Anda di halaman 1dari 7

TONE CONTROL SEBAGAI APLIKASI DARI RANGKAIAN OP

AMP (OPERATIONAL AMPLIFIER)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia elektronika analog, terdapat banyak sekali materi atau pelajaran yang
memiliki pengaplikasian dalam kehidupan sehari hari. Salah satu dari hal tersebut
adalah pengaplikasian tersebut adalah penggunaan transistor dan Op Amp dalam Tone
Control. Tune control sendiri biasanya digunakan pada peralatan audio sebagai filter
suara yang diinputkan dan juga memperi penguatan awal guna masuk ke amplifire
kelas berikutnya.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir dari mata kuliah Praktikum Elektronika
Analog, penulis memilih untuk mencoba menerapkan pengaplikasian Op Amp sebagai
Tone Control tersebut.

B. Tujuan
Penulis dapat mengetahui aplikasi op amp pada rangkaian tone control dan juga
memberi pengetahuan lebih kepada pembaca laporan ini.
Pembaca dan penulis dapat menjadikan laporan ini sebagai referensi dan
dikembangkan berdasarkan kreasi mereka sendiri.
Mahasiswa dapat mengetahui penguatan kelas apa yang ada pada rangkaian tone
control.
Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi tone control pada seperangkat audio contol.

C. Kegunaan
Tone control berfungsi sebagai rangkaian yang dapat menguatkan amplitude dan
frekuensi dalam besaran tertentu. Disini penguatan dibagi menjadi 3, yaitu Bass,
Trebble dan Volume yang akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.

BAB II
Metode Desain dan Komponen Utama

A. Komponen Utama
Resistor
R1,R9,R13 .................56k 3 buah
R2,R10,R14,R20 .......1K 4 buah
R3,R8,R15 .................47K 3 buah
R4,R16.......................2K2 2 buah
R5,R6,R7,R17 ...........10K 6 buah
R18,R19, R11 ............120R 1 buah
R12,R21.....................3K3 2 buah
Capacitors
C1,C2,C8,C10 ...........10uF/25Vecap 6 buah
C11,C16,
C3,C4,C12,C13 .........33nF mono (333) 4 buah
C5,C6,C14,C15..........3n3F mono (332) 4 buah
C7 ..............................33uF/25V ecap 1 buah
C9 ..............................100uF/25V ecap 1 buah
Misc
IC1 MC 4558 1 buah
Q1 BC547 1 buah
VR2 100k single gang linear pot. 1 buah
VR3, VR4 50k dual gang linear pot. 2 buah
Akrilik 1 buah
8 pin DIL IC socket 1 buah

B. Dasar Teori
Dalam sistem audio, bagian pengatur nada terletak diantara bagian Pre-Amplifier
(penguat depan) dan Final Amplifier (Penguat Akhir). Bagian pengatur nada berfungsi
untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble) secara terpisah. Pada
bagian pengatur nada Bass, menguatkan sinyal frekuensi rendah, sedangkan pada
bagian nada treble menguatkan sinyal frekuensi tinggi. Kurva penguatan (AV)
terhadap besarnya fekuensi yang dikuatkan dapat digambarkan menggunakan kurva
berikut.

Prinsip Kerja Pengatur Nada (Tone Control) Secara garis besar bagian pengatur nada
mempunyai prinsip kerja sebagai berikut. Rangkaian pengatur nada dipasang sebelum
rangkaian penguat.
Blok Diagram Rangkaian Tone Control (Pengatur nada)
Penguatan rangkaian ditentukan oleh impedansi umpan balik (Z2), dibagi dengan
impedansi input (Z1), dan dapat dihitung dengan rumus :

Dimana :
AV = Faktor Penguatan
Z1 = Impedansi Input
Z2 = impedansi Output

Blok Diagram Rangkaian Tone Control (Pengatur Nada)

Penguat Nada Bass


Pada posisi maksimum kondensator C1 dihubung singkat potensiometer P1 rumus
perhitungannya sebagai berikut :

Pada posisi minimum kondensator C2 dihubung singkat potensiometer P1 rumus


perhitungannya sebagai berikut :

Penguat Nada Treble


Pada posisi maksimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Pada posisi minimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
C. Rangkaian Percobaan

Gambar 1.1

D. Langkah Kerja
1. Sebelum mengaplikasikan ke PCB rangkai komponen dengan project board terlebih
dahulu.
2. Rangkailah rangkain pada project board seperti pada gambar 1.1.
3. Persiapkan osiloskop, power supply, function generator serta AVOmeter.
4. Lakukan pengukuran pada penguatan treble, bass serta volume. Apakah sudah
sesuai (benar) atau tidak.
5. Bila penguatan sudah benar, lanjutkan ke tahap pembuatan rangkaian.
6. Gunakan salah satu software desain PCB untuk mendesain PCB hasil percobaan
tadi, disini kami menggunakan Altium Designer 09 (Protel) sehingga menjadi

Gambar 1.2
7. Aplikasikan hasil desain tadi kedalam PCB asli.
8. Rangkai komponen kedalam PCB seperti pada gambar di bawah ini
Gambar 1.3
9. Solderlah hubungan-hubungan antar komponen di dalam PCB.
10. Hasilnya seperti pada gambar 1.5

Gambar 1.4

Gambar 1.5
11. Catat hasil analisis kedalam form data hasil.
12. Analisa data hasil yang telah didapat
E. Perhitungan Desain Komponen
1. Data Hasil
Keterangan Keterangan
NO Frekuensi Vin Vout
potensio Bass potensio Trible
1 20 Hz Maksimum Maksimum 2 Vp-p 11,4 Vp-p
2 20 Hz Minimum Maksimum 2 Vp-p 0
3 20 Hz Maksimum Minimum 2 Vp-p 11,2 Vp-p
4 2 khz Maksimum Maksimum 2 Vp-p 2 Vp-p
5 2 khz Minimum Maksimum 2 Vp-p 2 Vp-p
6 2 khz Maksimum Minimum 2 Vp-p 2 Vp-p
7 20 kHz Maksimum Maksimum 2 Vp-p 0
8 20 kHz Minimum Maksimum 2 Vp-p 0
9 20 kHz Maksimum Minimum 2 Vp-p 3 Vp-p

2. Analisis Data
Dari data percobaan dapat dianalisa bahwa rangkaian ini bekerja pada nada bass ada di frekuensi
100 Hz agar penguatan pada nada tersebut maksimal. Pada nada middle yaitu frekuensi sekitar 2
kHz maka rangkaian ini tidak bekerja (band pass filter). Pada nada trible (frekuensi tinggi sekitar
20 kHz) terdapat penguatan pada frekuensi tersebut dengan mengatur potensio trible.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tone Control fungsinya hampir sama dengan Equalizer yaitu untuk mengontrol Audio
(suara) dari Power Amplifier: Bass, Trebble dan Volume. Perbedaannya terletak pada
komponen pengatur audionya. Equalizer komponen pengatur audionya Potensio
Geser. Sedangkan pada Tone Control komponen pengatur audionya Potensio Putar C1
& C6 sebagai filter untuk mengurangi treble/frekuensi tinggi yang berlebihan atau
sering disebut pencegah osilasi. R6 sebenarnya adalah komponen opsional yang
sedikit membantu menyesuaikan impedansi sistem. R7 idealnya sama dengan R8
untuk mempermudah memberikan nilai tanda gain pada panel potensio tone control.
C2 dan C3 membentuk rangkaian seri filter treble (high pass filter), nilainya semakin
besar maka suara yang dilewatkan semakin mid. C4 dan C5 dibantu dengan R9 & R10
membentuk low pass filter (filter bass), semakin besar nilai C ini suara bass yang
dilewatkan akan semakin empuk/low (maksimal 47nF), semakin kecil nilai c ini maka
sinyal bass yang dilewatkan akan semakin dip (dig-dig, c4=c5=22nF). Nilai yang
cocok untuk ini adalah 27-33nF, bukan 47nF (tergantung selera). Pot 3 & pot 4
mengatur level treble & bass, semakin besar nilai potensio ini semakin besar
penguatannya (bass & treble-nya termasuk potensio volume). R11 menyesuaikan
impedansi keluaran, sedangkan R12 dan led merah sebagai indikator peak yang
menunjukkan kalau amplifier sudah diberi sinyal penuh.
B. Saran
Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugas akhir ini tidak sesuai jadwal yang
telah ditetapkan oleh jurusan, sehingga dalam proses pengerjaan dan pengambilan
data kurang maksimal mengingat waktu yang dianggap kurang mencukupi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Rangkaian Tone Control (online)(http://www.elektronika-


dasar.web.id/tag/rangkaian-tone-control/) diakses 25 April 2013

Anonim.2011.Rangkaian Tone Control (online)


(http://nofricela.mywapblog.com/skema-rangkaian-tone-control-2.xhtml) diakses 24
April 2013

Posted by Choirul Kusumohadi at 20:04


Email ThisBlogThis!Share to Twitter

Anda mungkin juga menyukai