Anda di halaman 1dari 20

RANGKAIAN PENGATUR

NADA

FIRMAN
210205501013
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA S1
PENGERTIAN TONE CONTROL

Rangkaian Tone Control merupakan salah satu jenis


pengatur suara atau nada aktif pada sistem audio. Pada
dasarnya tone control atau pengatur nada berfungsi untuk
mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble.
Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah
sedangkan nada treble merupakan sinyal audio pada
frekuensi tinggi.
Dalam sistem audio, bagian pengatur nada
terletak diantara bagian Pre-Amplifier (penguat
depan) dan Final Amplifier (Penguat Akhir).
Bagian pengatur nada berfungsi untuk mengatur
nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble)
secara terpisah. Pada bagian pengatur nada
Bass, menguatkan sinyal frekuensi rendah,
sedangkan pada bagian nada treble
menguatkan sinyal frekuensi tinggi.
Kurva penguatan nada bass dan treble

Secara garis besar bagian pengatur nada mempunyai


prinsip kerja sebagai berikut. Rangkaian pengatur nada
dipasang sebelum rangkaian penguat.
Rangkaian Tone Control sederhana memiliki output yang
bisa di bilang cukup bagus dan bersih. Sinyal suara yang di
hasilkan dari input sebelumnya sudah di atur oleh
potensiometer dan kemudian di kuatkan oleh bagian op =
amp menggunakan transistor yang kemudian di kopling
oleh kapasitor yang outputnya akan di atur lagi pada
bagian control.
PRINSIP KERJA

Prinsip kerja dari Rangkaian Tone Control yaitu pada


frekuensi rendah atau bass dan frekuensi tinggi atau treble.
Dari pengaturan di atas kemudian di kuatkan lagi pada
bagian pengatur akhir menggunakan transistor yang sama.
Tegangan yang di hasilkan dari tone control ini adalah
mulai dari 9 volt DC sampai dengan 18 volt DC.
Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3
bagian utama yaitu bagian penguat depan, bagian
pengatur nada (tone control) dan bagian penguat akhir.
Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2
transistor yang di susun dalam penguat 2 tingkat.
Kemudian bagian pengatur nada di bangun menggunakan
sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol
nada rendah atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di
gunakan penguat 2 tingkat yang di bangun menggunakan
transistor.
PENGERTIAN TONE CONTROL BAXANDAL

Rangkaian tone control baxandal merupakan rangkaian


penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan
rangkaian filter aktif. Rangkaian baxandal hanya tergantung
dari pengaturan potensiometer bass. Batas pengaturan
maksimum potensiometer bass merupakan maksimum
boost (penguatan maksimal bass) dan batas pengaturan
minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut
(pelemahan maksimum).
Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka akan
memberikan efek pada resistor samapai kapasitor
sehingga tidak lagi memberikan efek atau respon pada
rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di pengaruhi
oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan
cut atau di biarkan flat. Untuk nada treble, pada akhir
frekuensi tinggi audio kapasitor bertindak seakan short
circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer
treble.
Prinsip Kerja Pengatur Nada (Tone Control)

Prinsip kerja rangkaian tone control yaitu pada frekuensi


rendah atau bass dan frekuensi tinggi atau treble. Dari
pengaturan di atas kemudian di kuatkan lagi pada bagian
pengatur akhir menggunakan transistor yang sama.
Tegangan yang di hasilkan dari tone control ini adalah
mulai dari 9 volt DC sampai dengan 18 volt DC.

Komponen yang dibutuhkan

• Resistor 6k8, 560, 4k7 ohm


• Capasitor milar 4n7, 10n, 2n2,
15n, 40n dan 100n
• Elco 4,7 uF
• VR (potensio meter) 50K ohm
Blok Diagram Rangkaian Tone Control (Pengatur
nada)
Penguatan rangkaian ditentukan oleh impedansi umpan
balik (Z2), dibagi dengan impedansi input (Z1), dan dapat
dihitung dengan rumus :

Dimana :
• AV = Faktor Penguatan
• Z1 = Impedansi Input
• Z2 = impedansi Output
Pada pengaturan nada baik Bass atau Treble pada posisi
maksimum maka impedansi input (Z1) menjadi minimum,
maka penguatan pada posisi tersebut menjadi besar.
Blok Diagram Rangkaian Tone Control
(Pengatur Nada) Baxandall
Penguat Nada Bass Pada posisi maksimum kondensator
C1 dihubung

Pada posisi minimum kondensator C2 dihubung singkat


potensiometer P1 rumus perhitungannya sebagai berikut :

Penguat Nada Treble Pada posisi maksimum, perhitungan


penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pada posisi minimum, perhitungan penguatan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Macam Rangkaian Tone Kontrol
1. Tone Kontrol Pasif
Jenis tone kontrol yang satu ini sangat mudah
dibuat, karena menggunakan komponen yang sedikit dan
mudah ditemukan. Namun, tone kontrol mono ini memiliki
kekurangan yaitu dapat melemahkan suara input sehingga
suara yang dihasilkan diakhir akan lebih kecil jika
dibandingkan sebelum menggunakan tone kontrol. Berikut
gambar rangkaian tone kontrol pasif.
• Gambar diatas menjelaskan bagaimana rangkaian tone
kontrol beserta dengan komponen yang dibutuhkannya.
Berikut daftar dari komponen, beserta sedikit
penjelasannya.
• Daftar komponen:
C1: 100n
C2: 10n
C3: 1n
C4: 10n
C5: 10uF/10V
R1: 10K
R2: 1K
R3: 10K
Potensio 100K
• Kecuali C5, semua kapasitor yang
digunakan merupakan milar. Jack 3.5mm
digunakan untuk menyambungkan input,
sedangkan outputnya disambung ke input
amplifier. Untuk bisa menjadi tone kontrol,
jack 3.5mm stereo R dan L harus
digabung menjadi mono baru.
2. Tone Kontrol Aktif
Agak berbeda dengan tone kontrol pasif, rangkaian
tone kontrol aktif ini menggunakan penguatan kecil.
Dengan komponen ini, pelemahan yang dihasilkan hampir-
hampir tidak akan ada. Penguatan kontrol ini sendiri dapat
dibuat dari rangkaian transistor atau OpAmn. Bedanya lagi
dengan tone kontrol pasif, tone kontrol aktif ini harus
menggunakan sumber tegangan agar bisa menghidupkan
transistor.
Tone control merupakan rangkaian pengatur
nada yang terdiri dari rangkaian filter, yaitu Low Pass Filter
(LPF) dan High Pass Filter (HPF) maupun Band Pass
Filter.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai