KONSENTRASI KEAHLIAN
1
M
FASE F
Kelas XI
elas
2
MODUL AJAR
KONSENTRASI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO
FASE F
A. INFORMASI UMUM
Identitas Sekolah
Disusun Oleh : Retno Wulandari,S.Pd.,M.Pd
Satuan Pendidikan : SMKN 2 Yogyakarta
Program Keahlian : Teknik Elektronika
Konsentrasi Keahlian : Teknik Audio Video
Kelas/Semester : XI / 3
Alokasi waktu : 16 (JP) x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4
Fase capaian : F
Judul Elemen : Perencanaan dan Instalasi Sistem audio video
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase F, peserta didik mampu memahami
sistem dan perencanaan akustik ruang, memahami
psikoakustik anatomi telinga manusia; menginstalasi
sistem audio paging; menginstalasi master rekaman
audio; mengoperasikan kamera; menginstalasi closed
circuit television(cctv); menginstalasi Multi acces
Television (MATV)
Kompetensi Awal : Memahami dasar-dasar Teknik Elektronika ditekankan
pada perambatan gelombang dan frekuensi
3
3. Observasi
4. Penugasan
5. Demonstrasi
6. Simulasi
7. Praktek
Materi dan sarana belajar
Sumber pembelajaran : Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya
Bahan pembelajaran : Unit elemen ini memberikan dasar untuk memahami
dan merencanakan akustik ruang, memilih
kebutuhan mikrofon, loudspeaker sesuai dengan
kebutuhan sitem akustik ruang kecil
Alat yang dibutuhkan : Perlengkapan untuk menyiapkan informasi dan laporan
pelatihan mencakup:
1. Peralatan/perlengkapan untuk Menginterpretasikan
karakteristik gelombang
2. Instrumen pengumpulan data.
3. Buku Kerja.
4. Buku literatur/referensi.
5. Alat tulis kantor.
Media pembelajaran : Alat Peraga, Video Pembelajaran, Internet
B. KOMPONEN INTI
Tujuan
3.1 Memahami sistem dan perencanaan akustik ruang
Pembelajaran
4
sesuai dengan kebutuhan,Membuat desain dan
merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat
atap(ceiling isolation)ruang akustik sistem
suara,Membuat desain dan merencanakan kebutuhan
bahan sistem penyekat dinding (wall isolation) ruang
akustik sistem suara,Membuat desain dan
merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat lantai
akustik sistem suara.
• Peserta didik mampu Menguji kualitas redaman lantai
ruang sistem akustik suara.
Assesmen
5
B. Pemahaman Mengukur level suara dalam satuan decibel
(dB) dan interpretasi data hasil pengukuran, mengukur
level suara sistem akustik ruang kecil dan interpretasi
data hasil pengukuran, mengukur kualitas sistem
akustik suara menggunakan dB-SPL meter.
C. Pemahaman Membuat desain dan merencanakan bahan
penyekat suara sistem akustik sesuai dengan
kebutuhan,Membuat desain dan merencanakan
kebutuhan bahan sistem penyekat atap(ceiling
isolation)ruang akustik sistem suara,Membuat desain
dan merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat
dinding (wall isolation) ruang akustik sistem
suara,Membuat desain dan merencanakan kebutuhan
bahan sistem penyekat lantai akustik sistem suara
D. Pemahaman Menguji kualitas redaman lantai ruang
sistem akustik suara
0% : Dasar
1 % - 50% : Dasar Lanjut
51 % - 75% : Terampil
>75% : Mahir
6
Proses
Memantau performa/unjuk kerja selama peserta
didik melaksanakan tugas pada LKPD,
menggunakan instrument dan rubik penilaian
praktek pada LKPD
7
• Peserta didik menyimak penjelasan guru (interaktif)
terkait apa yang didemonstrasikan .
1. Problem Statement
▪ Guru mengarahkan peserta didik untuk mendiskusikan
terkait dengan speaker yang bisa mengeluarkan bunyi.
▪ Peserta didik dikondisikan termotivasi untuk memberikan
jawaban atas pertanyaan singkat dan mengajukan
pertanyaan awal sesuai dengan pengetahuan awal yang
dimilikinya dengan percaya diri dan pertanyaan
kritis.(skenario pembelajaran akan diloncat sesuai rubrik
test awal)
2. Data collection
▪ Peserta didik membaca rubrik tentang materi yang sedang
dipelajari saat itu dilanjutkan melakukan observasi
dengan mempraktekan seluruh LKPD, mengumpulkan dan
menganalisis informasi melalui kegiatan praktek serta
membangun hipotesis berdasarkan permasalahan yang
diajukan guru tentang gelombang audio dengan tekun dan
kreatif dari modul , LKPD, internet dan lain lain.
Kelompok Terampil dan Mahir
▪ Peserta didik dengan level mahir dan terampil diminta
membaca LKPD kemudian mengerjakannya setelah
selesai mengerjakan peserta didik diarahkan untuk
mengkonfirmasi hasil kepada guru, jika hasil tidak sesuai
guru memberikan petunjuk koreksi dan jika sampai 3x
petunjuk koreksi masih tidak berhasil karena masih
belum faham dalam mensolusikan maka peserta didik
tersebut turun ke level dasar lanjut.
