1. TUJUAN
1. Menentukkan skema rangkaian LPF yang dapat meloloskan frekuensi di bawah 5 kHz dan
menentukkan bode plot dari data hasil eksperimen.
2. Menentukkan skema rangkaian HPF yang dapat meloloskan frekuensi di bawah 5 kHz dan
menentukkan bode plot dari data hasil eksperimen.
3. Menentukkan skema rangkaian BPF yang dapat meloloskan frekuensi diantara 1 dan 8 kHz dan
menentukkan bode plot dari data hasil eksperimen.
4. Menentukkan skema rangkaian HPF orde 2 yang dapat meloloskan frekuensi di atas 5 kHz dan
menentukkan bode plot dari data hasil eksperimen.
5. Menentukkan skema rangkaian LPF orde 2 yang dapat meloloskan frekuensi minimal di bawah 10
kHz dan menentukkan bode plot dari data hasil eksperimen.
2. DASAR TEORI
Filter dalam bidang elektronika adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengambil/melewatkan
tegangan output pada frekuensi tertentu yang diinginkan dan untuk melemahkan/membuang ke ground
tegangan output pada frekuensi tertentu yang tidak diiginkan. Filter dalam elektronika dibagi dalam dua
kelompok yaitu filter pasif dan filter aktif. Untuk membuat suatu filter pasif dapat digunakan komponen
pasif (R, L, C). Sedangkan untuk membuat filter aktif diperlukan rangkaian (R, L, C dan transistor atau
Op-Amp).
Pada dasarnya filter pasif maupun filter aktif dapat dikelompokan berdasarkan respon frekuensi yang
disaring (filter) menjadi 4 kelompok. Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter, LPF) Filter Lolos Atas (High
Pass Filter, HPF) Filter Lolos Rentang (Band Pass Filter, BPF) Filter Tolak Rentang (Band Stop Filter
atau Notch Filter) Untuk membuat filter pada kelompok diatas dapat digunakan konfigurasi R, L dan C
atau RLC. Akan tetapi penggunaan induktor sering dihindari karena fisik induktor yang besar. Sehingga
pada umumnya filter yang sering dijumpai adalah filter RC saja.
Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter, LPF) Filter lolos bawah (Low Pass Filter, LPF) berfungsi untuk
melewatkan tegangan output dengan frekuensi di bawah frekuensi cutt-off rangkaian.
Grafik Respon Frekuensi Low Pass Filter :
Gambar 1. Grafik respon frekuensi low pas filter
Filter Lolos Atas (High Pass Filter, LPF) Filter lolos atas (High Pass Filter, HPF) berfungsi untuk
melewatkan tegangan output dengan frekuensi di atas frekuensi cutt-off rangkaian.
Grafik Respon Frekuensi High Pass Filter :
Filter Lolos Rentang (Band Pass Filter, BPF) Filter lolos rentang (Band Pass Filter, BPF) berfungsi untuk
melewatkan tegangan output pada frekuensi resonansi rangkaian.
Grafik Respon Frekuensi Band Pass Filter
Filter Tolak Rentang (Band Stop Filter, BSF) Filter Tolak Rentang (Band Stop Filter, BSF) berfungsi untuk
melemahkan tegangan output pada frekuensi resonansi rangkaian. Filter band stop ini sering juga disebut sebgan
Band reject Filter atau Notch Filter.
Grafik Respon Frekuensi Low Pass Filter
Filter Orde-2 Kedua yang juga disebut sebagai filter VCVS, karena op-amp digunakan sebagai
penguat Tegangan Kontrol Sumber Tegangan, adalah jenis penting lainnya dari desain filter aktif karena
seiring dengan orde filter aktif RC yang kami lihat sebelumnya, rangkaian filter orde tinggi dapat
dirancang menggunakannya. Filter Orde-2 Kedua terdiri dari dua bagian filter RC yang dihubungkan
bersama untuk memberikan tingkat roll-off -40dB/decade. Sebagian besar filter aktif hanya terdiri
dari Penguat Operasional Op-amp, Resistor, dan Kapasitor dengan titik potong (cut-off) dicapai dengan
menggunakan umpan balik (feedback) yang menghilangkan kebutuhan induktor seperti yang digunakan
dalam rangkaian filter orde-1 pertama pasif.
