1
3. Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator local.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok diagram sebagaiberikut :
Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu penerima dengan sistem
amplitudo modulasi (AM) yang mempunyai daerah frekuensi 520 kHz 1630 kHz (577
184 meter) yang disebut daerah gelombang menengah (medium wave band = MW).
Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW dilaksanakan oleh kerja sama
antena, RF amplifier, dan osilator lokal. Hasil dari penalaan diberikan ke IF amplifier yang
pada alat praktik merupakan bagian terpisah dari penala. Untuk lebih memahami prinsip
kerja radio super heterodyne, coba perhatikan diagram blok radio super heterodyne pada
gambar blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian setelah memahi secara blok
diagram, pelajari dengan teliti fungsi setiap bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala
dibawah ini:
Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok mixer+oscilator. Oscilator berfungsi
membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal
yang masuk melalui antena
2
gambar 15. rangkaian penala
Pencampur (mixer) pada gambar rangkaian disamping menjadi satu dengan sinyal
oscilator. Karena sinyal-sinyal itu berbeda 455 kHz, maka akan membentuk suatu sinyal
455 kHz sebagai hasil selisih dari dua sinyal tersebut.
Sinyal yang telah diubah menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh
penguat IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan demikian,
penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi 455 kHz.
3
gambar 17. rangkaian audio amplifier
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah penguat (TR D734)
sampai dengan TR B698) dan berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian
detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang
berfungsi sebagai volume control.
TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan konfigurasi emitter
terbumi (common emitter) dan melalui R33k mendapat umpan balik negative dari output
power amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memper lebar band switch sehingga
kualitas suara menjadi lebih baik. TR C1684 merupakan penguat tegangan tingkat kedua
yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi yang sama. Transistor
inipun mendapat umpan balik negative melalui R150k (lihatgambar). Penguatankedua
transistor inipun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan output
yang dapat mengemudikan rangkaian power amplifier. Out-put rangkaian penguat audio
amplifier ini diteruskan ke loudspeaker yang merupakan beban dari rangkaian. Sinyal
informasi melalui pengatur volume maka sinyal informasi ini dapat diatur besar kecilnya
suara.
4
B. Sistem pesawat penerima radio FM
Rangkaian tingkat penguat RF dan osilator lokal pada radio penerima FM ditala oleh
sebuah kapasitor variabel 3 kolom satu poros. Pada Radio penerima FM komersial,
digunakan bakuan :
= -
Dimana :
Dengan demikian, frekuensi osilator lokal dapat diubah dari 98,7 MHz sampai 118,7 MHz,
sehingga dari Pencampur menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz.
Bagian Penguat IF terdiri dari beberapa tingkat dengan gain tinggi dimana satu atau
beberapa darinya adalah pembatas amplitudo yang biasanya diatur agar mempunyai suatu
5
ambang permukaan kira-kira 1 mV pada input tingkat pembatas. Seluruh tingkat di tala
sedemikian rupa dengan frekuensi tengah 10,7 MHz dengan bandwidth 150 kHz.
Diskriminator yang umum digunakan adalah detektor Reaktif (Quadratur Detector) atau
yang lebih dikenal dengan Diskriminator Fasa yang bergantung juga pada hubungan
frekuensi/sudut dari suatu rangkaian tala. Cara Kerja detektor radio FM jenis ini pada
dasarnya merupakan rangkaian yang tegangan keluarannya sebanding dengan beda antara
frekuensi acuan dan frekuensi sinyal masuk. Kelebihan dari detektor ini adalah dalam hal
rangkaian tala yang diperlukan yaitu hanya satu saja.
AFC (Automatic Frequency Control). AFC pada Radio Penerima FM adalah untuk
menstabilkan penerimaan. Cara kerja AFC pada radio FM adalah penerapan dari feedback
negatif. Untuk ini diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-
rata dari frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah Bandpass IF penerima. Sinyal ini
digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah dioda tala (Varaktor) pada rangkaian osilator
untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa
sinyal tersebut kembali ke tengah Bandpass IF.