▪ Jika hasil sesuai dan mampu menjelaskan factor
penyebab kesalahanya, peserta didik diarahkan untuk
menyelesaikan LKPD sampai bagian hasil untuk
kemudian mengerjakan tantangan pada LKPD, setelah
selesai mengerjakan peserta didik diarahkan untuk
mengkonfirmasi hasil kepada guru, jika hasil tidak sesuai
guru memberikan petunjuk koreksi dan jika sampai 3x
petunjuk koreksi masih tidak berhasil karena masih
belum faham dalam mensolusikan maka peserta didik
8
tersebut tetap dalam katerogi terampil dan tetap
mengerjakan tugas tantangan sampai selesai dan bisa
menjelaskan factor penyebab kesalahanya.
▪ Jika tugas tantangan selesai dan terkonfirmasi sesuai
oleh guru serta peserta didik mampu menjelaskan faktor
penyebab kesalahan pada program, maka peserta didik
tersebut diarahkan menjadi tutor sebaya dan
mendampingi 1 – 2 kelompok kategori dasar dan atau
dasar lanjut selama pembelajaran sehingga paling tidak
mereka bisa berada pada level Terampil
▪ Peserta didik berupaya menganalisis data dan informasi
dari kegiatan obersevasi dan praktek untuk menemukan
hubungan antar konsep dengan praktek di lapangan
disertai dengan berpikir kritis dan analitis untuk
membangun kesimpulan, dalam hal ini untuk menandai
bagian yang penting dan yang akan membantu pada saat
penyelesaian tugas akhir.
▪ Guru meminta siswa terampil dan mahir agar siap jika
diminta menyampaikan hasil praktek dihadapan forum
kelas.
▪ Peserta didik diarahkan menyelesaikan tugas LKPD
secara bertahap, dengan materi yang dipraktekan sama
untuk setiap level pesera didik
9
sehingga jika ada kesalahan dapat dikendalikan sedini
mungkin sebelum menjadi lebih rumit
▪ Selama peserta didik melaksanakan tugas pada LKPD
guru berkeliling sambil memantau, memberikan penilaian
dan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada
membangun pemahaman yang esensial bagi peserta didik.
▪ Jika peserta didik mengalami gangguan/kesalahan
selama praktek guru dan atau tutor sebaya membantu
dengan memberikan petunjuk untuk solusi dan
interferensi secara langsung untuk penangan kesalahan
jika memang diperlukan tetapi kemudian direfleksikan
penyebab dan solusi dari kesalahan/error tersebut
sehingga peserta didik dapat menjadi faham
▪ Siswa dengan level dasar lanjut diarahkan untuk
menjelaskan pehamanan sekecil apapun yang diperoleh
kepada siswa dasar lanjut sebagai bentuk berbagi
pengetahuan, dan atau disampaikan kepada tutor sebaya
atau guru sebagai bentuk konfirmasi pemahaman
sehingga tumbuh keyakinan terhadap pemahaman dan
kepercayaan diri secara alami.
▪ Target peserta didik level dasar dan dasar lanjut adalah
menyelesaikan tugas LKPD regular (diluar tantangan).
▪ Setelah peserta didik menyatakan selesai dalam
pengerjaan, guru mengkonfirmasi dengan meminta
pembuktian hasil pekerjaan dan memberikan pertanyaan
pemantik agar peserta didik menyampaikan penjelasan
seperti yang diharapkan.
▪ Jika hasil belum sesuai maka dikondisikan tutor sebaya
untuk mendampingi sampai diperoleh hasil yang sesuai
untuk kemudian dikonfirmasi lagi oleh guru.
▪ Jika hasil sesuai maka peserta didik diarahkan untuk
memberikan komentar disamping sintak program yang
esensial (sintak yang akan bermanfaat untuk
penyelesaian tugas akhir), dan pada komentar tersebut
memuat penjelasan dari sintak.
▪ Peserta didik diarahkan untuk memastikan LKPD diisi
lengkap sesuai hari pengerjaan, dan pesrta didik diminta
10
bersiap sehingga kapan saja diminta menyampaikan hasil
pratek di depan forum kelas tidak menjadi kendala.
▪ Peserta didik diarahkan menyelesaikan LKPD secara
bertahap dari materi yang dipraktekan sama untuk setiap
level pesera didik
3. Verification
• Peserta didik menyusun konsep berupa pengetahuan
baru yang telah diperoleh, yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai situasi seperti latihan (exercise) yang
memungkinkan peserta didik untuk menerapkannya
pada situasi sederhana dengan tekun dan cermat
.
4. Generalization
▪ Peserta didik melaporkan hasil temuannya, merefleksi apa
yang telah dipelajari, hingga mengonsolidasikan
pengetahuannya dalam bentuk menjawab tantangan yang
akan diberikan. Dan melaporkan kendala yang dihadapi
pada saat melakukan percobaan.
11
PERTEMUAN 2# Mengukur level suara dalam satuan decibel (dB) dan interpretasi
data hasil pengukuran, mengukur level suara sistem akustik ruang kecil dan
interpretasi data hasil pengukuran, mengukur kualitas sistem akustik suara
menggunakan dB-SPL meter.
Kegiatan A. Kegiatan awal (10 menit)
Pembelajaran ▪ Berdoa bersama sesuai keyakinan masing masing
▪ Guru memberikan tes awal pembelajaran
▪ Peserta didik mengerjakan tes awal pembelajaran
▪ Menyampaikan tujuan pembelajaran
▪ Menyampaikan skenario pembelajaran
▪ Menyampaikan pentingnya materi yang akan
diberikan sampai pernyataan bermakna.
▪ Menyampaikan keterkaitan materi sebelumnya dengan
yang akan dilaksanakan.
