Anda di halaman 1dari 5

Sabtu, 09 Oktober 2010

BAGIAN BAGIAN PEMANCAR RADIO FM


Radio adalah salah satu alat elektronika yang tersusun atas berbagai macam
pemancar, yaitu:

o OSCILATOR

Inti dari sebuah pemancar adalah oscillator pada system komunikasi, oscillator
menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal
informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses
modulasi. Oscillator dengan frekuensi yang dapat dirubah disebut VFO (Variabel
Frequency Oscilator). VFO memiliki kelebihan pada deviasi frekuensinya yang
lebar yaitu untuk menghasilkan frekuensi 88 MHz -108 MHz. komponenkomponen pada VFO yang mudah terpengaruh oleh suhu menyebabkan VFO
memiliki kestabilan yang rendah. VFO yang frekuensinya dapat diubah karena
diberi besaran tegangan tertentu pada inputnya disebut VCO (Voltage Controlled
Oscilator). Oscillator jenis lain memakai crystal sebagai komponen utama dan
penentu frekuensinya. Kestabilan frekuensi dari oscillator kristal dapat
digabungkan dengan deviasi frekuensi VFO yang lebar dengan menerapkan
oscillator yang terkontrol dengan PLL (Phase Locked Loop). Telah diketahui
bahwa sistem kontrol frekuensi yang memanfaatkan sensitivitas deteksi fasa
antara sinyal input dan output dari sebuah rangkaian osilasi yang terkontrol.
Dengan demikian akan didapatkan frekuensi yang lebar.
o BOSTER

Parameter parameter yang perlu diperhatikan pada penguat daya frekuensi


radio adalah :
1. Bandwith dan faktor kualitas
Tiap kanal dari pemancar FM stereo membutuhkan bandwith 75 KHz. Sedangkan
bandwith frekuensi kerja radio FM adalah 20 MHz. Contoh dari penguat dengan
faktor kualitas tinggi dan memang didesain berosilasi adalah oscillator. Dengan
faktor kualitas penguat yang makin rendah memang akan didapatkan keluaran
yang lebih kecil tetapi akan didapatkan kemudahan pada penalaan.
2. Penguatan tiap tingkat dan daya input output tiap tingkat
Transistor dengan daya keluaran besar biasanya membutuhkan daya masukan
yang besar pula. Tiap transistor mempunyai penguatan. Untuk transistor dengan
daya keluaran yang kecil biasanya mempunyai penguatan yang besar.
Sebaliknya untuk transistor dengan daya pengeluaran yang besar penguatannya

justru mengecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penguatan dan


daya keluaran adalah hal yang saling bertolak belakang.
3. Impedansi input dan output tiap tingkat
Pada penguatan daya frekuensi radio impedansi sumber dan impedansi beban
tiap tingkat harus sama. Dengan demikian semua daya yang dihasilkan sumber
akan diserap seluruhnya oleh beban (terjadi transfer daya maksimal). Keadaan
dimana terjadi kesamaan impedansi dinamakan keadaan match. Jika impedansi
yang ada belum sama maka impedansi tersebut harus disamakan dengan
matching network.

4. Linearitas dan Effisiensi


Linearitas dan efisiensi adalah hal yang bertolak belakang. Dengan linearitas
penguat yang tinggi akan didapatkan efisiensi yang rendah. Dan dengan
linearitas penguat yang rendah akan didapatkan efisiensi yang tinggi.

o ANTENA

Antena adalah bagian yang paling penting dari sistem pemancar. antena
berfungsi sebagai alat yang dapat meradiasikan gelombang radio. Antena
berfungsi sebagai bagian yang dapat menangkap radiasi gelombang radio dan
memancarkan secara jauh. Antena yang ideal disebut sebagai antena isotropis.
Beberapa parameter parameter pada antena:

1. Polarisasi
Polarisasi dapat dibedakan menjadi Polarisasi vertikal dan Polarisasi horizontal.
Antena dikatakan mempunyai Polarisasi vertikal jika antena tersebut diletakkan
pada posisi vertikal terhadap bumi. Antena ini akan menghasilkan gelombang
radio dengan Polarisasi vertikal juga
2. Penguatan antena
Antena adalah komponen yang pasif . penguatan pada antena sebenarnya
adalah seberapa banyak antena tersebut meradiasikan gelombang radio ke arah
yang diinginkan. Sebagai referensi dapat dipakai antena isotropis dengan
penguatan 0 dB
3. Pengarahan

antena dapat dibedakan menjadi omnidirectional (segala arah) dan bidirectional


(dua arah). Antena omnidirectional dapat dikatakan meradiasikan gelombang
radio yang sama kuat ke segala arah.