Filter aktif orde-2 kedua (dua kutub) baik low pass atau high pass, penting dalam Elektronika karena
kita dapat menggunakannya untuk merancang filter orde yang jauh lebih tinggi dengan roll-off yang
sangat curam dan dengan menyatukan bersama filter orde-1 pertama dan kedua, filter analog dengan
sebuah nilai orde-n, baik ganjil atau genap dapat dibangun hingga nilai apapun, dalam alasan.
3. RANCANGAN PERCOBAAN
Percobaan 1
Perlu diingat bahwa arus akan selalu mengambil jalur yang resistansinya paling rendah, karena
kapasitor menawarkan resistansi yang rendah dalam rangkaian frekuensi tinggi maka mereka akan akan
mengambil jalur melalui kapasitor. Sementara sinyal frekuensi rendah akan mengambil jalur alternatif
dengan resistansi yang lebih rendah.
Percobaan 2
Dari rangkaian High Pass RC Filter diatas, Kapasitor (C) yang merupakan komponen reaktif ini akan
menawarkan resistansi yang berbeda terhadap sinyal frekuensi yang berbeda yang masuk melaluinya.
Resistansi Kapasitor akan tinggi terhadap sinyal frekuensi rendah atau sinyal DC sedangkan resistansi
rendah terhadap sinyal frekuensi tinggi. Karena dengan karakteristik kapasitor yang beresistansi tinggi
terhadap sinyal frekuensi rendah atau sinyal DC, Kapasitor tersebut akan menghalangi sinyal frekuensi
rendah untuk melewatinya sehingga hanya sinyal frekuensi tinggi saja yang berhasil melewati kapasitor
tersebut. Kapasitor jenis ini juga berfungsi sebagai Kapasitor kopling (Coupling Capasitor) karena
melewatkan sinyal AC tetapi memblokir sinyal DC.
Percobaan 3
Pada umumnya, Bandwidth didefinisikan sebagai rentang frekuensi yang berada diantara dua titik batas
frekuensi yang ditentukan (fc), yaitu 3dB dibawah pusat maksimum atau puncak resonansi dan
melemahkan frekuensi lain yang berada diluar dua titik batas ini. Frekuensi yang tersebar luas yang
biasanya disebut dengan istilah Bandwidth atau BW ini pada dasarnya adalah perbedaan antara
Frekuensi Cut Off yang lebih rendah (fc lower) dan poin Frekuensi Cut Off yang lebih tinggi (fc higher).
Dengan kata lain, 𝐵𝑊 = 𝑓𝐻 – 𝑓𝐿. Agar Penyaring atau Filter Band Pass ini dapat berfungsi dengan
benar, Frekuensi cut off Low Pass Filter harus lebih tinggi daripada frekuensi cut off High Pass Filter.
Band Pass Filter yang ideal juga dapat digunakan untuk mengisolasi atau menyaring (filter) frekuensi
tertentu yang berada dalam pita frekuensi tertentu, misalnya untuk pembatalan derau (noise
cancellation). Band Pass Filter umumnya juga dikenal dengan second order filter atau dua kutub, ini
dikarenakan Band Pass Filter memiliki dua komponen reaktif yaitu kapasitor dalam desain
rangkaiannya. Satu Kapasitor di rangkaian low pass dan satunya lagi di rangkaian high pass.
Percobaan 4
Gambar 8. Rangkaian LPF orde 2
Rangkaian low pass filter orde-2 kedua ini memiliki dua jaringan RC, R1 - C1 dan R2 - C2 yang
memberikan filter sifat respon frekuensinya. Desain filter didasarkan pada konfigurasi Op-amp non-
inverting sehingga filter gain, A akan selalu lebih besar dari 1. Juga op-amp memiliki impedansi input
tinggi yang berarti dapat dengan mudah mengalir dengan rangkaian filter aktif lainnya. untuk
memberikan desain filter yang lebih kompleks. Respon frekuensi yang dinormalisasi dari low pass filter
orde-2 kedua diperbaiki oleh jaringan RC dan umumnya identik dengan jenis orde-1 pertama.
Percobaan 5
Karena high pass dan low pass filter orde-2 kedua adalah rangkaian yang sama kecuali bahwa posisi
resistor dan kapasitor dipertukarkan, desain dan prosedur penskalaan frekuensi untuk high pass filter
sama dengan low pass filter sebelumnya.