▪ Guru menampilkan alat peraga berupa alat ukur dB-
SBL meter
B. Kegiatan Inti (160 Menit)
1. Stimulation
▪ Guru menampilkan contoh yang sudah dipraktekan pada
pertemuan sebelumnya
▪ Guru memperlihatkan alat ukur dB- SBL meter
▪ Peserta didik menyimak penjelasan guru (interaktif) dalam
terkait apa yang didemonstrasikan.
2. Problem Statement
▪ Guru memberikan tantangan kepada peserta didik untuk
menyelesaikan unjuk kerja berdasarkan LKPD
▪ Peserta didik Mengukur level suara decibel(dB) dan
interpretasi data hasil pengukuran, mengukur level suara
sistem akustik ruang kecil dan interpretasi data hasil
pengukuran, mengukur kualitas sistem akustik suara
menggunakan dB-SPL meter dengan percaya diri,
mandiri, kritis dan penuh tanggung jawab.
3. Data collection
▪ Guru mengarahkan peserta didik untuk memperlajari
kembali LKPD tentang cara mengukur level suara dalam
satuan decibel(dB) dan interpretasi data hasil
pengukuran, mengukur level suara sistem akustik ruang
12
kecil dan interpretasi data hasil pengukuran, mengukur
kualitas sistem akustik suara menggunakan dB-SPL
meter.
▪ Peserta didik membaca LKPD dilanjutkan melakukan
observasi dengan mempraktekan seluruh LKPD,
mengumpulkan dan menganalisis informasi melalui
kegiatan praktek.
4. Verification
Peserta didik menyusun konsep berupa pengetahuan baru
yang telah diperoleh, yang dapat diaplikasikan dalam
berbagai situasi seperti latihan (exercise) yang
memungkinkan peserta didik untuk menerapkannya pada
situasi sederhana dengan tekun dan cermat.
5. Generalization
Peserta didik melaporkan hasil temuannya, merefleksi apa
yang telah dipelajari, hingga mengonsolidasikan
pengetahuannya dalam bentuk menjawab tantangan yang
akan diberikan. Dan melaporkan kendala yang dihadapi
pada saat melakukan percobaan.
13
desain dan merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat dinding (wall isolation)
ruang akustik sistem suara,Membuat desain dan merencanakan kebutuhan bahan
sistem penyekat lantai akustik sistem suara.
Kegiatan 3 A. Kegiatan awal (10 menit)
▪ Berdoa bersama sesuai keyakinan masing masing
▪ Menyampaikan tujuan pembelajaran
▪ Menyampaikan skenario pembelajaran
▪ Menyampaikan pentingnya materi yang akan diberikan
sampai pernyataan bermakna.
▪ Menyampaikan keterkaitan materi sebelumnya dengan
yang akan dilaksanakan.
▪ Guru menampilkan cara membuat desain dan
merencanakan bahan penyekat suara sistem akustik
sesuai dengan kebutuhan, membuat desain dan
merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat
atap(ceiling isolation) ruang akustik sistem suara,
membuat desain dan merencanakan kebutuhan bahan
sistem penyekat dinding (wall isolation) ruang akustik
sistem suara, membuat desain dan merencanakan
kebutuhan bahan sistem penyekat lantai akustik sistem
suara.
Kegiatan B. Kegiatan Inti (160 Menit)
pembelajaran 4
1. Siswa mengamati lembar kerja/LKPD yang diberikan
Guru
2. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan
merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat ruang
akustik sistem suara
3. Siswa membuat desain dan merencanakan kebutuhan
bahan sistem penyekat lantai akustik sistem suara
4. Siswa menyimpulkan kegiatan yang sudah dilakukan
1. Stimulation
▪ Guru menampilkan contoh yang sudah dipraktekan
pada pertemuan sebelumnya
▪ Peserta didik menyimak penjelasan guru (interaktif)
terkait apa yang didemonstrasikan.
14
2. Problem Statement
▪ Guru memberikan tantangan kepada peserta didik
untuk menyelesaikan soal Latihan yang ada pada LKPD
▪ Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait
dengan membuat desain dan merencanakan bahan
penyekat suara sistem akustik sesuai dengan
kebutuhan, membuat desain dan merencanakan
kebutuhan bahan sistem penyekat atap(ceiling
isolation) ruang akustik sistem suara, membuat desain
dan merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat
dinding (wall isolation) ruang akustik sistem
suara,Membuat desain dan merencanakan kebutuhan
bahan sistem penyekat lantai akustik sistem suara.
▪ Peserta didik dikondisikan termotivasi untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan singkat dan
mengajukan pertanyaan awal sesuai dengan
pengetahuan awal yang dimilikinya dengan percaya diri
dan pertanyaan kritis.
3. Data collection
▪ Guru mengarahkan peserta didik untuk memperlajari
kembali LKPD tentang cara membuat desain dan
merencanakan bahan penyekat suara sistem akustik
sesuai dengan kebutuhan, membuat desain dan
merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat atap
(ceiling isolation) ruang akustik sistem suara, membuat
desain dan merencanakan kebutuhan bahan sistem
penyekat dinding (wall isolation) ruang akustik sistem
suara, membuat desain dan merencanakan kebutuhan
bahan sistem penyekat lantai akustik sistem suara.
▪ Peserta didik membaca LKPD dilanjutkan melakukan
observasi dengan mempraktekan seluruh LKPD,
mengumpulkan dan menganalisis informasi melalui
kegiatan praktek serta membangun hipotesis
berdasarkan permasalahan yang diajukan guru tentang
cara Membuat desain dan merencanakan bahan
penyekat suara sistem akustik sesuai dengan
15
kebutuhan,Membuat desain dan merencanakan
kebutuhan bahan sistem penyekat atap (ceiling isolation)
ruang akustik sistem suara, membuat desain dan
merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat
dinding (wall isolation) ruang akustik sistem
suara,Membuat desain dan merencanakan kebutuhan
bahan sistem penyekat lantai akustik sistem
suara,dengan tekun dan kreatif dari modul , LKPD,
internet dan lain lain.
▪ Peserta didik berupaya menganalisis data dan informasi
dari kegiatan obersevasi dan praktek untuk menemukan
hubungan antar konsep dengan praktek di lapangan
disertai dengan berpikir kritis dan analitis untuk
membangun kesimpulan.
4. Verification
Peserta didik bersama-sama melakukan reviuw hasil
kerja hasil praktikyang sudah dilakukan.
5. Generalization
Peserta didik, Guru dan siswa bersama-sama melakukan
penilaian terhadap hasil praktek
C. Kegiatan penutup (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik mereview/refleksi kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Memberikan apresiasi kepada peserta didik
3. Peserta didik menanyakan hal-hal yang masih
diragukan dan melaksanakan evaluasi dengan penuh
rasa ingin tahu.
4. Guru memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
diragukan peserta didik lain sehingga informasi
menjadi benar dan tidak terjadi kesalahpahaman
terhadap materi.
5. Menyampaikan penugasan tahap berikutnya.
6. Berdoa Bersama.
16
A. Kegiatan awal (30 menit)
▪ Berdoa bersama sesuai keyakinan masing masing
▪ Menyampaikan tujuan pembelajaran
▪ Menyampaikan skenario pembelajaran
▪ Menyampaikan pentingnya materi yang akan
diberikan sampai pernyataan bermakna.
▪ Menyampaikan keterkaitan materi sebelumnya dengan
yang akan dilaksanakan.
▪ Guru menampilkan cara menguji kualitas redaman
lantai ruang sistem akustik suara
B. Kegiatan Inti (160 Menit)
17
▪ Peserta didik membaca bahan bacaan yang
diberikan guru pada bahan ajar/ modul / internet.
▪ Peserta didik membaca LKPD dilanjutkan
melakukan observasi dengan mempraktekan
seluruh LKPD, mengumpulkan dan menganalisis
informasi melalui kegiatan praktek serta
membangun hipotesis berdasarkan permasalahan
yang diajukan guru tentang cara menguji kualitas
redaman lantai ruang sistem akustik suara
dengan tekun dan kreatif dari modul , LKPD,
internet dan lain lain.
▪ Peserta didik berupaya menganalisis data dan
informasi dari kegiatan obersevasi dan praktek
untuk menemukan hubungan antar konsep
dengan praktek di lapangan disertai dengan
berpikir kritis dan analitis untuk membangun
kesimpulan.
3. Verification
Peserta didik menyusun konsep berupa pengetahuan
baru yang telah diperoleh, yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai situasi seperti latihan (exercise) yang
memungkinkan peserta didik untuk menerapkannya
pada situasi sederhana dengan tekun dan cermat.
4. Generalization
▪ Peserta didik melaporkan hasil temuannya,
merefleksi apa yang telah dipelajari, hingga
mengonsolidasikan pengetahuannya dalam
bentuk menjawab tantangan yang akan diberikan.
▪ Peserta didik mempresentasikan cara Menguji
kualitas redaman lantai ruang sistem akustik
suara yang telah dibuatnya kepada guru dan
peserta didik lainnya.
C. Kegiatan penutup (30 Menit)
1. Guru mereview/refleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Peserta didik menyimak refleksi/koreksi/ kesimpulan
materi dari guru dengan sabar dan tekun
18
3. Memberikan apresiasi kepada peserta didik
4. Peserta didik menanyakan hal-hal yang masih diragukan
dan melaksanakan evaluasi dengan penuh rasa ingin
tahu.
5. Peserta didik turut membantu memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang diragukan peserta didik lain
sehingga informasi menjadi benar dan tidak terjadi
kesalahpahaman terhadap materi dengan tekun.
6. Menyampaikan penugasan tahap berikutnya.
7. Berdoa Bersama.
C. LAMPIRAN
Lembar Kerja / Jobsheet (Gambar Kerja, Work Preparation, Form Penilaian
dan Kriteria Penilaian) :
- Gambar kerja kompetensi 1
- Work preparation kompetensi 1
- Form penilaian kompetensi 1
- Kriteria penilaian kompetensi 1
19
Materi Pembelajaran
1. PENGERTIAN GELOMBANG
Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh
lainnya. Ketika Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang,
akan muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain
adalah gelombang yang merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila Anda
menggerakan tali naik turun. Ketika kita berbicara mengenai gelombang, kita tidak
bisa mengabaikan getaran. Getaran dan gelombang mempunyai hubungan yang erat
sekali.
20
berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik
setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada
genangan air tersebut. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka
gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang
air adalah dua contoh umum gelombang.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa
gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika
Anda menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir
bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti
itu. Sebenarnya yang Anda saksikan adalah setiap partikel air tersebut berosilasi
(bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang
tidak memindahkan air tersebut. Kalau gelombang memindahkan air, maka benda
yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai media bagi
gelombang untuk merambat.
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air laut,
Anda merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap
gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika
mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat
energi pada gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa
bersumber dari angin dan lainnya.
21
• Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam
menghasilkan sinar X (digunakan untuk rontgen).
