Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PERBAIKAN PERALATAN

ELEKTRONIKA
REVIEW HARI KAMIS, 12 JUNI 2014
PENERIMA TELEVISI WARNA




OLEH :
NAMA : KOMANG MITA ARIANI
KELAS : IV C
NIM : 1215333008

Revisi Perbaikan Peralatan Elektronika
Kamis, 12 Juni 2014

Bentuk dasar blok diagram dari bagian penerima TV berwarna terdiri dari bagian luar
(antenna), tuner, bagian suara (audio), bagian pengolah gambar/warna (video), sinkronisasi dan
defleksi.



1. Antena
Pesawat penerima televise dari jenis apapun selalu dilengkapi dengan antenna. Antenna
mempunyai bentuk yang sederhana, yang terdiri dari elemen-elemen alumunium yang dirakit
sedemikian rupa, tetapi mempunyai pengaruh yang besar terhadap penangkapan sinyal-sinyal
televise. Adapun fungsi utama dari antenna televise adalah untuk menangkap dan menerima
sinyal atau gelombang yang dipancarkan oleh antenna pemancar.
Adapun gelombang yang diterima oleh penerima pesawat televise adalah gelombang
VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency), karena kedua gelombang
pembawa suara dan gelombang pembawa gambar mempunyai komponen frekuensi yang
dipancarkan pada sebuah jalur frekuensi gelombang VHF atau UHF sebagai pembawa pada
pancaran televise berwarna.

2. Tuner
Bagian tuner sering disebut juga sebagai bagian penala. Tuner televise berwarna
mempunyai kedudukan yang sama dengan tuner penerima televise hitam putih. Tuner terdiri dari
penguat frekuensi tinggi (penguat HF), mixer dan osilator local. Dengan mixer dan osilator local,
gelombang TV dirubah menjadi sinyal frekuensi IF, untuk dapat diterima oleh penerima televise.




3. AFT (Automatic Fine Tuning)
Rangkaian AFT berfungsi untuk mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF
agar frekuensinya 38.9 MHz. tegangan pengatur AFT diambil dari detector 5,5 MHz yang
mendeteksi penyimpangan dari harga 38.9 MHz, kemudian diumpanbalikkan ke osilator local
pada tuner.
4. Bagian Suara (Audio)
Sound IF Amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal suara yang termodulasi
gelombang FM 5,5 MHz yang kemudian diumpankan ke detector dimana sebelum
masuk ke bagian detector terlebih dahulu difilter dengan frekuensi kerja 5.5 MHz,
sehingga selain frekuensi gelombang 5,5 FM, maka akan ditahan dan melewatkan
sinyal suara saja.

FM Detector berfungsi sebagai pemisah frekuensi suara dari pembawanya yang
termodulasi FM
Power Amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal suara untuk mendapatkan sinyal
yang cukup untuk menggetarkan loudspeakers.
Loudspeaker berfungsi sebagai alat pengolah sinyal suara agar dapat didengar oleh
manusia, yaitu dengan mengubah sinyal suara menjadi suara. Pada speaker sinyal
audio yang masih berupa arus listrik diubah menjadi medan magnet. Medan magnet
tersebut akan menggetarkan membrane speaker. Pada membrane speaker, getaran-
getaran tersebut disesuaikan dengan frekuensi pendengaran manusia, sehingga dapat
dinikmati dengan indera pendengar.
5. Bagian Pengolah Gambar (Video)

5.1 Penguat IF
Penguat IF hanya menerima frekuensi menengah dari keluaran mixer karena
rangkaian ditata untuk sinyal IF. Sehingga tidak ada penguatan untuk masukan
sinyal RF ataupun sinyal penjumlahan frekuensi.

Fungsi utama bagian penguat IF adalah meningkatkan sinyal gambar pada tingkatan
dimana selubung sinyal gambar AM dapat dideteksi. Pendeteksian sinyal IF
biasanya menggunakan sebuah diode semikonduktor sebagai penyearah setengah
gelombang. Sinyal yang berada pada tingkatan kurang dari 0,5 volt memerlukan
detector linier. Jadi bagian penguat IF terdiri dari penguat dua atau tiga tingkat
untuk memenuhi besarnya penguatan sekitar 10.000 kali.


5.2 Penjebak Gelombang IF
Penguat sinyal gambar IF memberikan selektivitas kanal berbatasan dengan
menekan interferensi gelombang penerimaan. Respon IF pada ujung bandpass
ditentukan oleh rangkaian LC penjebak. Rangkaian ini memotong lintasan kurva
respon frekuensi dengan mengurangi penguatan IF pada frekuensi penjebak.
5.3 Rangkaian Detektor Video
Sinyal video komposit dideteksi oleh detector video dari sinyal IF gambar.
Biasanya untuk rangkaian detector video digunakan detector diode. Rangkaian ini
berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF
gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam dari sinyal yang
mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk maka akan mengakibatkan
buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara.
Ada dua macam metode deteksi, pertama menggunakan detector diode dan yang
lain menggunakan detector pulsa sinkronisasi.
5.4 Video Amplifier
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detector
video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam
rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightness level)
yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan
lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

Sebuah jaringan penunda (delay line) dipasang pada kedua penguat depan untuk
memperlambat sinyal luminan. Pada penguat tingkat kedua dan tingkat ketiga,
penguatan atau kontras gambar dapat diatur. Dan untuk menghilangkan komponen
kromian sub pembawa, dipasang penjebak 4,43 MHz. Lebih lanjut sebuah
rangkaian pengoreksi respon frekuensi tinggi gambar juga dipasang. Pada tingkat
akhir penguat, dipasang rangkaian penyetel kuat cahaya, rangkaian penghilang garis
flyback, ABL dan rangkaian pembangkit komponen DC untuk gambar.
5.5 Pengolahan Sinyal Kroma
Sinyal kroma berada didalam sinyal video komposit colorplexed. Biasanya,
diperoleh dari buffer emitter follower yang berada setelah detector video.




