MODUL : BAB
PERENCANAAN DAN
INSTALASI SISTEM 4
AUDIO VIDEO
MATERI POKOK 4
RANGKAIAN PENGUAT DEPAN AUDIO
(UNIVERSAL PREAMPLIFIER)
I. Kompetensi Dasar
2
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
Penguat depan atau yang disebut pre-amplifier adalah sebuah penyangga dan
penyesuai level dari masing-masing sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur
nada. Hal ini bertujuan agar saat proses pengaturan nada tidak terjadi kesalahan
karena pembebanan/loading. Penguat depan harus mempunyai karakteristik
penyangga/buffer dan berdesah rendah.
1. Mengenal Pre-Amplifier
2. Fungsi Pre-Amplifier
Penguat depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari
masing-masing sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini
bertujuan agar saat proses pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena
pembebanan/loading. Penguat depan harus mempunyai karakteristik
penyangga/buffer dan berdesah rendah. Sebuah penguat daya audio adalah
penguat elektronik yang memperkuat sinyal audio berdaya rendah (sinyal
terutama terdiri atas frekuensi antara 20-20.000 Hz (kisaran pendengaran
manusia) ke level cocok untuk menggiring ke pengeras suara. Ini adalah tahap
akhir dalam alur pemutaran khas audio.
Tahap sebelumnya dalam alur tersebut ialah audio amplifier daya rendah
melakukan tugas seperti pra-amplifikasi (ini khususnya yang berkaitan dengan
sinyal catatan turntable), pemerataan, kontrol nada, pencampuran/efek, atau
sumber audio seperti catatan pemain, pemutar CD, dan pemutar kaset.
Kebanyakan power amplifier audio yang membutuhkan input tingkat rendah ini
untuk mematuhi tingkat baris. Sementara itu, sinyal input ke penguat daya audio
dapat mengukur hanya beberapa ratus microwatts, output-nya mungkin puluhan
3
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
atau ratusan watt untuk sistem rumah atau ribuan hingga puluhan ribu watt untuk
konser sistem penguatan suara. Amplifier dijelaskan sesuai dengan input dan
output mereka properti. Mereka menunjukkan milik gain atau faktor multiplikasi
yang berhubungan besarnya sinyal keluaran dengan sinyal input. Keuntungan
tersebut dapat ditentukan sebagai rasio tegangan output ke input tegangan (gain
tegangan), daya output daya input (gain power), atau beberapa kombinasi dari
arus, tegangan, dan daya. Dalam banyak kasus, dengan input dan output dalam
satuan yang sama, gain unitless (meskipun sering dinyatakan dalam desibel (dB).
4
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
magnet akan ikut bergetar (pada MM) dan akan terbangkit tegangan induksi.
Pada MC, jarum bergetar dan akan mengakibatkan kumparan bergetar
sehingga medan magnet yang mengenainya akan berubah-ubah yang akan
menimbulkan tegangan induksi.
Besar tegangan induksi yang bangkit akan sebanding dengan frekuensi
getaran jarum. Getaran jarum tergantung pada frekuensi sinyal yang tercetak
pada piringan hitam. Jadi, tegangan keluaran pemungut suara magnetik akan
naik dengan naiknya frekuensi suara. Selain itu, pada nada rendah (bass)
memiliki tegangan yang besar sehingga akan menimbulkan alur yang besar
pada piringan hitam. Hal ini akan menghabiskan space pada piringan hitam,
juga ketidakmampuan jarum untuk mengikuti alur tersebut.
Pada sistem perekaman piringan hitam, frekuensi rendah juga ditekan.
Penekanan amplitudo ini secara internasional ditetapkan oleh RIAA (Record
Industry Association of America).
Penguat depan ini disebut penyama (equalizer amplifier). Untuk itu,
penguat harus memiliki umpan balik negatif yang besarannya terpengaruh
oleh frekuensi sinyal. Oleh sebab itu, digunakan komponen kapasitor yang
nilai reaktansinya (tabanan secara arus bolak-balik) berubah dengan
berubahnya frekuensi sinyal.
Info:
Pada gambar di atas, fungsi pre-amp ada pada kotak yang berwarna
hijau. Fungsi tersebut terdiri atas:
5
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
1. Input Selector
Input Selector atau pemilih sumber suara. Sumber suara bisa berasal
dari CD/DVD/Blu-ray player, pemutar piringan hitam, media player, dan
lainnya Digunakan input selector agar kita tidak repot-repot memindahkan
kabel input setiap kali mengganti sumber suara.