Keterkaitan antara medan listrik (E) dan medan magnet (B) diungkapkan
dengan persamaan Maxwell. Persamaan Maxwell merupakan hukum yang
mendasari teori medan elektromagnetik. Contoh dari gelombang
elektromagnetik : Gelombang cahaya, gelombang radio
2. Berdasarkan arah rambatan dan getaran:
a. Gelombang Transversal
Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus
dengan arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang
tali. Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak
naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang.
22
setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada gelombang disebut
panjang gelombang (disebut lambda – huruf Yunani). Panjang gelombang bisa juga
dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan
arah getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang yang terjadi pada slinki
yang digetarkan, searah dengan membujurnya slinki berupa rapatan dan
regangan. Jarak dua rapatan yang berdekatan atau dua regangan yang
berdekatan disebut satu gelombang.
Pada gambar di atas tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah
rambatan gelombang. Serangkaian rapatan dan regangan merambat
sepanjang pegas. Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling
mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah di mana kumparan pegas
saling menjahui. Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan
lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan.
Panjang gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau
regangan yang berurutan. Yang dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua
titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau regangan.
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara.
Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang
sepanjang arah rambat gelombang udara. Gelombang longitudinal yang
masuk dan terdengar sebagai bunyi pada telinga manusia pada frekuensi 20
– 20.000 Hz atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar (addible
sound/audiosonik). Bunyi-bunyi yang muncul pada frekuensi di bawah 20 Hz
disebut infrasonik, sedangkan yang muncul di atas 20.000 Hz disebut bunyi
ultrasonik. Dalam rentang 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz tersebut, bunyi
masih dibedakan menjadi bunyi- bunyi dengan frekuensi rendah (dibawah
23
1000 Hz), frekuensi sedang (1000 Hz sampai 4000 Hz) dan frekuensi tinggi
(diatas 4000 Hz).
b. Amplitudo
Amplitudo adalah kekuatan atau daya gelombang sinyal, tinggi gelombang
yang bisa dilihat sebagai grafik. Gelombang yang lebih tinggi diinterpretasikan
sebagai volume yang lebih tinggi, sehingga dinamakan amplifier untuk perangkat
yang menambah amplitudo. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai
jarak/simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoide.
Amplitudo dalam sistem internasional biasa disimbolkan dengan (A) dan
memiliki satuan meter (m).
24
Gambar 6. Amplitudo.
c. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik. Diukur
dalam hertz atau siklus per detik. Jika getaran gelombang suara semakin
cepat, frekuensi semakin tinggi. Frekuensi lebih tinggi diinterpretasikan
sebagai jalur lebih tinggi. Misal bila menyanyi dalam pita suara tinggi
memaksa tali suara untuk bergetar secara cepat. Frekuensi biasanya
dituliskan dengan symbol ( f) dan dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Rumus
Untuk mencari frekuensi adalah: f = 1/T (Hz)
Gambar 7. Frekuensi
d. Periode
25
Periode berhubungan erat sekali dengan frekuensi. Periode didefinisikan
sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 buah getaran
(gelombang). Satuan periode adalah detik (s), dengan simbol untuk perioda
adalah (T). Perioda adalah kebalikan dari frekuensi dan sebaliknya frekuensi
adalah kebalikan dari Perioda, atau sering dinyatakan dalam persamaan: T=
1/f (s)
a. Terjadinya Bunyi
26
Bunyi terjadi karena adanya benda yang bergetar yang menimbulkan gesekan
dengan zat disekitarnya. Sumber getaran dapat berupa objek yang bergerak dan
dapat juga berupa udara yang bergerak.
Untuk objek udara yang bergerak terjadi pada terompet yang di tiup. Getaran
tersebut kemudian menyentuh partikel zat yang ada di dekatnya. Zat ini dapat
berupa gas, cairan atau padatan. Partikel zat yang pertama kali tersentuh (yang
paling dekat dengan objek) akan meneruskan energi yang diterimanya ke
partikel disebelahnya. Demikian seterusnya partikel- partikel zat akan saling
bersentuhan sehingga membentuk rapatan dan renggangan yang dapat
digambarkan sebagai gelombang yang merambat. Oleh karena itu, keberadaan
zat disekitar objek yang bergetar sering kali disebut juga medium perambat
gelombang bunyi. Meski objek yang bergetar, yang disebut sebagai sumber
bunyi, telah berhenti bergetar, pada keadaan tertentu perambatan
gelombangnya masih terus berjalan sampai pada jarak tertentu dari objek
tersebut. Rambatan gelombang tersebut ditangkap oleh daun telinga.
(Mediastika, Christina, 2005).
b. Keras Bunyi
Keras bunyi (loudness) adalah kekuatan bunyi yang dirasakan oleh telinga
manusia, diukur dengan Phon atau dB (weighted deciBel). (Satwiko, Prasasto,
2009) Keras Bunyi (loudness) sangat dipengaruhi oleh sensasi yang ditimbulkan
pada pendengaran seseorang. Jadi, bersifat subjektif, berbeda pada tiap-tiap
orang dan tidak dapat diukur secara
langsung dengan suatu alat, berbeda dengan intensitas bunyi yang
objektif, dapat langsung diukur dengan suatu alat. Keras bunyi bertambah,
jika intensitas bertambah, akan tetapi pertambahan ini tidak terjadi secara
linier. Nada bunyi yang intensitasnya sama, tetapi berbeda frekuensinya belum
tentu menimbulkan sensasi keras bunyi yang sama pada tiap-tiap orang.
