g ra m m a n I F
G
5 .12 M H z
107
Teknik Radio
(A )
f o = 1 ,4 7 M H z
(B )
16 m s
w a ktu
g e rb a n g
(C )
t
P u l s a y a n g d i h it u n g t
g) Apakah
keuntungan
penampil
frekuensi
dengan
peraga
segment
R2
Sto p
S t a rt
P e n h it u n g
p e m e rik s a
+ U re f
a)
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P enya m a
d ig it a l
te g a n g a n
p e n a la a n
b)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D a ta
(m a su kan)
P enhit u n g is i
U b
c)
d)
U d
T in g k a t s a k la r
108
Teknik Radio
10
10
a)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
9
7
7
5
10
10
9
8
4
2
3
1
Ub
b)
Uc
h a rg a ra ta - ra ta
c)
Ud
d)
i. 2)
i. 3)
i. 4)
i. 5)
109
Teknik Radio
4.
Lembar Jawaban
a) Penalaan menggunakan potensiometer dengan mengatur potensiometer kita
dapat menempatkan stasiun-stasiun pemancar yang dikehendaki. Pengaturan
potensiometer akan merubah tegangan yang diberikan pada dioda-dioda
varaktor dengan begitu frekuensipun ikut berubah maka dapat dipilih frekuensi
suatu pemancar yang kita kehendaki.
b) Yang mempengaruhi perubahan frekuensi osilator adalah temperatur yang
timbul dari komponen
c) Tugas AFC untuk mengembalikan frekuensi IF yang telah bergeser dari 10,7
MHZ, dengan cara mengontrol frekuensi osilator
d) Kurva S demodulator FM
U R
1 0 ,5
1 0 ,7
1 0 ,9
f
U R = 0V
M Hz
a . p e n a l a a n t e p a t ( I fF
= 1 0 ,7 M H z )
U R
1 0 ,5
1 0 ,7
1 0 ,9
M Hz
e)
b . p e n a l a a n s a l a h ( fI F
f
U R p o s it ip
= 1 0 ,7 M H z )
Keuntungannya :
Teknik Radio
e) Saat pada daerah penerimaan, frekuensi osilator dibagi (perbandingan dalam
pembagian dapat diprogram) kemudian disamakan dengan osilator kristal dalam
penyama phasa. Saat terjadi penyimpangan frekuensi akan dihasilkan tegangan
pengatur yang kemudian digunakan untuk mengendalikan osilator VCO (Voltage
Controlled Oscilator = Osilator yang frekuensinya diatur tegangan) setelah
melalui pelalu bawah. Dengan cara itu VCO diserempakan dengan osilator
kristal. Dengan berubahnya frekuensi osilator yang dibarengi dengan perubahan
frekuensi resonansi pada tingkat depan, maka berubah pula frekuensi
penerimaan. Besaran ukur diambil dari frekuensi osilator. Pada penerima FM, fo
dibagi dua kali (32 dan 16) sedangkan pada AM, fo hanya dibagi dengan 16
f) Penghitung mengirim waktu gerbang untuk proses perhitungan, yang besarnya
16 ms untuk AM dan 51,2 ms untuk FM . Hanya sinyal dalam waktu gerbang saja
yang dihitung.
Contoh : frekuensi penerimaan 1 MHZ, fo = 1,47 MHZ .Kemudian frekuensi ini
dibagi dengan 16 = 91,875 KHZ. Selama waktu gerbang terdapat 16 ms/1000 x
91,875 KHZ = 1470 sinyal. Penghitung tidak akan menghitung frekuensi
penerimaan, maka harus dikurangi dengan frekuensi IF
g) Keuntungan penampil dengan peraga 7 segmen :dapat menunjukkan frekuensi
penerimaan secara tepat
h) Dioda kapasitor tunner dikendalikan oleh tegangan yang naik secara perlahan
dari generator gigi gergaji. Proses ini dapat dimulai dengan knop ataupun
dengan saklar sentuh. Jika sebuah pemancar telah diterima, demodulator FM
akan memberikan sinyal stop , dengan demikian pemancar akan tetap ada.
i) Prinsip kerja sistem tegangan :
1) Membandingkan penghitung isi dengan penghitung pemeriksa
2) Sinyal Ub
3) Rangkaian filter pelalu bawah
4) Untuk mengendalikan frekuensi osilator
j) Untuk pemancar :Dioda Infra Merah Untuk penerima: Dioda Foto Peka Infra
Merah
111
Teknik Radio
DAFTAR PUSTAKA
1. Basic Electronic Circuit and System Vol IV , C. T. I. Education Products , inc.
2. Heinz Haeberle , Elektronik 3 Nachrichtenelektronik, verlag Europa - Lehrmittel ,
Wuppertal , 1984
3. Huebscher, Elektrotechnik Fachstufe2, Westermann, Braunschweig, 1986.
4. Dennis Roddy, John Coolen, Komunikasi Elektronika, edisi ketiga Penerbit Erlangga
Jakarta.
112