Anda di halaman 1dari 7

KD.3.

5 MENGANALISIS RANGKAIAN TUNNER PADA SISTEM RADIO PENERIMA

Bagian Tuning

Pengertian Tuner, atau Penala berfungsi untuk memilih kanal / stasiun dengan cara merubah
gelombang radio yang diterima antena menjadi signal IF (Intermediate Frequency).

Bagian tuning sering disebut juga bagian tunner atau penala. Komponen utamanya adalah lilitan
email(kawat tembaga) dan kondensator (Kondensator inilah yang sering dinamakan tuning
sircuit, sebab fungsinya untuk mencari gelombang frekuensi siaran dari pemancar. Secara
umum rangkaian tuner ini terdapat pada bagian penerima.Pada rangkaian tuner ini terdapat
beberapa rangkaian antara lain mixer, osilator lokal dan penguat RF. Rangakain tersebut
mempunyai fungsinya masing-masing pada penerima FM.

Fungsi bagian tuning pada penerima radio adalah untuk memilih salah satu dari sekian banyak
gelombang radio (RF= radio frekuensi) yang telah diterima oleh antena melalui teknik resonansi.
(resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat adanya benda lain yang bergetar).

Didalam Tuner terdapat 3 rangkaian utama, yaitu :

(1) Penguat frekuensi tinggi / Penguat RF (RF Amplifier)

(2) Pencampur (Mixer)

(3) Osilator lokal (Local Oscillator).

 Penguat Frekuensi Radio (Penguat RF)

Penguat frekuensi tinggi, seperti namanya, berguna untuk menguatkan sinyal frekuensi radio yang
diterima oleh antena. Penguat RF ini harus memiliki karakteristik penguatan yang merata pada
seluruh bidang frekuensi dan memiliki perbedaan penguatan antar kanal yang sekecil mungkin.
Karena rasio S/N (perbandingan sinyal terhadap noise) ditentukan oleh penguat RF ini, maka
penguat RF harus memiliki penguatan (gain) yang cukup besar, tetapi juga harus tetap
menghasilkan distorsi yang kecil jika ternyata gelombang yang diterima sudah cukup besar, untuk
itulah maka ditambahkan rangkaian kontrol penguatan otomatis (AGC / Automatic Gain Control)
yang diumpan-balik kan pada rangkaian RF ini.

Penguat TertalaPenguat tertala (tuned amplifier) adalah penguat frekuensi tinggi yang
menerapkan rangkaian tala berupa tangki LC yang biasanya ditempatkan sebagai pengganti
beban. Pada sistem komunikasi, penguat tertala ini dapat berupa penguat RF (Radio
Frequency Amplifier) atau penguat IF (Intermediate Frequency Amplifier). Pada radio
penerima langsung, penguat RF berfungsi untuk memilih dan menguatkan pita frekuensi
stasiun siaran yang diinginkan.Setiap tingkat penguat harus dapat ditala pada frekuensi yang
dikehendaki dalam pita (daerah frekuensi) siaran. Pada penerima superheterodyne, sinyal RF
yang telah diseleksi, diubah BA

frekuensinya menjadi frekuensi yang lebih rendah yang disebut “intermediate frequency”
atau IF yaitu 10,7 MHz pada penerima FM, untuk memperkuat sinyal IF tersebut sebelum
sampai pada detektor biasanya diperlukan beberapa tingkat penguat IF.Penguat RF adalah
tahap penguatan yang harus memproses sinyal pada frekuensi transmisi yakni sinyal yang
diterima atau ditransmisikan oleh antena.stasiun pemancar FM boadcast yang berdekatan
harus terpisah paling sedikit 400 kHz untuk meminimalkan efek interferensi.Tujuan pemakaian
penguat tertala adalah untuk memperoleh penguatan, sensitifitas, selektifitas dan bandwidth
tertentu yang merupakan ukuran unjuk kerja suatu penguat tertala. Parameter-parameter
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Jika penguatan diperbesar maka sensitifitas bertambah
naik, bandwidth mengecil dan selektifitas bertambah tinggi, demikian pula sebaliknya.Ukuran
lain dari unjuk kerja penguat tertala adalah noise figuredan stabilitas osilasi.Setiap penguat
tertala memiliki tendensi atau kecendrungan untuk berosilasi secara liar.Penguat yang
stabil adalah penguat yang tidak berosilasi pada keadaan kerja normal dalam cakupan
“dynamic range.Dynamic range adalah ukuran lebar spasi atau selisih antara sinyal terkuat
dan sinyal terlemah yang masih bisa dikuatkan.Sinyal terkuat dibatasi oleh distorsi yang
diakibatkan oleh ketidaklinearan komponen aktif sedangkan sinyal terlemah dibatasi oleh
noise. Dynamic range sangat penting dalam aplikasi-aplikasi dimana rentang perubahan level
sinyal diperhitungkan.