Penguat Krominan, penguat ini menguatkan frekuensi 4,43 MHz untuk sinyal
krominan yang termodulasi dalam sinyal V (sinyal R-y) dan sinyal U (sinyal B-
Y). lebar jalur penguat 2 MHz.
Sinkronisasi Warna, didalam rangkaian sinkronisasi warna, sinyal burst
sinkronisasi warna dikeluarkan dari sinyal video warna komposit.
Automatic Color Control (ACC), jika amplitude sinyal ledakan naik, maka ACC
mengeluarkan suatu tegangan kemudi yang memperkecil penguatan didalam
bagian warna.
Color Killer, berguna untuk menindas penguat warna, apabila sedang tak ada
sinyal krominan masuk. Ini terjadi pada waktu penerimaan sinyal hitam-putih.
Rangkaian Switching Fasa 180, dari penguat krominan, sinyal diumpankan ke
color. Splitter (pembelah warna) ini memisahkan sinyal yang termodulasi
dengan sinyal V dari sinyal yang termodulasi dengan sinyal U. pembelah warna
terdiri dari sakelar PAL dan beberapa resistor. Pada akhir setiap garis, selama
ditariknya garis PAL maka sinyal V diputar 180. Sinyal U tidak mengalami
putaran fasa.
Demodulasi Warna, sinyal-sinyal perbedaan warna di demodulasikan dari sinyal
U dan V. Karena pada pemancar, sinyal-sinyal itu dimodulasikan dengan system
pembawa suppressed/dihilangkan dan hanya kedua sub pembawa jalur samping
(side band sub carier) yang ada. Agar dapat mendemodulasikannya menjadi
sinyal pembawa warna yang asli kembali, maka diperlukan sub pembawa 4,43
MHz dengan fasa dan frekuensi yang tepat sama seperti pada pemancar.

5.6 AGC (Automatic Gain Control)
Penguatan penerima TV warna dikontrol secara otomatis dengan rangkaian AGC
yang bergantung pada kuat medan gelombang TV yang diterima, sehingga output
detector video dapat dibuat selalu konstan. Dengan mendeteksi perubahan output
detector video dapat dibuat tegangan AGC yang diumpanbalikkan ke penguat HF
dan penguin IF gambar.





5.7 Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian
defleksi vertical, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan
tinggi.
Osilator Horizontal, sebagai pembangkit pulsa frekuensi horizontal. Pada
sistem CCIR frekuensi horizontalnya adalah 15.625 Hz, dan pada sistem FCC
frekuensi horizontalnya adalah 16.759 Hz
Horizontal Driver, dipakai untuk memperkuat frekuensi horizontal dari osilator
guna menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transistor horizontal
output (HOT) sehingga transistor HOT berlaku sebagai sakelar.
Horizontal Output (HOT) berfungsi untuk menyediakan power arus gigi gergaji
untuk diumpankan ke kumparan defleksi horizontal. Dari transistor HOT
kemudian dikopel secara kapasitif ke kumparan defleksi yoke. Pada umumnya,
transistor HOT TV warna mendapat tegangan DC sekitar 110V. trafo flyback
(FBT,HVT) dipasang pada bagian HOT dengan memanfaatkan arus gigi
gergaji saat horizontal retrace yang dapat menginduksikan tegangan sangat
tinggi.

5.8 Defleksi Yoke Horizontal
Berfungsi sebagai berikut :
- Menghasilkan arus defleksi yang cukup untuk Deflection Yoke untuk scanning
electric beam dalam arah horizontal.
- Membangkitkan tegangan tinggi melalui gulungan sekunder fly back dan
tegangan ini diumpankan ke elektroda anoda CRT dan elektroda focus.

5.9 High Voltage Supply (Fly Back)
Fly Back berfungsi sebagai penghasil tegangan tinggi untuk dapat mencatu layer
CRT agar dapat menghasilkan electron-elektron yang dapat menampilkan gambar.
Tegangan input yang diolah berasal dari tegangan VCC dengan dipengaruhi adanya
kerja transistor horizontal output dengan frekuensi tinggi. Tegangan tinggi ini
digunakan untuk mencatu rangkaian video output serta katoda dan grid CRT.

6. Rangkaian Catu Daya
Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang selanjutnya
didistribusikan keseluruh rangkaian. Pada gambar dibawah, rangkaian catu daya dibatasi oleh
garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah
rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi. Sementara itu, daerah didalam kotak
merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh
rangkaian TV.


Daftar Pustaka

http://smkn2sampit.sch.id/data-
center/modul_pi_2012/Produktif/produktif%20AV/sistem_pesawat_televisi.pdf
http://www.slideshare.net/ekostereo/bab-6-sistem-penerima-televisi
http://unoservice.wordpress.com/2013/06/01/mengenal-blok-rangkaian-pada-tv-berwarna-serta-
cara-kerjanya/
http://eprints.undip.ac.id/25370/1/ML2F302540.pdf

Anda mungkin juga menyukai