Anda di halaman 1dari 26

Nodul ELKA-NR.AN.00+.

A) 1

A. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1: Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi

Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta diklat
dipersiapkan untuk memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat
penerima AM/band MW, pesawat penerima FM dan menyiapkan alat ukur
keperluan perbaikan/reparasi.

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, peserta diklat diharapkan:
1) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima
AM/band MW.
2) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima FM
3) Menjelaskan diagram blok pesawat penerima AM/band MW dan FM
4) Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.

b. Uraian Materi

1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW

Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang
lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat
penerima. Pesawat pemancar berfungsi membangkitkan dan
meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang
elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan
kecepatan cahaya yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan
gelombang pembawa (carrier wave) informasi. Pesawat penerima
menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari sejumlah
gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi
suatu informasi yang dapat dimengerti.

Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal dengan
sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu
stasiun pemancar dan dayanya pun sangat lemah. Pesawat penerima

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 2

radio, mulai berkembang setelah diketemukan tabung hampa (vacum
tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio
langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai
keuntungan dapat ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih
mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian
penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala,
demikian pula sistem pendeteksiannya.

Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu pesawat
penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik dalam sistem
penerima radio maupun televisi.
Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai
berikut:

a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada
antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal
RF tertentu yang kemudian dicampur (dikonversikan) dengan satu
sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat
penerima sendiri.
b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu
sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut
sinyal frekuensi menengah (IF).
c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF)
umumnya 455 kHz.
d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu
rangkaian penala divariasikan, maka selisih frekuensinya akan
konstan sebesar frekuensi menengah tersebut. Pencampuran ini
mempunyai keuntungan sebagai berikut:

(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi
karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang
spesifik, misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio AM.

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 3

(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator
local. Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu
adanya efek frekuensi bayangan. Walaupun IF sudah
merupakan frekuensi selisih
dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi pun
muncul pula.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok
diagram sebagai berikut:

Antena














Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM

Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu
penerima dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang mempunyai
daerah frekuensi 520 kHz 1630 kHz (577 184 meter) yang disebut
daerah gelombang menengah (medium wave band = MW).

Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW dilaksanakan
oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator lokal. Hasil dari
penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada alat praktik merupakan
bagian terpisah dari penala. Untuk lebih memahami prinsip kerja radio
super heterodyne, coba perhatikan diagram blok radio super
heterodyne pada gambar blok diagram penerima super heterodyne.

RF AMP
MIX

IF AMP

DETEK
TOR

AUDIO
AMP
loudspeker
8
AVC
OSC
LOKAL

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 4

Kemudian setelah memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti
fungsi setiap bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:

Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok
mixer+oscilator. Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal dengan
frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk
melalui antena.

Gambar 2. Rangkaian Penala

Pencampur (mixer) pada gambar rangkaian disamping menjadi satu
dengan sinyal oscilator. Karena sinyal-sinyal itu berbeda 455 kHz,
maka akan membentuk suatu sinyal 455 kHz sebagai hasil selisih dari
dua sinyal tersebut. Sinyal yang telah diubah menjadi 455 kHz
tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh penguat IF tingkat
pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan demikian,
penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi 455 kHz.






0ut
0
+
V
12V
1uF
L3
1uF
+
5pF
L2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 5
















Gambar 3. Rangkaian Penguat IF


Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic Gain
Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan tegangan (gain)
dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga penguatan ditambah pada
sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal masuk
yang kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang
konstan untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.
RANGK.DETEKTOR
TR3
ke basis TR2
+
V
12V
005
.1
01
5k
IN60
1S
1P
5K6
470

Gambar 4. Rangkaian Detektor

Rangkaian detektor, digambarkan seperti gambar 4 rangkaian
disamping dengan detektor dioda. Gulungan primer transformator IF
(T3) menerima sinyal IF termodulir dari penguat IF terakhir, dan
gulungan ini merupakan beban impedansi untuk transistor penguat.
Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan
sekunder yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda, karena
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
AVC(automatic
volume contro)
+
V
12V
.1
IN60
.1
001
1S
1S
1P
1P
1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+ 220/16
002
+
10/16
C829
C829
100
39k
5k6
470
15k
390
390
47k
AGC

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 6

prinsip kerja diode sebagai komponen perata. Sinyal audio akan
diperoleh karena pada rangkaian detector juga dilengkapi kondenstor
filter detector nilainya 0.01-0.05 mfd.




















Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier

Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah
penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi
memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan
suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang berfungsi
sebagai volume control.

TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan
konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan melalui R33k
mendapat umpan balik negatif dari output power amplifier. Tujuan
umpan balik ini untuk memperlebar band switch sehingga kualitas
suara menjadi lebih baik. TR C1684 merupakan penguat tegangan
tingkat kedua yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan
konfigurasi yang sama. Transistor inipun mendapat umpan balik
negatif melalui R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor
inipun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
1
n
0
TP12
TP15
13
14
TP16
TP11
+
V
12v
8
+
220/16
+
1uF
+
220/16
.1uf
1uF
.1uF 220pf
IN4148
5k
C1684
C1684
B698
D734
220
560
1 1
1 1
2k2
1k
470
150k
1k
470k
33k

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 7

mengeluarkan output yang dapat mengemudikan rangkaian power
amplifier. Out-put rangkaian penguat audio amplifier ini diteruskan ke
loudspeaker yang merupakan beban dari rangkaian. Sinyal informasi
melalui pengatur volume maka sinyal informasi ini dapat diatur besar
kecilnya suara.

2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM

BLOK DIAGRAM
Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.


Antena










AGC







Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM

PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup baik
sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk sistem FM
bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui sistem FM ada
yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan adanya penguat RF ini
maka sistem FM dapat bekerja pada input sinyal yang lebih rendah
dari sistem AM atau SSB, sebab istem AM dan sistem SSB tidak atau
jarang menggunakan penguat RF karena mereka dapat menekan
inherent noise. Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan
sensitivitas yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem

RF AMP

Mixer

IF AMP

Limitter

Discriminator
Lokal
Oscilator
Dhemmphasis
Network
AF dan
Power
Amplifiers
loudspeker
8

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 8

FM dapat menerima sinyal 1 V atau kurang jika dibandingkan dengan
sistem AM dan SSB dengan minimum sinyal input 30 uV. Tetapi bila
ingin sinyal 1 uV diumpankan langsung ke mixer, inherent noise yang
tinggi yang dihasilkan oleh komponen aktif mixer akan merusak sinyal
input yang 1 uV tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan
sinyal 1 V itu sehingga menjadi 10-20 V sebelum diberikan ke
mixer. Itu sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk diperhatikan untuk
sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut, noise
internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh lebih
rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan
transistor yang aktif.
Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan pengaruh
frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal
osilator ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi.
Output
Input
0
0
+V
12V
1
1cv
1np
1C
1C 1C
1C
2N4393
R1
R2
R3

Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn FET

Gambar 7 salah satu contoh gambar rangkaian RF Amplifier dengan
komponen aktif FET. FET RF AMPLIFIER : Impedansi input yang
tinggi dari FET bukanlah dasar digunakannya FET sebagai komponen
aktif pada penguat RF sistem FM. Sebab pada frekuensi yang tinggi,
impedansi input FET akan jauh menurun akibat adanya kapasitas

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 9

output
input
optional AGC
.1C4
15V
0
0
.1C4
91k
33k
0
0
1CV1
1000pf
1CV2
1CV2
1RFC
1L3
1L2
2N3796
0
.1C4
junctionnya. Adalah suatu kenyataan bahwa tidak selalu impedansi
input merupakan pertimbangan bagi RF amplifier karena untuk
frekuensi tinggi impedansi antena hanya beberapa ratus ohm atau cukup
rendah.

Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi input
dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat sementara tabung
hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan BJT mempunyai faktor
eksponensial. Untuk komponen yang bekerja dengan hukum kuadrat
memiliki sinyal output dengan frekuensi yang sama dengan input
dengan distorsi komponen 2 kali lebih kecil dari frekuensi inputnya,
sementara komponen lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar.
Juga dengan FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi.

PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate ganda)
common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti diperlihatkan
pada gambar 8 dibawah:

















Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET

Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan
keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh tegangan AGC. Juga
dengan MOSFET diperoleh keunggulan berupa naiknya daerah dinamis

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 10

Rangk.LIMITER
output
input
1 5 V
.1C4
0
0
0
0
.1C4
.1C4 .1C4
R1
R2
R3
R4
1CV1
1CV1
NPN
1CV1
.1
.1
.1 .1
dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja
pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar dibandingkan
dengan JFET.

LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai
amplitudo output yang konstant untuk semua input yang melebihi level
tertentu. Dalam sistem penerima FM ini dibutuhkan untuk menolak
ampiltudo modulasi dan variasi amplitodo yang tidak diingini, yang
merupakan noise. Kedua hal itu menyebabkan pengaruh yang tidak
diingini pada loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga
mencakup AGC untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau
levelnya dari yang ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant
pada diskriminator. Secara ideal dapat dinyatakan bahwa diskriminator
harus idealnya tidak menanggapi perubahan amplitudo tetapi hanya
perubahan frekuensi.
Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter dengan
transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu DC ke kolektor.
Secepat input menaik, terjadilah pemotongan puncak sinyal akibat
terbatasnya tegangan kolektor karena seperti diketahui, output transistor
tidak akan dapat melampaui tegangan VCC. Sedangkan rangkaian
tangki pada bagian output ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk
meningkatkan selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus
akibat pemotongan menjadi sinus.












Gambar. 9: Rangkaian Limitter


Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 11

Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi
tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut detektor pada
sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah
variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo.

Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah detektor yang
berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi
(informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi
rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar
dilakukan preemphasis dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari
intelejen frekuensi dinaikkan.

AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada
Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM
Receiver yang menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga
rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model lama juga dilengkapi
dengan AFC (Automatic Frequency Control). Rangkaian ini berfungsi
mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena
ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan
penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu belum
ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada
daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan
ekonomis. Mixer, osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama
dengan yang telah didiskusikan pada AM. Hanya harus dicatat bahwa
pada sistem FM, frekuensi IF nya adalah 10,7 MHz. Daerah kerja
Frekuensi FM sebesar 88 Mhz -108 Mhz.

3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN
PERBAIKAN/REPARASI
Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan dalam
pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis pesawat elektronika
adalah AVO meter, atau sering juga disebut multimeter/multitester.


Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 12

Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat elektronika antara lain:
obeng, tang, solder, signal generator/signal injektror, oskiloskop dan
alat Bantu lainnya. Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang
diperlukan dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik:

A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik.

Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan secara rinci
didalam penggunaan alat ukur, karena peserta diklat sudah
memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A.
1. Obeng
Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa mereparasi
alat-alat elektronika atau radio dan lain sebagainya, obeng ini
mempunyai peranan yang sangat penting didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi pesawat radio ataupun pesawat elektronik
lainnya. Fungsinya ialah untuk membuka sekerup atau
memasang sekerup (pekerjaan mekanik).

Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi sebaiknya
persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran dan macam-
macamnya. Yaitu dengan membeli satu set obeng. Jenis
obeng ada yang berujung pipih (-)dan berujung (+) disebut
kembang. Gunanya juga disesuaikan keperluan. Jika kita
akan membuka atau memasang sekerup kembang hendaknya
dipakai obeng (+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-)
hendaknya dipakai obeng yang berujung pipih saja. Dalam
membuka sekerup usahakan jangan sampai sekerup cacat
atau rusak. Oleh sebab itu gunakan obeng yang sesuai dan
yang masih baik keadaannya.

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 13
















Gambar. 10: Macam-Macam Obeng

Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng untuk
keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani pekerjaan
mekanik.

2. Obeng pengetrim
Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang khusus
untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari plastik dan
ujungnya dari pelat. Gambar 11 di bawah adalah salah satu
contoh obeng yang dapat digunakan sebagai pengetrim.









Gambar 11. Obeng Trim

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 14


3. Tang


Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang.

Gambar 12b. Tang kombinasi

Gambar 12a dan 12b adalah yang lajim dipergunakan.
Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-macam
jenis tang. Tang diperlukan dalam pekerjaan
perbaikan/reparasi pesawat elektronika. Tang ini bentuknya
moncong panjang pada pangkalnya.
Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang kaki
komponen seperti Resisitor, Transistor dan komponen
lainnya.
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang tak
berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong
melipat/membengkokan dan lain sebagainya.


4. Solder

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 15


Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan
Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk melepas
dan memasang komponen dari PCB (printed circuit board).
Pekerjaan ini diperlukan solder yang sesuai dengan daya
panas pemasangan maupun melepas komponen. Solder
sangat penting dan harus anda punyai. Dibawah ini salah
satu model Solder listrik yang dilengkapi kedudukan:
Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan dengan
komponen yang akan disolder. Panas yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen, dan
sebaliknya solder yang kurang panas dapat mempengaruhi
hasil penyolderan yang sempurna.

