Anda di halaman 1dari 20

JOB 6

PENGUKURAN AMPLIFIER RF
6.1 Tujuan :
1. Mengukur daya input amplifier
2. Mengukur daya output amplifier
3. Menghitung gain amplifier RF

6.2 Peralatan/Alat-alat yang dibutuhkan :


 Function Generator
 Spectrum Analyzer
 Power splitter
 Mini Amplifier RF Broadband
 Power Supply DC 24 Volt
 Kabel-Kabel dan Konektor

6.3 Dasar Teori


Power amplifier RF adalah jenis penguat elektronik digunakan untuk
mengkonversi berdaya rendah sinyal frekuensi radio menjadi sinyal yang lebih
besar dari kekuatan yang signifikan, biasanya untuk mendrive antenna pemancar.
Hal ini biasanya dioptimalkan untuk memiliki efisiensi tinggi, kompresi baik
return loss pada input dan output, keuntungan yang baik, dan pembuangan panas
yang optimal.
Amplifier RF merupakan amplifier yang didesain khusus bekerja pada
frekuensi tinggi. Broadband amplifier merupakan amplifier yang mempunyai
respon frekuensi atau Batasan frekuensi kerja dengan band yang lebar. Gain
flatness merupakan kestabilan gain dari amplifier, dimana didalam Batasan gain
flatness tersebut merupakan daerah frekuensi kerja optimum dari amplifier.

Tingkatan Amplifier RF
Tingkatan Amplifier RF antara lain adalah sebagai berikut:
1. Buffer Amplifier
Buffer adalah sebuah daerah memori yang menyimpan data Ketika data
tersebut ditransfer antara dua perangkat atau antara sebuah perangkat dan
aplikasi. Daya yang keluar dari buffer pada umumya adalah 2 Watt.
1) Untuk mengatasi perbedaan kecepatan antara produsen dan
konsumen dari sebuah aliran data. Sebagai contoh, sebuah berkas
diteria melalui sebuah modem dan disimpan ke hardisk. Kita tahu bahwa
modem itu ribuan kali lebih lambar daripada hardisk. Sehingga sebuah
buffer dibuat pada memori utama untuk menampung jumlah byte yang
diterima dari modem. Ketika semua data sudah sampai di buffer, buffer
dapat ditulis ke disk dengan operasi tunggal. Karena penulisan ke disk
tidak terjadi seketikan dan modem masih membutuhkan ruang untuk
mwnyimpan data tambahan yang masuk digunakanlah dua buffer.
Setelah modem mengisi buffer peratama, penulisan ke disk dilakukan.
Modem kemudian mulai mengisi buffer kedua sementara buffer pertama
di tulis ke disk. Pada saat modem sudah mengisi buffer kedua, penulisan
disk dari buffer pertama seharusnya sudah selesai sehingga modem dapat
menggunakan kemballi buffer pertama Ketika buffer kedua melakukan
penulisan ke disk. Metode ini disebut buffering
2) Untuk menyesuaikan antara perangkat-perangkat yang mempunyai
perbedaan ukuran transfer data. Perbedaan ukuran transfer data ini
sangat umum terjadi pada jaringan computer dimana buffer digunakan
secara luas untuk fragmentasi dan pengaturan Kembali pesan-pesan. Pada
bagian pengiriman, pesan yang ukurannya besar akan dipecah-pecah
menjadi paket-paket kecil (fragmentasi). Paket-paket ini dikirim melalui
jaringan, di ruang penerimaan, paket-paket kecil tadi diletakkan dalam
buffer untuk disatukan Kembali.
3) Untuk mendukung copy semantic pada aplikasi M/K. Sebuah contoh
aakan menjelaskan arti dari copy semantic. Misalkan sebuah aplikasi
mempunyai buffer data yang ingin dituliskan ke disk. Aplikasi tersebut
akan memanggil sistem call write, lalu menyediakan sebuah pointer ke
buffer dan sebuah bilangan bulat (integer) yang menspesifikasikan
jumlah byte yang ditulis. Setelah sistem call tersebut selesai, apa yang
terjadi jika aplikasi mengubah isi buffer? Dengan copy semantic, versi
data yang ditulis ke disk sama dengan versi data pada saat aplikasi
memanggil system call write, tidak tergantung dengan perubahan apapun
yang ada pada buffer.cara sederhana sistem operasi dapat menjamin copy
semantic adalah untuk system call write dengan menyalin data aplikasi
ke buffer kernel dan buffer aplikasi adalah hal yang umum dalam sistem
operasi, kecuali overhead yang ada pada clean semantic. Efek yang sama
dapat diperoleh dengan hasil yang lebih efesien dengan penggunaan yang
cermat pada pemetaan memori virtual dan perlindungan halaman copy-
onwrite.