Vout (pp)
|G(ω)|eksperimen = 𝑉𝑖𝑛 (𝑝𝑝)
1
|𝐺(𝜔)| 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 =
√1 + (2𝜋𝑓𝑅𝐶)2
percobaan 1 percobaan 1
1.5
0
1 0 1 2 3 4
Gain
20 log G
-5
0.5
0 -10
0 2000 4000 6000
-15
frekuensi log f
Gambar 10. Respon Frekuensi LPF Gambar 11. Grafik Respon Fasa LPF
Percobaan 2
Tabel 3. Data High Pass Filter
R (Ω) C (nF) fp (Hz) Vin (pp) (volt)
1500 101 1050 10
Vout (pp)
|G(ω)|eksperimen =
𝑉𝑖𝑛 (𝑝𝑝)
1
|𝐺(𝜔)| 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 =
√1 + (2𝜋𝑓𝑅𝐶)2
Percobaan 4
Tabel 8. Data HPF orde 2
R1 (Ω) C1 (nF) R2 (Ω) C2 (nF) fp (Hz) Vin (pp)
(volt)
1500 101 1500 120 1051,060 10
Percobaan 5
Tabel 10. Data Percobaan LPF orde 2
Vin (pp)
R1 (Ω) C1 (nF) R2 (Ω) C2 (nF) Fp (Hz) (volt)
5. ANALISIS
Pada percobaan kali ini pada rangkaian LPF, reaktansi kapasitor bervariasi secara terbalik
dengan frekuensi, sedangkan nilai dari resistor tetap konstan walaupun frekuensi berubah. Pada
frekuensi rendah, reaktansi kapasitif (XC) dari kapasitor, akan menjadi sangat besar dibandingkan
dengan resestansi dari resistor (R). Dengan kata lain, frekuensi berbanding terbalik dengan tegangan
keluaran. Artinya semakin tinggin keluaran frekuensi, maka V output akan semakin kecil.
Untuk rangkaian HPF, peran kapasitor adalah seperti rangkaian terbuka sampai frekuensi
cut-off tercapai. Peran resistor adalah untuk menghambat arus yang mengalir sehingga titik frekuensi
cut-off lebih mudah tercapai
Pada percoban kali ini telah dihasilkan gambar grafik respon frekuensi terdapat dalam
gambar 10, gambar 12, gambar 14, gambar 15, dan gambar 16. Berdasarkan grafik respon frekuensi
tersebut, frekuensi cut-off berada pada suatu titik di mana terjadi penambahan G(w) secara signifikan
atau garis pada grafik tersebut tidak lurus karena naik atau turun, tetapi kenaikkannya kecil. Selain
itu, frekuensi cut-off dapat terjadi ketika titik frekuensi di mana reaktansi kapasitif dan resistansi dari
resistor bernilai sama.
Pada percobaan kali ini tegangan keluaran yang diperoleh dari data tidak bernilai nol pada
daerah frekuensi yang tidak dilewatkan karena pada pengambilan data, alat dan bahan yang
digunakan berada dalam keadaan yang tidak ideal sehingga pasti ada galat atau error yang
menyertainya. Tegangan keluaran tidak mungkin bernilai nol jika ada daerah frekuensi yang tidak
dilewatkan. Nilai tegangan keluaran akan mengikuti kecenderungan dari frekuensi pada rentang
tersebut.
Untuk membuat rangkaian BPF, frekuensi cut-off LPF harus lebih besar dari HPF karena
pada rangkaian LPF berfungsi untuk menghalangi frekuensi yang terlalu tinggi, sehingga nilai
frekuensi cut-off pada LPF harus dibuat lebih besar dari HPF. Sedangkan pada HPF yang berfungsi
untuk menghalangi frekuensi yang terlalu rendah, nilai frekuensi cut-off pada HPF harus lebih kecil.
Frekuensi cut-off berfungsi untuk menghalangi frekuensi, tergantung besar frekuensinya. Jika
keadaan tersebut dibalik, maka rangkaian BPF tersebut tidak akan berfungsi dengan optimal karena
frekuensi tidak bisa dihalangi oleh rangkaian tersebut.
