Anda di halaman 1dari 13

MODUL 06

RANGKAIAN FILTER PASIF


Hasan Wahab S B
10218049
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
Hasanwahab29@gmail.com

Tanggal Praktikum: (24-10-2019)


Asisten: Nama asisten / NIM

1. TUJUAN
1. Menentukan grafik respon frekuensi dan fasa pada rangkaian low pass filter
2. Menentukan grafik respon frekuensi dan fasa pada rangkaian high pass filter
3. Menentukan grafik respon frekuensi pada rangkaian band pass filter
4. Menentukan grafik respon frekuensi pada rangkaian low pass filter orde 2
5. Menentukan grafik respon frekuensi pada rangkaian high pass filter orde 2

2. DASAR TEORI
Filter adalah suatu device yang memilih sinyal listrik berdasarkan pada frekuensi dari
sinyal tersebut. Filter akan melewatkan gelombang/sinyal listrik pada batasan frekuensi tertentu
sehingga apabila terdapat sinyal/gelombang listrik dengan frekuensi yang lain (tidak sesuai dengan
spesifikasi filter) tidak akan dilewatkan. Filter dapat memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya;
ada frekuensi yang diterima, dalam hal ini dibiarkan lewat; dan ada pula frekuensi yang ditolak,
dalam hal ini secara praktis dilemahkan. Hubungan keluaran masukan suatu filter dinyatakan
dengan fungsi alih (transfer function). Magnitude (nilai besar) dari fungsi alih dinyatakan dengan
|T|, dengan satuan dalam desibel (dB). Filter dapat diklasifikasikan menurut fungsi yang
ditampilkan, dalam term jangkauan frekuensi, yaitu band pass dan band stop. Dalam band
passideal, magnitude-nya adalah 1 (= 0 dB), sementara pada band stop, magnitude-nya adalah nol.
Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response (tanggapan) frekuensinya
menjadi 4 jenis:
1. Filter lolos rendah/ Low pass Filter.
2. Filter lolos tinggi/ High Pass Filter.
3. Filter lolos rentang/ Band Pass Filter.
4. Filter tolak rentang/Band stop Filter. [1]
1. Low Pass Filter

Gambar 1. Rangkaian Low Pass Filter[2]

Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (bahasa Inggris: low-pass filter) digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat
berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data digital seperti citra dan suara.
Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara seri dengan
sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber sinyal.
Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber tegangan akan meredam frekuensi
tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya kapasitor yang diletakkan seri akan
meredam frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi tinggi. Komponen rangkaian Low Pass Filter
berupa komponen induktor(L) dan kapasitor(C). Rangkaian ini juga berfungsi sebagai filter
harmonisa pada sistem distribusi yang menjaga agar gelombang tegangan atau arus tetap
sinusoidal.[3]

Batas frekuensi antara sinyal yang dapat diteruskan dan yang diredam disebut dengan frekuensi
cut-off. Frekuensi cut-off dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

1
𝑓𝑐 = (1)
2𝜋𝑅𝐶

Keterangan :

R = Nilai Hambatan

C = Nilai Kapasitor

2. High Pass Filter


High Pass Filter atau biasanya disingkat dengan HPF adalah Filter atau penyaring frekuensi
yang dapat melewatkan sinyal frekuensi tinggi dan menghambat atau memblokir sinyal frekuensi
rendah. Dengan kata lain, sinyal Frekuensi tinggi akan lebih mudah melewati High Pass Filter
(HPF) sedangkan sinyal frekuensi rendah akan dihambat atau dipersulit untuk melewatinya. HPF
yang ideal adalah HPF yang sama sekali tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi dibawah
frekuensi cut-off. Pada dasarnya, High Pass Filter (HPF) adalah kebalikan dari Low Pass Filter
(LPF). [4]

Gambar 3. Rangkaian High Pass Filter [5]

