Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG DAN DIGITAL

FM STEREO

Oleh:
Heri SUsanto
1541160028
2B JTD

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2015-2016

1. Penerima FM Stereo
Blok diagram radio penerima FM :

Gambar 1. Blok diagram radio penerima FM

Keterangan blok:
Antena Penerima
Gelombang yang merambat dari pemancar menginduksi tegangan lemah
dalam antena penerima. Besarnya amplitudo tegangan antena yang terinduksi antara
puluhan milivolt hingga kurang dari 1 mikrovolt, tergantung pada kondisinya. Pada
penerima FM komersial banyak digunakan antena omnidirectional untuk
pemakaian umum dengan menggunakan chasis pesawat sebagai pentanahan.
Penguat Tala RF
Pada penguat tala RF daya sinyal dinaikkan ke tingkat yang cocok untuk
masukan ke proses pencampuran (mixer) dan membantu mengisolasi osilator lokal
dari antena. Pada tahap ini berperan untuk menolak sinyal-sinyal yang sangat jauh
dari saluran yang diinginkan. Tingkat daya sinyal ini perlu dinaikkan sebelum

dicampurkan, karena adanya derau yang tidak diinginkan masuk ke tingkat


pencampur.
Osilator Lokal
Osilator lokal dalam penerima ditala untuk menghasilkan frekuensi fLO yang
berbeda dengan frekuensi sinyal datang fRF sebesar frekuensi intermediate (antara)
fIF. Dengan demikian fLO adalah sama dengan fRF + fIF atau fRF fIF. Pada banyak
penerapan, seringkali digunakan frekuensi osilator lokal fLO lebih tinggi
dibandingkan dengan frekuensi sinyal datang fRF, sehingga berlaku persamaan fLO =
fRF + fIF atau fIF = fLO fRF.
Mixer
Mixer merupakan proses pencampuran, yang menggeserkan sinyal yang
diterima pada fRF ke frekuensi intermediate fIF. Modulasi pada pembawa yang
diterima juga diubah ke frekuensi intermediate.
Penguat Tala IF
Berfungsi menaikkan sinyal ke tingkat yang tepat untuk dideteksi dan
menyediakan sebagian besar pemilahan frekuensi yang diperlukan untuk
melewatkan sinyal yang diperlukan dan menyaring keluar (filter) sinyal-sinyal
yang tidak diinginkan yang terdapat dalam keluaran pencampur. Karena rangkaian
penguat tala IF selalu bekerja pada frekuensi tetap (fIF), maka sering digunakan
filter-filter keramik atau kristal agar dapat melakukan pemilahan yang baik.
Pembatas Penguat Tala IF
Berfungsi membatasi sinyal keluaran dari penguat tala IF. Pada blok
diagram radio penerima FM di atas, pembatasan ini berfungsi untuk mendapatkan
nilai linear dari sinyal IF sebelum masuk ke Detektor yang sering berupa rangkaian
Diskriminator fasa. Penguat tala IF dan Pembatas Penguat Tala IF membentuk
sebuah rangkaian BPF dengan Band Width 150 kHz pada nilai tengah 10,7 MHz.
Detektor AGC
Automatic Gain Control. Merupakan umpan balik negatif dengan mencuplik
amplitudo sinyal dari penguat IF untuk menggerakkan rangkaian AGC yang
selanjutnya mengendalikan gain dari Penguat Tala RF dan Penguat Tala IF.

Diskriminator
Pada dasarnya merupakan detektor FM yang berfungsi memulihkan sinyal
pesan asli dari masukan IF termodulasi. Detektor jenis ini mendeteksi simpangan
frekuensi (deviasi frekuensi) pada sinyal pembawa termodulasi FM dan
mengubahnya menjadi beda tegangan pada keluarannya.
AFC.
Automatic Frequency Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu
jika diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari
frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal ini
digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk
menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan
membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.
De-Emphasis
Pada blok dIagram FM rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan
penerimaan akibat penerapan pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf,
dengan demikian jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya.