Gambar prinsip kerja penguat RF

Gambar blok diagram penguat RF


 Pencampur (Mixer)

Fungsi mixer adalah mencampur gelombang radio yang diterima antena yang telah dikuatkan oleh
Penguat RF dengan keluaran osilator lokal sehingga diperoleh signal IF (intermediate frequency)
yang merupakan selisih dari kedua frekuensi yang dicampur tersebut. Frekuensi pembawa sinyal
yang dikeluarkan rangkaian mixer ini adalah dibuat tetap sebesar 38,9 Mhz yang merupakan
frekuensi pembawa gambar yang didalamnya juga terdapat sinyal singkronisasi dan frekuensi
sebesar 33,4 Mhz yang merupakan frekuensi pembawa suara.

Bagian mixer yang ada pada pesawat radio memiliki tugas sebagai penguat dari getaran frekuensi
antena khusus.Konstruksi dasar dari bagian mixer pada umumnya dilengkapi dengan sebuah
transistor.Pada umumnya rangkaian mixer selalu berdekatan dengan antena. Kemudian
untuk bagian-bagian yang lain seringkali berkaitan erat dengan komponen MF(midle
frequency). Komponen MF ini merupakan trafo frekuensi menengah yang sering di gunakan
pada pesawat radio dan berfungsi sebagai penghubung(kopel)antara mixer dengan penguat
frekuensi menengah (IF Ampifier).Apabila sebuah radio transistor hanya menggunakan
sebuah transistor saja, maka bagian mixer berfungsi sebagai penguat pada antenna dan
berfungsi pula sebagai penguat pada frekuensi osilator.

 Osilator Lokal (Local Oscillator)

Fungsi osilator lokal adalah membangkitkan frekuensi yang nantinya dicampur dengan frekuensi
yang diterima antena sehingga didapat frekuensi IF, frekuensi osilator lokal dapat diubah-ubah
sesuai dengan kanal / saluran yang dipilih.Osilator lokal harus sangat stabil, karena jika osilator
lokal mudah tergeser maka gambar dan suara tidak dapat direproduksi dengan sempurna. Untuk
mendapatkan ke-stabilan ini maka ditambahkan rangkaian kontrol AFT (Automatic Frequency
Tuning) atau AFC (Automatic Frequency Control) yang berguna untuk mendeteksi penggeseran
frekuensi pembawa sinya IF gambar yang kemudian di umpan-balikkan ke osilator lokal, sehingga
osilator lokal di-stabilkan oleh tegangan umpan-balik tersebut (tegangan AFT / AFC).

Osilator merupakan peralatan penting pada komunikasi radio.Pada dasarnya osilator


adalah penguat sinyal dengan umpan balik positif, dimana rangkaian resonansi sebagai
penentu frekuensi osilator.(Malvino, Barmawi, 1994, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 2 : 225).
Osilator lokal adalah suatu rangkaian yang menghasilkan sejumlah getaran listrik secara
periodik dengan amplitudo konstan.Rangkaian osilator ini pada prinsipnya berfungsi untuk
membangkitkan frekuensi tinggi, yaitu lebih dari pada frekuensi radio.Gelombangsinusoidal atau

carrier dan osilator lokal yang bertaut dengan sinyal RF(radio frekuensi)yang datang dari
mixer menghasilkan sinyal frekuensi antara.Rangkaian dasar penghasil sinyal dengan
frekuensi osilasi adalah rangkaian resonansi dengan komponen osilasi utama adalah kapasitor.
TUGAS!

1.jelaskan fungsi tuning/tunner pada sistem penerima radio?

2.jelaskan penguat RF pada sistem radio penerima!

3.jelaskan prinsip kerja dan gambarkan blok diagram dari penguat RF (Radio Frekuensi)!

4.jelaskan fungsi dari mixer (pencampur) pada sistem radio penerima!

5.gambarkan blok diagram dan jelaskan prinsip kerja dari osilator !


Kaki-kaki Pada Tuner (Pin-pin pada tuner)

Pada beberapa type, tuner memiliki kaki lebih dari 15 pin, namun beberapa yang lain hanya
memiliki 5 pin saja, banyak sedikitnya pin tergantung seberapa komplek rangkaian pada tuner
tersebut, karena ada beberapa tuner yang sudah digabungkan dengan penguat IF nya dalam satu
blok, sehingga kaki-kaki dari tuner tersebut menjadi banyak. Secara umum tuner memiliki kaki
dengan fungsi IF, B+, AGC, AFT, VT dan pemilih BAND. Berdasarkan fungsi kaki ini,
khususnya kaki-kaki pengontrol pemilih Band dan tegangan tuning (tala) tuner dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : (1) Tuner Analog, (2) Tuner Semi Digital, dan (3)
Tuner Digital. Perbedaan mendasar dari tuner dengan sistem pengontrolan analog terhadap tuner
dengan sistem pengontrolan digital adalah : Pada tuner dengan sistem pengontrolan digital, fungsi
VT dan pemilih BAND di proses didalam tuner sehingga pin VT, VL, VH, dan VU yang ada pada
tuner analog digantikan dengan pin SCL, SDA dan tegangan supply 33 Volt, Sedangkan untuk
tuner dengan sistem pengontrolan semi digital, hanya pin pemilihan Band saja diproses didalam
tuner, sehingga pin yang semula VL, VH, dan VU digantikan dengan pin B1 dan B2.

Tabel Fungsi Pin / Kaki Pada Tuner

Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Analog
Nama Nama
Fungsi Keterangan
Kaki lain

IF Keluaran IF

5, 9 atau 12 Volt tergantung type-


BM B+ Tegangan Vcc tuner
nya

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


Tegangan berubah saat frekuensi
AFC AFT otomatis, berguna menjaga kestabilan
tergeser
frekuensi

VHL, Memilih BAND VHF Low (48 - 82 0 Volt = Non aktif, setara dengan
BL
VL Mhz) atau Kanal 2 - 6 Vcc = Aktif

Memilih BAND VHF High (175 - 224 0 Volt = Non aktif, setara dengan
BH VH
Mhz) atau Kanal 7 - 13 Vcc = Aktif

Memilih BAND UHF High (471 - 855 0 Volt = Non aktif, setara dengan
BU VU
Mhz) atau Kanal 14 - 83 Vcc = Aktif

Masukan tegangan pengontrol penguatan Saat signal lemah, tegangan naik,


AGC
otomatis (AGC) saat signal kuat tegangan turun
Masukan tegangan pengontrol frekuensi
BT VT 0 - 33 Volt
tuning (Voltage Tuning)

Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Semi Digital
Nama Nama
Fungsi Keterangan
Kaki lain

IF Keluaran IF

5, 9 atau 12 Volt
BM B+ Tegangan Vcc tuner
tergantung type-nya

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


Tegangan berubah saat
AFC AFT otomatis, berguna menjaga kestabilan
frekuensi tergeser
frekuensi

B1 V1 Memilih BAND VHF Low, VHF High, UHF 0 1 1


VHF VHF
UHF
Low High
B2 V2 Memilih BAND VHF Low, VHF High, UHF 1 0 1

Saat signal lemah,


Masukan tegangan pengontrol penguatan
AGC tegangan naik, saat signal
otomatis (AGC)
kuat tegangan turun

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


BT VT 0 - 33 Volt
tuning (Voltage Tuning)

* 0 = 0 Volt, 1 = Setara tegangan Vcc

Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Digital
Nama Nama
Fungsi Keterangan
Kaki lain

IF Keluaran IF

5, 9 atau 12 Volt tergantung type


BM B+ Tegangan Vcc tuner
nya

AFC AFT Masukan tegangan pengontrol frekuensi Tegangan berubah saat frekuensi
otomatis, berguna menjaga kestabilan
frekuensi tergeser

SCL Serial Clock 5 Volt

SDA Serial Data 5 Volt

Masukan tegangan pengontrol penguatan Saat signal lemah, tegangan naik,


AGC
otomatis (Automatic Gain Control) saat signal kuat tegangan turun

BT VT Suplay tegangan frekuensi tuning 33 Volt

Anda mungkin juga menyukai