Kapasitor (C) yang merupakan komponen reaktif ini akan menawarkan resistansi yang berbeda
terhadap sinyal frekuensi yang berbeda yang masuk melaluinya. Resistansi Kapasitor akan tinggi
terhadap sinyal frekuensi rendah atau sinyal DC sedangkan resistansi rendah terhadap sinyal
frekuensi tinggi. Karena dengan karakteristik kapasitor yang beresistansi tinggi terhadap sinyal
frekuensi rendah atau sinyal DC, Kapasitor tersebut akan menghalangi sinyal frekuensi rendah
untuk melewatinya sehingga hanya sinyal frekuensi tinggi saja yang berhasil melewati kapasitor
tersebut. Kapasitor jenis ini juga berfungsi sebagai Kapasitor kopling (Coupling Capasitor) karena
melewatkan sinyal AC tetapi memblokir sinyal DC.

Batas frekuensi antara sinyal yang dapat diteruskan dan yang diredam disebut dengan frekuensi
cut-off. Frekuensi cut-off dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

1
𝑓𝑐 = (2)
2𝜋𝑅𝐶

Keterangan :

R = Nilai Hambatan

C = Nilai Kapasitor

3. Band Pass Filter


Band Pass Filter (BPF) merupakan rangkaian filter pasif yang diberntuk menggunakan
rangkaian LPF dan HPF dan akan meloloskan frekuensi diantara frekuensi cut-off LPF dan HPF.
Syarat agar Band Pass Filter dapat bekerja adalah frekuensi cut-off LPF harus lebih besar dari
frekuensi cut-off HPF.
Gambar 4. Rangkaian Band Pass Filter [6]

4. Filter Pasif Orde 2

Filter orde 2 memiliki arti bahwa filter tersebut “mengalami” proses filter sebanyak 2 kali.
Suatu rangkaian filter orde 2 dapat didapatkan dengan membuat rangkaian filter yang sama
kemudian diserikan.

Gambar 5. Rangkaian LPF orde 2[7]


Untuk menghitung frekuensi cut off pada orde 2 maka dapat dilakukan dengan rumus:

1
𝑓𝑐 = (3)
2𝜋√𝑅1 𝑅2 𝐶1 𝐶2

Keterangan :
R = Resistansi
C = Kapasitansi
3. RANCANGAN PERCOBAAN

1. Percobaan 1

Gambar 6. Rangkaian LPF dan Hipotesis grafiknya.

Vp = 10v
f = 500 Hz
R = 1000 ohm
C = 0.033uF

Sehingga dari rumus nomor (1) untuk menentukan frekuensi cut off didapat fc = 4822,87.
Saya ambil nilai dibawah 5000Khz karena rangkaian Low Pass Filter ini akan meredam sinyal
frekuensi yang lebih tinggi daripada frekuensi cut offnya. Sehingga frekuensi lebih dari 4822
akan diredam dan yang kurang dari 4822 akan diteruskan.

2. Percobaan 2

Gambar 7. Rangkaian HPF dan hipotesis grafiknya

Vp = 10v
f = 500Hz
R = 1000 Ohm
C = 0.15uF

Sehingga dari rumus nomor (2) untuk menentukan frekuensi cut off didapat fc = 1061,033.
Saya ambil nilai di atas 1000Khz karena rangkaian High Pass Filter ini akan meredam sinyal
frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cut offnya. Sehingga frekuensi kurang dari
1061,033 akan diredam dan yang lebih dari 1061,033 akan diteruskan.

3. Percobaan 3

Gambar 8. Rangkaian BPF dan hipotesis grafiknya

Pada percobaan tiga kali ini akan dibuat rangkaian band pass filter. Rangkaian band pass
filter sendiri dapat dibuat dari menserikan antara LPF dan HPF. Dari percobaan satu dan dua
telah ditemukan bahwa nilai frekuensi cut off pada HPF lebih rendah daripada LPF sehingga
tidak ada masalah untuk menggunakan komponen yang sama dengan percobaan satu dan dua
sebelumnya.
4. Percobaan 4

Gambar 9. Rangkaian LPF orde 2 beserta hipotesis grafiknya.