Volume dan Penguat Audio


Bertugas menaikkan tingkat daya sinyal audio keluaran detektor setelah
melalui de-emphasis ke harga yang cocok untuk menggerakkan pengeras suara.
Pengeras Suara (Loudspeaker)
Mengubah informasi sinyal listrik audio kembali ke bentuk aslinya yaitu
gelombang suara.
Proses Radio Penerima FM
Rangkaian tingkat penguat RF dan osilator lokal pada radio penerima FM
ditala oleh sebuah kapasitor variabel 3 kolom satu poros. Pada Radio penerima FM
komersial, digunakan bakuan :

fc = fLo- fIF
fc = frekuensi sinyal pembawa dari pemancar (Hz)
fLo = frekuensi Osilator local (Hz)
fIF = frekuensi i intermediate (Hz)
Pencampur menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz.Bagian Penguat IF
terdiri dari beberapa tingkat dengan gain tinggi dimana satu atau beberapa darinya
adalah pembatas amplitudo yang biasanya diatur agar mempunyai suatu ambang
permukaan kira-kira 1 mV pada input tingkat pembatas. Seluruh tingkat di tala
sedemikian rupa dengan frekuensi tengah 10,7 MHz dengan bandwidth 150 kHz.
Diskriminator yang umum digunakan adalah detektor Reaktif (Quadratur Detector)
atau yang lebih dikenal dengan Diskriminator Fasa yang bergantung juga pada
hubungan frekuensi/sudut dari suatu rangkaian tala. Cara Kerja detektor radio FM
jenis ini pada dasarnya merupakan rangkaian yang tegangan keluarannya sebanding
dengan beda antara frekuensi acuan dan frekuensi sinyal masuk. Kelebihan dari
detektor
Sinyal ini digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah dioda tala (Varaktor)
pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk
mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Bandpass
IF.Pada pemancar FM untuk mengantisipasi penurunan deviasi frekuensi pemancar
akibat dari penurunan amplitudo sinyal modulasi pada frekuensi tinggi sinyal
pemodulasi digunakan rangkaian pre-emphasis. Cara kerja rangkaian ini akan
meningkatkan dengan 6 dB/Oktaf untuk frekuensi sinyal modulasi di atas 2,1 kHz.
Sehingga mengakibatkan deviasi frekuensi FM akan lebih lebar pada nada-nada
tinggi audio sinyal pemodulasi (treble). Akibatnya, pada radio penerima FM,
kebisingan sinyal keluaran yang disebabkan oleh modulasi fasa meningkat langsung
sebanding dengan frekuensi atau dengan 6 bB/Oktaf. Sebuah filter yang dinamakan
jaringan De-emphasis akan memperlemah kebisingan dengan 6 dB/Oktaf, dengan
demikian jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya. Rangkaian deemphasis secara sederhana dapat diwujudkan oleh sebuah jaringan RC yang
membentuk rangkaian LPF (Low Pass Filter) dengan frekuensi cut-off = 2,1 kHz.
Pengatur volume dan nada serta sebuah penguat audio digunakan untuk
memperkuat daya sinyal tegangan keluaran dari rangkaian diskriminator fasa
setelah melalui rangkaian de-emphasis.Penguat audio yang digunakan pada radio
penerima FM adalah penguat audio yang memiliki jangkauan frekuensi minimal

sampai dengan 15 kHz sesuai lebar bidang modulasi pemancar FM untuk


mendapatkan karakteristik kualitas Hifi pada reproduksi audio (musik).

DAYA PANCAR FM
Suatu pemancar dapat dibatasi daya pancarnya. Daya pancar yang dimaksud
adalah ERP (Effective Radiated Power). Kualitas penerimaan pada radio penerima
yang digambarkan dengan besaran desibel (dB) serta daya jangkau pemancar yang
kita dengarkan sangat bergantung pada beberapa besaran teknis yang antara lain
daya pancarnya (dalam watt) serta frekwensi kerja pemancarnya sendiri (dalam
MHz). Dengan prinsip di atas, sebuah pemancar dapat dibatasi jangkauannya sesuai
dengan ketentuan hukum yang disepakati. Sebagai contoh, pada sebuah pemancar
dengan ERP 100 Watt dengan antena setinggi 30 meter misalnya, akan didapatkan
jarak pancar sekitar 6 Km. Apabila daya ditambah, daya jangkaunya akan lebih jauh
lagi
.

dBw=10 log

Pout
x dBm
Pin/ Pref

Daftar pustaka
http://fadhlan0.blogspot.co.id/2012/05/blog-diagram-pemancar-danpenerima.html
http://elektronika-dasar.web.id/modulasi-amplitudo-amplitudemodulation-fm/

Anda mungkin juga menyukai