2. Driver Amplifier
Driver Amplifier merupakan penggerak komponen elektronika yang dipakai
untuk menguatkan daya secara umum. Daya amplifier sendiri adalah sebuah
sirkuit listrik atau komponen elektronik lainnya yang digunakan untuk
mengendalikan sirkuit lain. Mereka biasanya digunakan untuk mengatur arus yang
mengalir melalui rangkaian atau digunakan untuk mengontrol faktor-faktor lain
seperti komponen lainnya, beberapa perangkat di sirkuit. Istilah ini sering
digunakan, misalnya, untuk sirkuit terpadu khusus yang mengontrol switch saya
tinggi dalam switched-mode converter daya. Sebuah penguat juga dapat dianggap
driver untuk pengeras suara, atau sirkuit tegangan konstan yang membuat
komponen terpasang beroperasi dalam berbagai tegangan input.
Biasanya tahap driver (s) dari rangkaian membutuhkan karakteristik yang
berbeda untuk tahap sirkuit lain. Misalnya dlam power amplifier
transistor,biasanya sirkuit driver membutuhkan gain arus, sering kemampuan
untuk melepaskan basis transistor berikut dengan cepat, dan rendah impedansi
keluaran untuk menghindari atau meminimalkan distrosi. Daya yang keluar pada
driver amplifier adalah sekitar 120 watt sampai 150 watt.

3. Final Amplifier
Final amplifier merupakan rangkaian penguat akhir pada sistem audio.
Penggerak (driver), berupa rangkaian penguat tegangan dengan penguatan yang
besar. Pengaturan titik kerja penguat pada klasifikasi kelas A. penguat arus,
betupa rangkaian penguat daya dengan penguatan yang tidak terlalu besar, bahkan
penguatannya mendekati satu. Agar mencapai effisiensi kerja yang besar, maka
pengaturan kerjanya pada klasifikasi kelas AB mendekati kelas B. rangkaian
penguat daya dibuat kelas AB agar mencegah terjadinya cacat silang (cross over
distortion). Daya umum pada final amplifier berkisar 500 watt-1000 watt.

Gain Amplifier
Jika amplifier diberi sinyal input yang tetap dalam keadaan aktif dengan catu
daya yang normal maka amplifier akan memperkuat sinyal input dengan gain
tertentu. Jika pemberian sinyal dimulai dari frekuensi dasar dan dinaikkan terus
maka gain yang dihasilkan seharusnya tidak berubah sampai pada suatu Batasan
frekuensi tertentu.
Jika frekuensi dinaikkan terus maka gain akan berkurang menjadi attenuasi (-
dB).
6.4 Langkah Percobaan
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan pastikan semua peralatan
dalam kondisi baik.
2. Buat rangkaian pengukuran sebagai berikut (semua peralatan dalam kondisi
OFF dan skala alat ukur aman).

3. Hidupkan spektrum analyzer SA1, SA2,OSC1 dan OSC2. Frekuensi center pada
SA1 dan SA2 sebesar 100 MHz.
4. Hidupkan function generator buat Batasan pengukuran 100 KHz, 200 KHz,
300 KHz, 400 KHz, 500 KHz, 600 KHz, 700 KHz, 800 KHz, 900 KHz,
1MHz, 2Mhz, 3 MHz, 4 MHz, 5 MHz.
5. Lihat gambar gelombang pada kedua osiloskop dan spektrum analyzer.
6. Catu daya input, daya output,tegangan input dan tegangan output yang
terukur pada osiloskop dan spectrum analyzer. Catat hasilnya pada tabel 6.1
dan 6.2.
6.5 Data Percobaan
Tabel 6.1 Tabel Pengukuran dengan Spektrum Analyzer
28
23 24.65 24,65 21.95
18 20.32 19.72 19.43
-17,24 18,4
16, 8 16,`16
13 16,83
8
dBm

3
-2
-7
-12
-17
700 730 760 790 820 850 870 900 930 960 1000
MHz

Tabel 6.1.1 Gelombang keluaran


Input Power (dBm) Output Power (dBm)
700 MHz

730 MHz

760 MHz
790 MHz

820 MHz

850 MHz

870 MHz

900 MHz
930 MHz

960 MHz

1 MHz

Tabel 6.2 Tabel Pengukuran masukan dan keluaran dengan spektrum analyzer
Input Power (dBm) Output Power (dBm)
-30 dBm
-29 dBm