B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran.
1. Multimeter
Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang
terdapat pada sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar
14.

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 16



















Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog











Gambar 15. Penyidik (probes)











Gambar 16. Papan Skala Multimeter
a) Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil
pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala;
tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm (),
CONNON (-)
KABEL
PENY!D!K
{PROBES)
JEP!TAN
NONCONG BUAYA
(AL!GATOR CL!P)
PAPAN SKALA
JARUN PENUNJUK
SEKRUP
PENGATUR
POS!S! JARUN
BATAS UKUR
(RANGE)
SAKLAR
JANGKAUAN
UKUR
TONBOL
PENGATUR POS!S!
JARUN
OUT (+)
SKALA OHN
SKALA vOLT
(ACv-DCv)
SKALA ARUS
(DCmA)

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 17

tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan
skala-skala lainnya. Lihat gambar 16.

b) Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk menentukan
posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika
digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam
), saklar ditempatkan pada posisi , demikian juga jika
digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan
kuat arus (mA-A). Satu hal yang perlu diingat, dalam
mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada
pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang
akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220
ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250
ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.

c) Sekrup pengatur posisi jarum (preset): digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri
papan skala)

d) Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero
Adjustment): digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistansi. Dalam praktek, kedua
ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol
diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

e) Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk menghubungkan
kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan
tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter
yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur
h
fe
transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh
transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang
untuk mengukur kapasitas kapasitor.

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 18


f) Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari
angka-angka; 0,25 25 500 mA. Untuk batas ukur
(range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0
0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang
dapat diukur berkisar dari 0 25 mA. Untuk batas ukur
(range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0
500 mA.

g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari
angka; 10 50 250 500 1000 ACV/DCV. Batas
ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti
tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt,
demikian seterusnya.

h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan
kilo Ohm (k). Untuk batas ukur (range) x1, semua
hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan
skala (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) x10,
semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan
dikali dengan 10 (pada satuan ). Untuk batas ukur
(range) kilo Ohm (k), semua hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada papan skala (pada satuan k),
Untuk batas ukur (range) x10k (10k), semua hasil
pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan
10k.

2. Oskiloskop
Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam
melakukan prosedur reparasi, terutama untuk jenisjenis
pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam bentuk yang

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 19

kompleks, oskiloskop merupakan suatu alat yang mampu
melihat dan menganalisa gejala gejala listrik. Oskiloskop
mempunyai kemampuan dalam hal hal sebagai berikut:
a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non perodik.
b) Mengukur tegangan dan arus.
c) Mengukur frekuensi.
d) Mengukur beda fasa.
e) Sebagai penggambar x y.
Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan ataupun
arus yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud dari tegangan
maupun arus itu dapat dengan jelas. Jadi secara ringkasnya,
bentuk gelombang yang keluar dari hasil pengukuran pada
suatu titik akan mudah dilihat dengan jelas. Salah satu contoh
adalah sebagaimana pada gambar berikut:













Gambar 17a. Sebuah Osciloskop







Gambar 17b. Panel Oskiloskop

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 20

Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini digunakan
sebagai sinyal input didalam penelusuran terminal input untuk
menuju ke output maka pada layar oskiloskop akan terlihat
dengan jelas karakteristik respon frekuensi rangkaian yang
tengah diamati. Misalnya pada rangkaian frekuensi menengah
(IF), rangkaian Audio pada pesawat penerima radio.

3. Signal Injector
Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap
rangkaianrangkaian transistor (bahkan pada komponen
transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen tersebut.
Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan pada
gambar 18 di bawah ini;







Gambar 1S. Signal injektor

Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio yang
sangat dominan untuk melacak rangkaian rangkaian transistor
yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila diinjeksi
dengan alat ini akan memberikan reaksi suara.
Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari gangguan
pada rangkaianrangkaian audio seperti pesawat radio transistor,
tape recorder ataupun pada pesawat televisi pada rangkaian
sesudah penguat video.