Pada percobaan kali ini diminta untuk membuat rangkaian LPF orde 2, rangkaian LPF orde
2 dapat dibuat dengan cara menserikan 2 rangkaian LPF. Rangkaian ini diminta harus
meloloskan frekuensi dibawah 5KHz. Frekuensi cut off dari orde 3 dapat diketahui dari
persamaan (3), sehingga dipilih C1 = C2 = 10-8F, R1 = 10k dan R2 = 1k. Didapat frekuensi
cutoff sebesar 5032, 92Hz. Itu angka terdekat yang bisa saya dapat, sehingga rangkaian ini
akan memotong frekuensi di atas frekuensi cut offnya dan akan meloloskan yang di bawahnya.

5. Percobaan 5

Gambar 10. Rangkaian HPF orde 2 beserta hipotesis grafiknya


Pada percobaan kali ini diminta untuk membuat rangkaian HPF orde 2, rangkaian HPF
orde 2 dapat dibuat dengan cara menserikan 2 rangkaian HPF. Rangkaian ini diminta harus
meloloskan frekuensi di atas 1KHz. Frekuensi cut off dari orde 3 dapat diketahui dari
persamaan (3), sehingga dipilih C1 = 0.1 uF, C2 = 0.01uF, R1 = 10k dan R2 = 2.4k. Didapat
frekuensi cutoff sebesar 1027.34Hz. Itu angka terdekat yang bisa saya dapat, sehingga
rangkaian ini akan memotong frekuensi di bawah frekuensi cut offnya dan akan meloloskan
yang di atasnya.

4. DATA HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data Percobaan 1

Vin(pp)
R (Ohm) C(nF) Fp (Hz) (V)

𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑝𝑝)
|𝐺(𝜔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛| =
𝑉𝑖𝑛 (𝑝𝑝)

1
|𝐺(𝜔)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖| =
√1 + (2𝜋𝑓𝑅𝐶)2

∅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = −𝑡𝑎𝑛−1 (2𝜋𝑓𝑅𝐶)

No f (Hz) Vout(pp) (V) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 |𝐺(𝜔)|𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

5
No f (Hz) ΔT (ms) T (ms) Φeksperimen Φteori

2. Data Percobaan 2

Vin(pp)
R (Ohm) C(nF) Fp (Hz) (V)

𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑝𝑝)
|𝐺(𝜔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛| =
𝑉𝑖𝑛 (𝑝𝑝)

1
|𝐺(𝜔)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖| =
1
√1 +
(2𝜋𝑓𝑅𝐶)2

1
∅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = −𝑡𝑎𝑛−1
(2𝜋𝑓𝑅𝐶)
No f (Hz) Vout(pp) (V) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵 |𝐺(𝜔)|𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

No f (Hz) ΔT (ms) T (ms) Φeksperimen Φteori

3. Data Percobaan 3

fp LPF fp HPF Vin (pp)


R1 (Ohm) C1 (nF) R2 (Ohm) C2 (nF) (V)
(Hz) (Hz)
No f (Hz) Vout(pp) (V) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵

4. Data Percobaan 4

R1 (Ohm) R2 (Ohm) C1 (nF) C2 (nF) fp (Hz) Vin (pp) (V)

No f (Hz) Vout(pp) (V) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵

5
5. Data Percobaan 5

R1 (Ohm) R2 (Ohm) C1 (nF) C2 (nF) fp (Hz) Vin (pp) (V)

No f (Hz) Vout(pp) (V) |𝐺(𝜔)|𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 |𝐺(𝜔)|𝑑𝐵

5
5. SIMPULAN

6. REFERENSI
1. http://andri19921119.blogspot.com/p/filter-aktif-dan-filter-pasif.html
2. https://bundet.com/pub/detail/macam-jenis-filter-dalam-teknik-elektronika-1538073939
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Tapis_pelewat_rendah
4. https://teknikelektronika.com/pengertian-high-pass-filter-hpf-tapis-lolos-atas/
5. https://bundet.com/pub/detail/macam-jenis-filter-dalam-teknik-elektronika-1538073939
6. https://teknikelektronika.com/pengertian-band-pass-filter-bpf-tapis-lolos-antara/
7. https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/low-pass-filter-lpf-filter-pasif.html

Anda mungkin juga menyukai