o INPUT

Input berupa sinyal informasi, sinyal informasi dihasilkan oleh sumber


informasi/sumber suara. Sumber suara itu dapat berupa tape recorder, CD
Player, MP3 Player/radio. Sinyal merupakan getaran listrik. Sinyal informasi
berfrekuensi 20 20000 Hz. Berbeda dengan getaran suara yang dapat dilihat,
Sinyal tak dapat dilihat/ didengarkan, jika ingin melihat maupun mendengar
sinyal maka harus menggunakan alat / pesawat elektronik. Penunjuk pada sinyal
adalah indikator, sinyal dapat dimanfaatkan melalui pesawat elektronik, lalu
sinyal suara masuk ke mixer untuk diproses ke tahap berikutnya. Fungsi sinyal
lainnya yaitu menguatkan frekuensi radio. Adapun terdapat dua macam sinyal,
yakni :
1. AF , Sinyal informasi
Pada sinyal ini, getarannya sangat lemah dan jika menempuh jarak semakin jauh
maka makin lemah.
2. FT, sinyal pembawa
Sinyal ini memiliki frekuensi yang tinggi.

o PENYANGGA (BUFFER)

Penyangga berfungsi untuk menstabilkan frekuensi dan atau amplitudo oscillator


akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya. Pada bagian penyangga ini banyak
digunakan rangkaian penguat kelas A. oscillator yang dilengkapi dengan
penyangga disebut exciter. Exciter bisa digunakan sebagai pemancar FM dengan
daya yang relatif kecil. Kalau rangkaian exciter bekerja dengan baik, akan
didapatkan daya kurang lebih 0,25 Watt.

o MIXER

Mixer (penguat suara) adalah sebuah peralatan elektronika yang berfungsi


memadukan (mixing) pengaturan jalur (routing) dan merubah level serta
harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal - sinyal yang telah dikuatkan oleh

penguat akhir atau power amplifier. Audio mixer secara luas digunakan dalam
berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (publik
address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita
mengenalinya dengan sebutan mixer, karena mempunyai fungsi yang memang
mencampur segala suara yang masuk, kemudian menyeimbangkannya,
menjadikannya dua (L R kalau sterio dan satu kalau mono), kemudian
mengirimkannya ke cross over baru ke power amplifier dan akhirnya ke
speaker. Mixer menerima berbagai sumber suara, bisa dari microphone, alat
musik, CD player, tape deck, dan DAR. Dari sini dapat dengan mudah dilakukan
pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat lembut sampai
keras. Salah satu syarat terpenting dalam mixer yang baik adalah mempunyai
input gain yang juga baik. Pengaturan EQ yang juga baik. Maka dengan demikian
akan dapat dilakukan pengaturan yang lebih sempurna dan optimal terhadap
setiap input microphone atau, apapun yang menjadi sumber suaranya. Input
gain / input level / trim adalah perangkat yang terdapat dalam mixer, yang
mempunyai fungsi untuk menentukan seberapa sensitiv input yang kita inginkan
diterima oleh mixer. Bila sinyal lemah maka dapat dilakukan penambahan, bila
terlalu kuat dapat dikurangi.
EQ (Equalizer Section)
Pada saat setiap channel di mixer selalu terdapat EQ. fungsinya sebagai
pengatur tone untuk memodifikasikan suara yang masuk pada channel tersebut.
EQ melakukan perubahan sound bertujuan:
1. Untuk merubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai.
2. untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah misalnya feed back,
dengung, overtune, dll

Pemancar Radio sistem Amplitudo Modulasi


Gelombang pembawa pada pemancar AM dibangkitkan oleh osilator, kemudian
dikuatkan beberapa kali dengan penguat frekwensi radio sampai penguat
terakhir yang disebut " Final RF Amplifier. Pada tingkat inilah dicampurkan
( dimodulasikan ) sinyal suara yang dikuatkan secara terpisah , mulai dari
penguat awal ( pre-amplifier ) sampai penguat daya audio terakhir. Untuk
mencampurkan kedua frekwensi tersebut ( RF dengan Audio ) biasanya diapkai
trafo modulasi, sehingga terjadilah perubahan amplitudo gelombang pembawa
oleh kuat lemahnya sinyal audio.

Pemancar sistem modulasi amplitudo ini masih dipakai sampai saat ini terutama
untuk radio broadcasting pada jalur "High Frequency = HF ) yaitu antara 3 s/d 30
MHz. Disamping itu juga untuk radio ORARI, pemerintah, dll.

Dari segi kualitas suara pemancar AM memang kalah dibandingkan dengan


pemancar FM karena keterbatasan lebar pita frekwensi yang dipancarkan, juga
pengaruh desah, dan lain-lain. Namun pemancar ini masih digemari karena biaya
pembuatannya relatif lebih murah demikian juga operasionalnya.

Anda mungkin juga menyukai