o OSCILATOR
Inti dari sebuah pemancar adalah oscillator pada system komunikasi, oscillator
menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal
informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses
modulasi. Oscillator dengan frekuensi yang dapat dirubah disebut VFO (Variabel
Frequency Oscilator). VFO memiliki kelebihan pada deviasi frekuensinya yang
lebar yaitu untuk menghasilkan frekuensi 88 MHz -108 MHz. komponenkomponen pada VFO yang mudah terpengaruh oleh suhu menyebabkan VFO
memiliki kestabilan yang rendah. VFO yang frekuensinya dapat diubah karena
diberi besaran tegangan tertentu pada inputnya disebut VCO (Voltage Controlled
Oscilator). Oscillator jenis lain memakai crystal sebagai komponen utama dan
penentu frekuensinya. Kestabilan frekuensi dari oscillator kristal dapat
digabungkan dengan deviasi frekuensi VFO yang lebar dengan menerapkan
oscillator yang terkontrol dengan PLL (Phase Locked Loop). Telah diketahui
bahwa sistem kontrol frekuensi yang memanfaatkan sensitivitas deteksi fasa
antara sinyal input dan output dari sebuah rangkaian osilasi yang terkontrol.
Dengan demikian akan didapatkan frekuensi yang lebar.
o BOSTER
o ANTENA
Antena adalah bagian yang paling penting dari sistem pemancar. antena
berfungsi sebagai alat yang dapat meradiasikan gelombang radio. Antena
berfungsi sebagai bagian yang dapat menangkap radiasi gelombang radio dan
memancarkan secara jauh. Antena yang ideal disebut sebagai antena isotropis.
Beberapa parameter parameter pada antena:
1. Polarisasi
Polarisasi dapat dibedakan menjadi Polarisasi vertikal dan Polarisasi horizontal.
Antena dikatakan mempunyai Polarisasi vertikal jika antena tersebut diletakkan
pada posisi vertikal terhadap bumi. Antena ini akan menghasilkan gelombang
radio dengan Polarisasi vertikal juga
2. Penguatan antena
Antena adalah komponen yang pasif . penguatan pada antena sebenarnya
adalah seberapa banyak antena tersebut meradiasikan gelombang radio ke arah
yang diinginkan. Sebagai referensi dapat dipakai antena isotropis dengan
penguatan 0 dB
3. Pengarahan
o INPUT
o PENYANGGA (BUFFER)
o MIXER
penguat akhir atau power amplifier. Audio mixer secara luas digunakan dalam
berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (publik
address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita
mengenalinya dengan sebutan mixer, karena mempunyai fungsi yang memang
mencampur segala suara yang masuk, kemudian menyeimbangkannya,
menjadikannya dua (L R kalau sterio dan satu kalau mono), kemudian
mengirimkannya ke cross over baru ke power amplifier dan akhirnya ke
speaker. Mixer menerima berbagai sumber suara, bisa dari microphone, alat
musik, CD player, tape deck, dan DAR. Dari sini dapat dengan mudah dilakukan
pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat lembut sampai
keras. Salah satu syarat terpenting dalam mixer yang baik adalah mempunyai
input gain yang juga baik. Pengaturan EQ yang juga baik. Maka dengan demikian
akan dapat dilakukan pengaturan yang lebih sempurna dan optimal terhadap
setiap input microphone atau, apapun yang menjadi sumber suaranya. Input
gain / input level / trim adalah perangkat yang terdapat dalam mixer, yang
mempunyai fungsi untuk menentukan seberapa sensitiv input yang kita inginkan
diterima oleh mixer. Bila sinyal lemah maka dapat dilakukan penambahan, bila
terlalu kuat dapat dikurangi.
EQ (Equalizer Section)
Pada saat setiap channel di mixer selalu terdapat EQ. fungsinya sebagai
pengatur tone untuk memodifikasikan suara yang masuk pada channel tersebut.
EQ melakukan perubahan sound bertujuan:
1. Untuk merubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai.
2. untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah misalnya feed back,
dengung, overtune, dll
Pemancar sistem modulasi amplitudo ini masih dipakai sampai saat ini terutama
untuk radio broadcasting pada jalur "High Frequency = HF ) yaitu antara 3 s/d 30
MHz. Disamping itu juga untuk radio ORARI, pemerintah, dll.