2. Volume Control
Untuk mengatur seberapa kencang suara digunakan volume control.
Umumnya cara kerja volume control adalah melemahkan sinyal input
dengan potensiometer.
3. Balance Control
Balance control digunakan untuk mengatur agar suara speaker kini
dan speaker kanan sama kencangnya. Setiap komponen elektronik
memilik toleransi, sehingga penguatan sinyal antara bagian kiri dan kanan
tidak bisa sama persis. Demikian juga speaker juga tidak memiliki
sensitivitas inpt yang sama. Jika perbedaan ini bisa didengar, maka
diperlukan koreksi. Untuk itu diperlukan balance control. Kadang-kadang
balance control tida diimplementasikan, karena tidak dianggap penting.
4. Tone Control
Untuk mengoreksi respons frekuensi sistem secara keseluruhan
(termasu respons frekuensi ruangan) diperlukan equalizer. Namun equalizer
dianggap terlalu rumit untuk diimplementasikan pada pre-amp sehingga
hanya diterapkan pengoreksi frekuensi ujung bawah (bass) dan ujung atas
(treble saja, yang biasa disebut tone control. Sebagian kalangan
menganggap tone control tidak diperlukan sehingga kadang-kadang
ditambahkan tombol untuk mem-bypass tone control tersebut. Malah ada
juga yang sama sekali tida mengimplementasikannya.
5. Penguat Tegangan
Sensitivitas input amplifier berbeda-beda besarnya dan tidak
memiliki standard. Sedangkan output sumber suara memiliki standard.
Untuk koneksi un-balanced yang digunakan untuk home audio, standard
tegangan line out sebesar 0,316V rms atau -10dBV. Sedangkan untuk
koneksi balanced yang digunakan untuk audio-pro adalah 1,228V rms.
Sering kali amplifier memerlukan tegangan input lebih dari 0,316V rms
agar menghasilkan daya maksimalnya. Untuk itu diperlukan penguat
tegangan. Umumnya penguatan/gain dari penguat tegangan ini antara 3x
sampai 10x (9,54 dB - 20 dB).
6
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
Pada bahasan berikut dipilih penguat depan universal dua tingkat yang hubung
secara DC (arus searah).
a. Mendimensikan Komponen DC
Rangkaian terdiri atas dua tingkat yang dibangun oleh transistor TR1
dan TR2. Antara keluaran penguat pertama dan kedua disambung secara DC.
Umpan balik negatif yang menentukan tanggapan frekuensi, dari keluaran
dihubungkan ke daerah masukan dengan penghubung Si, yang bisa dipilih
sesuai yang diinginkan. Dengan S1 pada 0, ini berarti penguat tanpa umpan
balik atau open loop/terbuka. Jika S1 pada 1, umpan balik berupa jaringan
R9-R10 dan C7-C8; penguat memiliki penguatan yang tidak linier berfungsi
sebagai penguat pick-up/pemungut suara. Jika S1 pada 2 umpan balik berupa
R11, penguatan penguat linier berfungsi sebagai penguat mikrofon.
Rangkaian penguat depan universal memuat komponen-komponen berikut ini.
Tahanan
R1 68 kΩ
R2 220 kΩ
R3 120 kΩ
R4 VR 5 kΩ
R5 220 kΩ
R6 4,7 kΩ
R7 4,7 kΩ
R8 1 kΩ
7
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
Tahanan
R9 330 kΩ
R10 15 kΩ
R11 15 kΩ
Kapasitor
C1 10 µF
C2 100 µF
C3 33 µF
C4 220 µF
C5 10 µF
C6 220 µF
C7 15000 µF
C8 4700 µF
C9 100 µF
C10 10 µF
TRI
TRI 1 BC 549B
TRI 2 BC 549B
8
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
b. Mendimensikan Komponen AC
Gambar 4.4 Pemilahan antara jarinan umpan balik negatif dan penguat
9
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
10
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
11
MODUL : PERECANAAN DAN INSTALASI SISTEM AUDIO VIDEO
Basis dipisah menjadi masukan (+) dan emitor menjadi masukan (-).
Tegangan kendali keseluruhan terletak antara basis (+) dan emitor (-) dari
TRI dan dinyatakan sebagai U1.
V. Kegiatan Belajar 5
12