(Sears & Zemansky, 1962)
c. Tingkat Bunyi
Tingkat Bunyi (sound level) adalah perbandingan logaritmis antara satu
sumber bunyi dengan sumber bunyi acuan, diukur dalam dB. Sedangkan
intensitas bunyi (sound intensity) adalah banyaknya energi
i ukur
bunyi per unit luasan, d
den
dengan:
27
Tingkat intensitas suara (L) dinyatakan dalam satuan bel atau decibel (dB).
Hubungan intensitas (I) dengan tingkat intensitas suara (L), dinyatakan dengan:
mudah dilakukan karena terlalu jauh selisihnya, yaitu dari 2 x 10-5 Pa sampai
200 Pa. Oleh karena itu, digunakan model pengukuran sistem rasioatau
perbandingan di antara dua nilai, dapat berupa antara dua nilai intensitas
maupun antara dua nilai tekanan. Perbandingan ini dilakukan dengan sistem
logaritmik dan selanjutnya dihitung dalam satuan decibell (dB). Persamaan
yang digunakan adalah sebagai berikut
28
Terlepas dari adanya faktor yang menurunkan tingkat kebenaran pengukuran bunyi
dalam dB, pengukuran kekuatan bunyi dengan satuan dB memudahkan manusia
untuk mengetahui ambang batas bawah dan atas dari kekuatan bunyi yang mampu
didengar, sebagaimana digambarkan pada tabel berikut
Tabel 1. Ambang batas pendengaran manusia (dalam dB)
SLM sederhana hanya dapat mengukur tingkat kekerasan bunyi dalam satuan
dB, sedangkan SLM yang canggih sekaligus mampu menunjukkan frekuensi
bunyi yang diukur. Proses kerja SLM sederhana diilustrasikan dalam gambar
29
di bawah ini.
30
d. Untuk pengukuran didalam ruangan atau bangunan, SLM berada pada
posisi 1 m dari dinding-dinding pembentuk ruangan. Bila diletakkan
dihadapan jendela maka jaraknya 1,5 m dari jendela tersebut. Agar hasil
lebih benar, karena adanya kemungkinan pemantulan oleh elemen
pembe
e. ntuk ruang, pengukuran SLM dalam ruang sebaiknya dilakukan pada
tiga titik berbeda dengan jarak antar titik lebih kurang 0,5 m.Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang benar dan mampu mencatat semua
fluktuasi bunyi yang terjadi, SLM dipasang pada posisi slow responsse.
Gambar 14. Akustik ruang pada theater Dibutuhkan seorang ahli yang berlandaskan teori
perhitungan dan pengalaman lapangan untuk mewujudkan sebuah ruang yang ideal,
seperti home theatre, ruangan karaoke, raung rekaman , ruang pertemuan dan sejenisnya
termasuk ruang tempat ibadah.
Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat dilakukan dengan bantuan
sebuah RTA (Real Time Analyzer) untuk mengetahui dan
menentukan frekuensi pantulan atau ketembusan, sehingga dapat ditentukan jenis
material penyerap suara yang digunakan.
31
Gambar 15. Akustik ruang
Banyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan, misalnya TraFlex.
Mempunyai banyak variant produk yang memungkinkan untuk membuat hasil yang
optimal. Tipe TraFlex 10.15, dengan spesifikasi alfa=0,7 pada 300Hz-16KHz, sangat
efektif jika digunakan untuk memperjelas suara.
32
Gambar16. Mikrofon
1. Fungsi Mikrofon
Mikrofon digunakan pada beberapa alat seperti telepon, alat perekam, alatbantu
dengar, pengudaraan radio serta televisi, dan sebagainya. Pada dasarnyamikrofon
berguna untuk membuat suara yang berintensitas rendah menjadi lebihkeras.
Pemilihan mikrofon harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal inidilakukan untuk
mencegah berkurangnya kemampuan mikrofon dari performa yangoptimal. Agar
lebih efektif, mikrofon yang digunakan haruslah seimbang antarasumber suara yang
ingin dicuplik, misalnya suara manusia, alat musik, suarakendaraan, atau yang
lainnya dengan sistem tata suara yang digunakan sepertisound sistem untuk live
music, alat perekaman, arena balap GP motor, dan sebagainya.
33
Condenser microphone bekerja berdasarkan diafragma/susunan backplate yang
mesti tercatu oleh listrik membentuk sound-sensitive capacitor. Gelombang suara
yang masuk ke microphone menggetarkan komponen diafragma ini. Diafragma
ditempatkan di depan sebuah backplate. Susunan elemen ini membentuk kapasitor
yang biasa disebut juga kondenser. Kapasitor memiliki kemampuan untuk
menyimpan muatan atau tegangan. Ketika elemen tersebut terisi muatan, medan
listrik terbentuk di antara diafragma dan backplate, yang besarnya proporsional
terhadap ruang (space) yang terbentuk diantaranya. Variasi dari lebar space antara
diafragma dan backplate terjadi karena pergerakan diafragma relatif terhadap
backplate sebagai akibat dari adanya tekanan suara yang mengenai diafragma. Hal
ini menghasilkan sinyal elektrik sebagai akibat dari suara yang masuk kecondenser
microphone.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerja condenser mic memerlukan muatan listrik.
Terkait dengan hal tersebut, ada tipe condenser mic yang memiliki muatan
permanen, ada juga yang menggunakan sumber catu daya eksternal untuk mengisi
muatannya. Dalam hal ini, sumber catu daya eksternal yang digunakan dapat
berasal dari baterai, atau dari “phantom” power (sebuah metode untuk memberikan
daya kepada microphone melalui kabel mic tersebut, dayanya berasal dari mixer).