-28 dBm

-27 dBm

-26 dBm

-25 dBm
-24 dBm

-23 dBm

-22 dBm

-21 dBm

-20 dBm
-19 dBm

-18 dBm

-17 dBm

-16 dBm

-15 dBm
-14 dBm

-13 dBm

-12 dBm

-11 dBm

-10 dBm
Tabel 6.3 Hasil Pengukuran Menggunakan 1 dB

20 21.14
20.05 20.75 20.48
19.43
18.64
17.75
Pout (dBm)

10

0
-10 -8 -6 -4 -2 0 2
Pin (dBm)

Tabel 6.3.1 Gelombang Keluaran


Input Power (dBm) Output Power (dBm)
-10 dBm

-8 dBm
-6 dBm

-4 dBm

-2 dBm

0 dBm

2 dBm
900 MHz

930 MHz

960 MHz

1 MHz

6.6 Analisa
Setelah dilakukan praktik mengenai job 6 tentang “Pengukuran Amplifier
RF“, kita melakukan 3 kali percobaan, Pada percobaan pertama ini digunakan
3 alat ukur yaitu Sinyal generator untuk input dengan frekuensi mulai dari 700
KHz sampai 1 MHz Lalu Spectrum Analyzer untuk mengetahui Daya (P) pada
sinyal inti dan 2 sinyal harmonisa disebelah kiri dan kanan dari sinyal inti.
Dan terakhir adalah osiloskop untuk mengetahui Frekuensi, Amplitudo, dan
juga Tegangan Peak To Peak. Pada signal generator dimasukan frekuensi 700
KHz dan didapatkan output -2,76 dBm. Kemudian signal generator dimasukan
frekuensi 730 KHz dan didapatkan output -3,17 dBm. Kemudian signal
generator dimasukan frekuensi 760 KHz dan didapatkan output -3,58 dBm.
Kemudian signal generator dimasukan frekuensi 790 KHz dan didapatkan
output -3,84 dBm. Kemudian signal generator dimasukan frekuensi 820 KHz
dan didapatkan output -1,60 dBm. Kemudian signal generator dimasukan
frekuensi 850 KHz dan didapatkan output 4,65 dBm. Kemudian signal
generator dimasukan frekuensi 880 KHz dan didapatkan output 4,65 dBm.
Kemudian signal generator dimasukan frekuensi 900 KHz dan didapatkan
output 0,32 dBm. Kemudian signal generator dimasukan frekuensi 930 KHz
dan didapatkan output -0,28 dBm. Kemudian signal generator dimasukan
frekuensi 960 KHz dan didapatkan output -0,57 dBm. Kemudian signal
generator dimasukan frekuensi 1000 KHz dan didapatkan output 1,66 dBm.
Pada percobaan kedua ini digunakan 3 alat ukur yaitu Sinyal generator , dan
spectrum analyzer untuk memasukan input power dBm dari -30 dBm sampai -
10 dBm.Dan terakhir adalah osiloskop untuk mengetahui Frekuensi,
Amplitudo, dan juga Tegangan Peak To Peak. Pada saat dimasukkan input
dBm sebesar -30 dBm didapatkan nilai output power dBm= 13,80 dBm.
Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -29 dBm didapatkan nilai
output power dBm= 14,64dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm
sebesar -28 dBm didapatkan nilai output power dBm= 15,73 dBm. Kemudian
saat dimasukkan input dBm sebesar -27 dBm didapatkan nilai output power
dBm= 16,70dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -26 dBm
didapatkan nilai output power dBm= 17,97 dBm. Kemudian saat dimasukkan
input dBm sebesar -25 dBm didapatkan nilai output power dBm= 19,07 dBm.
Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -24 dBm didapatkan nilai
output power dBm= 19,26 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm
sebesar -23 dBm didapatkan nilai output power dBm= 19,38 dBm. Kemudian
saat dimasukkan input dBm sebesar -22 dBm didapatkan nilai output power
dBm= 19,38 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -21 dBm
didapatkan nilai output power dBm= 19,48 dBm. Kemudian saat dimasukkan
input dBm sebesar -20 dBm didapatkan nilai output power dBm= 19,52 dBm.
Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -19 dBm didapatkan nilai
output power dBm= 19,6 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar
-18 dBm didapatkan nilai output power dBm= 12,77 dBm. Kemudian saat
dimasukkan input dBm sebesar -17 dBm didapatkan nilai output power dBm=
13,35 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -16 dBm
didapatkan nilai output power dBm= 14,17 dBm. Kemudian saat dimasukkan
input dBm sebesar -15 dBm didapatkan nilai output power dBm= 14,75 dBm.
Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -14 dBm didapatkan nilai
output power dBm= 15,43 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm
sebesar -13 dBm didapatkan nilai output power dBm= 16,1 dBm. Kemudian
saat dimasukkan input dBm sebesar -12 dBm didapatkan nilai output power
dBm= 16,58 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -11 dBm
didapatkan nilai output power dBm= 16,98 dBm. Kemudian saat dimasukkan
input dBm sebesar -10 dBm didapatkan nilai output power dBm= 18,06 dBm.
Pada percobaan ketiga ini digunakan 3 alat ukur yaitu Sinyal generator , dan
spectrum analyzer untuk memasukan input power dBm dari -10 dBm sampai 2
dBm.Dan terakhir adalah osiloskop untuk mengetahui Frekuensi, Amplitudo,
dan juga Tegangan Peak To Peak. Pada saat dimasukkan input dBm sebesar -
10 dBm didapatkan nilai output power dBm= 17,75 dBm. Kemudian saat
dimasukkan input dBm sebesar --8 dBm didapatkan nilai output power dBm=
18,64 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -6 dBm
didapatkan nilai output power dBm= 19,43 dBm. Kemudian saat dimasukkan
input dBm sebesar -4 dBm didapatkan nilai output power dBm= 20,05 dBm.
Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar -2 dBm didapatkan nilai output
power dBm= 20,75 dBm. Kemudian saat dimasukkan input dBm sebesar 0
dBm didapatkan nilai output power dBm= 20,48dBm. Kemudian saat
dimasukkan input dBm sebesar 2 dBm didapatkan nilai output power dBm=
21,14 dBm.
6.7 Simpulan dan Saran
A. Simpulan
Power amplifier adalah penguat akhir bagian sistem tata suara yang
berfungsi sebagai penguat sinyal audio yang pada dasarnya merupakan
penguat tegangan dan arus dari sinyal audio yang bertujuan untuk
menggerakan pengeras suara (loud speaker). Istilah power amplifier
merupakan penguat akhir sehingga tidak dilengkapi dengan pengatur nada,
berbeda dengan istilah amplifier yang didalmanya terdiri dari pengatur nada
dan power amplifier.
Tugas power ampli ( driver ) ini adalah untuk mendorong sinyal yg sudah
diolah preamp untuk di teruskan ke bagian speaker . kita mengenal ada ampli
30, 40, 50, 90 , 100, 120, 200 , 300 watt dan seterusnya, ini adalah kekuatan
dari daya dorong power tersebut akan tetapi itu tidaklah murni, bisa dikatakan
ukuran 100 watt misalkan sudah dihitung dengan suara cacat nya.
Power amplifier RF adalah jenis penguat elektronik digunakan untuk
mengkonversi berdaya rendah sinyal frekuensi radio menjadi sinyal yang
lebih besar dari kekuatan yang signifikan, biasanya untuk mendrive antenna
pemancar. Hal ini biasanya dioptimalkan untuk memiliki efisiensi tinggi,
kompresi baik return loss pada input dan output, keuntungan yang baik, dan
pembuangan panas yang optimal.
Amplifier RF merupakan amplifier yang didesain khusus bekerja pada
frekuensi tinggi. Broadband amplifier merupakan amplifier yang mempunyai
respon frekuensi atau Batasan frekuensi kerja dengan band yang lebar. Gain
flatness merupakan kestabilan gain dari amplifier, dimana didalam Batasan
gain, flatness tersebut merupakan daerah frekuensi kerja optimum dari
amplifier,
Kelebihan dan kekurangan Amplifier :
Kelebihan :
1. Memiliki sifat menguatkan tegangan puncak amplitudo dari sinyal
masukan
2. Dapat menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal masukan dan
keluaran
3. Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi sehingga cocok untuk
penguat sinyal kecil
Kekurangan :
1. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada
kestabilan suhu dan bias transistor.
2. Terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif.
3. Tidak ada penguatan arus.
4. Masukan tinggi dan ketahanan output yang rendah.

B. Saran
1. Pelajari modul terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan.
2. Periksa alat yang akan dipakai apakah masih berfungsi dengan baik.
3. Apabila tidak mengerti tanyakan pada instruktur.

Palembang, 10 Juni 2021


Instruktur Praktikan

M.Zakuan Agung Muhammad Tri Haji

Anda mungkin juga menyukai