Percobaan No.7
Oleh:
Kelompok III/Kelas 3B
DESEMBER 2015
1. PERCOBAAN NO :7
2. JUDUL PERCOBAAN : Penalaan Band Pass Filter (BPF)
3. TUJUAN :
Mampu membuat Band Pass Filter (BPF) dengan memperhatikan karakteristik
insertion loss, shape factor dan ripple.
4. TEORI PEDAHULUAN
Bandpass filter (BPF) adalah rangkaian yang melewatkan frekuensi pada daerah
tertentu di antara frekuensi cut-off pertama dan frekuensi cut-off kedua dan meredam
frekuensi di luar daerah tersebut. Selain itu Bandpass filter merupakan sebuah
rangkaian yang dirancang untuk melewatkan frekuensi dalam batasan tertentu dan
menolak frekuensi lain diluar frekuensi yang dikehendaki. Dan Bandpass filter
merupakan gabungan antara highpass dan lowpass filter. Filter band pass akan
meneruskan sinyal-sinyal dengan frekuensi antara (median frequency) dan menahan
frekuensi di bawah dan di atas median tersebut
Dilihat dari respon band pass mulai naik mencapai puncaknya kemudian turun.
Frekuensi tengah dinyatakan dengan fo yang mempunyai penguatan maksimum.
Ketika penguatan tegangan berkurang 3 dB dari penguatan tegangan pada fo maka
terdapat frekuensi bawah fL dan frekuensi diatas fH disebut pita frekuensi atau pass
band yang akan melewatkan frekuensi yang tercakup diantaranya. Sedangkan
frekuensi berada dibawah frekuensi bawah fL dan diatas frekuensi atas fH akan
direkam, daerah tersebut disebut stopband.
Filter elektronik disusun dari komponen yang bersifat reaktif, yaitu induktor (L)
dan kapasitor (C). Setiap filter didesain untuk beroperasi pada frekuensi kerja dan
dengan bandwidth tertentu pula. Frekuensi kerja dan bandwitdh filter merupakan
gabungan dari frekuensi-frekuensi resonansi yang muncul akibat adanya komponen L
dan C dalam rangkaian tersebut, dimana frekuensi resonansi ini berbanding terbalik
dengan akar dari besarnya nilai L dan C tersebut. Secara matematis ditulis sebagai
berikut:
Dengan menentukan besarnya L dan C bisa dibuat filter yang bekerja pada
frekuensi yang dikehendaki, kemudian dengan menyusunnya secara bertingkat-tingkat
bisa diperoleh bandwidth dan slope sebagaimana yang dikehendaki. Untuk sinyal-
sinyal yang berdaya rendah, filter dengan komponen L dan C sangat umum
digunakan. Namun komponen elektronik L dan C ini hanya mampu dilalui arus yang
terbatas. Dengan kata lain tidak mampu dilewati sinyal-sinyal yang berdaya besar.
Oleh karena itu rangkaian filter untuk sinyal berdaya besar tidak lagi berbasis
elektronik melainkan mekanik, yaitu berupa ruang-ruang resonator (cavity).
Rongga atau ruang kosong bisa dimanfaatkan sebagai resonator, sehingga sinyal
yang melewati ruang ini akan ber-resonansi pada frekuensi tertentu. Rongga dalam
kentongan adalah salah satu contoh implementasi dari ruang resonansi. Bila volume
rongga atau ruang resonansi ini diubah-ubah maka akan berubah pula frekuensi
resonansinya. Semakin kecil volume ruang maka panjang gelombang sinyal yang
beresonansi juga mengecil, dan itu berarti frekuensi resonansinya makin tinggi.
Demikian pula sebaliknya, makin besar volume ruang, panjang gelombang resonansi
ikut membesar, sehingga frekuensi resonansinya menurun. Konsep ini juga
diimplementasikan pada output Amplifier IOT, dimana volume cavity dapat di-tune
sedemikian rupa sehingga output IOT bekerja pada frekuensi (kanal) yang
dikehendaki.
Dengan memasukkan sekrup yang terbuat dari logam (konduktor) di satu titik
dimana amplitudo medan listriknya paling besar, maka posisi ujung sekrup akan
mengubah besarnya medan listrik total di dalam ruang resonator. Makin dalam ujung
sekrup itu masuk ke dalam, akan semakin turun frekuensi resonansinya. Sebab makin
dalam ujung sekrup maka jarak antara ujung sekrup dengan dinding resonator akan
semakin pendek. Akibatnya nilai kapasitansi yang terbentuk antara ujung sekrup
dengan dinding ruang akan membesar, sehingga kapasitansi total ruang resonator
menjadi besar. Makin besar nilai kapasitor berarti frekuensi resonansinya menurun,
dimana hal ini sesuai dengan persamaan resonansi di atas.
5. SETUP PENGUKURAN
7. LANGKAH PERCOBAAN
A. Tracking
1. Buka aplikasi signal hound pada PC
2. Lakukan kalibrasi dengan menghubungkan Spectrum Analyzer USB-SA124B
ke Tracking Generator USB-TG12 dengan menggunakan kabel BNC to BNC
seperti gambar 4
3. Atur frekuensi center sebesar 1867,5 MHz
4. Atur span pada 100 MHz
5. Klik start pada menu Tracking Generator
B. Penalaan BPF
1. Hubungkan tracking generator ke salah satu port cavity, dan spectrum analyzer ke
port lainnya dengan menggunakan connector BNC to BNC seperti pada gambar
5.
2. Beri mark (tanda) pada frekuensi centre-nya sebagai acuan untuk penalaan BPF.
3. Lakukan penalaan (tunning) dengan cara memutar sekrup-sekrup pada cavity
sampai didapatkan respon BPF yang terbaik (insertion loss = 0 dB).
4. Catat hasil-hasil yang diperlukan seperti insertion loss dan shape factor.
8. HASIL DAN ANALISA
Perancangan filter BPF cavity ditala pada frekuensi resonansi sebesar 1867.5
MHz. Untuk mendapatkan band pass filter dengan frekuensi resonansi sebesar
1867.5 MHz tersebut, pertama-tama lakukan calibration level terlebih dahulu pada
software signal hound dengan menyambungkan USB Tracking Generator USB-
TG12 dengan Spectrum analyzer USB-SA124B untuk proses leveling ke 0 dBm.
Setelah itu, proses penalaan pada cavity filter dilakukan dengan memutar sekrup-
sekrup cavity baik ke arah dalam cavity atau ke arah luar hingga didapatkan hasil
yang flat pada daerah passband-nya dengan merujuk kepada insertion loss = 0 dBm.
Memutar sekrup-sekrup pada masing-masing cavity bertujuan untuk mengatur
volume ruang cavity tersebut, yang mana dengan cara mengubah nilai medan
magnet dan medan listrik yang ada di dalam ruang resonator (cavity) sehingga dapat
merubah frekuensi resonansi pada filter. Dari beberapa penalaan yang dilakukan,
diambil hasil yang paling mendekati dengan insertion loss = 0 dB.
1. Penalaan pertama
Dengan hasil:
fO = 1867.5 MHz
fL = 1862.1 MHz
fH = 1876.9 MHz
BW (-3 dB) = fH - fL = 1876.9 MHz 1862.1 MHz = 14.8 MHz
BW (-40 dB) = 1884.1 MHz 1850.5 MHz = 33.6 MHz
Analisa :
Berdasarkan percobaan penalaan yang telah dilakukan, didapatkan beberapa hasil
insertion loss-nya yang mendekati 0 dB yaitu 0.26 dB, 0.17 dB dan 0.15 dB. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa pada area band pass, filter tersebut memiliki
redaman yang kecil sekali meskipun tidak sama dengan 0 dB. Dan untuk lebar pita
frekuensi pada BPF rancangan ini ditentukan oleh frekuensi cutoff bawah dan
frekuensi cutoff atasnya yaitu ketika berada pada level -3dB. Bandwidth yang
didapatkan bernilai 14.8 MHz. Perbedaan ini karena percobaan dilakukan secara
berulang. Untuk nilai shape factor dihitung berdasarkan perbandingan antara
bandwidth 40 dB dan bandwidth 3 dB dengan perolehan nilai yang beragam namun
hasil tersebut di atas angka 1. Yang mana hal tersebut menunjukan bahwa filter
tersebut memiliki redaman yang semakin tinggi pada frekuensi di bawah FL dan di
atas fH. Meskipun saat bandwidth 40 dB, masih ada sinyal yang bisa dilewatkan
filter, namun secara garis besar cavity band pass filter masih bekerja dengan baik
karena bisa menghasilkan kurva karakteristik filter BPF yang memiliki insertion loss
mendekati 0 dB.
9. KESIMPULAN