Jika dibandingkan terhadap dynamic mic, condenser mic lebih kompleks dan lebih
mahal. Condenser dapat dibuat dengan sensitivitas yang lebih tinggi dan dapat
menghasilkan suara yang lebih smooth, lebih natural, khususnya pada frekuensi
tinggi. Dengan kondenser, lebih mudah untuk mencapai respon frekuensi flat dan
memiliki range frekuensi yang lebih luas. Satu hal lagi yang membedakan dari
dynamic mic adalah condenser mic dapat dibuat sangat kecil tanpa banyak
mengurangi kinerjanya.
Keputusan untuk menggunakan condenser atau dynamic mic bagaimanapun
diambil tidak hanya berdasarkan sumber suara, tetapi berdasarkan physical setting
juga. Praktisnya, penggunaan microphone harus memperhatikan untuk acara apa
dan dimana mic tersebut akan digunakan. Di samping itu, apakah diinginkan hasil
dengan kualitas suara yang sangat tinggi atau tidak.
LEMBAR KERJA 1
34
Mapel : PISAV GELOMBANG Waktu : 4 x 45 menit
Kls/Sm : XI /3 Nama Siswa :
A. Tujuan
Setelah praktek selesai Siswa dapat,
1. Mengklasifikasikan elemen gelombang, jenis-jenis dan interaksi gelombang suara.
2. Mendiagramkan karakteristik gelombang suara pada berbagai macam media.
3. Mengukur level suara dalam satuan decibel (dB) dan interprestasi
data hasilpengukuran.
4. Mengukur level suara sistem akustik ruang kecil dan interprestasi
data hasilpengukuran
B. Teori
Perhatikan baik-baik Gambar Gelombang berikut ini :
35
“Hz”T = Periode dalam satuan detik
“sec”
C. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. Jobsheet yang telah disediakan
D. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan,yakinkan semua dalam kondisi baik
2. Letakkan semua alat dan bahan dimeja kerja, pada posisi yang aman
3. Perhatikan gambar gelombang berikut ini
A.
B.
C.
D.
36
E. Pertanyaan
a. Apakah Amplitudo berpengaruh dengan besar kecilnya frekuensi ? ,
Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
b. Bisakah Frekuensi diukur tanpa mengetahui Waktu ( s )?
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
F. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
(…………………………)
LEMBAR KERJA 2
Gambar Percobaan
37
Tindakan 1:
1. Pada FG → Function, set pada DC atau kalau tidak ada, tetap pada SINUS dengan
amplitudo minimum dan attenuator maksimum.
2. Atur knop DC-offset pada 0, masukkan saklar DC-offset
3. Atur CRO, masukan pada DC, V/div=0,1V
4. Atur knop DC-offset pada 0, naikkan perlahan-lahan kearah +, hingga pada CRO
tertampil tegangan 0,5V
5. Perhatikan membran loudspeaker
1. Apakah membran maju atau mundur, saat pengaturan knop DC-offset dari
0 ke 0,5V?
2. Setelah proses (1), apakah membran bergerak?
3. Apakah ada bunyi dari membran?
Tindakan 2
1. Pada FG → Amplitudo output set pada 30% Function, pada SINUS. Frekuensi
paling rendah (0Hz). V/D dan T/D pada CRO menyesuaikan
2. Atur frekuensi perlahan dari 0Hz ke 100Hz
2. Perhatikan membran, catat kejadiannya!
Kesimpulan :
……………………………………………...……………......................…..………...…..……………………
….………………………..……………………………………………………….………………………..………
………………….…………..................................................................…
LEMBAR KERJA 3
Gambar Percobaan 1
38
4cm 2cm
meja meja
a 1 b
Tindakan 1:
1. Jepit penggaris dengan ibu jari tangan kiri di bibir meja, tarik ujung atas
dengan jari sejauh 4cmm
2. Lakukan hal yang sama dengan angka 1, tetapi ujung atas ditarik sejauh
2cm.
Gambar Percobaan 2
4cm
4cm
27cm
meja meja
15cm
a 2 b
Tindakan 2:
Kesimpulan : ……………………………………………...…………………..………..
…………………………….………………………..………………………………………………………………
…….………………………..…………………………………………………………………….…………………
……..…………………………………………………………………………………………………………………
…….….……….…
LEMBAR KERJA 4
Gambar Percobaan
39
Tindakan 1:
1. Atur generator fungsi dengan bentuk gelombang sinus, amplitudo 5Vpp,
frekuensi 1kHz.
2. Ubah frekuensi menjadi 100Hz
Tindakan 2:
Dengan frekuensi 100Hz ubah amplitudo kecil dan besar, perhatikan gerakan
membran.
Tindakan 3:
Atur frekuensi dari paling rendah naik terus sampai frekuensi sedikit di atas
20 kHz. Catat mulai dari frekuensi berapa dapat mendengar bunyi, dan
sampai frekuensi berapa mulai tidak mendengar
Kesimpulan :
Tindakan 1 ……………………………………………...…………………………….
…………………………….………………………..………………………………………
Tindakan 2 ……………………………………………...…………………………….
…………………………….………………………..………………………………………
Tindakan 3 ……………………………………………...…………………………….
…………………………….………………………..………………………………………
Ketercapaian
40
1 Sikap Kerja sesuai prosedur
3 Mengklasifikasikan elemen
gelombang, jenis-jenis dan interaksi
gelombang suara, mendiagramkan
karakteristik gelombang suara pada
berbagai macam media.
Rubik Penilaian
Ketercapaian
41
Ketercapaian
42
Ketercapaian
kecil dan
interpretasi data
hasil
pengukuran,
mengukur
kualitas sistem
akustik suara
menggunakan
dB-SPL meter
43
Ketercapaian
akustik sistem
suara.
