Anda di halaman 1dari 5

TUNER

Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat memahami fungsi penala/tuner
2. Siswa dapat menganalisis cara kerja tuner
3.
Tuner, atau Penala berfungsi untuk memilih kanal / stasiun dengan cara merubah gelombang
radio yang diterima antena menjadi signal IF (Intermediate Frequency). Didalam Tuner terdapat
3 rangkaian utama, yaitu : (1) Penguat frekuensi tinggi / Penguat RF (RF Amplifier), (2)
Pencampur (Mixer) dan (3) Osilator lokal (Local Oscillator).

Penguat Frekuensi Radio (Penguat RF)


Penguat frekuensi tinggi, seperti namanya, berguna untuk menguatkan sinyal frekuensi radio
yang diterima oleh antena. Penguat RF ini harus memiliki karakteristik penguatan yang merata
pada seluruh bidang frekuensi dan memiliki perbedaan penguatan antar kanal yang sekecil
mungkin. Karena rasio S/N (perbandingan sinyal terhadap noise) ditentukan oleh penguat RF ini,
maka penguat RF harus memiliki penguatan (gain) yang cukup besar, tetapi juga harus tetap
menghasilkan distorsi yang kecil jika ternyata gelombang yang diterima sudah cukup besar,
untuk itulah maka ditambahkan rangkaian kontrol penguatan otomatis (AGC / Automatic Gain
Control) yang diumpan-balik kan pada rangkaian RF ini.

Pencampur (Mixer)
Fungsi mixer adalah mencampur gelombang radio yang diterima antena yang telah dikuatkan
oleh Penguat RF dengan keluaran osilator lokal sehingga diperoleh signal IF (intermediate
frequency) yang merupakan selisih dari kedua frekuensi yang dicampur tersebut. Frekuensi
pembawa sinyal yang dikeluarkan rangkaian mixer ini adalah dibuat tetap sebesar 38,9 Mhz yang
merupakan frekuensi pembawa gambar yang didalamnya juga terdapat sinyal singkronisasi dan
frekuensi sebesar 33,4 Mhz yang merupakan frekuensi pembawa suara.

Osilator Lokal (Local Oscillator) 


Fungsi osilator lokal adalah membangkitkan frekuensi yang nantinya dicampur dengan frekuensi
yang diterima antena sehingga didapat frekuensi IF, frekuensi osilator lokal dapat diubah-ubah
sesuai dengan kanal / saluran yang dipilih.Osilator lokal harus sangat stabil, karena jika osilator
lokal mudah tergeser maka gambar dan suara tidak dapat direproduksi dengan sempurna. Untuk
mendapatkan ke-stabilan ini maka ditambahkan rangkaian kontrol AFT (Automatic Frequency
Tuning) atau AFC (Automatic Frequency Control) yang berguna untuk mendeteksi penggeseran
frekuensi pembawa sinya IF gambar yang kemudian di umpan-balikkan ke osilator lokal,
sehingga osilator lokal di-stabilkan oleh tegangan umpan-balik tersebut (tegangan AFT / AFC).
Kaki-kaki Pada Tuner (Pin-pin pada tuner)
Pada beberapa type, tuner memiliki kaki lebih dari 15 pin, namun beberapa yang lain hanya
memiliki 5 pin saja, banyak sedikitnya pin tergantung seberapa komplek rangkaian pada tuner
tersebut, karena ada beberapa tuner yang sudah digabungkan dengan penguat IF nya dalam satu
blok, sehingga kaki-kaki dari tuner tersebut menjadi banyak. Secara umum tuner memiliki kaki
dengan fungsi IF, B+, AGC, AFT, VT dan pemilih BAND. Berdasarkan fungsi kaki ini,
khususnya kaki-kaki pengontrol pemilih Band dan tegangan tuning (tala) tuner dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : (1) Tuner Analog, (2) Tuner Semi Digital, dan (3)
Tuner Digital. Perbedaan mendasar dari tuner dengan sistem pengontrolan analog terhadap tuner
dengan sistem pengontrolan digital adalah : Pada tuner dengan sistem pengontrolan digital,
fungsi VT dan pemilih BAND di proses didalam tuner sehingga pin VT, VL, VH, dan VU yang
ada pada tuner analog digantikan dengan pin SCL, SDA dan tegangan supply 33 Volt,
Sedangkan untuk tuner dengan sistem pengontrolan semi digital, hanya pin pemilihan Band saja
diproses didalam tuner, sehingga pin yang semula VL, VH, dan VU digantikan dengan pin B1
dan B2.

Tabel Fungsi Pin / Kaki Pada Tuner

Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Analog
Nama Nama
Fungsi Keterangan
Kaki lain

IF Keluaran IF

5, 9 atau 12 Volt tergantung type-


BM B+ Tegangan Vcc tuner
nya

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


Tegangan berubah saat frekuensi
AFC AFT otomatis, berguna menjaga kestabilan
tergeser
frekuensi

VHL, Memilih BAND VHF Low (48 - 82 0 Volt = Non aktif, setara dengan
BL
VL Mhz) atau Kanal 2 - 6 Vcc = Aktif

Memilih BAND VHF High (175 - 224 0 Volt = Non aktif, setara dengan
BH VH
Mhz) atau Kanal 7 - 13 Vcc = Aktif

Memilih BAND UHF High (471 - 855 0 Volt = Non aktif, setara dengan
BU VU
Mhz) atau Kanal 14 - 83 Vcc = Aktif
Masukan tegangan pengontrol penguatan Saat signal lemah, tegangan naik,
AGC
otomatis (AGC) saat signal kuat tegangan turun

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


BT VT 0 - 33 Volt
tuning (Voltage Tuning)

Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Semi Digital
Nama Nama
Fungsi Keterangan
Kaki lain

IF Keluaran IF

5, 9 atau 12 Volt tergantung type-


BM B+ Tegangan Vcc tuner
nya

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


Tegangan berubah saat frekuensi
AFC AFT otomatis, berguna menjaga kestabilan
tergeser
frekuensi

Memilih BAND VHF Low, VHF High,


B1 V1 0 1 1
UHF
VHF VHF
UHF
Low High
Memilih BAND VHF Low, VHF High,
B2 V2 1 0 1
UHF

Masukan tegangan pengontrol penguatan Saat signal lemah, tegangan naik,


AGC
otomatis (AGC) saat signal kuat tegangan turun

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


BT VT 0 - 33 Volt
tuning (Voltage Tuning)

* 0 = 0 Volt, 1 = Setara tegangan Vcc

Dibawah ini adalah tabel fungsi kaki (pin) pada tuner dengan sistem pengontrol Digital
Nama Nama
Fungsi Keterangan
Kaki lain

IF Keluaran IF

BM B+ Tegangan Vcc tuner 5, 9 atau 12 Volt tergantung type


nya

Masukan tegangan pengontrol frekuensi


Tegangan berubah saat frekuensi
AFC AFT otomatis, berguna menjaga kestabilan
tergeser
frekuensi

SCL Serial Clock 5 Volt

SDA Serial Data 5 Volt

Masukan tegangan pengontrol penguatan Saat signal lemah, tegangan naik,


AGC
otomatis (Automatic Gain Control) saat signal kuat tegangan turun

BT VT Suplay tegangan frekuensi tuning 33 Volt

Dibawah ini adalah tabel susunan kaki Tuner yang ada dipasaran
Type / Model 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2-3-1 AGC BT B2 B1 BM IF

6-1 AGC BT BU BH BL BM IF

JCH5912EV-B AGC BT BU BH BL BM AFC IF

GN GN
JCH5912EV-B AGC BT NC B2 B1 BM AFC NC IF
D D

7-1, 113-118 BU BT BH AGC BL AFC BM IF

FSDA05T-3 AGC AS SCL SDA NC BP BT NC NC NC IF

Kesalahan yang sering ditemui pada Tuner


Dibawah ini adalah gejala yang sering ditemui pada televisi yang dapat menunjukkan bahwa
tuner kemungkinan dalam kondisi rusak, tetapi gejala-gejala tersebut harus dibarengi dengan
proses pengukuran tegangan masukan pada kaki-kaki tuner dan sinyal masukan dari antena. Jika
hasil pengukuran tegangan masukan dan sinyal masukan dari antena dalam kondisi normal,
tetapi tetap muncul gejala-gejala seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini, maka blok
tuner bisa dipastikan dalam kondisi rusak.
Gejala Hasil Pengukuran Kemungkinan Kerusakan pada
Penerimaan sinyal lemah Tegangan AGC normal,
Penguat RF
(noise) Sinyal antena kuat

Tidak dapat menerima siaran Tegangan VT, AGC, pemilih


Penguat RF, Mixer, Osilator lokal
sama sekali band normal

Tidak dapat menerima siaran Tegangan pemilih band


Osilator lokal
pada salah satu band normal

Tegangan VT normal, AFT


Frekuensi bergeser Osilator lokal
normal

Sebelum melakukan penggantian blok tuner, coba lakukan penyolderan ulang pada setiap
solderan komponen dalam tuner yang kemungkinan solderannya terjadi keretakan setelah lama
digunakan, sebab sering kali tuner kembali normal setelah dilakukan penyolderan ulang,
solderan yang mengalami keretakan disebabkan oleh suhu dalam tuner yang meningkat saat
tuner bekerja, suhu yang tinggi tersebut menyebabkan timah solder meleleh, sehingga
solderannya menjadi retak.

Anda mungkin juga menyukai