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 21


c. Rangkuman.
1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima radio
dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band MW pada
sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-1630kHz dengan
panjang gelombang 577 meter184 meter. Pesawat penerima radio
sistem AM atau band MW ini menerima frekuensi sebesar 455 Khz
frekuensi ini disebut Intermediate frekuensi (IF).
2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima radio
dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima AM. Pesawat
penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi menengah (IF) sebesar
10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM dengan Sistem FM antara lain:

a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limiter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.
3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi ada
dua bagian yaitu:
1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik.
2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran (elektrik).

d. Tugas
1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW dengan
dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.
2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan dilengkapi
bentuk sinyal setiap bagian.
3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik, dan alat ukur
/instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan perbaikan/reparasi.

e. Test formatif

Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda
anggap benar.

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 22

1. Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.
d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.

2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator
merupakan frekuensi menengah disebut:
a. frekuensi Intermediate frekuensi
b. frekuensi hasil pengurangan
c. frekuensi penala
d. frekuensi modulasi.

3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz - 1630 Khz
b. 488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz - 1640 kHz
c. 588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz - 1620 Khz
d. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640 Khz.

4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar sebesar
1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari frekuensi RF, bila
frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator lokal:
a. 1455 Khz
b. 1460 Khz
c. 1475 Khz
d. 1555 Khz

5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah;
a. Fo = IF - RF
b. Fo = IF + RF
c. Ro = Fo + RF
d. Ro = IF Fo

6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat turun
naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut.
a. Amplifier c. Filter
b. Dektektor d. AGC ( Automatic Gain
Control )


Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 23

7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan sinyal:
a. Sinyal AC dengan sumber tegangan DC
b. Sinyall AC dengan sumber tegangan AC
c. Sinyal DC dengan sumber tegangan DC
d. Sinyal DC dengan sumber tegangan AC

8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri dari
tiga bagian yaitu:
a. Oscilator, Mixer dan Tuner
b. Oscilator, IF dan MIxer
c. Oscilator, Mixer dan RF
d. RF, mixer dan IF

9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal pembawa
dengan sinyal:
a. Sinyal informasi
b. Sinyal Oscilator
c. Sinyal Intermediate frekuensi
d. Sinyal RF

10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:
a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker
b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF
c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer
d. Sinyal sinus mengandung audio

11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah:
a. Frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limitter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. a,b dan c benar

12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar:
a. 77 Mhz s/d 107 Mhz
b. 87 Mhz s/d 107 Mhz
c. 88 Mhz s/d 108 Mhz
d. 89 Mhz s/d 108 Mhz

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 24

13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah;
a. 88 Mhz
b. 10,7 Mhz
c. 88,7 Mhz
d. 108 Mhz

14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini
diperlukan untuk;
a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b. Sebagai pelengkap sistem FM
c. Mencegah terjadinya distorsi
d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF

15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk:
a. Menghasilkan ouput yang konstan
b. Memotong sinyal yang tinggi
c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF
d. Mengurangi terjadinya distorsi

16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan pesawat
elektronika/penerima Radio sebagai;
a. Pekerjaan mekanik
b. Membengkokan komponen
c. Memotong kaki komponen
d. Pemegang komponen sedang disolder

17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika, dapat
digunakan sebagai:
a. Pemotong kaki komponen
b. Penjepit bok pesawat
c. Membuka baut
d. Membengkokan mata solder

18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan kerusakan
komponen dalam;
a. Rangkaian dengan sumber tegangan
b. Rangkaian tanpa tegangan

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 25

c. Jalur PCB (printed circuit board)
d. a, b dan c benar

19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan pengukuran;
A. Tegangan dan sinyal
B. Frekuensi dan tegangan
C. Arus yang besar
D. a, b benar

20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak dengan
ouput signal adalah:
a. Sinyal audio
b. Sinyal Sinus AC
c. Sinyal Sinus DC
d. Sinyal Sinus RF


f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)

a. Lembar kerja
Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar

Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana memahami
dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun sistem FM serta
peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi.
Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, itu
berarti Anda sudah memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran
persiapan awal untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima
radio tape recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul
ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda
fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan

1.Macam-macam alat ukur dan alat tools.
2.Buku buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio

Nodul ELKA-NR.AN.00+.A) 26


C. Langkah kerja

1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu
kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami cara kerja
radio Tape Reocrder).
2. Catatlah Alat-alat yang diperlukan untuk keperluan pekerjaan
perbaikan/reparasi.
3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari pesawat
penerima radio AM/FM.
4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan peralatan baik
untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan elektrik.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.

D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.

E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.

Anda mungkin juga menyukai