Pada pemancar FM, untuk mengantisipasi penurunan deviasi frekuensi pemancar akibat
dari penurunan amplitudo sinyal modulasi pada frekuensi tinggi sinyal pemodulasi
digunakan rangkaian pre-emphasis. Cara kerja rangkaian ini akan meningkatkan dengan 6
dB/Oktaf untuk frekuensi sinyal modulasi di atas 2,1 kHz. Penerapan pre-emphasis pada
pemancar FM secara langsung juga mengakibatkan deviasi frekuensi FM akan lebih lebar
pada nada-nada tinggi audio sinyal pemodulasi (treble).
Akibatnya, pada radio penerima FM, kebisingan sinyal keluaran yang disebabkan oleh
modulasi fasa meningkat langsung sebanding dengan frekuensi atau dengan 6 bB/Oktaf.
Sebuah filter yang dinamakan jaringan De-emphasis akan memperlemah kebisingan
dengan 6 dB/Oktaf, dengan demikian jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi
keluarannya. Rangkaian de-emphasis secara sederhana dapat diwujudkan oleh sebuah
jaringan RC yang membentuk rangkaian LPF (Low Pass Filter) dengan frekuensi cut-off =
2,1 kHz.
6
Pengatur volume dan nada serta sebuah penguat audio digunakan untuk memperkuat daya
sinyal tegangan keluaran dari rangkaian diskriminator fasa setelah melalui rangkaian de-
emphasis. Cara kerja nya adalah dengan menguatkan arus dan tegangan sinyal audio dari
taraf mili-Watt sedemikian hingga dapat menggetarkan membran Loudspeaaker.
Penguat audio yang digunakan pada radio penerima FM adalah penguat audio yang
memiliki jangkauan frekuensi minimal sampai dengan 15 kHz sesuai lebar bidang
modulasi pemancar FM untuk mendapatkan karakteristik kualitas Hifi pada reproduksi
audio (musik).
7
5. OsilatorLokal (Local Osc.) :membangkitkan gelombang listrik kontinyu dengan
frekuensi tertentu. Frekuensi oscillator localuntuk FM berkisardari 98,7 MHz 118,7
MHz karena Band Width untuk spektrum frekuensi FM Broadcasting (88 MHz 108
MHz) + Frekuensi IF FM 10,7 MHz.
6. Penguat IF (IF Amp.) :menguatkan sinyal frekuensi antara (FIF = 10,7 MHz) hasil
keluaran dari pencampur. Penguat IF sangat penting karena kekuatansinyal mengalami
pengurangan selama proses pencampuran (mixing) sehingga sinyal IF perlu dikuatkan
kembali untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima
7. Limitter :rangkaian yang mempunyai amplitudo output yang konstan untuk semua
input yang melebihi level tertentu dengan tujuan menghilangkan noise pada penerima
FM. Rangkaian limiter bekerja dengan system membatasi/memotongamplitudo yang
menyebabkan noise.
8. Discriminator = FM Detector :berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi
tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga di sebut FM detektor. Dapat juga di
definisikan sebagai rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi
variasi amplitudo.
9. Deemphasis Network: berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen
frekuensi (informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi
rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar dilakukan
preemphasis dimana level amplitude frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi dinaikkan.
10. AFC (Automatic Frequency Control): Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan
frekuensi osilator lokal. Ini di butuhkan karena ketidak stabilan frekuensi lokal osilator
menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa.
11. Penguat Audio (AF Amplifier) :rangkaian yang berfungsi menguatkan sinyal audio
(informasi) agar memiliki daya yang cukup kuat untuk menggerakkan beban
loudspeaker.
8
II. SYSTEM PENERIMA TELEVISI
A. Diagram blok penerima TV
9
Sebelum kita mempelajari prinsip kerja penerima TV, ada baiknya mengetahui sedikit
tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat dilayar TV. Gambar yang kita lihat
adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Objek gambar yang ditangkap lensa kamera
akan dipisahkan menjadi 3 warna primer yaitu merah (Red), hijau (Green) dan biru (Blue).
Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar TV(Transmitter) berupa sinyal
cromynance, sinyal luminance dan syncronisasi.
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang ditransmisikan bersama
sinyal gambar. Gambar dipancarkan dengan system amplitudo modulasi (AM), sedangkan
suara dengan system frekuensi modulasi (FM). Kedua system ini digunakan untuk
menghindari derau (noise) dan interferensi.
10
Ada 3 sistem pemancar TV yaitu sebagai berikut:
1. National Television System Committee (NTSC) digunakan USA
2. Phases Alternating Line (PAL) digunakan Inggris
3. Sequential Couleur aMemorie (SECAM) digunakan Prancis
Sedangkan Indonesia sendiri menggunakan system PAL B. Hal yang membedakan system
tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa gambar dan pembawa suara.
C. Prinsip kerja penerima Televisi
1. Antena Televisi
Antena TV menangkap sinyal-sinyal RF dari pemancar televisi. Antena diklasifikasikan
berdasarkan konstruksinya ada 3 yaitu:
1) Antena Yagi
2) Antena Perioda Logaritmis
3) Antena Lup
Klasifikasi lain berdasarkan jalur frekuensi gelombang yang diterima adalah:
1) Kanal VHF Rendah
2) Kanal VHF Tinggi
3) Kanal UHF
11
Antena VHF rendah antena VHF tinggi antena UHF
12
3. Rangkaian penguat IF
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1000 kali. Sinyal ouput yang
dihasilkan penala (Tuner) merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak
pemancar, posisi penerima dan bentangan alam. Lingkaran merah menunjukkan rangkaian
IF yang sebagian berada didalam tuner.
Berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar.
Selain itu juga berfungsi untuk meredam sinyal suara yang akan mengakibatkan buruknya
kualitas gambar
5. Rangkaian penguat video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yangberasal dari detector video
sehingga dapat menjalankan tabung gambar atau CRT (Catode Ray Tube)
6. Rangkaian AGC
Rangkaian AGC berfungsi menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah
sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan. Lingkaran merah menunjukkan
komponen AGC yang berada didalam sebagian IC dan sebagian tuner.
13
7. Rangkaian penstabil penerima gelombang TV
Rangkaian penstabil penerima gelombang TV diantaranya adalah AGC dan AFT. Automatic Fine
Tuning berfungsi mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.
14
9. Rangkaian suara
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan
dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal
pembawa gambar
15
12. Color Killer (Pemati Warna)
Rangkaian ini berguna untuk menindas penguat warna, apabila sedang tak ada sinyal
krominan masuk. Ini terjadi pada waktu penerimaan sinyal hitam-putih
13. Rangkaian Switching Fasa 180 (Pembelah Warna)
Dari penguatkrominan, sinyaldiumpankankecolour. Splitter (pembelah warna).Pembelah
warna ini memisahkan sinyal yang termodulasi dengan sinyal V dari sinyal yang
termodulasi dengan sinyal U. Pembelah warna terdiri dari saklar PAL dan beberapa
resistor. Pada akhir setiap garis, selama ditariknya garis PAL maka sinyal V diputar 180 .
Sinyal U tidak mengalami putaran fasa
14. Demodulasi Warna
Dengan mempergunakan demodulator warna, maka sinyal-sinyal perbedaan warna di
demodulasikan dari sinyal U dan V. Karena pada pemancar, sinyal-sinyal itu
dimodulasikan dengan system pembawa suppressed/dihilangkan dan hanya kedua sub
pembawa jalur samping (side band sub carier) yang ada. Agar dapat
mendemodulasikannya menjadi sinyal pembawa warna yang asli kembali, maka diperlukan
sub pembawa 4,43 MHz dengan fasa dan frekuensi yang tepat sama seperti pada pemancar.
16