Kemiringan grafik (dalam dB/Oktaf) setelah melewati frekuensi cutoff (untuk LPF) adalah -
0.000009525 dan sebelum frekuensi cut-off (untuk HPF) adalah 0.00001465. Gambar grafik respon
frekuensi untuk rangkaian HPF terdapat pada gambar 6, sedangkan gambar grafik respon frekuensi
untuk rangkaian LPF terdapat pada gambar 5
Rangkaian filter dapat diaplikasikan secara luas, baik untuk menyaring sinyal pada frekuensi
rendah, frekuensi audio, frekuensi tinggi, atau pada frekuensi-frekuensi tertentu saja. Untuk Filter
Pasif sendiri, salah satu aplikasinya adalah sebagai pereduksi harmonik pada inverter. Salah satu
permasalahan kualitas daya listrik adalah permasalahan harmonik. Harmonik merupakan salah satu
komponen sinusoidal dari satu periode gelombang yang mempunyai frekuensi kelipatan bulat dari
frekuensi fundamentalnya. Distorsi harmonik dari bentuk gelombang sinusoida tegangan dan arus
yang terjadi pada jaringan umumnya dipicu oleh beban non-linear. Jenis beban non-linear salah
satunya adalah inverter. Harmonik ini sangat mengganggu bahkan merugikan sistem bila melebihi
batas standar yang ditetapkan. Standar yang dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini adalah
Standar IEEE 519-1992, digunakan untuk menetapkan batas tegangan dan arus harmonik
maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter pasif dengan komponen
resistor dan kapasitor sebagai upaya mengurangi distorsi arus dan tegangan pada inverter yang
dikategorikan penyebab timbulnya harmonik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa
filter pasif hasil rancangan mempunyai pengaruh yang besar dalam mereduksi distorsi arus harmonik
pada sisi sumber inverter.
6. SIMPULAN
1. Skema rangkaian percobaan 1 (LPF) dapat dilihat pada Gambar 5, kemudian diperoleh nilai frekuensi
cut-off dan tegangan input berdasarkan pengukuran seperti pada tabel 2 dan diperoleh grafik
karakteristik respon frekuensi pada gambar 10.
2. Skema rangkaian percobaan 2 (HPF) dapat dilihat pada Gambar 6, kemudian diperoleh nilai frekuensi
cut-off dan tegangan input berdasarkan pengukuran seperti pada tabel 5 dan diperoleh grafik
karakteristik respon frekuensi pada gambar 14 serta grafik karakteristik bode plot seperti pada
gambar 12.
3. Skema rangkaian percobaan 3 (BPF) dapat dilihat pada Gambar 7, kemudian diperoleh nilai frekuensi
cut-off dan tegangan input berdasarkan pengukuran seperti pada tabel 7 dan diperoleh grafik
karakteristik respon frekuensi pada gambar 14.
4. Skema rangkaian percobaan 4 (HPF orde 2) dapat dilihat pada Gambar 8, kemudian diperoleh nilai
frekuensi cut-off dan tegangan input berdasarkan pengukuran seperti pada tabel 9 dan diperoleh grafik
karakteristik respon frekuensi pada gambar 15.
5. Skema rangkaian percobaan 5 (LPF orde 2) dapat dilihat pada Gambar 9, kemudian diperoleh nilai
frekuensi cut-off dan tegangan input berdasarkan pengukuran seperti pada tabel 11 dan diperoleh
grafik karakteristik respon frekuensi pada gambar 16.
7. REFERENSI
[1] Anonim. 2019. Pengertian filter pasif
Terdapat di : https: https://elektronika-dasar.web.id/filter-pasif/
[2] Anonim. 2014. Pengertian Orde dua
Terdapat di : https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/filter-orde-2-kedua.html
[3] Anonim. 2019. Pengertian Band Pass Filter
Terdapat di : https://teknikelektronika.com/pengertian-band-pass-filter-bpf-tapis-lolos-antara/
[4] Anonim. 2019. Pengertian High Pass Filter
Terdapat di : https://teknikelektronika.com/pengertian-high-pass-filter-hpf-tapis-lolos-atas/
[5] Anonim. 2019. Pengertian Low Pass Filter
Terdapat di : https://teknikelektronika.com/pengertian-low-pass-filter-lpf-atau-tapis-lolos-bawah/
[6] Anonim. 2014. Filter Aktif dan Filter Pasif
Terdapat di : http://andri19921119.blogspot.com/p/filter-aktif-dan-filter-pasif.html