• Dasar
• Dasar Lanjut
Memerlukan porsi Latihan atau kesempatan waktu belajar yang lebih lama, bisa dilakukan
diluar jam regular namun tetap dalam pemantauan guru
• Terampil
Sudah terampil dan diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri ke tingkatan mahir
dengan memberikan pengayaan (Mengerjakan soal tantangan pada LKPD)
• Mahir
Direkomendasikan untuk menjadi tutor pada pembelajaran tutor sebaya untuk membantu
proses pembelajaran peserta didik lain pada level dasar dan dasar lanjut.
44
Remedial dan pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi
sebelum waktu yang telah ditentukan, diminta untuk membuat peta konsep
terkait materi yang diajarkan dalam berbagai bidang. Dalam kegiatan ini,
guru dapat mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang
berhasil dalam pengayaan.
1.1.8 Referensi
Modul-modul
1.1.9 Glosarium
Penguasaan Materi Apakah saya sudah memahami cukup baik materi dan
aktifitas pembelajaran ini?
45
2. 2. Gelombang ........................adalah gelombang yang perambatannya
membutuhkan medium.
3. 3. Gelombang........................ adalah gelombang yang energi dan
momentumnya dibawa
4. oleh medan listrik (E) dan medan magnet (B) yang dapat menjalar melalui vakum
atau tanpa membutuhkan medium dalam perambatan gelombangnya.
5. 4. Panjang gelombang (wave length), Amplitudo (amplitude), Frekuensi (frequency),
dan Periode adalah elemen dari ..................
6. Jarak antara dua titik pada posisi yang sama yang saling berurutan, disebut ..
7. Jarak/simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoide,
disebut .....
8. 6. Jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik. Diukur dalam hertz atau
siklus per detik, disebut ................
9. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 buah getaran (gelombang). dengan
Satuan detik (s), dengan simbol untuk adalah (T), adalah .........
10. Perbandingan logaritmis antara satu sumber bunyi dengan sumber bunyi acuan,
diukur dalam dB, adalah ....
11. Batas dengar telinga manusia ....
12. Rumus Untuk menghitung frekuensi adalah....
13. Alat untuk mengukur kebisingan/keras suara adalah ....
14. 12. Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan
yang terkait dengan perubahan atau suara yang terjadi.
15. Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu perubahan suara
karena pemantulan dan gangguan suara ketembusan suara ....
16. suatu jenis tranduser yang mengubah energi-energi akustik (gelombang suara)
menjadi sinyal listrik, adalah ....
17. Sebuah alat yang dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain
disebut....
18. Microphone ini menggunakan diafragma/voice coil/susunan magnet yang berfungsi
sebagai generator/pembangkit sinyal listrik yang didrive oleh suara yang masuk,
memilki konstruksi sederhana dan juga ekonomis. Mikrophone yang dimaksud
adalah ....
19. Micropon ini memiliki respon frekuensi dan sensitivitas terbatas, khususnya pada
frekuensi tinggi, tetapi micropon ini merupakan tipe yang sangat umum digunakan
dalam berbagai aplikasi.
20. Microphone ini bekerja berdasarkan diafragma/susunan backplate yang tercatu oleh
listrik membentuk sound-sensitive capacitor.
46
21. Condenser mic lebih kompleks dan lebih mahal,Condenser dapat dibuat dengan
sensitivitas yang lebih ....
22. Dan dapat menghasilkan suara yang lebih smooth, lebih natural, khususnya pada
frekuensi, dengan kondenser lebih mudah untuk mencapai respon frekuensi flat dan
memiliki range frekuensi yang lebih ....
47
15. suatu jenis tranduser yang mengubah energi-energi akustik (gelombang suara)
menjadi sinyal listrik, adalah ........................ (mikrofon).
16. (Transducer) ............... adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi dari satu
bentuk ke bentuk yang lain
17. Microphone ini menggunakan diafragma/voice coil/susunan magnet yang
berfungsi sebagai generator/pembangkit sinyal listrik yang di- drive oleh suara
yang masuk,memilki konstruksi sederhana dan juga ekonomis. (Dynamic)
18. Micropon ini ............ (dynamic) memiliki respon frekuensi dan sensitivitas
terbatas, khususnya pada frekuensi tinggi, tetapi micropon ini merupakan tipe
yang sangat umum digunakan dalam berbagai aplikasi.
19. Microphone ini ................... (Condenser) bekerja berdasarkan diafragma/susunan
backplate yang tercatu oleh listrik membentuk sound-sensitive capacitor.
20. Condenser mic lebih kompleks dan lebih mahal,Condenser dapat dibuat dengan
sensitivitas yang lebih ........... (tinggi) dan dapat menghasilkan suara yang lebih
smooth, lebih natural, khususnya pada frekuensi ........... (tinggi), dengan
kondenser lebih mudah untuk mencapai respon frekuensi flat dan memiliki range
frekuensi yang lebih ..... ( luas).
Kunci Jawaban:
1. Gelombang
2. Mekanik
3. Electromagnetik
4. Gelombang
5. Panjang gelombang
6. Amplituda
7. Frekuensi
8. Perioda
9. Tingkat bunyi atau sound lefvel
10. 20 Hz sd 20 KHz
11. F= 1/t (Hz)
12. Sound lefel meter
13. Bunyi
14. Dari ruang lain
15. Microfun
16. Tranduser
17. Dynamic
18. Dynamic
48
19. Condenser
20. Tinggi, tinggi, luas
49